Prolog
Jemari mengetuk-ngetuk permukaan meja, sedang netra dwiwarna miliknya tengah fokus menatap ke luar jendela kafe. Tetes-tetes air turun dengan derasnya dari langit. Udara dingin terasa menusuk kulit, menjadi alasan untuk kebanyakan orang menetap di dalam ruangan.
Netra pemuda itu bergulir ke arah secangkir lemon tea di hadapannya. Diputuskannya untuk menyeruput minuman itu perlahan. Merasa cukup, kembali ia tolehkan kepala ke arah luar dan cukup terkejut kala manik melihat seorang gadis tengah berjalan di bawah derasnya hujan, tanpa mengenakan pelindung—payung ataupun jas hujan.
Melihatnya, sesuatu dalam diri mendorong pemuda itu untuk menyusul sang gadis, mengabaikan fakta dirinya ikut basah. Tepat disaat pemuda itu sampai, gadis itu jatuh pingsan.
×
Kelopak matanya terbuka, menampilkan manik berwarna [eye color]. Perlahan, gadis itu mendudukkan diri.
"Ah, sudah sadar?"
Gadis itu cukup tersentak. Ia mengangguk singkat. "Ini ... di mana? Dan kau siapa?" tanya gadis itu.
"Rumahku, dan aku Akashi Seijuuro," jawab pemuda bermahkota merah itu singkat. "Namamu sendiri siapa?" tanya Akashi setelah meletakkan secangkir teh di atas nakas.
"[full name]."
Hening menyapa sampai Akashi kembali membuka suara. "Bisa kau jelaskan alasan kau hujan-hujanan tadi?" Akashi memberi jeda. "Bahkan kau sampai pingsan," sambung Akashi.
Sebuah gelengan diterima sebagai jawaban. "Aku tidak tahu. Lagipula aku tidak ingat apapun," jelas [name].
Akashi tersenyum tipis. "Sesuai dugaanku, kau lupa ingatan." [name] tampak terkejut.
"Kalau begitu, tinggallah di sini untuk sementara waktu. Setidaknya sampai ingatanmu kembali."
— prolog.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top