Hello Stranger : 20 [END]
Hari ini, sama seperti hari-hari yang ia lalui dalam beberapa minggu ini.
Dahyun mendatangi lagi Song Tech untuk menemui Song Kang. Tak seperti hari-hari sebelumnya, Dahyun hari ini datang dengan penuh persiapan.
Perkataan Song Kang terakhir kali tidak akan membuat Dahyun mundur. Dahyun yakin jika Song Kang tengah membohongi dirinya sendiri.
Ya, meskipun Dahyun tidak melihat kesempatan. Namun Dahyun akan berusaha keras. Selebihnya Dahyun serahkan pada tuhannya. Jika memang ia tidak bisa meluluhkan kembali hati pria itu. Maka Dahyun akan menerimanya.
Tapi, Dahyun ingin mengusahakannya terlebih dahulu.
Maka dari itu. Hari ini Dahyun dipenuhi dengan rasa percaya diri. Dukungan dari In-ah juga membuatnya bersemangat.
"Maaf tapi sajang-nim sedang pergi keluar untuk makan siang," ucap resepsionis itu pada Dahyun.
Bahkan resepsionis itu telah hafal siapa yang Dahyun cari tanpa wanita itu harus mengatakannya.
Dahyun mengangguk pelan. Kemudian berucap. "Kalau begitu sampaikan padanya bahwa calon istrinya datang untuk menemuinya."
Dahyun berucap dengan senyuman manis sembari mengedipkan matanya pada resepsionis itu yang tampaknya syok mendengar penuturan Dahyun.
Namun Dahyun tidak peduli.
Biarkan saja rumor itu beredar nantinya. Toh Dahyun akan membuatnya menjadi kenyataan.
Dahyun tidak akan membuat mereka menjadi orang asing. Cukup 5 tahun ini mereka tidak berhubungan. Kali ini, Dahyun tidak akan melepaskan Song Kang.
"Ah kemana ia makan siang?" tanya Dahyun sebelum pergi.
"Itu informasi pribadi."
"Saya calon istrinya."
Sulit untuk dipercaya, namun melihat Dahyun yang begitu percaya diri membuat resepsionis itu pun memberikan informasi dimana Song Kang berada.
Dahyun tersenyum kemudian pamit untuk pergi.
Tak butuh waktu yang Lama. Dahyun sampai di cafe dengan desain minimalis, tempat dimana biasanya Song Kang akan makan siang.
Hari ini hujan dan untungnya Dahyun membawa mobilnya. Gadis itu berdoa terlebih dahulu sebelum akhirnya turun dari mobil dan bergegas memasuki cafe dengan ciri khas Jepang itu.
Matanya mencari sosok Song Kang, hingga akhirnya ia mendapati pria itu tengah santai menikmati kopinya setelah makan siang. Pria itu menatap ke arah luar jendela, dimana hujan tengah turun dengan derasnya.
Dahyun memantapkan hatinya. Ia pun mulai melangkahkan kakinya hingga sampai di meja milik pria itu.
"Song Kang-ssi."
Dahyun duduk dihadapan Song Kang tanpa memperdulikan tatapan pria itu yang tampaknya terkejut dengan keberadaannya.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Dahyun tersenyum. Wanita itu bertopang dagu menatap penuh pada Song Kang. "Makan siang," ucap Dahyun.
"Kau tidak bisa makan makanan Jepang," ucap Song Kang.
Mendengar itu senyuman Dahyun semakin lebar.
"Yoksi.. Kau masih ingat kebiasaan ku Song Kang-ssi," ucap Dahyun menangkap basah pria itu.
Song Kang tak menjawab. Ia hanya diam menatap Dahyun yang berada dihadapannya. Dahyun yang ditatap seperti itu pun berucap dengan percaya diri.
"Wae? Apa aku semakin cantik?" tanya Dahyun.
"Apa yang membuat mu menemui ku seperti ini?" Song Kang balik bertanya dan menghiraukan perkataan Dahyun barusan.
Tentu saja pertanyaan itu membuat senyuman Dahyun hilang begitu saja.
Bukan respon seperti ini yang Dahyun harapkan.
"Kenapa? Memangnya aku tidak boleh menemui mu?" tanya Dahyun menatap tepat ke mata pria itu
Song Kang tampak menghela nafasnya. Ia melirik Dahyun sekilas. Song Kang dapat melihat luka goresan pada pelipis Dahyun yang Song Kang yakini karena kecelakaan saat itu.
