Hello Stranger : 17

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan sudah terlewati. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat.

Dahyun menatap kekasihnya yang tengah mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Paras tampan itu tampak sangat cocok dengan kacamata.

Dahyun bertopang dagu, tampak menikmati kegiatannya ini.

"Mata mu bisa keluar dari tempatnya."

Interupsi Song Kang tanpa mengalihkan pandangannya.

Dahyun mendengus pelan. "Berapa lama lagi aku harus menunggu Song Kang-ssi?"

Song Kang akhirnya menatap Dahyun. "Kau bosan? " tanyanya.

Dahyun mengangguk lucu.

Song Kang melepaskan kacamata, kemudian menutup laptopnya. Beringsut mendekat kemudian memberikan kecupan kecil pada bibir pink milik Dahyun.

"Maaf ya," ucap Song Kang.

Dahyun tersenyum menanggapinya. Kemudian bertanya. "Apa yang kau kerjakan?"

"Hanya mengerjakan beberapa hal yang harus aku urus," jawab Song Kang seadanya.

Dahyun mengangguk pelan.

Dahyun penasaran. Selama ia menjalin hubungan dengan Song Kang sampai saat ini. Dahyun sama sekali tak tahu apapun tentang latar belakang kekasihnya ini.

Apa pekerjaannya?

Apa alasannya menetap di Jeju?

Mengapa Song Kang tak pernah menceritakan tentang kehidupannya?

Dahyun penasaran, ia ingin mengenal Song Kang lebih dalam seperi Song Kang mengenal dirinya.

Dalam beberapa bulan ini, banyak hal yang sudah mereka lalui bersama.

Dahyun pun selalu antusias menceritakan semua hal tentangnya. Apa kegiatannya ketika di tinggal Song Kang pergi karena urusannya yang bahkan tidak Dahyun ketahui.

"Kenapa melamun hm?" tanya Song Kang sembari menyelipkan anak rambut Dahyun kebelakang telinganya.

Pertanyaan itu sontak membuyarkan lamunan Dahyun. Dahyun tersenyum kecil lalu menggeleng pelan.

"Hanya memikirkan sesuatu," ujar Dahyun.

"Apa itu? " tanya Song Kang.

Dahyun menatap Song Kang, sedikit ragu untuk mengatakan apa yang ia pikirkan saat ini. Namun, Dahyun tak bisa menahan dirinya untuk bertanya.

"Apa pekerjaan mu Song Kang-ssi? " tanya Dahyun.

Song Kang menatap Dahyun yang berada di sampingnya dalam diam.

"Kenapa kau tiba-tiba penasaran dengan pekerjaan ku? " tanya Song Kang.

Dahyun terdiam. Apakah dia salah karena sudah bertanya?

"Tidak perlu menjawabnya jika kau tak mau," ucap Dahyun kemudian.

Song Kang mengangguk pelan dalam diamnya. Kemudian mengusak rambut panjang milik Dahyun. Song Kang berdiri dari duduknya.

"Mau pergi melihat pantai? " tawar Song Kang.

Dahyun memperhatikan gerak-gerik Song Kang, tampaknya Song Kang ingin menghindari pembicaraan.

Meskipun sedikit kecewa, Dahyun tetap tersenyum kecil ketika Song Kang menawarkan tangannya, Dahyun pun menggenggam tangan itu erat.

Ya mungkin Song Kang butuh waktu.

"Eung! "

..........................

Dering telepon berbunyi, lelaki dengan jas putihnya itu segera mengambil ponselnya. Atensinya jadi teralihkan dari berkas milik pasiennya ke ponselnya.

Lelaki itu Jin-goo, raut wajahnya berubah ketika melihat siapa yang menelponnya.

Presdir Kim.

Namanya tertera dengan jelas disana. Tentunya tak asing karena Jin-goo tahu dengan jelas siapa yang tengah menelponnya.

Ya, itu adalah ayahnya Dahyun.

Mereka sudah lama memutuskan kontak, lalu apa yang membuat ayah Dahyun menelponnya?

Jin-goo mengangkat panggilan telpon itu dengan ragu.

"Yeoboseyo? ada presdir," ujar Jin-goo.

"Dimana anak ku? Kau tengah bersamanya kan, Bukan kah sudah ku katakan untuk meninggalkannya."

Jin-goo terdiam pada penuturan itu, atau lebih tepatnya tuduhan.

"Maaf, tapi saya tidak mengerti apa yang presdir katakan," ucap Jin-goo.

Karena pada dasarnya Dahyun memang tak bersamanya.

Perasaan Jin-goo mulai tak enak. Seketika ingatan beberapa bulan lalu akan sosok gadis yang ia kira mirip Dahyun pun terputar kembali.

