Hello Stranger : 04
"Uwahh kau punya motor? " tanya Dahyun takjub melihat Song Kang yang kini tengah memakai helm.
"Kenapa kau selalu bereaksi berlebihan? " keluh Song Kang.
Song Kang memberikan helmnya pada Dahyun, Dahyun menerimanya dengan senang hati.
"Aku tidak berlebihan, aku memang seperti ini. Lagi pula aku senang sekarang karena akan melakukan hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya, " ucap Dahyun sembari mencoba untuk memakai helmnya.
Namun gadis itu kesulitan, Song Kang yang melihatnya pun segera membantu Dahyun memakai helmnya.
"Kau tidak pernah naik motor? " tanya Song Kang.
Helm milik Dahyun sudah terpasang. Dahyun menganggukkan kepalanya atas pertanyaan Song Kang.
"Ayah tidak memperbolehkan aku, " ucap Dahyun.
Song Kang menatap Dahyun yang kini mulai bersiap-siap untuk menaiki motornya.
"Tapi kau di perbolehkan berpergian menyusul kekasih mu, " dengus Song Kang.
Dahyun tertawa kecil.
"Kapan aku mengatakan bahwa aku di perbolehkan ayah ku? " tanya Dahyun.
Song Kang refleks menoleh kebelakang untuk melihat Dahyun begitu menyadari arti dari perkataan gadis itu.
"Kau-"
Dahyun memeluk Song Kang, melingkarkan lengannya pada pinggang lelaki itu tanpa permisi dan menyandarkan kepalanya di punggung Song Kang.
Song Kang tentu saja kaget dengan apa yang Dahyun lakukan sekarang. Namun ia menutupinya. Ia menatap Dahyun begitu pun sebaliknya, hingga akhirnya gadis itu mulai berucap.
"Aku pergi tanpa sepengetahuannya, " ucap Dahyun menjawab apa yang ada di pikiran Song Kang saat ini.
Song Kang menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang Dahyun lakukan.
"Wah kau benar-benar bodoh ternyata, " ucap Song Kang sembari berdecak.
"Aku keren kan, " ucap gadis itu bangga.
Song Kang memukul pelan helm Dahyun.
"Kau akan membuat ayah mu khawatir, " ucap Song Kang.
"Aku tahu, tapi aku kan bukan anak-anak lagi, aku ingin melakukan hal-hal yang aku ingin kan, " ucap Dahyun sembari mengerucutkan bibirnya.
"Kau gadis bodoh yang kehilangan tas beserta isinya bagaimana bisa mengatakan hal seperti itu? " ledek Song Kang.
Dahyun mendengus kesal. Ia balas memukul helm Song Kang yang tentu saja mendapatkan protes dari lelaki itu.
"Kenapa suka sekali mengejek ku sih! Lagi pula itu karena aku sedang sial tahu! Sedang sial!" keluh Dahyun sembari menekan kata sedang sial.
Song Kang mencibir. Dahyun mendengus. Gadis itu menyuruh Song Kang untuk segera melajukan motornya dan menghentikan perdebatan mereka. Song Kang tak bisa menyembunyikan tawanya karena perdebatan kecil mereka.
Ya, akan ada perdebatan lainnya selama perjalanan. Namun mereka menikmatinya.
Setiap perdebatan kecil itu.
........................
"Ini tempatnya? "
Dahyun menganggukkan kepalanya. Gadis ini mulai turun dari motornya. Ia berdiri di dekat Song Kang, mengisyaratkan kepada lelaki itu untuk membantunya membuka helmnya.
Song Kang melepaskannya sembari melihat ke sekeliling.
"Ini perumahan, bukan penginapan, " ucap Song Kang setelah berhasil membantu melepaskan helm yang Dahyun pakai.
Lelaki itu juga melepaskan helmnya. Menatap Dahyun yang kini juga melihat ke sekelilingnya.
"Kau benar. "
Gadis itu berjalan mendekati pagar rumah, di ikuti oleh Song Kang dibelakangnya. Dahyun melihat tanda di pagar rumah itu, ia sekali lagi memastikan alamatnya. Kemudian Dahyun berbalik menghadap Song Kang.
"Alamatnya benar, " ucap Dahyun.
Song Kang kembali melihat sekeliling kemudian mengangguk pelan, lelaki itu lalu menyuruh Dahyun untuk masuk. Sementara dia mulai berjalan kembali ke motornya dan menaikinya.
