💐 Zwanzig 💐
"Oke, syuting untuk hari ini selesai." Sutradara menunduk berterima kasih untuk para pemeran yang sudah mengeluarkan tenaga mereka selama berbulan-bulan untuk membuat drama yang sangat berkesan.
Jungkook menunduk hormat dan pamit pulang terlebih dahulu karena ia sangat lelah, jam sudah menunjukan sepuluh malam saat ini. Ia bergegas pulang, tubuh dan kepalanya begitu berat untuk hari ini yang sangat melelahkan. Adegan yang selalu di ulang hingga 20 kali, adegan yang sangat rumit untuk ia lakukan namun ia berusaha semaksimal mungkin untuk terlihat bagus di layar nanti.
Ia memasuki kendaraanya kedalam halaman rumah dan keluar dari sana, betapa terkejutnya ia saat melihat keponakan-keponakan nya yang sedang menunggu dirinya di depan pintu rumah.
"Kenapa kalian disini?" mereka dengan cepat melihat Jungkook dengan mata sayu.
"Kami ingin menginap paman," balas Yeon Jae yang sedang tiduran di paha kakaknya.
"Ini sudah malam, kenapa kalian menunggu di depan pintu?! Hari ini sangat dingin, kalian tahu?!" Jungkook berbicara tegas karena khawatir dengan mereka dan juga lelah yang sedang ia lalui.
"Maaf paman, kami ingin menghabiskan malam minggu di rumah paman, kemarin kami menginap di rumah Paman Chimy dan kamarin nya lagi di rumah Paman Tata, kami ingin tidur bersama paman," jelas Seok Hee yang menggesekan matanya yang sudah mengantuk.
"Baiklah, untuk malam ini saja kalian tidur disini. Lain kali jika paman belum pulang jangan menunggu paman sampai tertidur di depan pintu, jika kalian di culik bagaimana? Mau kalian di culik?!"
Mereka semua menggeleng bersamaan, "Kami minta maaf paman,"
"Ayo masuk, cepat cuci kaki dan sikat gigi. Sikat gigi kalian ada di kamar mandi paman," Jungkook menyuruh semua dan bergegas mengikuti perintah Paman Jungkook tanpa bantahan.
Jungkook membuat susu sebanyak enam gelas, dan ia mengistirahat kan tubuhnya di sofa dengan lengan yang menutup matanya, dan terdengar teriakan anak-anak yang mulai berulah dan bertengkar dengan teriakan-teriakan yang membuat kepala Jungkook serasa terbelah menjadi dua.
Ia hanya diam tidak ingin melerai pertengkaran konyol yang selalu mereka lakukan. Ia mulai memejamkan matanya kembali dan mencoba menutup telinganya untuk tidak mendengarkan teriakan mereka yang membuatnya ingin memarahi mereka.
Sabar Jeon Jungkook mereka hanya sedang menguji kesabaranmu saja.
Ia terus mensugestikan dirinya tentang para anak-anak yang memang tidak pernah akur itu.
Prang...
Terdengar suara pecahan berasal dari kamar Jungkook, ia dengan cepat bangun dan melihat barang apa yang menjadi korbannya kali ini. Dan betapa terkejutnya saat melihat televisi hasil dari undian maraton minggu kemarin pecah dan membuat wajahnya menjadi datar saat melihat kearah televisi yang layarnya sudah hancur.
"Apa yang kalian lakukan!" desisnya tajam.
Mereka saling menyenggol satu sama lain dan terjadi adu mulut karena saling menyalahkan. "PAMAN TANYA, APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"
Jungkook muak, ia murka dan ia sudah tidak tahan apalagi melihat Seok Hee dan Yeon Jae menangis mendengar teriakan marah paman nya yang selalu bersikap manis itu. Kepalanya berdenyut keras menahan amarah yang semakin memuncak, mendengar tangisan yang menjerit, kelelahan dan melihat kelakuan keponakan nya yang ajaib membuatnya harus bisa menahan amarahnya lagi kali ini, jika hidupnya ingin selamat dari teror yang akan dilakukan oleh ayah mereka.
