💐 Vier 💐

"Arghhhh... Ini ada tiket konser TxT," rengek Yeon Joo.

"Dapet dari mana? Maling ya?!" gurau Woo Jin.

"Enak aja, ini dapet gratis...tis...tis," balas Yeon Joo kesal.

"Dari siapa? Zaman sekarang ada yang gratisan itu enggak mungkin," timpal Nam Hee.

"Soobin oppa," jawab Yeon Joo tenang yang membuat Nam Hee melebarkan matanya.

"Soobin oppa memberimu tiket? Kenapa bisa??" tanya Nam Hee histeris didalam kelas membuat semua murid yang sedang istirahat melihat kearah meja mereka yang tak pernah tenang dari kata berisik.

"Tentu bisa, Yeon Joo kan dedek kesayangannya Soobin oppa," ucapnya bangga.

"Ih, Nam Hee juga dedek kesayangannya Ningkai oppa," balas Nam Hee tak mau kalah.

"Sudahlah, disini masih ada oppa, kenapa kalian harus ribut sih," relai Woo Jin.

Mereka berdua menatap jijik kearah Woo Jin, "Kapan Soobin oppa ngasih tiket?" tanya Nam Hee.

"Seminggu yang lalu saat aku main ke bighit," jawab Yeon Joo yang sekarang memainkan pulpennya. "Tapi masalahnya nanti sore konsernya dimulai,"

Nam Hee melebarkan matanya. "Ya udah berangkat aja apa susahnya," balas Nam Hee.

"Itu masalahnya, aku enggak bisa buat alasan ke Mama sama Papa. You know lah ya, kalau konser suka sampai malem," cerita Yeon Joo dengan lirih.

"Bilang saja kau mengerjakan tugas," usul Woo Jin.

Nam Hee menjentikan jarinya, "Nah, bener nih kata bocah ini. Bilang saja kau mengerjakan tugas dirumahnya."

"Itu bagus, tapi tau sendiri bukan papa suka ngebuktiin sendiri kalau aku benar-benar mengerjakan tugas,"

"Ah ribet sekali hidupmu Yeon Joo," Woo Jin menggelengkan kepalanya mendengar curhatan cewek yang hanya bingung membuat alasan. Kalau dirinya sih bebas saja pulang malam juga, secara dia jarang di cari seperti ayahnya yang suka dicari bundanya jika sudah merusak barang milik bundanya.

Mereka berdua saling menatap dan melirik Woo Jin yang sedang memajukan bibirnya didepan cermin kecil milik Nam Hee. Karena ia merasa di perhatikan oleh dua manusia cantik ia pun hanya tersenyum dan memberi flykiss-nya dengan mengedipkan sebelah matanya.

Mereka berdua bergidik ngeri melihat Woo Jin sudah seperti itu. Lalu mereka berdua tersenyum dihadapan Woo Jin yang membuat dirinya merasa aneh dengan senyuman keduanya. "Apa... Apa... Apa?? Aku tampan?? Tentu saja!!"

"Iya kau sangat tampan,"balas Yeon Joo dengan mengedipkan sebelah matanya seperti menggoda.

Woo Jin dengan cepat siaga, jika sudah seperti ini, ini tidak akan menyenangkan untuknya. "Kau juga ikut yaa, kita pergi bertiga,"

Benarkan, jika firasatnya tidak enak. Ia akan dijadikan kambing hitam lagi oleh dua wanita ini. "Males, mau bobo cepet," tolak Woo Jin.

"Kau bukan turunan Min Yoongi yang suka tidur ya, diriku saja sudah tidak terlalu banyak tidur."

"Kau selalu berbohong, padahal kau baru saja bangun selepas pelajaran sejarah," Nam Hee mengingatkannya

"Hehehe... Kau ikut yaa, semisal papa dateng kerumah mu, kan dirimu tidak ada juga. Jadi papa percaya," pinta Yeon Joo dengan memasang wajah lil meow meow andalan sang papa yang membuatnya dirinya semakin imut.

Pertahanan Woo Jin melemah emlihat tatapan Yeon Joo yang seperti itu, bisa dikatakan jika Woo Jin menyukai keturunan swag itu, tapi ia juga menyayangi keturunan orang asing juga. Jika boleh memilih ia kan memiliki keduanya, bukankah dua orang lebih baik.