Namun bukannya masuk, Dahyun justru mendekati Song Kang.
"Kau tidak ikut? " tanya Dahyun.
Song Kang yang awalnya ingin memakai helmnya terpaksa menghentikannya.
"Kau mau kekasih mu melihat ku? Ahh tidak masalah, mungkin akan ada hal hebat yang aku lihat nanti," ucap Song Kang memprovokasi.
Song Kang bergerak turun dari motornya tetapi dengan cepat di tahan oleh Dahyun.
"Tidak! Tidak! Tidak! Kau tidak usah ikut!" ucap Dahyun cepat.
"Ya sudah sana masuk, " ucap Song Kang.
Lelaki ini mengernyit bingung karena Dahyun tak juga bergerak dari tempatnya.
Dahyun mengeratkan pegangannya pada tali tasnya. Ia menundukkan kepalanya tak berani menatap Song Kang.
"Ada apa? " tanya Song Kang yang menyadari gelagat aneh Dahyun.
"Aku... Pasti akan merindukan mu, " ucap Dahyun.
Gadis itu mengangkat kepalanya, matanya menatap Song Kang.
Song Kang terdiam. Tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia senang karena akhirnya terbebas dari gadis merepotkan seperti Dahyun, namun entah lah, jujur saja Song Kang merasa cukup menyayangkan hal ini.
Dahyun orang pertama yang membuatnya bisa menjadi dirinya sendiri.
"Berikan aku nomor handphone mu, " ucap Dahyun.
Gadis itu mengusap sudut matanya. Tentu saja itu tak luput dari pandangan mata Song Kang.
"Kau menangis? " tanya Song Kang.
"Berikan saja nomor handphone mu!" ucap Dahyun mengalihkan pandangannya.
Song Kang terkekeh pelan.
"Baiklah, kau punya pena? "
Dahyun menganggukkan kepalanya, ia mencari pena dari tas kecilnya. Memberikan pena itu pada Song Kang.
Song Kang mulai membuka tutupnya, lalu menarik salah satu lengan Dahyun. Ia menuliskan nomor handphonenya disana, tak peduli dengan teriakan protes dari gadis itu.
"Jangan hubungi aku, " ucapnya sembari menatap gadis itu.
Dahyun menatap nomor handphone Song Kang di lengannya. Kemudian tersenyum.
"Sayang sekali aku harus, koper ku ada di apartemen mu, " ucap Dahyun.
Song Kang mengeluh tentang hal itu. Ia melupakannya.
"Aishh! Kau memberantakkan koper mu tadi pagi! " ucap Song Kang.
Dahyun menepuk-nepuk bahu Song Kang.
"Aku percayakan pada mu ya Song Kang-ssi, " ucap Dahyun sembari tertawa kecil.
Gadis itu segera melarikan diri sebelum Song Kang mengomelinya.
Dahyun membuka pagar rumah itu. Gadis itu terhenti sejenak, lalu mundur beberapa langkah dan mulai melambaikan tangannya pada Song Kang.
"Sampai Jumpa Song Kang-ssi! "
Song Kang terdiam sembari menatap Dahyun yang melambaikan tangannya dengan senyuman merekah.
"Selamat tinggal Michinyeon, " ucapnya.
Bagi Song Kang ini adalah sebuah perpisahan.
Lagi, satu lagi perpisahan yang tak bisa ia hindari.
.......................
Song Kang memasuki apartemennya dalam diam. Entah mengapa suasananya terlihat sangat berbeda.
Baru pagi tadi ia merasa jika apartemennya ramai dengan celotehan gadis berkulit putih itu. Namun sekarang apartemennya terasa sangat sunyi.
Song Kang mendudukkan dirinya di sofa. Menatap lurus koper milik Dahyun yang tergeletak begitu saja di dekat tangga.
Lelaki itu menghela nafasnya, kemudian bangkit, berjalan mendekati koper milik Dahyun.
Ia berjongkok dan mulai membereskan barang-barang Dahyun yang berserakan. Ia Memasukkannya dalam diam.
Kenapa rasanya hampa?
Apa sosok Dahyun mulai mendominasi di dalam hidupnya?
Song Kang mengacak surainya pelan.
