💐 Einundzwanzig 💐
Jimin berlarian mengejar wanitanya dari ruangan inap hingga rooftop, ia mendapatkan kabar jika kekasihnya akan kembali mengakhiri hidupnya.
Ia membuka pintu rooftop dengan kasar lalu menghampiri kekasihnya yang akan melompat. Jimin dengan cepat menariknya untuk menjauh.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya Jimin frustasi.
Sang kekasih yang bernama Lee Yun So itu hanya bisa menangis dengan kencang lalu memeluk Jimin dengan sangat erat. Ia mengurai pelukannya lalu menangkup wajah mungil kekasihnya itu. "Jangan mengakhiri hidupmu seperti ini, mengerti?" Ucap Jimin lembut namun tersirat ketegasan di dalamnya.
Wajah Jimin mendekat, ia memiringkan kepalanya beberapa inci lagi bibirnya akan menyentuh bibir kekasihnya itu. Ia semakin dekat,
Dekat,
Dekat,
Semakin dekat dan...,
Cut.
"Ya! Park Jimin kenapa kau sangat buruk berakting?!" Amuk sutradara.
Park Bo Young selaku pemeran Lee Yun So malas mendengar ucapan sutradara yang selalu salah terhadap para pemainnya apalagi hari ini ia begitu menyebalkan.
Jimin menunduk meminta maaf. "Maaf,"
"Ayo kita ulangi!!" Teriak sutradara. "Camera ... rolling ... action!"
Jimin kembali pada posisinya yang sedang menangkup wajah Yun So. Ia mengulangi perkataannya dan saat ia akan mendekat teriakan dari sutradara kembali menggelegar.
Cut ...
Cut ...
Cut ...
Cut ....
Hingga berpuluh-puluh kali di lakukan Jimin di adegan yang sama, namun tetap salah di mata sang sutradara. "ADA APA DENGAN MU PARK JIMIN?? KAU SUDAH LELAH MENJADI AKTOR??!"
Jimin hanya menunduk dan menggerutu di dalam hati. "Maafkan aku."
"SEJAK AWAL KAU HANYA BERMINTA MAAF SAJA! PARK HYUN SIK, KAU YANG MENGGANTIKAN PARK JIMIN. KITA AMBIL DARI ARAH BELAKANG SUPAYA MEREKA PERCAYA JIKA ITU ADALAH PARK JIMIN."
Orang yang terpanggil namanya hanya mendengus kesal. Ia baru saja istirahat, "Kau tahu kan jika park Jimin itu...," Hyunsik meragakan tangannya yang setara dengan dada yang mengatakan jika jimin itu pendek.
"Kita akan ambil dari belakang jadi tidak akan terlihat wajah dirimu,"
Negosiasi terus berlajut. "Tetap saja aku tidak suka, semua penonton sudah begitu mengenal perawakan ku."
Jimin hanya menunduk menerima cemoohan sekitarnya, jika ia melawan pun ia akan tetap salah dan jika ia keluar dari perfilm'an ini ia harus ganti rugi. Ia dalam posisi serba salah saat ini, ingin rasanya ia bernyanyi dengan keras harus ku akui
Semuanya telah berbeda lelah menjalani semua serba salah apalagi salahku apalagi salahku
Aku lagi.
Dan Park Hyun Sik tetap melakukan adegan tersebut dengan terpaksa. Dan hanya sekali coba saja sang sutradara langsung menyuruh yang lain melanjutkan skrip.
Dan selanjutnya itu adegan di mana Park Hyunsik akan meloncat dari gedung kantornya yang tinggi karena sang kekasih yang sudah meninggal dan menyisa kan Hyunsik dalam keadaan psikis yang sangat memburuk akibat kecelakaan hebat. Dan biasanya adegan seperti itu di gantikan oleh orang profesional dan kali ini Park Jimin yang di tunjuk untuk menggantikan peran Hyunsik yang akan menjatuhkan dirinya. Jimin protes besar karena dirinya yang di pilih oleh sutradara yang sedang tidak bersahabat itu kepadanya hari ini.