"Jangan berbohong, anak ku pergi dari rumah beberapa bulan lalu. Dan aku belum berhasil menemukannnya, lalu kemarin aku mendapatkan laporan jika dia berada di Jeju sekarang."

"Apa? Jeju??!" Jin-goo kaget bukan main akan penjelasan itu.

Jadi benar. Gadis yang ia lihat, suara itu.. Jadi itu benar-benar Dahyun.

"Siapa lagi jika bukan kau yang tengah menyembunyikan anak ku sekarang. Tak ada seorang pun yang dia kenal disana, dia pasti menyusul mu kan."

"Maaf presdir, namun saya bersumpah Dahyun tidak bersama saya. Saya tidak pernah mengingkari perjanjian yang sudah di buat," jelas Jin-goo.

Hening sejenak di sebrang sana. Hingga presdir Kim kembali bersuara. "Anak buah ku akan mengawasi mu."

Setelah mengatakan itu, sambungannya terputus.

Jin-goo menatap layar ponselnya dalam diam.

Hatinya mulai gusar. Perasaan bersalah mulai mendatanginya ketika ingat akan perkataan presdir tadi jika Dahyun melarikan diri ke Jeju. Tempat dimana dia di pindahkan.

Jadi.. Selama ini Dahyun nekat menyusul dirinya?

Jin-goo mengacak-acak rambutnya. Matanya bergetar dengan perasaan yang campur aduk.

"Bagaimana jika gadis yang aku lihat saat itu memang Dahyun? "


..........................

Di keheningan malam, Dahyun masih terjaga, ia sulit untuk kembali tidur setelah melakukan 'aktivitas' -nya bersama Song Kang.

Sejak tadi dadanya berdebar-debar, tentu saja itu membuat Dahyun tak bisa tidur.

Berbeda dengan Song Kang yang sudah menutup matanya 30 menit yang lalu. Dahyun menoleh ke samping dan menemukan Song Kang yang tidur dengan tenang di sana.

"Saat tidur pun dia terlihat sangat tampan, " gumam Dahyun.

Bibirnya mengerut ke bawah, Dahyun sedikit bangkit untuk melihat wajah Song Kang lebih jelas. Matanya menelisik setiap bagian dari paras tampan itu.

"Daebak... Aju jalsaenggyeossda."

Pujian pun tak bisa di tahan saat melihatnya. Tangan Dahyun perlahan terulur untuk menyentuh rambut Song Kang yang berantakan.

"Apa aku tadi menarik rambutnya dengan kuat? Apa rambutnya rontok?" Tanya Dahyun entah pada siapa.

"Syukurlah sepertinya tidak ada," ucap Dahyun lega setelah memastikan tak ada sehelai rambut Song Kang yang rontok akibat ulahnya.

Dahyun kembali memperhatikan Song Kang. Tangannya kini terulur untuk menyentuh wajah tampan itu.

"Aigoo bagaimana bisa ada manusia setampan ini, aku sangat beruntung kan," ucap Dahyun pelan.

5 menit berlalu, yang di lakukan Dahyun hanya menatap Song Kang yang tengah tertidur.

"Kenapa saat tidur dia jadi setenang ini dan saat bangun dia menjadi seperti rubah," cibir Dahyun.

"Apa yang kau lakukan berbicara sendirian di tengah malam hm? "

Dahyun terperanjat kaget begitu Song Kang membuka matanya dan berucap seperti itu. Sontak Dahyun pun membeku di tempatnya.

Astaga apa Song Kang mendengar ocehannya sedari tadi?

"S-sejak kapan kau bangun?! " tanya Dahyun.

Tak langsung menjawab, Song Kang menarik Dahyun untuk mendekat agar lelaki itu bisa mendekapnya.

Dahyun pun tak protes, ia juga senang berada dalam dekapan hangat Song Kang.

"Sejak kau menyentuh rambut ku," ucap Song Kang sembari mencari posisi ternyaman untuk mendekap tubuh mungil Dahyun.

"Aish memalukan, kenapa kau harus bangun sih!" keluh Dahyun malu bukan main.

Song Kang melirik Dahyun yang berada di dekapannya. "Siapa yang tak terbangun jika orang di sampingnya bergerak dengan heboh dan mengoceh tak jelas?" 

Dahyun mendongkak untuk menatap wajah Song Kang yang ia kagumi tadi. Seketika Dahyun merutuki kebodohannya. Ketahuan memperhatikan dan memuji wajah Song Kang ketika lelaki itu tertidur sangat lah memalukan.

Dahyun pasti terlihat seperti orang-orang mesum.

Dahyun pun sontak melepaskan dirinya, kemudian menyembunyikan seluruh tubuhnya di balik selimut.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Song Kang bingung melihat Dahyun menyembunyikan dirinya.

"Aku mau tidur! Selamat malam!" ucapnya dari balik selimut yang tentu saja membuat Song Kang terkekeh pelan.

