💐 Zehn 💐
Seorang gadis memandang pria dengan kesal. "AKU MEMBENCIMU! Apa kau tahu? Aku selalu membelamu, aku selalu mendukungmu dan aku selalu menyayangimu semampuku. Tapi apa!!! Kau menghianatiku! Kau selingkuh dibelakangku!"
Sang gadis pergi berlari dan sang pria mengejarnya hingga terlihat dari ujung sana kendaraan beroda mengendarainya dengan kencang dan ugal-ugalan. Sang pria yang melihat tersebut dengan cepat berdiam di sebelah sang gadis dan kendaraan tersebut menabrak dirinya hingga ia terjatuh dengan darah yang mengalir di dahinya.
Sang gadis hanya diam memperhatikan pria yang tergeletak. Suara sirine ambulan terdengar dan mengangkat tubuh tersebut lalu polisi yang di panggil oleh orang yang memperhatikan mereka. Polisi tersebut mengintograsi sang gadis yang hanya diam terduduk dengan tangan yang menutup wajahnya lalu tak lama kemudian sang gadis tertawa dengan kejahatan yang menjiwainya.
"CUT ... OKE!! Akting kalian sempurna!!" teriak Yeon Joo yang selaku sebagai sutradara. Ia juga bertepuk tangan dengan sangat bangga.
Di hari libur mereka, mereka selalu melakukan apapun dengan bersama. Bahkan kali ini dengan belajar akting yang ia lihat di televisi. Yeon Jae berperan sebagai polisi dan Woo Jin sebagai pria yang tertabrak dan gadis yang menjadi lawan mainnya adalah Seok Hee, dan yang menjadi pelaku penabrakan adalah Nam Hee. Awalnya tidak akan ada tabrak menabrak, namun karena Nam Hee memiliki dendam terpendam ia pun dengan sengaja menabrak Woo Jin, ambulan yang tak terduga pun datang dengan sendirinya karena Jin Yeong hanya menonton bersama Yeon Joo.
Tawa menggelegar terdengar begitu keras dari teras rumah yang memang terdapat para ayah yang sedang menonton aksi anak-anak mereka yang ajaib itu.
"Apa kalian ingin menjadi aktor?" tanya Namjoon.
"Tidak!!" ucap mereka bersamaan.
"Kemarilah, Aku membuatkan kalian kue," panggil Hoseok dengan membawa beberapa toples makanan dan juga minuman kaleng penyegar yang berada di kulkas miliknya.
Mereka ikut berkumpul di depan teras rumah Paman Hoseok, Yeon Joo duduk bersampingan dengan Jin Yeong dan ia mendapatkan cubitan kecil dari Nam Hee karena sahabatnya salah tingkah karena Jin Yeong memberikan potongan kue kepadanya. Itu pun tak lepas dari pandangan Woo Jin yang berada di depan mereka.
Ingin rasanya ia mencakar wajah kakaknya sendiri.
***
Dipagi hari ini adalah hari yang berbeda, pada tanggal 14 maret warga kami merayakan white day atau hari putih. Harinya untuk membalas budi di saat valentine kemarin.
Para orang tua di komplek merayakannya juga karena mereka tak mau kalah dengan anak muda dan mereka juga ingin mengingat masa-masa muda mereka. Tak ayal dengan keluarga Yoongi, Namjoon, Hoseok, Seok Jin yang memberikan tiket holiday kepada istri mereka masing-masing dan juga anak-anak mereka.
Dan yang sangat langka dan aneh bagi keluarga, Yeon Joo yang hari ini lebih banyak tersenyum karena tidak sabar untuk di beri permen atau makanan manis dari orang yang memberinya saat valentine kemarin.
Nam Hee tak jauh berbeda, ia saat bulan kemarin tidak memberi sesuatu kepada orang yang ia sayangi, ia hanya memberi kue coklat untuk sang daddy saja.
Saat di sekolah Yeon Joo dan Nam Hee jalan berdampingan saat di koridor. Mereka membagi tawa dan senyuman saat melewati teman-temannya atau kakak kelasnya. Dan banyak yang tertarik dengan kedua anak tersebut karena budi mereka yang begitu ceria. Mereka tidak tahu savage keduanya jika sudah berada di lingkungan rumah mereka.
Woo Jin berlari dengan kencang mengejar kedua gadis tetangganya. Ia berdiri di hadapan Yeon Joo saat sudah mengejar gadis pujaannya itu. Ia merogoh tas yang berada di punggungnya lalu mengeluarkan kotak bekal yang berisikan marshmallow pancake buatan sang ayah yang di buat khusus untuk sang istri tercinta namun sebelum sang istri memakannya sang anak sudah membungkus buatan sang ayah untuk gadis yang di cintai oleh putranya.