"Kita sudah lama berakhir," ucap Song Kang sembari mengalihkan pandangannya.
Dahyun merasakan dadanya berdenyut sakit ketika mendengar perkataan pria itu.
"Kapan? Aku tidak mengingatnya," ucap Dahyun mencoba menahan air matanya.
"5 tahun yang lalu," ucap Song Kang yang kemudian berdiri untuk pergi.
Dahyun mengepalkan tangannya. Ia pun bergegas menyusul Song Kang ke luar cafe.
"TUNGGU!"
Dahyun berteriak menghentikan Song Kang. Lelaki itu berhenti di tengah derasnya hujan. Membiarkan tubuhnya basah.
"Kau.. Bagaimana bisa kau mengatakan itu setelah kau meninggalkan aku!" ucap Dahyun.
Song Kang menoleh. Tatapan matanya tampak kosong.
Dahyun mendekati Song Kang yang masih berdiam diri tanpa mengatakan apapun.
Dahyun menangis sembari memukuli dada pria itu yang bahkan tak bereaksi apapun. Bahkan Song Kang tak memeluknya. Padahal itu yang Dahyun harapkan.
"Wae... WAE SONG KANG-SSI!"
Song Kang memegang tangan Dahyun yang sedari tadi memukuli dadanya.
"Aku hanya akan menyakiti mu," ucap Song Kang pada Dahyun.
Song Kang melepaskan tangan Dahyun, pria itu menurunkan pandangannya, tak ada niat sedikit pun untuk menatap Dahyun.
Dahyun menangis ditengah hujan yang menyamarkan air matanya. Tak ada perasaan lega ataupun bersyukur ketika mendengar perkataan itu.
"Tidak ada yang menyakiti ku," lirih Dahyun.
Song Kang menaikan pandangannya. Kali ini menatap Dahyun. Wanita itu basah kuyup dan sedikit mengigil karena blouse tipisnya tidak membantu sama sekali.
Song Kang tanpa kata melepaskan jas miliknya lalu memakaikannya pada Dahyun yang tengah menangis.
"Pulang lah," ucap Song Kang.
Dahyun tak bergeming. Song Kang hanya menatapnya dalam diam, kemudian pria itu berbalik untuk pergi. Namun Dahyun menangis semakin kencang hingga Song Kang tak bisa melanjutkan langkahnya.
Song Kang tampak sangat jelas tengah berperang dengan dirinya sendiri.
Hingga pada akhirnya Song Kang berbalik lalu menggenggam tangan Dahyun untuk ia bawa pergi.
................................
Song Kang menyodorkan teh hangat pada Dahyun yang sudah berganti pakaian dengan miliknya.
Ya, Song Kang akhirnya membawa Dahyun pulang ke apartment nya karena gadis itu tak mengatakan alamat rumahnya.
Selama perjalanan Dahyun terus saja menangis bahkan sampai saat ini.
"Berhenti menangis," ucap Song Kang.
"Ini semua karena mu," ucap Dahyun masih sesegukan.
Dahyun menatap Song Kang dengan pandangan tajam yang dipenuhi oleh air mata. Bukannya menyeramkan Dahyun malah terlihat menggemaskan dengan sudut mata dan hidung yang memerah.
Tidak menjawab, Song Kang justru menyesap kopinya dengan tenang.
Melihat betapa tenangnya Song Kang membuat Dahyun menghentikan tangisnya.
Song Kang yang menyadarinya pun segera bertanya. "Sudah lebih tenang?"
Dahyun tak menjawab. Wanita itu mendadak berdiri dari duduknya dan pergi begitu saja menuju kamar Song Kang.
Song Kang menatap Dahyun dengan pandangan bingung lalu mengikutinya.
Saat sampai di dalam kamarnya. Dahyun sudah berbaring di tempat tidurnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
Song Kang menyandarkan tubuhnya pada daun pintu kamarnya sembari bersedekap dada. Ia menatap Dahyun dalam diam.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Song Kang.
Dahyun menurunkan sedikit selimut yang menutupi tubuhnya. Kemudian menjawab. "Kau pasti akan mengusir ku, aku tidak akan pergi!"