Song Kang memposisikan tubuhnya menghadap Dahyun. Melihat bagaimana wanita itu menyembunyikan diri dengan baik.

"Kau tak ingin menatap wajah ku lagi?" Song Kang bertanya dengan nada menggoda.

Dahyun membuka sedikit selimut yang menutupi wajahnya.

"Aku sudah puas menatapnya tadi!" dengus Dahyun.

Song Kang tersenyum kemudian menjawab. "Kalau begitu sekarang giliran ku yang menatap mu."

Dahyun menoleh, seketika wajahnya memerah saat matanya bertemu dengan mata Song Kang yang tengah menatapnya.

"Jangan melihat ku seperti itu Song Kang-ssi," ucap Dahyun sembari mengalihkan pandangannya.

"Wae? " tanya Song Kang.

"Bagaimana jika aku semakin jatuh Cinta pada mu?!"

Dahyun masih tak berani menatap Song Kang.

Song Kang terdiam. Membuat Dahyun penasaran sehingga dia pun kembali menatap Song Kang. Dahyun sedikit tertegun ketika Song Kang menatap lurus padanya dengan pandangan yang, entah lah. Dahyun tak bisa mengartikannya.

"Dahyun-ah... "

"W-waeyo? " tanya Dahyun cepat karena entah mengapa ia menjadi gugup ketika Song Kang menatapnya seperti itu.

"Saranghae."

Lagi-lagi Dahyun di buat tertegun atas perkataan Song Kang. Namun di sisi lain Dahyun juga bingung, kenapa Song Kang tiba-tiba mengatakan hal itu.

"Gabjagi?"

"Geunyang, hanya ingin mengatakannya pada mu," ucap Song Kang sembari menyelipkan helai rambut Dahyun ke telinganya.

"Mwoya, kau membuat ku berdebar-debar lagi," cicit Dahyun.

Song Kang tertawa pelan, kemudian membawa Dahyun masuk ke dalam pelukannya.

"Benarkah? Senang mendengarnya," ucapnya.

Dahyun mendongak. "Kau sengaja ya Song Kang-ssi, " tuding Dahyun dengan mata menyelidik.

"Jika itu membuat kau semakin jatuh Cinta pada ku, maka jawabannya iya," jawab Song Kang mantap.

Dahyun berdecak pelan. "Ck itu tidak adil." 

"Tidak adil? "

"Eoh, tidak adil. Bagaimana bisa hanya aku yang semakin jatuh Cinta pada mu," ucap Dahyun.

Song Kang mendekati Dahyun tanpa aba-aba, mengukung Dahyun di bawahnya. Kemudian menatap dalam ke matanya. Tangannya terangkat untuk kembali merapihkan rambutnya Dahyun yang berantakan.

Dahyun mengerjapkan matanya, semakin gugup saat jarak diantara mereka menjadi sangat dekat.

"Kalau begitu, kau juga harus membuat ku semakin jatuh Cinta pada mu Dahyun-ah," ucap Song Kang.

"Apa kau belum sepenuhnya jatuh dalam pesona ku Song Kang-ssi?" tanya Dahyun dengan nada polos.

"Bagaimana menurut mu? " Song Kang balik bertanya.

"Mungkin usaha ku kurang ya?" tanya Dahyun pada dirinya sendiri.

Keningnya berkerut seolah memikirkan hal yang serius.

"Jadi kau menyadari usaha mu kurang?" tanya Song Kang.

"Jangan tanya aku, aku juga bingung tahu!" dengus Dahyun.

Song Kang menatap Dahyun. "Jadi... "

"Apa? Aku tidak punya ide untuk membuatmu jatuh dalam pesona ku Song Kang-ssi," ucap Dahyun.

"Kau tak menyadari pesona mu sendiri? " tanya Song Kang.

"Hmm sebentar, aku sedang memikirkannya," ucap Dahyun dengan nada serius.

Dan tentu saja itu membuat Song Kang tak bisa menahan tawanya. Membuat Dahyun semakin menekuk wajahnya, merasa jika Song Kang tengah meledeknya sekarang.

"Yaa! Jangan menertawakan aku! Aku juga sedang berusaha memikirkannya tahu," ucap Dahyun.

Tak membalas perkataan Dahyun, Song Kang hanya memeluk tubuh mungil itu, sesekali menciumi pipi Dahyun kemudian menaruh dagunya pada puncak kepala Dahyun.

"Kau tahu Michinyeon. Aku tidak akan pernah menyesali pertemuan kita," ucap Song Kang.

Dahyun mungkin tak mengerti dan tak dapat membaca apa yang di pikirkan oleh Song Kang. Namun mendengar kata-kata yang keluar barusan membuat Dahyun berbunga-bunga. Ternyata bukan hanya dirinya yang bersyukur bertemu dengan Song Kang.

