DAY 4
Namun di samping itu, diam diam ia memperhatikan Stacia yang masih asyik bercerita itu. Bahkan tanpa sadar ia pun mulai melamun hingga ia mendengar kan Stacia namun tak mengerti apa yang sedang di katakan gadis itu. Ia terlalu fokus memperhatikan kecantikan wajah Stacia. "Gadis ini.. tidak buruk," bahkan hatinya terasa sangat sangat ingin memiliki Stacia.
"Hyde.. Hyde!"
"E-eh? N-nani?"
Stacia menghela nafas kasar, ia melipat kedua tangan nya di depan dadanya. "Apa kau mendengar kan ku? Kau tampak melamun!" Cetus nya membuat Hyde kikuk dan baru di sadarinya bahwa ia terlarut dalam imajinasinya.
"A-aa, gomen gomen, aku mendengar kan mu, hanya saja ada pikiran yang menganggu ku," jawab Hyde berusaha menutupi bahwa ia tertarik dengan Stacia. Sementara Stacia hanya menghela nafas pasrah. Ia pun berdiri dan tampaknya hendak pergi ke suatu tempat.
"Mau kemana?" Tanya Hyde yang memperhatikan Stacia berada di depan pintu.
"Menemui Onii-chan, aku kesal karena bersama mu di sini yang tidak mendengar kan ku," ucap Stacia dengan nada kesal seraya perlahan membuka pintu dan bersiap untuk keluar.
"Chotto! Kau akan mengadukan ku pada Licht-tan?!" Hyde berusaha menghentikan Stacia. Yang di takutkan nya adalah Stacia akan mengadukan pada Licht bahwa ia tak mendengar kan apa yang Stacia katakan dan mungkin Licht akan tahu bahwa ia tertarik pada adik nya yang manis itu.
Stacia menatap heran Hyde dan raut wajahnya berubah menjadi berpikir, "sebenarnya, itu tidak buruk. Tapi, aku hanya ingin bersama dengan Licht-nii," jawab Stacia yang seketika membuat suasana hati Hyde tidak enak. Sedih? Mungkin saja.
"Souka," jawab nya lalu terdiam sejenak, "Jaa, kalau begitu aku akan ikut dengan mu," ucapnya seraya bangkit berdiri dari posisi duduknya.
"Kupikir kau akan di sini saja," ucap Stacia mengamati Hyde yang mendekat. "Iie," jawab Hyde lalu merubah dirinya menjadi wujud landak, "aku takut Licht akan lupa tentang kontrak nya dengan ku dan ia akan jauh jauh dariku. Haha! Kakakmu itu benar benar keren! Sungguh malaikat dunia yang menakjubkan!" Ucap Hyde tampak mengagumi Licht yang seorang malaikat brutal karena terus menerus menendang dan bersikap kejam pada Hyde.
Stacia tertawa. "Begitu kah? Kau sungguh mengangumi nya ya," ucap Stacia lalu memungut Hyde yang sedang dalam wujud landak dan yang berusaha untuk naik ke pundak Stacia. Ia meletakkan Hyde sesuai di tempat dimana yang dia inginkan.
"Mou, sebenarnya tidak, tapi boleh lah kalau di katakan seperti itu," jawab Hyde diam dengan tenang di pundak Stacia. "Ya sudah lah. Yosh! Mari kita ke Licht-nii!" Ucap Stacia lalu berjalan keluar. Tak lupa ia mengunci apartemen Licht.
Stacia berjalan menuju tempat dimana kakaknya berada. Ia menghabiskan sepanjang perjalanan dengan berbicara dengan Hyde. Meski begitu, bukanlah dia yang sedang nyaman ketika bersama dengan seorang landak yang tak lain adalah vampir pelayan. Namun sebaliknya, Hyde sangat menyukai kebersamaan nya itu.