"Males, nanti diriku yang tampan ini hanya diam diluar karena tak punya tiket masuk," tolak Woo Jin dengan berbagai alasan.

"Aku memiliki tiga tiket," sergah Yeon Joo yang membuat Woo Jin melongo. "Aku sudah mengantisipasi akan ditolak olehmu karena alasan tidak memiliki tiket, aku meminta Soobin oppa untuk memberiku tiga,"

"Merampas harta orang lain, wah kau harus dilaporkan segera jika seperti ini."

"Lagipula jika kau tidak diberi tiket juga kau bisa masuk kedalam. Secara kita adalah anak dari orang yang membesarkan agensi bukan? Jadi mereka juga mengenal kami kan?!"

Yeon Joo menyetujui ucapan logis Nam Hee. Posisi Woo Jin sudah tidak bisa mengelak sama sekali. Gadis didepannya terlalu banyak akal karena selalu minum susu jee.

"Baiklah aku ikut, tapi jika terjadi sesuatu jangan pernah melibatkanku. Mengerti?!"

Gadis didepannya mengangguk setuju. "Kita bagian di mana?" tanya Woo Jin.

"Di paling depan, dan kita juga diperbolehkan ke backstage," jawab Yeon Joo cerah  senyuman matahari dipagi hari.

"Wah kau benar-benar berbakat jadi perampok Yeon Joo."

***
Ketiga anak yang mendapatkan tiket gratisan pun sudah memasuki ruangan dan mereka sudah berdiri didepan panggung, orang-orang sudah ikut bergabung dengan mereka.

Woo Jin hanya menatap pangung dengan malas sedangkan kedua ciwi sedang jerit-jerit manja.

"Soobin Oppaaa saranghaee!" teriak Yeon Joo dengan sangat kencang bahkan membuat Woo Jin menutup telinganya.

"Ningkai oppaaaaaaaaaaaaa..." Nam Hee ikut berteriak karena tidak ingin kalah dari jiwa fangirl Yeon Joo.

Woo Jin yang berada ditengah keduanya hanya bisa menghela nafas dan terus bersabar karena mengahadapi dua manusia yang gila oppa, bahkan dirinya saja biasa disebut oppa kenapa harus anak TXT, kan Woo Jin cemburu.

Soobin melambaikan tangannya kearah Yeon Joo yang membuatnya semakin histeris, padahal dirinya sering bertemu dengan manusia itu tapi tetap saja jiwa sang ibu -Jung Mi Rae- sudah mendarah daging.

"JANGAN TERIAK BISA GAK??" teriak Woo Jin.

"BERISIK!" ucap keduanya. Woo Jin serba salah, seharusnya ia tidak ikut dan hanya tidur dirumah apalagi besok hari minggu dan dirinya yang jomblo apa daya hanya bisa menonton film romance barsama ayahnya.

Setelah acara selesai mereka mendatangi backstage tanpa kesusahan seperti yang lain, ralat bukan mereka hanya dua gadis dan ia hanya diam dibelakang mereka.

Sebelumnya tanpa mereka sadari seseorang berdiam disebelah mereka dengan seorang wanita teman sekolahnya sedari mereka menonton konser.

"Oppa," panggil Nam Hee malu-malu.

"Oppa disini," guman Woo Jin yang berada dibelakang.

"Oppa, terima kasih. Kalian benar-benar memukau saat didepan tadi," Nam Hee mengangkat keduan jempolnya membuat mereka tertawa dan Woo Jin muak melihatnya.

"Ayo pulang sekarang udah jam 10 malam. Kalian mau di gantung oleh ayah kalian sendiri?" potong Woo Jin yang hanya melihat jam tangannya.

Soobin tersenyum. "Kalian harus cepat pulang, ayah kalian akan membunuh kami jika mereka tahu anaknya disini,"

"Kalian kesini pakai apa?" tanya Yeonjun

"Kami terbang," jawab Woo Jin.

Yeon Joo memukul lengan Woo Jin. Ia hanya mengusap-usap lengannya yang terkena pukulan hulk. "Kami menaiki bus," jawab Yeon Joo.