"Aku juga Song Kang-ssi. "

Song Kang memberi jarak untuk mereka, mata keduanya bertemu, Song Kang pun tersenyum, kemudian mencium pelan kening Dahyun lalu kembali mengeratkan pelukannya.

Hening menjadi jeda diantara mereka. Dahyun yang terlalu nyaman dalam pelukan Song Kang. Sementara Song Kang sendiri sudah nyaman menyandarkan dagunya di puncak kepala Dahyun, namun meskipun begitu, pikirannya menerawang jauh.

"Dahyun-ah..."

"Eum? "

Song Kang tampak ragu untuk mengatakan hal yang tengah mengganggunya.

"Ada apa? " tanya Dahyun sembari mendongakkan kepalanya, membuat Song Kang mau tak mau harus menatap gadis itu.

"Anniyo, tidak jadi..."

Dahyun terdiam sebentar, ia tak ingin memaksa Song Kang untuk melanjutkan apa yang ingin lelaki itu katakan. Jadi Dahyun hanya mengangguk pelan sebagai respon.

"Dahyun-ah.. " panggil Song Kang lagi setelah sebelumnya mereka lama terdiam.

"Kali ini kau harus mengatakan yang sejujurnya pada ku Song Kang-ssi," ucap Dahyun sembari menatap Song Kang.

"Baiklah.."

"Mwondae? Apa yang ingin kau katakan? " tanya Dahyun mulai penasaran.

Song Kang awalnya tampak ragu-ragu, namun akhirnya lelaki itu pun berucap.

"Seandainya, kau bertemu lagi dengan Jin-goo itu. Apa kau akan kembali padanya? " tanya Song Kang.

Dahyun mengerutkan keningnya. "Kenapa kau membahasnya lagi? "

"Aku hanya penasaran. Dan ya kau tahu.. Sedikit takut," ujar Song Kang.

"Takut? Apa yang kau takutkan Song Kang-ssi?"

Song Kang menatap lamat Dahyun, yang di balas oleh wanita itu.

"Kau pergi, " ucap Song Kang.

Dahyun terdiam. Menatap ke dalam sorot mata Song Kang. Lelaki itu benar-benar terlihat serius pada perkataannya, Song Kang terlihat benar-benar takut jika hal yang tak ia inginkan terjadi.

Takut jika Dahyun meninggalkannya.

Melihat raut keresahan di paras tampan itu membuat Dahyun tertegun. Tanpa kata tangannya ia bawa untuk menyentuh pipi Song Kang, mengelusnya lembut kemudian tersenyum.

"Aku tidak akan pergi Song Kang-ssi, tidak jika kau yang menyuruhku untuk pergi," ucap Dahyun.

Song Kang mengambil tangan Dahyun yang menyentuh pipinya. Kemudian mengecupnya pelan.

"Terimakasih," ucap Song Kang lembut kemudian tersenyum manis.

Dahyun terkekeh pelan dengan sisi lain Song Kang yang ia lihat malam ini. Lelaki itu sangat manis menurutnya.

"Ah dan satu hal lagi," ujar Song Kang.

"Apa itu? " tanya Dahyun.

"Maaf, tapi bisakah kau berikan aku sedikit waktu? Kurasa... Aku belum siap untuk memberi tahu semua hal tentang ku pada mu sekarang," ucap Song Kang menatap dalam Dahyun.

Dahyun tak melepaskan pandangannya sedikit pun. Menelisik jauh kedalam manik Indah itu.

Song Kang ternyata menyadari kegundahannya siang tadi. Dan bagi Dahyun itu sudah cukup. Kekasihnya itu memang butuh waktu, dan Dahyun akan menghargainya.

"Tak masalah, kita bisa melakukannya perlahan Song Kang-ssi," ucap Dahyun lembut.

Mendengar jawaban itu, Song Kang menarik Dahyun untuk masuk kedalam dekapannya. Dahyun dengan senang hati memeluk Song Kang, kemudian mulai memejamkan matanya.

Sangat nyaman.


..........................



"Mwohae? "

Dahyun menoleh pada Song Kang yang menghampirinya di ruang tengah. Song Kang terlihat baru saja selesai mandi, berbeda dengan Dahyun yang masih memakai piyama tidurnya.

"Aku sedang merapihkan isi koper ku," ucap Dahyun sembari menunjuk Kopernya yang terlihat sangat berantakan.

"Kalau begitu aku akan membantu mu," ucap Song Kang yang kemudian mengambil tempat di samping Dahyun.

Dahyun tersenyum. "Terimakasih." 

Dahyun mengeluarkan beberapa pakaiannya di bantu oleh Song Kang. Jadi selama tinggal di apartemen Song Kang, Dahyun tak pernah mengeluarkan barang-barangnya, ia hanya mengambil apa yang ia butuhkan, lalu setelahnya koper itu kembali di tutup.