Tak lama kemudian, mereka sampai di tempat dimana Licht berada. Tampaknya Licht masih memainkan pianonya sendirian dengan jari jemari yang mahir itu seraya menutup mata. Tak ingin menganggu dan mengejutkan sang kakak, Stacia pun duduk di kursi yang tak jauh dari Licht. Ia menunggu kakak nya di tempat itu sampai selesai. Hingga tanpa sadar siang mulai berganti menjadi malam.
"Onii-chan memainkan piano tanpa beristirahat? Sasuga,"
Di tempat lain. Dimana Ai berada. Ia baru keluar dari sebuah cafe dan tanpa sadar ia lupa waktu hingga waktu menunjukan pukul 7 malam. Mikuni dan Misono pasti akan mencarinya. Padahal ia sudah berjanji bahwa akan pulang sebelum malam tiba. Namun tampak nya ia terlalu asyik membaca di cafe tersebut yang selalu menyediakan buku buku baru setiap harinya.
"Astaga, pasti akan ada ocehan mati matian setelah aku pulang. Apa sebaiknya aku lari saja ya? Iie, aku punya asma. Yah, meski asma ringan," Ai berbicara pada dirinya sendiri. Ia pun mempercepat langkah nya di tengah tengah keramaian orang yang berlalu lalang.
"Aaaaa!!"
Hingga suara teriakan mengejutkannya dan menghentikan langkah nya. Ia menatap kepada sebuah gang yang tak jauh dari tempat nya berdiri. Merasa bahwa asal suara tersebut berasa dari sana, ia pun mendekati gang tersebut untuk memeriksa apa yang terjadi di gang kecil nan sempit itu.
"Lepaskan aku!"
Tampak seorang gadis tengah di kepung oleh beberapa anak jalanan. Tentu saja, membuat Ai terkejut dan segera menghampiri kerumunan anak anak jalanan tersebut dengan seorang gadis yang menjadi tahanan mereka.
"Lepaskan gadis itu!" Ucapnya terdengar berteriak hingga anak jalanan itu menoleh padanya. Tak terkecuali gadis itu.
"Oy, apa yang dia lakukan di sini?"
"Siapa peduli? Bukan kah bagus untuk makan malam kita?"
"Hahah! Benar juga! Dua orang gadis dengan darah segarnya!"
"Darah? Makan malam? Masaka.. mereka vampir?!" Batin Ai ketika mendengar percakapan mereka seolah menatap heran padanya. Sementara gadis yang menjadi tahanan mereka pun setengah ketakutan.
"Siapapun dirimu, jika kau berani melawan ataupun mendekat, maka.." dan salah satu dari mereka menahan gadis itu menggoreskan sebuah pisau di pipi sang gadis hingga darah pun mengalir darinya. Segera di jilat nya darah yang mengalir itu. Gadis itu sempat meringis kesakitan.
"Kisama!" Melihat bahwa apa yang di lakukan oleh orang orang jalanan tersebut membuatnya emosi. Ai pun melangkah maju namun di halang oleh beberapa dari mereka.
"Mau kemana?"
"Mau pergi kemana?"
"Mau bermain?"
Ucapan ucapan mereka seolah adalah mantra pelumpuh bagi Ai. Namun Ai menguatkan diri agar tak terpengaruh oleh ucapan mereka. Ia pun menutup mata dan seketika seragam sekolah nya berubah.
"Hah? Apa yang di lakukannya?" Ucap salah satu dari mereka.
Namun Ai tidak peduli, sebuah pedang muncul dari bawah dimana ia berdiri. Segera ia menggenggam nya dan mengayunkan pedang nya sekali membuat anak anak jalanan tersebut terpental dan terluka seperti habis tersayat.
"Teme!" Hingga salah satu dari mereka yang menahan gadis itu pun turun tangan untuk melawan Ai. Namun anak jalanan yang merupakan vampir tersebut bukan tandingan Ai dan pedang nya. Ia mengalahkan nya dalam sekali sayatan.
Para vampir anak jalanan tersebut tiba tiba hilang menjadi debu. Ai segera menghampiri gadis itu. "Daijoubu ka?! Ada yang terluka? Apakah ada yang sakit?" Tanya Ai bertubi tubi dan memeriksa setiap bagian tubuh dari gadis itu.