"Kalian tidur! Jika tidak, akan paman suruh kalian pulang detik ini juga!" perintah Jungkook yang membuat mereka bungkam bahkan berjalan dengan perlahan kearah kamar sebelah, biasanya mereka akan menggelar kasur lipat atau karpet di kamar Jungkook dan tidur bersamaan di sana. Namun kali ini tidak, mereka sadar jika Paman Jungkook sedang kelelahan.
Tak sampai di sana, setelah Jungkook tertidur, ia mendengar suara teriakan dari ruang tengah. Ia bangkit dari tidurnya dan melihat mereka yang sedang menonton film horor dengan gelas susu yang masih utuh di meja.
"INI SUDAH MALAM! Kenapa kalian belum tidur juga?!" intonasi Jungkook kembali mengintimidasi mereka, mereka diam dan sesekali menjerit karena melihat hantu yang muncul tiba-tiba dengan Jungkook yang terus bertanya dengan nada marahnya.
"Cepat tidur dan minum susu kalian! Lihat! sekarang sudah jam setengah dua belas malam! Kalian anak kecil, tidak baik tidur terlalu malam," walau ia sedang marah nada yang ia sampaikan tersimpan ke khawatiran terhadap mereka.
"Tidur di kamar Paman Kookie, bawa kasur lipatnya." ia pergi begitu saja dan masuk kembali kedalam kamar. Mereka saling tatap dan tersenyum misterius satu sama lain, mereka menelepon ayah mereka dan menyuruh mereka kemari. Lalu mereka pergi kekamar Jungkook dengan kasur dan bantal yang di bawa mereka masing-masing.
Mereka menggelar kembali dan terduduk, Jungkook sudah memejamkan matanya dan Yeon Joo mandapatkan pesan dari sang ayah.
Mr Small -_-
Bk pnt!
Irit pulsa sekali papa nya itu, dan tanpa perlu di jelaskan lagi jika papa nya sudah sampai dan memintanya untuk membuka pintu, ia berjalan perlahan dan membuka pintu lalu melihat papa dan pamannya sudah datang.
"Pa, noona ngantuk," keluhnya pada sang ayah dan menggantung kan tubuhnya seperti anak monyet.
"Sama papa juga. Tapi kamu turun, berat tahu, badan kecil tapi kaya anak kingkong berat badan kamu itu."
Yeon Joo meninju dada papanya yang membuat sang empu mengaduh kesakitan. "Kebiasaan kalau dua mahluk doyan tidur udah menyatu, kalian jangan tidur dulu."
Jin mengintrupsi keduanya yang memang menyalurkan rasa sayangnya yang berbeda dari yang lain.
Yeon Joo menyuruh yang lain keluar dan menyiapkan semuanya bahkan ia melihat Nam Hee yang sedang menahan kantuk dengan terus menerus menampar pipinya pelan. Jam tidur mereka sudah lewat apalagi tadi mereka melakukan kesalahan secara di sengaja dan mendapatkan siraman rohani bagi mereka yang membuat mereka diam lalu berbuat salah kembali.
Yeon Jae dan Seok Hee memasuki kamar pamannya dan membuka pintu jendela kamar pamannya yang berada di lantai dua. Keduanya membangunkan Jungkook yang terus tidak bisa di bangunkan bahkan Jungkook sama sekali tidak mendengar dan merasakan jika tubuhnya di siksa oleh kedua ponakannya yang kecil.
Jam sudah menunjukan pukul dua belas lebih lima belas menit, dan Jungkook sudah di bangunkan hampir dua puluh menit. "PAMAN KOOKIE, BANGUN!! RUMAH PAMAN KEBAKARAN!" teriak Seok Hee keras dan itu berhasil apalagi kali ini keluar asap dari arah bawah pintu kamar dan memuat mereka benar-benar panik.
Bualannya ternyata menjadi kenyataan. Ia mengguncangkan tubuh pamannya supaya cepat tersadar, "PAMAN KOOKIE, KEBAKARAN ... SEOK HEE ENGGAK MAU MATI DULU PAMAN."