"Kenapa tidak kau taruh saja pakaian mu bersama dengan milik ku?" tanya Song Kang.

Dahyun menoleh. "Memangnya boleh?"

"Tentu saja, kita sudah cukup lama tinggal bersama sebagai sepasang kekasih, kenapa kau masih menanyakan hal itu," ucap Song Kang.

Dahyun menutup mulutnya tampak kaget, yang tentu saja membuat Song Kang bingung.

Lalu yang terjadi selanjutnya..

"Song Kang-ssi!"

Dahyun berteriak senang sembari melemparkan dirinya pada Song Kang. Memeluk lelaki itu erat hingga Song Kang terduduk dengan Dahyun yang berada diatasnya. Untungnya Song Kang dapat menahan tubuhnya dan Dahyun agar tak jatuh langsung ke lantai.

"Yaa! Tadi berbahaya kau tahu!" protes Song Kang.

"Gomawo! Aku senang sekali karena kau tidak mengusir ku," ucap Dahyun semakin mengeratkan pelukannya.

"Memangnya siapa yang mau mengusirmu!" dengus Song Kang tak habis pikir dengan Dahyun.

Dahyun memegangi bahu Song Kang untuk memberikan jarak.

"Kau selalu ingin mengusir ku dulu, ingat, " ucap Dahyun dengan alis menekuk.

"Itu karena kau sangat menganggu," balas Song Kang.

"Mwo?"

"Kau berisik dan selalu heboh dalam melakukan apapun," ucap Song Kang tanpa beban.

"Y-yaa jangan terlalu jujur begitu," ucap Dahyun mulai menciut.

Bahunya seketika turun menandakan bahwa Dahyun tak percaya diri sekarang karena apa yang Song Kang katakan memang benar adanya, ia tak dapat mengelak.

"Tapi.. "

Dahyun menatap Song Kang ketika lelaki itu kembali bersuara.

Song Kang menatap Dahyun terlebih dahulu, sebelum mencuri ciuman kecil pada bibir Dahyun. Membuat Dahyun mengerjapkan matanya bingung.

"Tapi anehnya aku tak bisa mengabaikanmu sama sekali, kau selalu mengambil penuh atensi ku. Semua yang kau lakukan membuat ku khawatir dan berakhir dengan aku yang selalu memperhatikanmu. Hingga ketika kau tak ada, aku merasa ada yang kosong disini," ucap Song Kang sembari menunjuk dada kirinya.

Dahyun ikut menatap dada kiri Song Kang, lalu kembali kepada mata lelaki itu.

"Dulu kita hanya lah orang asing dan kau bukan lah siapa-siapa untuk ku, kau hanya gadis berisik yang ceroboh dan bodoh. Tapi anehnya aku tak bisa melepaskanmu begitu saja. Dan ketika aku menyadarinya, aku sudah jatuh cinta pada mu," lanjut Song Kang.

"Song Kang-ssi.."

Dahyun tertegun ketika mendengarkannya.

Dahyun akhirnya mengetahui apa yang Song Kang pikirkan terhadapnya.

Song Kang terkekeh pelan sebelum kembali berucap. "Jadi apa kau sekarang menyadari pesona mu? "

"Apa bodoh dan ceroboh adalah pesona seorang gadis? " tanya Dahyun dengan nada polos.

"Hmm tidak. Tapi kalau itu kau, sepertinya mungkin saja," jawab Song Kang.

"Eyy bagaimana bisa itu menjadi pesona ku Song Kang-ssi," ucap Dahyun tak terima.

"Memangnya selain itu apa yang kau miliki? " tanya Song Kang menantang.

Dahyun bersedekap dada saat pertanyaan itu terlontarkan. Dahyun merasa tertantang untuk membanggakan dirinya.

"Aku cantik," ucapnya percaya diri.

Song Kang mengangguk pelan.

"Ya memang benar, tapi masih banyak yang lebih cantik dari mu," ucap Song Kang.

Dahyun mendelik atas balasan itu.

"Ck aku juga pandai melakukan pekerjaan rumah Song Kang-ssi," ucap Dahyun.

"Tapi kau tidak bisa memasak. Kau juga membakar dapur ku."

"Yaa! Kau hanya mencari keburukan ku! " ucap Dahyun tak terima.

"Aku hanya mengoreksi ucapan mu," balas Song Kang tanpa dosa.

Dahyun mendengus, otaknya mulai bekerja untuk memikirkan apa yang harus ia katakan lagi untuk membuktikan bahwa ia punya banyak pesona.

"Ah!" teriak Dahyun tiba-tiba.

"Apa? " tanya Song Kang penasaran.

Dahyun tersenyum, lebih tepatnya menyeringai.