Yeon Joo hanya menatap kotak bekal tersebut. "Kenapa kau memberiku ini? Kenapa bukan Nam Hee?" Tanya Yeon Joo yang membuat Nam Hee membuang tatapannya.
Woo Jin hanya cengengesan saja. "Nam Hee sudah aku beri sebelumnya saat akan berangkat sekolah."
Seakan Yeon Joo tidak percaya dengan ucapan Woo Jin ia menatap sahabatnya dan Nam Hee mendapatkan kedipan untuk kode yang di beri Woo Jin untuk berbohong. Karena Nam Hee adalah gadis yang peka akan kode-kode, ia hanya menurutinya saja walaupun hatinya merasa sedikit ngilu saat mengatakannya.
"Dia pagi-pagi datang seperti seorang maling hanya untuk memberiku pancake itu," bohongnya.
Yeon Joo mengangguk mengerti sedangkan Woo Jin memberikan fly kiss nya dengan cepat kepada Nam Hee yang telah membantunya.
"Tapi aku menunggu pemberian orang lain," ucap Yeon Joo dengan menatap sepatunya.
Woo Jin membuang nafasnya lelah dan senyuman yang tulus pun menghilang. Namun tak lama ia kembali tersenyum saat matanya menatap mata Yeon Joo. Ia mengetahui jika sang pujaan sedang menunggu pemberian dari kakaknya, yang ia ketahui jika sang kakak tidak akan memberikan hadiah balas budi untuk Yeon Joo.
Woo Jin mengambil tangan Yeon Joo dan menyimpan bekal tersebut di tangannya, "Ambil saja, aku sudah kenyang. Makan saja saat kau istirahat nanti bersama Nam Hee. Aku ke kelas terlebih dahulu ya."
Woo Jin berlari meninggalkan sang pujaan dengan perasaannya yang membuatnya sakit karena tidak mendapatkan penerimaan.
Di kelas mereka, suasana menjadi canggung. Hanya antara ketiga sahabat itu saja. Sampai suara bel istirahat berdering mereka masih saja merasa canggung. Hingga Woo Jin pergi terlebih dahulu untuk ke kantin dan di ikuti Nam Hee karena ia tahu jika sahabatnya akan menghampiri kakak dari sahabatnya yang lain.
Yeon Joo menghampiri kelas Jin Yeong yang ia dapatkan hanya siulan dari teman-teman Jin Yeong, "Yeong-ssi pergi entah kemana," ucap seorang wanita yang berada dikelas tersebut.
Yeon Joo terus mencari hingga sedikit lagi waktu istirahat akan selesai. Tujuan terakhirnya yaitu taman belakang sekolah dan benar saja ia melihat orang yang ia cari berada di sana namun saat ia akan melangkah, ia langsung mengurungkan niat untuk terus maju, ia hanya diam di tempat yang mungkin tidak akan terlihat oleh dua orang antara pria dan wanita.
Ia hanya diam menyimak apa yang di ucapkan dan yang dilakukan Jin Yeong kepada gadis yang berada di hadapannya. Pria tersebut memberikan permen kapas besar kepada gadis yang Yeon Joo ketahui jika dia adalah kakak kelasnya juga, ia bernama Haru.
"Haru, aku sudah lama menyukaimu, apa kau ingin menjadi kekasihku?" ucap Jin Yeong yang dengan jelas terdengar oleh gadis yang hanya menatapnya dari jauh, dan gadis tersebut mengangguk dan membuat mata Yeon Joo memanas.
Tanpa ia duga, jika jari seseorang menutup matanya untuk tidak melihat adegan Jin Yeong yang memeluk sang gadis.
"Kau tidak boleh melihatnya, jika kau ingin menangis, menangislah sebisamu," Yeon Joo menitikan air matanya dan tangisannya menjadi lebih kencang, lalu Woo Jin yang memang sengaja mencari Yeon Joo membalikan tubuh mungilnya dan tanpa ia duga jika Yeon Joo memeluknya dengan sangat erat lalu menangis dengan keras.
Sepasang kekasih yang masih hangat itu mendengar suara tangisan dan melirik ke arah Woo Jin yang sedang menenangkan Yeon Joo, Jin Yeong tersenyum kepada sang adik yang telah berhasil mendapatkan gadis yang disukainya.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top