Song Kang hanya diam memperhatikan Dahyun. "Kau harus pulang, Ini sudah hampir malam," ucap Song Kang.
Bayangkan saja berapa lama Dahyun menangis tadi hingga hari menjelang malam ketika mereka berada di apartment Song Kang.
"Aku tidak mau!"
Song Kang menghela nafasnya ketika menghadapai Dahyun yang keras kepala. Ternyata Dahyun masih bersikap seperti gadis gila di dalam ingatannya. Dahyun masih sama.
"Kenapa kau bersikeras seperti ini?"
"Lalu kenapa kau bersikap dingin seperti itu?" Dahyun balik bertanya.
Mata mereka bertemu. Dahyun menatapnya dengan pandangan sendu. Tampak seperti akan kembali menangis.
"Padahal bukan ini yang aku harapkan ketika bertemu lagi dengan mu," lanjut Dahyun.
"Memangnya apa yang kau harapkan?" tanya Song Kang.
Dahyun menatap Song Kang lalu menjawab.
"Peluk aku."
Song Kang tampak tertegun ketika mendengar perkataan itu. Sementara Dahyun tidak peduli bagaimana respon dari Song Kang, ia pun melanjutkan perkataannya. "Aku ingin kau memeluk ku. Lalu mengatakan bahwa kau juga merindukan aku!"
Song Kang terdiam. Ia menatap Dahyun yang juga tengah menatapnya. Beberapa saat kemudian Song Kang mulai melangkah mendekati tempat tidur.
Song Kang berjongkok di samping tempat tidur tepat menghadap pada wajah Dahyun. Tangannya ia bawa untuk menurunkan selimut yang sedari tadi menutupi tubuh wanita itu.
Song Kang menatap ke dalam manik mata milik Dahyun. Sorot matanya begitu dalam sehingga pada detik itu juga Dahyun merasa bisa tenggelam di dalam pandangannya.
Dahyun mengigit bibirnya, ia ingin menangis lagi ketika bertatapan dengan jarak yang sedekat ini.
Ia begitu merindukan Song Kang.
"Peluk aku." Pinta Dahyun.
Song Kang tak menjawabnya. Pria itu masih menatap Dahyun sembari mulai menaruh tangannya pada pipi milik Dahyun, menghapus jejak air matanya. Lalu ia berucap.
"Dahyun-ah... Aku hanya akan menyakiti mu."
Dahyun menaruh tangannya di atas tangan Song Kang yang tengah menyentuh pipinya. Ia memejamkan matanya sejenak untuk merasakan sentuhan hangat dari pria itu.
"Kau tidak pernah menyakiti ku Song Kang-ssi," ucap Dahyun.
Song Kang terdiam sembari menatap Dahyun yang kini telah membuka matanya.
"Aku hampir membunuh mu," ucap Song Kang.
Mendengar itu Dahyun bangkit untuk duduk, ia menggenggam tangan Song Kang dengan erat.
"Kau tidak pernah membunuh ku."
Song Kang melepaskan genggaman tangan Dahyun dirinya.
"Seandainya saat itu aku tidak membiarkan mu menaiki sepeda. Kau pasti tidak akan terluka Dahyun," ucap Song Kang. Intonasi nadanya agak meninggi. Tampaknya pengendalian dirinya telah berkurang.
Dahyun terdiam sembari memperhatikan Song Kang yang saat ini tidak menatapnya.
"Apa karena itu kau pergi?" tanya Dahyun.
Song Kang tak menjawab.
Dahyun bangkit dari tempat tidur lalu pergi keluar kamar. Song Kang ikut bangkit namun tak ada niat sedikit pun untuk menahan Dahyun. Ia hanya duduk di tempat tidurnya Yang kosong.
Namun tak Lama kemudian Dahyun kembali, wanita itu berdiri di hadapannya sembari menunjukkan kertas usang yang sedikit basah.
"Untuk apa surat ini jika pada akhirnya kau memutuskan untuk tidak pernah kembali pada ku!" ucap Dahyun dengan mata yang berkaca-kaca.
Song Kang mendongkak untuk menatap Dahyun yang lagi-lagi menangis karenanya.
"Berhenti menangis," ucap Song Kang.
Ya, karena Song Kang tak sanggup untuk melihatnya. Melihat Dahyun yang menangis karena dirinya membuatnya tersiksa.