"Aku bisa memuaskan mu di atas ranjang Song Kang-ssi, " ucap Dahyun percaya diri.

Membuat Song Kang tersedak ludahnya sendiri atas perkataan Dahyun yang frontal itu.

"Wae? Kau mengakuinya kan," ucap Dahyun penuh kemenangan.

"Memangnya itu hal yang harus kau bangga kan?!" teriak Song Kang tampak salah tingkah.

Dahyun memiringkan kepalanya. "Bukan kah begitu? Ku dengar jika bisa memuaskan pasangannya di atas ranjang, kau patut untuk bangga," ucap Dahyun.

"Kau dengar itu dari mana?!"

"Eonnie deul di hotel kemarin," jawab Dahyun mantap.

Dahyun mendekatkan diri pada Song Kang membuat Song Kang was-was dengan debaran hebat.

"Aku juga tahu berbagai jenis gaya bercinta dari Eonnie deul," bisik Dahyun yang membuat sekujur tubuh Song Kang merinding.

Pantas saja semalam mereka...

Ah sudah lah.

"Ck baiklah kau menang, sekarang ayo kembali bereskan pakaian mu itu," ucap Song Kang mengakhiri pembicaraan mereka yang sudah keluar dari konteks awalnya.

Song Kang mendorong tubuh Dahyun sedikit, berniat untuk menyuruh wanita itu bangkit agar mereka bisa kembali melanjutkan membereskan isi koper yang masih berantakan. Namun sayangnya Dahyun tampaknya enggan untuk berdiri.

"Kenapa? Kau akan duduk seperti ini terus? " tanya Song Kang.

Dahyun memicingkan matanya. "Eung? Apa ini? Kau mengalihkan pembicaraan Song Kang-ssi," ucap Dahyun.

"Dan kenapa kau ingin membahasnya? Itu bukan lah sesuatu yang harus kita bahas sekarang," balas Song Kang dengan satu alis terangkat.

Dahyun menggeleng pelan. Tampak tak setuju. Mereka tentu saja harus membahasnya.

"Song Kang-ssi, " panggil Dahyun.

"Hm? "

"Sepertinya aku tahu apa yang harus aku lakukan agar kau semakin jatuh Cinta pada ku," ucap Dahyun.

Song Kang menaikkan alisnya. Tak mengerti apa yang Dahyun bicarakan. Sementara Dahyun menatap Song Kang dengan senyuman dan alis yang di naik turunkan.

"Apa yang kau bicarakan sih?"

Dahyun berdecak kesal karena Song Kang tak paham apa yang ia maksud.

"Masa kau tak mengerti maksud ku?" tanya Dahyun kesal.

Song Kang menatap Dahyun dengan pandangan jenuh. Sebenarnya Song Kang mengerti apa yang Dahyun maksud. Tapi ayolah, ini masih pagi, ia tak ingin mereka membahas hal ini di pagi hari.

"Baik lah aku mengerti, jadi jangan di bahas lagi," ucap Song Kang karena Dahyun terus menatapnya.

"Benarkah? Kau mengertikan! "

Song Kang mengangguk pelan. Ia kemudian menyingkirkan Dahyun dari atasnya. Kemudian berdiri lalu berjalan dan duduk di sofa untuk menenangkan pikiran dan fantasinya.

Sementara Dahyun masih duduk di lantai dengan mata tak lepas dari Song Kang.

Song Kang menutup matanya dan sesekali mengusap wajahnya sembari bergumam pelan. Merutuki Dahyun yang bersikap aneh pagi ini. Yang sebenernya berhasil membuat debaran jantungnya menggila.

Hingga tanpa Song Kang sadari Dahyun berjalan mendekatinya.

"Yaa! "

Song Kang kaget saat Dahyun tiba-tiba duduk di atas pangkuannya.

"Apa yang kau lakukan? "

"Kau seperti tidak percaya dan itu menganggu ku," ucap Dahyun cemberut.

Song Kang terdiam. Bukannya tidak percaya bahwa Dahyun cukup hebat dalam hal itu. Bahkan semalam Dahyun sudah membuktikannya meskipun setelahnya Dahyun akan terlihat malu padanya.

Song Kang hanya...

Menahan dirinya.

"Aku percaya oke, " ucapnya.

"Kau hanya mengiyakan Apa yang aku katakan karena kau tidak ingin memperpanjangnya kan," ucap Dahyun yang tepat sasaran.

"Astaga, ada apa dengan mu Dahyun?" tanya Song Kang tak percaya Dahyun menjadi sangat keras kepala.

Dahyun mengalihkan pandangannya. "Aku kesal," ucapnya.

"Apa yang membuatmu kesal? "

"Aku kesal karena aku ternyata tak memiliki pesona lebih untuk membuatmu jatuh Cinta pada ku," ujar Dahyun dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Song Kang kaget melihatnya.

