DAY 3
"Ano, kurasa Licht akan datang sebentar lagi. Apakah kau keberatan jika ku tinggal sendiri? Ya, anggap saja rumah sendiri," ucap Crantz pada adik Licht yang masih seorang gadis berumur 15 tahun.
"Eh? Uhm! Tentu saja, arigatou nee, Crantz-san,"
Setelah mendengar jawaban dari gadis tersebut yaitu adik Licht, Crantz tersenyum dan menutup pintu apartemen Licht lalu meninggalkan gadis tersebut untuk beristirahat.
Sementara itu, Licht dan Hyde berusaha ke apartemen dengan berlari. Karena kekhawatiran Licht terhadap sang adik, hingga membuat Hyde ikut repot karenanya.
"Cepatlah, landak lamban!" Ucap Licht menyuruh agar Hyde mempercepat langkahnya. "Maa, maa, aku berusaha cepat!" Balas Hyde ikut kesal karena nya. Setelah itu mereka diam dan melanjutkan berlari ke apartemen.
Hingga beberapa langkah lagi mereka menuju apartemen Licht dan sampai di depan pintunya. Namun Licht terkejut karena pintu apartemen nya tak terkunci. Satu hal yang di pikirkan nya adalah bahwa Crantz sudah menjemput adiknya dan mengantar nya ke apartemen nya. Ia pun membuka pintu apartemen nya yang tak terkunci itu.
"Licht-nii!" seorang gadis melompat dan memeluk Licht dengan penuh kasih sayang dan rasa rindu yang di lepaskan nya karena lama tak bertemu dengan sang kakak. Licht tentu membalas pelukan adiknya tersebut. Siapa lagi yang akan di dalam apartemen nya kalau bukan adiknya? Bahkan Crantz pun jarang memasuki apartemen Licht.
"Ah, kau sudah pulang ya," ucap Licht melepas pelukan diantara keduanya lalu mengelus lembut surai panjang milik adiknya itu. Ia pun senang dapat bertemu sang adik.
"Uhm! Crantz-san yang menjemput ku dan mengantar ku kemari. Nee, Licht-nii darimana saja?" Tanya nya yang membuat Licht sedikit terkekeh.
Sementara Licht dengan adiknya asyik berbincang, Hyde telah berubah menjadi seekor landak sebelum Licht membuka pintu apartemen nya tadi. Ia melihat tingkah laku Licht ketika berada di dekat adiknya itu. Namun ia juga memperhatikan adik Licht yang begitu mirip Licht. Saudara mana yang tidak mirip dengan saudara yang lainnya? Kecuali Alicein bersaudara.
"Licht-tan sangat berbeda jika berada di dekat adiknya itu. Ah, dia tetap Licht-tan yang suka menendang dan bersikap kejam terhadap ku," gumam Hyde dalam batin nya dengan wujud landak nya. Ia bersembunyi di balik kaki Licht dan memperhatikan keduanya dari bawah.
"Oy, Hyde, cepatlah berubah dan perkenalkan dirimu pada Stacia!" Hingga suara Licht membuat nya tersadar dari lamunan nya ketika ia mengamati Licht bersama dengan adiknya dari bawah dengan wujud landak nya itu.
"Eh? Iya juga! Dimana landak yang Licht-nii bilang kalau itu adalah landak vampir? Dimana kah dia?" Adik Licht yang baru saja Licht panggil Stacia itu mencari cari Hyde.
"Wakatta! Wakatta!" Ucap Hyde masih dalam wujud landak nya dan seketika berubah menjadi landak. Kini ia tepat berada di depan Stacia.
"Ore no namae wa Hyde dayo! Yoroshiku nee!" Hyde memperkenalkan diri nya pada adik Licht dengan penuh percaya diri dan senyum lebar khasnya itu. Namun, ketika ia membuka matanya dan menatap lebih dekat Stacia dalam wujud manusia, tanpa sadar pipinya memanas hingga memerah.
DUAK!
Hingga tendangan yang begitu keras membuat punggung Hyde terasa remuk. "Jangan memperkenalkan dirimu seperti itu! Itu akan membuat Stacia terkejut, baka Hyde!" Ucap Licht dengan nada tingginya seperti biasa ketika ia kesal pada Hyde.
"Haa?! Apa salahnya? Lagipula dia tidak terkejut!" Ucap Hyde tidak terima dan seketika melupakan rasa canggung nya pada Stacia.
"M-maa, maa, Licht-nii, aku tidak terkejut sama sekali. Nee, watashi wa Stacia Steventia Todoroki desu, yoroshiku nee, Hyde," ucap Stacia memperkenalkan dirinya seraya tersenyum sekaligus mengulurkan tangan nya untuk membantu Hyde berdiri.