Dan semua kru-kru bahkan managernya saja tidak bisa menahan sutradara untuk menolak Jimin yang akan melompat dari sana. Tapi apa daya ia tidak memiliki kekuatan yang akan menolongnya kali ini.
Ia sudah berdiri di atas dengan perlengkapan pengaman yang sudah tertempel di tubuhnya. Hyunsik mendekati ujung lalu sutradara memerintahkan nya untuk berhenti dan menyuruh Jimin maju lalu menitahkannya untuk loncat. Jimin pun meloncat dengan ketinggian yang sangat tinggi bahkan ia berdoa sebelumnya. Ia memejamkan mata saat ia sedang terjun dari atas.
Tuhan jika ini adalah hari terakhir ku aku harap semua orang bisa berbahagia dan tidak terlalu bersedih hati dengan kepergianku.
Bruk
Jimin pun terjun di antara tumpukan balon besar yang sudah di sediakan dan pergi dengan dada yang terus berdetak tak karuan. Ia pun mendekati kru yang akan melepaskan pengamannya lalu pergi dari sana, ia akan istirahat di ruangan yang bertulisan namanya.
Ia lelah sangat lelah.
Ia membuka pintu dengan perlahan lalu ia menyunggingkan senyumnya begitu lebar saat ruangan itu gelap gulita dan hanya ada satu cahaya yang muncul dari sebuah lilin.
"Saengil chukha hamnida, saengil chukha hamnida, saranghaneun Jimin-ie, saengil chukha hamnidaaaa," nyanyi mereka dengan bersamaan bahkan para kru dan aktor-aktris lain ada di belakangnya dan ikut bernyanyi lalu bertepuk tangan.
Jimin menutup matanya dan meniup lilin yang menyala di atas cake coklat kesukaan para keponakannya.
"Jimin-ah maafkan kami yang merepotkan mu saat syuting ya, itu ide Jungkook," adu Sutradara yang memeluk Park Jimin karena ia sadar ia sudah banyak salah hari ini kepada Jimin berkat Jungkook.
"Tak apa. Aku memang kesal tapi aku tahu jika kalian ingin yanh terbaik bukan?"
Mulia sekali bukan hati Park Jimin, hatinya sangat lembut dan gampang memaafkan orang lain.
"Tenang saja, part dirimu tidak akan di ganti."
Kali ini Park Hyun Sik menepuk pudak Jimin dengan tawa khasnya. "Kau tahu Hyun Sik-ah, jika saat nanti kau yang muncul di televisi aku benar-benar akan membunuhmu apalagi saat kau mengatai diriku pendek,"
"Aku benar-benar minta maaf. Keponakan mu mengatakan jika kau sangat tersinggung jika kau di katai pendek dan mereka yang memintaku untuk melakukannya,"
Jimin menatap mereka semua yang ikut berkumpul disana. Mereka pun menunjuk salah seorang gadis yang hanya tersenyum kecil yaitu Putri Min.
"Ternyata turunan Min yang menyuruhnya," Yeon Joo hanya terkekeh.
Mereka semua bubar setelah mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan pelukan untuk Jimin, Jimin menghampiri meja yang sudah banyak karangan bunga yang berbeda-beda lalu ia membaca dari siapa saja yang mengirim bunga dan ternyata itu dari keluarganya dan juga teman-temannya yang lain.
"Happy birthday. Hope you have a long life, always be happy and healthy!" Nam Hee memeluk pamannya dengan sangat nyaman lalu di susul keponakannya yang lain dari Seok Hee, Yeon Jae dan Jin Yeong, jika Woo jin harus di paksa oleh Jimin untuk bisa memeluknya.
Dan terakhir Yeon Joo. "Happy Birthday… Eat well, rest well, stay healthy and be happy,"
Yeon Joo tersenyum lalu memeluk Jimin dengan sangat erat. "Makan apa kamu sebelumnya?"