Kenapa Dahyun memikirkan hal itu dengan serius. Apa ada kekhawatiran lain yang Dahyun pikirkan hingga Dahyun bersikeras untuk membuatnya jatuh cinta.

Apa karena pembicaraan mereka semalam?

"Kau.. Menganggap serius apa yang kita bicarakan semalam? " tanya Song Kang.

"Ya."

"Astaga."

"Kenapa?! " tanya Dahyun dengan nada sebal.

"Bukan kah perkataan ku tadi sudah menjelaskan semuanya," ucap Song Kang.

"Yang mana? Bahwa aku gadis bodoh dan ceroboh?! aku tidak mau kau jatuh Cinta pada ku karena hal itu, konyol sekali," protes Dahyun.

"Kau yang sepertinya tidak mengerti. Aku jatuh Cinta pada mu karena itu kau, dasar Michinyeon," balas Song Kang.

"Apa maksudnya? " tanya Dahyun bingung.

Song Kang menghela napasnya. Kemudian menangkup kedua pipi Dahyun, membuat Dahyun tak bisa mengalihkan pandangannya.

"Itu semua karena kau, Jika gadis yang terlibat dengan ku bukan Kim Dahyun, aku tak akan jatuh Cinta seperti ini. Jadi maksud ku, semua yang ada pada dirimu sudah membuat aku jatuh Cinta, arraseo," ucap Song Kang menatap ke dalam mata Dahyun.

"Jeongmal?! " tanya Dahyun.

"Eo," sahut Song Kang.

"Ah syukur lah," ucap Dahyun lega.

"Kenapa kau bersikeras memikirkannya? " tanya Song Kang.

"Karena aku takut jika hanya aku yang jatuh cinta disini. Dan kau akan meninggalkan aku jika aku tak bisa membuat mu jatuh cinta pada ku, " jelas Dahyun.

Song Kang kembali menghela napasnya. "Ah kau ini benar-benar."

"Itu salah mu Song Kang-ssi, harusnya kau katakan yang barusan sejak awal!" protes Dahyun.

"Sudahlah, jangan bahas hal itu lagi. Sekarang kau turun agar aku bisa pergi," ucap Song Kang.

"Kau mau kemana? " tanya Dahyun.

"Menghabiskan waktu, mau bermain game? " tanya Song Kang.

"Tidak asik, aku ingin keluar Song Kang-ssi," ujar Dahyun.

"Temani aku main game dulu."

"Aku jadi nyamuknya, kau akan sibuk dengan dunia game mu itu nanti," ucap Dahyun cemberut.

Song Kang tertawa kecil melihat betapa mengemaskannya Dahyun.

"Kalau begitu nanti sore mau bersepeda? "

Senyuman sumringah pun terpatri di wajah Dahyun. "Eung! " ujarnya semangat.

Song Kang kembali tertawa ketika melihat Dahyun tampak bersemangat untuk pergi bersepeda dengannya nanti.


.............................

Sore itu tampak mendung, namun tak menggugurkan niat Dahyun untuk bersepeda bersama kekasihnya.

Dahyun berlarian kecil keluar dengan membawa helm di tangannya. Sementara itu Song Kang membawa sepeda mereka. Saat sudah sampai di pinggir jalan, Dahyun mengambil sepedanya, kemudian menyerahkan helm miliknya pada Song Kang.

"Pasangkan helmnya untuk ku," pinta Dahyun.

Song Kang berdecak pelan, namun tersenyum kecil karena kebiasaan Dahyun ini.

"Mendekat lah," ucapnya.

Dahyun mendekat, kemudian Song Kang pun memasangkan helmnya. Setelah terpasang, Dahyun berterima kasih padanya, tak lepas senyuman dari wajahnya.

"Okay ayo kita bersepeda sampai kita lelah! " ujar Dahyun penuh semangat.

Gadis itu menaiki sepeda miliknya kemudian mulai mengayuh sepedanya meninggalkan Song Kang disana.

Song Kang hanya bisa tertawa melihat betapa semangatnya wanitanya itu.

Song Kang pun akhirnya ikut menaiki sepeda dan mulai menyusul Dahyun yang berada cukup jauh di depannya.

"Song Kang-ssi cepat lah!! " teriak Dahyun dari kejauhan.

Song Kang mengayuh sepedanya untuk menyusul Dahyun. Jarak diantara mereka pun mulai terkikis, hingga Song Kang memelankan lajunya saat sudah berdampingan dengan sepeda Dahyun.

"Kenapa kau lama sekali," ucap Dahyun menoleh pada Song Kang di sampingnya.

"Kau yang terlalu cepat, kenapa kau bersemangat sekali sih, " gerutu Song Kang. Agak sedikit kelelahan karena mengejar Dahyun.