"Nama yang indah— maksudku, panjang seperti Licht-tan," jawab Hyde yang tanpa sadar ia sendiri telah salah tingkah ketika terus menerus bertatap muka dengan Stacia. Bahkan salah tingkah Hyde membuat Stacia tertawa.
"Kau lucu, Hyde. Saa, mari ku bantu kau berdiri," ucap Stacia menghentikan tawanya dan masih setiap mengulurkan tangan nya pada Hyde.
Pipi Hyde kembali memanas. Ia memperhatikan sejenak uluran tangan Stacia lalu menggenggam nya. Segera di bantunya Hyde untuk bangun. "A-arigatou," ucap Hyde yang hanya di balas senyuman manis oleh Stacia. Bahkan sangat manis bagi Hyde. Hingga membuatnya tak bisa terlalu lama bertatap muka dengan Stacia.
"Cih, baka nezumi," dan suara menyebalkan Licht pun menyadarkan nya dari mimpi indah yang berada di depan nya itu. Raut wajahnya berubah menjadi kesal.
"Ahaha, maa, Licht-nii, aku membuatkan makan siang! Bagaimana kalau kita makan bersama sebelum kau melanjutkan kegiatan mu yang padat sebentar lagi?" Tanya Stacia mencoba menghindari pertengkaran antara sang kakak dengan servamp nya itu.
"Benarkah? Apa yang kau masak?" Tanya Licht menggandeng sang adik menuju ruang makan untuk segera makan bersama.
Stacia terkekeh senang, "kau akan tahu saat melihat nya sendiri. Oh, Hyde, kau mau bergabung?" Tanya Stacia pada Hyde yang setengah mematung di depan itu. Ia tersadar ketika Todoroki bersaudara itu tengah memperhatikannya.
"Y-ya! Tentu saja, haha, kalian duluan saja, aku akan menyusul nanti," ucap Hyde menahan rasa canggung dan mengendalikan diri agar tidak salah tingkah lagi.
Setelah Todoroki bersaudara itu berada di ruang makan, Hyde dapat bernafas lega karena ia hampir menahan nafas sepanjang waktu jika berada di dekat Stacia. Entah mengapa. Perlahan ia tersenyum dan kembali mengingat saat saat ia memperhatikan Stacia dengan jarak yang begitu dekat.
"Stacia Steventia Todoroki. Apakah aku.. jatuh cinta pada pandangan pertama? Kalau memang begitu, entah mengapa rasa ingin memiliki ini semakin kuat. Ha? Apa? Mengajak nya menikah dengan ku? Itu tindakan yang terlalu mendadak. Mungkin aku akan mendekatinya perlahan dan meyakinkan dirinya untuk menikah dengan ku. Atau aku punya 7 hari untuk membuatnya menikah dengan ku," gumam nya dalam batin seraya tersenyum sendiri. Bahkan ia sampai lupa bahwa Stacia mengajak nya untuk untuk makan bersama.
Setelah makan siang. Licht berpamitan bahwa ia akan latihan hari ini dan meminta Hyde untuk menjaga Stacia di apartemen. Karena tak mungkin ia membiarkan Stacia berada di apartemen sendirian meski apartemen tersebut terlihat aman baginya. Setelah mendengar kabar tentang Pengantin Iblis yang baru saja di bahas, membuatnya tak bisa membiarkan Stacia pergi tanpa pengawasan.
"Kesempatan ku," gumam Hyde seraya tersenyum tipis agar tak terlihat Licht maupun Stacia.
"Kalau terjadi sesuatu pada Stacia, nyawa mu jaminan mu," ucap Licht dengan nada seram nya.
"Tenang tenang, aku akan menjaganya dengan baik!" Ucap Hyde tanpa ada keraguan dalam dirinya.
Licht memerhatikan sejenak Hyde lalu ia menghela nafas dan menyerahkan Stacia pada Hyde selama ia berlatih. Kebetulan, tempat ia berlatih tak terlalu memakan jarak. Jadi Licht akan tetap baik baik saja.
"Nah, Stacia, ceritakan padaku tentang dirimu," ucap Hyde duduk di samping Stacia yang sedang memainkan ponsel nya itu.
Stacia menatap Hyde sejenak lalu berpikir. Setelah beberapa menit berpikir, ia pun mulai membuka mulut dan mulai bercerita tentang dirinya pad Hyde. Dengan senang hati dan sangat penasaran Hyde mendengar kan setiap cerita Stacia.
Namun di samping itu, diam diam ia memperhatikan Stacia yang masih asyik bercerita itu. Bahkan tanpa sadar ia pun mulai melamun hingga ia mendengar kan Stacia namun tak mengerti apa yang sedang di katakan gadis itu. Ia terlalu fokus memperhatikan kecantikan wajah Stacia. "Gadis ini.. tidak buruk," bahkan hatinya terasa sangat sangat ingin memiliki Stacia.
To Be Continued
Story By _MunakaArisee15
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top