"Tidak ada hubungannya dengan mu," ucap Song Kang pada dirinya sendiri. Seolah menyakinkan dirinya untuk tidak memikirkan hal-hal yang tak perlu.
Beberapa menit setelahnya, lelaki ini selesai membereskan koper milik Dahyun. Ia mendorong kopernya ke sisi dekat sofa. Lalu membaringkan tubuhnya.
Dering telepon miliknya membuat Song Kang yang awalnya ingin beristirahat jadi mendudukkan dirinya.
Ia mengangkat panggilan itu tanpa ragu.
"Halo? "
"Song Kang-ssi! "
Suara gadis yang familiar di telinganya menyapa lewat panggilan itu.
"Dahyun? "
"Eum, ini aku. "
Song Kang menghela nafasnya.
"Koper mu kan? Sudah aku bereskan jadi kau tidak perlu-"
Perkataan Song Kang berhenti begitu ia mendengar suara isak tangisan. Ah Song Kang baru menyadari jika sejak awal suara Dahyun memang bergetar.
Dahyun menangis.
"Kau kenapa? " tanya Song Kang.
"Dia tidak ada disana! Ahjumma itu mengatakan bahwa dia tidak lagi tinggal disana! Huwaaa! "
Gadis itu menangis sesegukan sembari menjelaskan apa yang terjadi. Song Kang dapat membayangkan betapa Dahyun ketakutan saat ini. Seperti yang di ketahui, gadis itu tidak tahu jalan, tidak punya Handphone dan juga uang. Dahyun seperti gadis kecil yang tak tahu jalan pulang.
Song Kang mengusap wajahnya. Ia tak mengerti lagi mengapa dirinya mengkhawatirkan gadis itu.
"Kau dimana sekarang? "
"A-aku di toko dekat perumahannya, ahjumma disini meminjamkan handphonenya pada ku hiks."
"Baiklah, aku akan menjemput mu. Jadi jangan pergi kemana-mana, arra?" ucap Song Kang.
"Eung.."
Song Kang menutup panggilan itu, ia bergegas kembali keluar dari apartemennya untuk menjemput Dahyun.
.......................
Dahyun duduk berjongkok di depan toko itu, ia nyembunyikan wajahnya.
Ia takut hingga kakinya tak mengizinkan dirinya untuk berdiri. Tangannya bergetar dan ia masih sesegukan.
Dahyun memang bukan lah gadis dewasa seperti gadis seumurannya yang sudah bisa bersikap dewasa bahkan sebelum menginjak usia 20-an. Ya, Dahyun hanyalah gadis manja yang ceroboh, merepotkan, dan menyebalkan dalam satu waktu.
Sejak kecil Dahyun selalu melakukan hal-hal yang perintah oleh ayahnya. Dahyun juga selalu mematuhi perkataan ayahnya untuk tidak melakukan apapun yang dapat membahayakan dirinya. Karena itu lah Dahyun tak bisa melakukan banyak hal. Gadis ini sudah terbiasa dengan kehidupannya yang bisa di katakan mewah dan penuh kasih sayang.
Dahyun untuk pertama kalinya menyesali niatnya yang nekat menyusul sang kekasih di jeju. Dahyun menyesal karena melarikan diri dari ayahnya. Dahyun juga menyesal karena membiarkan Song Kang meninggalkannya. Harusnya Dahyun tetap bersama dengan Song Kang sekarang.
"Cepat lah datang, " gumamnya.
Bak sebuah mantra, saat itu juga Suara motor berhenti membuat Dahyun mendongkakkan kepalanya.
Disana, Song Kang turun dari motornya dan mulai berjalan kearahnya.
Dahyun sekarang dapat bernafas lega. Ia berdiri, Song Kang berada dalam jarak yang dekat dengannya.
"Kau tidak apa-apa? "
Bahkan mendengar suara lelaki itu saja Dahyun merasa ia aman sekarang.
"Hei.. Kau tidak apa-apa? " tanya Song Kang lagi membuyarkan lamunan Dahyun.
Dahyun tak menjawab, gadis itu justru langsung berhambur ke dalam pelukan Song Kang. Memeluk erat lelaki itu seolah-olah ia tidak ingin melepaskannya lagi.
"Aku takut, jangan pernah tinggalkan aku," ucapnya.
.
.
.
-TBC-
Ngehehehehe
Ayok ramein lagi🙈
Klik✨
⇩
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top