"Aku tidak pernah bersepeda secepat ini sebelumnya, ayah selalu melarangnya," ujar Dahyun dengan pandangan lurus ke depan.

Song Kang memperhatikan dalam diam. Tampak sorot mata Dahyun yang merindukan ayahnya. Tentu saja rindu, sudah beberapa bulan gadis itu meninggalkan rumah. Dan kini memilih menetap bersamanya.

Bagaimana jika Dahyun kembali ke rumahnya? Bukan kah Dahyun merindukan ayahnya?

Song Kang terdiam dalam lamunannya.

Lalu bagaimana dengannya jika Dahyun pergi?

Song Kang tak ingin pergi dari sini, ia tidak ingin kembali ke kota yang penuh kenangan menyakitkan untuknya.

Tapi jika Dahyun suatu saat nanti harus kembali, apakah Song Kang sanggup untuk melepaskannya?

Song Kang tentu saja tak bisa menahan Dahyun jika gadis itu ingin kembali, yang menjadi masalah disini adalah dirinya.

Ia terlalu pengecut untuk menghadapi traumanya.

"Song Kang-ssi? Song Kang-ssi! "

Song Kang tersadar saat Dahyun memanggil-manggil namanya.

"Kenapa melamun? Berbahaya tahu! " ucap Dahyun dengan alis yang bertaut, tampak kesal dengan kecerobohan Song Kang.

"Aku hanya memikirkan beberapa hal," ujar Song Kang.

"Apa itu? " tanya Dahyun penasaran.

Song Kang menatap Dahyun.

Apa dia harus memberitahu keresahannya pada Dahyun?

"Ck kau melamun lagi. Sudah lah jangan memikirkan apapun Song Kang-ssi, yang harus kita lakukan sekarang adalah bersenang-senang," ucap Dahyun dengan senyuman.

Ah senyuman itu. Padahal baru beberapa saat yang lalu Song Kang melihat raut kesedihan di wajah Dahyun karena merindukan rumah.

"Baik lah maafkan aku, apa kau tidak lelah?"

"Tidak."

Rintik hujan mulai turun. Song Kang menatap ke langit yang sejak tadi memang sudah mendung dan kini mulai turun hujan.

"Dahyun-ah Bagaimana jika kita menepi dulu-"

"Tidak! Toko ice creamnya tak jauh lagi," ucap Dahyun sembari menunjuk ke arah gedung-gedung yang berada di depan mereka.

Mereka nanti hanya perlu berbelok untuk sampai ke toko ice cream langganan Dahyun.

"Siapa yang terakhir sampai dia yang bayar ya!! " ucap Dahyun.

Song Kang bahkan belum menyelesaikan perkataannya tadi, tapi Dahyun sudah pergi begitu saja.

"Jangan terlalu cepat Dahyun!!" teriak Song Kang ketika lelaki itu melihat laju sepeda Kekasihnya yang makin cepat.

Namun Dahyun tak mendengarkannya.

Song Kang dapat melihat Dahyun di depannya yang sebentar lagi akan berbelok untuk menuju toko Ice Cream.

Song Kang pun hanya bisa menatapnya dan mencoba menyusul Dahyun.

Ya setidaknya Song Kang hampir berhasil ketika...

Dahyun berbelok


TIINNNNNNNNN!

BRAK!!!


Spontan Song Kang memberhentikan sepedanya saat matanya melihat tubuh Dahyun tertabrak mobil pickup diesel dan terpental cukup jauh dengan sepeda yang tak lagi berbentuk.

Tubuh Song Kang bergetar hebat.

Sepedanya ia jatuhkan begitu saja. Song Kang mulai berjalan mendekati Dahyun yang tergeletak di jalanan yang mulai basah.

Rintik hujan perlahan tapi pasti mulai deras. Suara bising mulai terdengar dari orang-orang yang panik di sekitar Dahyun.

Semakin Song Kang mencoba untuk mendekat, Langkahnya semakin terasa berat.

Matanya mulai menangkap sosok Dahyun yang tergeletak bersimbah darah di jalanan itu. Meskipun darahnya mulai tersamarkan oleh air hujan, Song Kang dapat melihatnya dengan jelas karena darahnya tak berhenti keluar.

Kepala Song Kang mulai terasa pusing ketika melihat darah segar keluar dari tubuh kekasihnya.

Perlahan, Song Kang menerobos kerumunan.

Tatapan matanya kosong.


Katakan padanya, jika ini hanya lah mimpi.


.
.
.

-TBC-

Akhirnya aku update lagi✨
4 ribu kata lebih nih, maaf klo kepanjangan ya huhu

Padahal tinggal berapa chapter lagi, kebiasaan banget emng nge-stuck ketika mendekati ending :')

Aku gak berharap banyak chapter ini rame, kalian masih mau baca, kasih vote dan komen pun alhamdulillah🥺

Klik

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top