"Ano, hanya pergelangan tangan ku saja yang terkilir. Nee, kimi no namae wa dare?" Tanya gadis itu yang membuat Ai menatap nya heran.
"Alicein Ai desu. Ano, yoroshiku nee. Saa, Kimi no namae?" Tanya Ai seraya tersenyum. Ia menarik tangan gadis itu yang katanya terkilir dan menyembuhkan nya. Seketika itu juga, pakaian nya yang tampak seperti gaun itu berubah menjadi seragam sekolahnya lagi.
"Stacia Steventia Todoroki desu, yoroshiku, Ai," ucap gadis itu seraya tersenyum. Sementara Ai menatap nya dengan tatapan heran dan terkejut. "Eh? Doushita?" Tanya nya dengan kebingungan.
"Licht-san no Imouto?! Hontou ka?!" Teriak Ai karena terkejut. Bahkan membuat gadis itu yang bernama Stacia menutup telinga nya.
Licht menghajar habis habisan Hyde karena ia tidak menjaga adiknya dengan baik. "Baka Hyde! Bagaimana bisa ia lepas dari pengawasan mu?!" Antara marah, kesal, dan khawatir pun menjadi satu menjadi kesatuan ekspresi Licht yang di rasakan nya saat ini.
"Matte matte! Aku baru saja kembali dari toilet dan terkejut karena dia tidak ada di situ! Di kursi tempat ia duduk!" Hyde mencoba menjelaskan nya pada Licht. Namun tampak nya emosi Licht tak terbendung.
"Cih, teme. Ayo cepat! Cari dia!" Licht pun berlari keluar mencari adiknya.
Sementara itu di taman kota, Ai sedang makan bakpao kelinci bersama Stacia adik perempuan Licht.
"Kenapa kau keluar sendiri? Dimana Hyde dan Licht-san? Seharusnya mereka menjaga mu!" Ucap Ai terdengar tidak setuju karena Licht dan Hyde yang membiarkan perempuan keluar sendiri di malam hari.
"Hahh, Licht-nii sedang berlatih, jadi aku tidak mau menganggu nya. Sementara Hyde, dia awalnya menjagaku, tapi dia pergi ke toilet jadi aku keluar mencari makan sendiri," jelas Stacia.
"Mou, tetap saja. Mereka seharusnya lebih memperhatikan mu! Yare yare padahal sudah di peringatkan oleh Mikumiku-nii bahwa harus menjaga wanita siapa pun yang berada di dekat maupun di sekitar kita," ucap Ai yang membuat Stacia penasaran.
"Kenapa? Seperti nya, Ai sangat mengkhawatirkan ku ya?" Ucap Stacia.
"Yah, bagaimana menjelaskan nya ya? Etto-"
"Stacia!"
Hingga sebuah teriakan yang memanggil nama Stacia pun terdengar oleh keduanya. Tampak Licht dan Hyde berlari dan sampai di depan Stacia dan Ai dengan nafas yang tersengal sengal.
"Hah.. hah.. hah.. Stacia! Kenapa kau keluar sendiri? Itu berbahaya!" Ucap Licht menegur adiknya itu.
"Gomen gomen, aku tidak sabaran, jadi aku terpaksa keluar sendiri," ucap Stacia seraya menggaruk tengkuknya.
DUAK!
"Ittai yo!!" Licht dan Hyde meringis kesakitan bersamaan ketika sebuah pukulan keras mendarat di kepala mereka. Ai memukul keduanya dengan perasaan kesal, "lain kali perhatikan adikmu, Licht-san! Mou Hyde! Kau juga!" Katanya menggertak keduanya.
Stacia menahan tawanya ketika keduanya mendapat gertakan mati matian.
"Teme, aku sudah berusaha!" Ucap Licht tak mau kalah.
To Be Continued
Story By _MunakaArisee15
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top