"Keumanhae Dahyun."
Dahyun memukul bahu Song Kang sembari menangis.
"Jebal Song Kang-ssi. Nareul dasi saranghae juseyo," lirih Dahyun.
Song Kang hanya diam sembari memperhatikan Dahyun. Hingga akhirnya ia menahan tangan mungil itu untuk menghentikannya. Song Kang sudah tidak sanggup lagi menghadapi Dahyun.
Hatinya terlalu lemah.
"Sebelum bertemu dengan mu. Ada gadis yang aku cintai. Saat itu aku merasa sangat bahagia karena bisa bersama dengannya. Sayangnya kebahagian itu hanya sementara, karena gadis itu telah meninggal dunia. Dan aku yang telah membunuhnya," ucap Song Kang.
Dahyun terdiam. Menatap Song Kang yang juga tengah menatapnya. Song Kang melepaskan tangan Dahyun dirinya, pria itu kemudian menunduk lalu melanjutkan.
"Kelalaian ku karena tidak menjaganya dengan baik. Aku tidak pernah tahu jika ia mengalami depresi lalu mencoba untuk melukai dirinya sendiri. Saat itu seharusnya dia bisa di tolong jika saja aku lebih cepat membawanya ke rumah sakit. Tapi yang aku lakukan hanya diam ketika melihat tubuhnya yang terbaring lemah dengan darah dimana-mana."
Song Kang berhenti sejenak, ia meremas tangannya sendiri untuk menguatkan diri. "Dan aku melakukan hal yang sama pada mu. Aku masih belum bisa menyembuhkan trauma ku, kau hanya akan terluka jika bersama dengan pria seperti ku," ucap Song Kang kemudian.
Hening. Tak ada satupun dari mereka yang berbicara.
"Kenapa kau tidak menatap ku? Kenapa kau mengatakan hal seperti itu tanpa menatap ku?" tanya Dahyun kemudian setelah terdiam beberapa saat.
Tak ada jawaban.
Dahyun menatap Song Kang yang sekarang tengah menundukkan kepalanya. Terlihat jelas merasa bersalah padanya.
"Mianhae..." ucap Song Kang.
"Aku tidak butuh maaf dari mu Song Kang-ssi, yang aku butuh kan adalah cinta dari mu," ujar Dahyun.
Song Kang menaikkan pandangannya sehingga matanya bertemu lagi dengan milik Dahyun.
Dahyun tersenyum. Melihat itu Song Kang tertegun. Setelah apa yang ia katakan beberapa saat lalu. Wanita itu masih bisa tersenyum seolah tak peduli pada perkataannya.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu padahal kau hampir mati karena ku. Bukan kah seharusnya kau berteriak dan mencaci ku?" ucap Song Kang, sepertinya tidak suka karena Dahyun masih menyambut hangat dirinya.
Dahyun menggeleng pelan. Ia kemudian membawa kedua tangan Song Kang untuk menyentuh pipinya.
"Untuk apa aku melakukan itu. Semua itu bukan salah mu Song Kang-ssi. Mungkin itu sudah menjadi takdir yang tuhan berikan untuk ku. Aku harus merasakan sakitnya terlebih dahulu, karena dengan begitu aku bisa lebih menghargai diriku sendiri," ucap Dahyun.
Kini mata Song Kang tak bisa lepas dari Dahyun. Wanita yang entah mengapa membuat dirinya menginginkannya. Wanita yang membuat Song Kang ingin bersikap egois untuk mengharapkan kebahagian bersamanya.
"Setelah berjuang untuk hidup. Aku ingin bahagia Song Kang-ssi, dan kebahagian ku itu ada pada mu. Aku belajar banyak hal setelah bertemu dengan mu, jadi jangan pernah meninggalkan aku lagi," lanjut Dahyun.
Mendengar itu Song Kang pun menangis. Air mata yang ia tahan selama ini akhirnya jatuh juga. Namun Song Kang mencoba untuk menghentikan tangisnya dan menenangkan dirinya karena ia tidak ingin Dahyun melihat sisi lemahnya ini.
"Mianhae..." hanya kata itu yang keluar dari bibirnya.
Dahyun tersenyum kecil lalu mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Song Kang.
"Song Kang-ssi. Peluk aku," pinta Dahyun.