"Kalian masih kecil, oppa yang akan mengantarkan kalian," Taehyun menawarkan dirinya.

"Baiklah, selagi mengirit uang ongkos Woo Jin menerimanya," jawabnya dengan mengambil kesempatan.

***
Sesampainya mereka di perempatan dan mereka turun karena permintaan mereka sendiri. "Oppa gomawo,"

Taehyun hanya mengangguk, "Jika kami mengadakan konser lagi, aku yang akan memberi kalian tiket." Taehyun tersenyum begitu manis membuat Nam Hee meleleh melihat senyuman itu.

Setelah kendaraan Taehyun pergi menjauh, mereka berjalan beriringan dengan wajah yang tertekuk karena mereka akan memasuki rumah dan akan mendapatkan banyak pertanyaan. Woo Jin terlebih dahulu pulang karena rumahnya yang pertama lalu Nam Hee dan Yeon Joo berjalan sendiri dan hanya menendang-nendang udara.

"Hufttt, dasar anak durhaka," gumamnya sendiri.

Ia membuka pintu rumah dengan perlahan, lampu sudah padam namun pintu belum terkunci dan mereka memang sengaja karena puteri gadisnya belum juga pulang.

Ia berjalan dengan menjijit supaya tak mengeluarkan suara. Namun apa yang ia kerjakan memang selalu terdeteksi oleh sang papa yang pada dasarnya ia kurang beruntung karena papanya sudah pulang.

"Dari mana saja kamu?" tanya Yoongi tegas dan dalam.

Yeon Joo hanya diam dan menunduk. "Jawab papa Min Yeon Joo!!"

"Yeon Joo habis kerja kelompok," jawabnya ragu.

"Kerja kelompok di konser?!" Yeon Joo menegang dari mana papa nya tahu jika ia datang ke konser.

"Sejak kapan kamu berani bohong ke papa? Kamu mau jadi anak nakal?"

Yeon Joo ingin sekali menangis namun ia tidak bisa karena ia tahu, ia sudah melakukan kesalahan fatal.

"Cepat masuk kamar dan tidur!" perintah Yoongi yang sudah bingung dengan kelakuan anaknya yang semakin besar semakin susah untuk ia atur.

"Papa..." panggil Yeon Joo pelan.

"Cepat masuk kamar, papa kecewa sama kamu!" Yoongi mencak pinggang dan tatapannya begitu tajam membuat Yeon Joo takut.

Ia pergi kedalam kamar dengan tangisan yang sudah keluar dari matanya.

"Papa kecewa," gumam Yoongi yang memejamkan matanya dan mengacak rambutnya frustasi.

Mi Rae yang berada tak jauh pun menghampiri Yoongi dan mengusap lembut lengan suaminya, "anakmu sedang memasuki masa remaja, kita kurang memberi perhatian kepada."

"Kau kemana saja sebagai ibu? Kau memang sudah tak bekerja menjadi pramugari tapi kau bekerja di kantor dan membuat mu selalu pulang tak tepat waktu, dimana dirimu??"

Mi Rae hanya diam, suaminya jika sudah marah ia akan mencari kesalahan orang lain untuk meluapkan amarahnya. Mi Rae yang memang begitu mengenal watak suaminya hanya mengusap lengan sang suami dan menyuruhnya untuk segera tidur.

"Kau lelah oppa, aku minta maaf," Mi Rae tersenyum saat mendapatkan tatapan tajam suaminya.

"Aku yang akan mengurus Yeon Joo," Yoongi pergi setelah mengucapkan kata yang tidak dimengerti oleh Mi Rae.

***
Kalau ada ketypoan mon maap yaa

Ini Yeon Joo. Aku nyeritainnya mereka udah SMP yaa tapi karena alasan yang susah diberi tahu. Kalau nnti aku kasih pictnya. Aku kasih yang mereka pas kecil karena kalau aku ganti jadi cast yang gedenya malah nnti bingung Buat bedain mereka..

Tapi nnti aku kasih yang pict mereka pas gedenya sedikit aja yaa.. Gpp kan??

Apa ada pertanyaan atau ada yg kurang ngerti?
Atau ada usulan??

Aku nerima kok ayoo kasih usul kalian.

Eitsss jangan lupa vote dan comennya ya sayang..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top