Yeon Joo menangah dan mengerutkan dahinya. "Kau berbicara dengan bahasa inggris, jadi kau tadi makan apa?" ulang Jimin dengan lembut bahkan ia mengusap-usap rambut lurus Yeon Joo.
"Tadi Yeon Joo makan sambal dengan Ikan asin makanya bisa bicara bahasa inggris," semua tertawa mendengarnya.
"Paman Chim, aku punya hadiah untuk paman," Yeon Joo tersenyum dengan misterius.
"Apa itu?" Tanyanya dengan penasaran.
"Sebentar," Yeon Joo pun memainkan ponselnya lalu tak lama ia memberikan ponsel miliknya kepada Jimin. "Seseorang merindukan paman,"
Jimin menatap ponsel tersebut lalu mengambilnya dengan tangan bergetar. Ia mengangkat ponselnya hingga wajahnya bisa melihat wajah lain yang berada di kamera lain.
"Saengil chukhae Park Jimin, aku harap kau sehat selalu."
"Arin?" Panggilnya dengan tersedat.
"Iya ini aku, bagaimana kabarmu? Aku dengar kau masih menyendiri?" Arin tertawa saat melihat wajah Jimin yang memerah. "Arraseo, maafkan aku ya Chim,"
"No. Bukan kau yang salah. Tapi aku... aku terlalu lama menunda nya dan akhirnya aku di dahului oleh temanmu di Indonesia." Ucap nya sedih.
"Jangan bersedih Park jimin saat itu kau memang sedang sangat padat dengan jadwal mu jadi aku menghargai itu. Kita tetap menjadi teman Chim dan kau sekarang sudah bertambah keponakan mu." Arin tersenyum dengan keibuan.
"Keponakan?"
"Iya aku sudah memiliki dua orang anak yang satu sudah berumur tiga tahun dan yang satu lagi baru saja lahir hari ini bertepatan dengan tanggal bulan dan jam yang sama dengan mu hanya saja tahun kalian sangat berbeda," Arin kembali tertawa.
Jimin meneteskan air matanya saat mendengar jika anak kedua mantan kekasihnya itu memiliki kelahiran yang sama dnegannya.
"Uljima Chimi, Tuhan menitipkan berlian sangat berharga kepadaku. Walaupun kau tidak bisa bersama ku tapi Tuhan memiliki cara lain jika putraku memiliki kelahiran yang sama dan itu akan terus mengingatkan ku pada dirimu, aku masih mencintaimu tapi maaf aku sudah terlalu jatuh cinta pada suamiku saat ini Chim. Kau bukan hanya sekedar masa lalu bagiku, tapi kau adalah mimpi mimpi indahku selama ini. Terima kasih Park Jimin karena telah hadir mewarnai hidup ku dan mewarnai hari-hariku dengan sangat indah."
"Arin Eonni kapan kau akan membawa adik gemas kemari?" Tanya Seok Hee yang meloncat-loncat di dekat Jimin untuk melihat wajah Arin.
"Nanti eonni bawa jika adik gemas sudah sedikit besar ya,"
"Kami menantinya eonni." Teriak mereka bersamaan.
Terdengar suara dari seberang jika Arin sedang berbicara dengan suster yang membantunya dengan menggunakan bahasa indonesia yang hanya bisa di mengerti oleh Jimin karena ia selalu belajar bahasa tersebut dengan Arin.
Arin pun pamit untuk mengakhiri panggilan karena harus mengurus putra kecilnya.
Betapa indahnya hari ini bagi Park Jimin, ia memiliki keluarga yang sangat menyayanginya, memiliki teman yang berjuang bersamanya selama ini dan memiliki Tuhan yang sangat sayang kepadanya karena telah mempertemukan dirinya dengan orang-orang hebat.
Terima kasih Tuhan.
***
Hufttt.. akhirnya bisa di updet juga.. ada yang nungguin??
Gimana? Suprise buat Jimin berhasil kan? Greget yang mana?
JIMIN
ATAU
JUNGKOOK??
HAYOOO JAWAB..
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top