Song Kang tidak menahan dirinya lagi. Pria itu menarik Dahyun masuk ke dalam pelukannya. Merengkuh wanita itu dengan erat.
"Aku mencintai mu," ucap Song Kang disela tangisnya. Persetanan jika Dahyun melihat sisi lemahnya ini. Song Kang hanya ingin Dahyun tahu bahwa selama ini dirinya sangat merindukannya.
Dahyun membalas pelukan Song Kang.
"Aku juga mencintai mu Song Kang-ssi," ucap Dahyun sembari memberi sedikit jarak untuk mereka.
Keduanya saling menatap dengan sorot mata penuh kerinduan. Dahyun naik kepangkuan Song Kang, menyentuh pipi Song Kang dengan penuh kasih sayang.
"Cium aku."
Mendengar permintaan itu membuat Song Kang tertawa. Dahyun masih sama seperti yang ia ingat. Wanita itu selalu to the point pada perkataannya.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Dahyun.
Song Kang menggeleng pelan. "Kau tidak berubah."
Dahyun menghela nafasnya. Jujur saja energinya sudah habis karena menangisi pria dihadapannya ini. Jika tidak mencintainya, Dahyun tidak akan seugal-ugalan ini mengejarnya.
"Aku memang tidak pernah berubah asal kau tahu," ucap Dahyun yang kemudian mendaratkan bibirnya pada bibir Song Kang.
Menciumnya penuh. Dahyun menyalurkan rasa rindunya dalam 5 tahun ini pada Song Kang melalui ciumannya.
Song Kang pun melakukan hal yang sama. Pria itu tak lagi menahan dirinya. Ia membalas ciuman itu dengan perasaan rindu yang sama. Song Kang mencium Dahyun dalam dengan sedikit tergesa, menjelaskan betapa ia merindukan Dahyun selama ini.
"Jangan pernah berpikir untuk menjadi asing lagi," ucap Dahyun disela mengambil nafas setelah ciuman intens itu.
Song Kang tersenyum kemudian membalik posisi dan sedikit mendorong Dahyun hingga wanita itu jatuh di bawahnya.
"Aku tidak akan melakukannya lagi," ucap Song Kang sembari menatap Dahyun lembut.
Sorot mata penuh cinta seperti ini lah yang Dahyun harapkan. Bukan sorot mata dingin seperti kemarin. Dahyun memeluk Song Kang, menyembunyikan wajahnya pada tengkuk lehernya kemudian berbisik. "Aku sangat mencintai mu Song Kang-ssi."
Song Kang mengecup Dahyun singkat sebelum membalas. "Aku juga mencintai mu Michinyeon."
Mereka saling bertatapan lalu tertawa bersama sebelum melanjutkan kegiatan yang tertunda tadi.
Baik Dahyun maupun Song Kang menyalurkan perasaan cinta mereka dengan seluruh tubuhnya.
Mereka adalah dua orang asing yang dipertemukan oleh takdir.
Siapa sangka pertemuan di bandara itu menjadi awal dari semua kisah mereka.
Pulau Jeju pun menjadi saksi.
Yang awalnya mereka hanya dua orang yang sama-sama pergi ke Jeju dalam keadaan terluka. Hingga akhirnya dipertemukan lalu sama-sama menyembuhkan luka.
Kini mereka hidup bahagia bersama. Tidak ada lagi trauma. Tidak ada lagi luka. Dan tidak ada lagi perasaan kehilangan.
'Kita adalah orang asing yang dipertemukan untuk membuat kisah baru yang lebih indah.'
- the End -
...
...
WAHAHAHAHA SETELAH SATU TAHUN HIATUS AKHIRNYA STORY INI TAMAT JUGA !
Makasih ya buat yang selalu komen 'lanjut' di story ini. Berhubung aku sibuk rl, kadang komen kalian ini yang ingetin aku buat lanjutin, soalnya aku emang suka lupa story mana yang belum kelar wkwk. Itupun kalo ada mood dan feelnya ya wkwk
Okay gimana project kali ini? Semoga suka ya. Ketemu lagi di project aku yang selanjutnya!
Silahkan vote dan tinggalin komentar terakhir kalian di story ini!
Oh iya boleh komen actor Korea yang mau aku bikinin project baru buat daday⇨
mumpung mbak kita udah debut jadi aktris nih hehehe
Klik
⇩
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top