Ia berteriak keras membuat Jungkook benar-benar tersadar dan asap semakin banyak masuk kedalam kamarnya, "JAE KAU DIMANA?" teriak Jungkook yang tidak mendapati keponakan satunya.
"Aku di sini paman," ucapnya ketakutan yang berada di belakang Jungkook.
Jungkook memeluk keduanya, "Dimana yang lain?" tanyanya yang khawatir dan tetap membuat keponakannya tenang terlebih dahulu.
Yeon Jae menunjuk jendela yang terbuka, "Mereka loncat dari sana paman," ucapnya yang kembali menangis.
"Jangan menangis, kalian aman bersama paman," Jungkook pun berjongkok, "Ayo naik ketubuh paman, cepat!!"
Yeon Jae menaiki Jungkook di belakang sedangkan Seok Hee berada di gendongan depan. Ia menggendong dua-duanya sekaligus. Asap semakin banyak memasuki kamarnya. "Tutup mulut kalian!" perintah Jungkook.
Jae menutup mulut dan hidungnya yang ia tempelkan di tubuh Jungkook karena tangannya menggantung di leher pamannya, sedangkan Jungkook menutup hidung dan mulut Seok Hee yang berada di gendongan depan.
"Kita terobos api ya, kalian tutup mata dan jangan menangis, kalian aman bersama paman."
Jungkook terus membuat mereka tenang dan ia membuka pintu dengan kencang lalu dirinya mematung saat terdengar dentingan piano yang membawakan lagu ulang tahun dan juga kekehan dua anak lelaki yang menyalakan petasan yang mengeluarkan asap seperti kebakaran dan betapa bodohnya dia saat menyadari jika asap tersebut tidak bau dan berwarna-warni.
Mereka semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Jungkook yang genap berumur tiga puluh sembilan tahun. Ia tertegun melihat semuanya berada disana dengan senyuman khas mereka dan berkumpul bersama membuat kejutan untuk dirinya dengan dalih kebakaran. Seok Hee turun dari depan dengan Jungkook yang menundukan tubuhnya sedikit dan Yeon Jae turun dengan meloncat membuat Jungkook terjungkal kebelakang karena ulah Yeon Jae.
Yeon Joo terus menekan tuts dan ikut bernyanyi membawakan lagu ulang tahun. "Paman cepat, tangan Nam Hee sudah pegal."
Nam Hee mengeluh karena membawa kue sejak tadi, sejak Jungkook sedang berusaha di bangunkan oleh dua curut itu. Jungkook menghampiri Nam Hee ia menutup matanya untuk memanjatkan doa ya dan ...,
Hufffft
Ia meniupnya dan terompet pun terdengar di ruangannya. Ia bahagia sangat bahagia hanya karena kejutan yang membuatnya seperti akan mati, apalagi tadi ada insiden kebakaran dan anak-anak meloncat dari kamarnya yang berada di lantai dua.
"Hyung ... noona ... apa kalian tahu? Aku sangat jantungan saat tahu rumah ini kebakaran aku tidak memikirkan rumah, yang aku pikirkan itu anak-anak loncat dari kamar ku dan menyisakan dua anak yang cengeng saja, tapi aku percaya saja pada mereka yang sedang menipuku," rengeknya yang sudah berada di ruang tengah yang sedang meminum coca-cola yang disediakan disana.
Mereka tertawa mendengarnya dan itu semua rencana Woo Jin, Nam Hee dan Yeon Joo yang saling menyatukan lengan kanan mereka karena berhasil melancarkan kejutannya.
Terima kasih keponakan paman yang menyebalkan, paman menyayangi kalian selalu sampai kapanpun.
***
Fyi...
Kalau cerita ini sebentar lagi akan tamat 😢😢
Aku harus melepaskan satu anak lagi 😢
Mungkin sekitar 4 atau 5 part lagi mungkin aja lebih kalau aku mau memperpanjang cerita ini..
See you jangan lupa vote sama komennya yaaa gaesseuuu
Salam hangat Park Dada dan keluarga Bangtan pay payyy seee youuuuu 😘😘😘❤❤❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top