Hello Stranger : 03
"Aku tidak mau kembali. "
Lelaki itu mengeratkan genggamannya pada handpone miliknnya.
"Sudah ku katakan aku tidak akan kembali! Aku tidak mau! "
Song Kang berteriak tanpa bisa ia tahan lagi.
Nafasnya naik turun, genggaman tangannya pada handphone itu semakin erat. Matanya tak bisa di ajak berkompromi, air mata itu mengalir begitu saja.
Song Kang menghapus air matanya dalam diam. Ia menarik pelan nafasnya, mencoba untuk tenang.
"Kumohon biarkan aku menenangkan diri ku... Jangan pernah menelpon ku lagi, jebbal eomma," ucapnya lirih sebelum akhirnya mematikan panggilan itu.
.........................
Apartemen Song Kang di jeju ini adalah pemberian dari almarhum kakeknya. Song Kang akan mengunjungi apartemen ini jika ia butuh untuk menenangkan dirinya.
Katakan lah bahwa Song Kang ada seorang tuan muda yang suka berpergian untuk menenangkan dirinya.
Apartemen ini tidak terlalu besar, hanya apartemen minimalis yang cukup untuknya sendiri.
Malam itu setelah mereka berdua selesai makan ramyeon buatan Dahyun, mereka memilih untuk segera pergi tidur, mengingat hari pun sudah larut malam.
Song Kang memberikan selimut pada Dahyun yang sudah bersiap-siap untuk tidur di sofa miliknya.
"Ini. "
Dahyun tersenyum dan menerimanya dengan senang hati.
"Terimakasih, ahh hangatnya, " ucap gadis itu sembari membalut tubuhnya dengan selimut.
Song Kang tersenyum kecil. Kemudian mulai berjalan menuju saklar lampu.
"Boleh kah lampunya tetap hidup? Aku takut gelap, " ucap Dahyun sebelum Song Kang bisa mematikan lampunya.
Song Kang menoleh pada Dahyun yang kini menatapnya dengan pandangan memelas. Song Kang menghela nafasnya.
"Aku tidak bisa tidur dalam keadaan terang, " ucap Song Kang.
"Benar kah?"
Song Kang menganggukkan kepalanya.
"Umm kalau begitu kau bisa mematikan lampunya, " ucap Dahyun.
Song Kang menaikan alisnya bingung. Kenapa Dahyun tak membantah atau pun merengek padanya.
"Bukan kah kau takut gelap? "
Dahyun mengangguk pelan. Ia menatap Song Kang dari tempatnya berbaring sekarang.
"Tapi kau tidak bisa tidur kalau terang bukan, jadi mati kan saja lampunya," ucap Dahyun.
"Kau rela ketakutan semalaman? " tanya Song Kang.
"Eung, Kalau kau bisa tidur nyenyak aku tidak masalah, " ucap gadis itu kemudian.
Song Kang terdiam.
Kemudian ia berjalan menaiki tangga menuju ke tempat tidurnya yang berada di atas tanpa mematikan saklar lampu.
Dahyun bingung, ia menatap punggung Song Kang yang mulai berjalan menjauh.
"Kenapa tidak dimatikan? " tanya Dahyun heran.
"Aku tidak mau tidur ku terganggu karena tangisan seorang gadis nanti," ucap Song Kang.
Setelah mengatakan itu Song Kang kembali melanjutkan langkahnya lalu mulai berbaring di tempat tidurnya.
Dahyun tertegun menatap lelaki itu. Kemudian senyuman muncul di parasnya yang cantik.
"Terimakasih, dan selamat malam."
Suara Dahyun tentu saja bisa Song Kang dengar. Lelaki itu mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan pembatas kaca di tempat tidurnya. Dari sini ia bisa melihat Dahyun yang berbaring di sofanya. Tubuh Dahyun itu mungil, jadi ia terlihat nyaman-nyaman saja meski harus tidur di sofa.
"Aku trauma gelap, " ucap Dahyun memecahkan keheningan.
Song Kang melihat Dahyun dari tempatnya. Ternyata gadis itu belum tidur. Gadis itu menurunkan selimutnya hingga batas dagu. Mata Dahyun pun kini menatap kearah Song Kang. Gadis itu kembali tersenyum.
"Dulu ibu ku meninggalkan aku pada malam hari, saat itu hujan sangat deras dan ada banyak petir, semua lampu di rumah ku mati. Saat itu aku mendengar teriakan ayah, ayah menangis dan karena penasaran aku menyusuri koridor rumah ku untuk melihat apa yang terjadi... "
Song Kang mendengarkan Dahyun dalam diam. Song Kang tak berniat untuk menyela atau bahkan menghentikan gadis itu untuk bercerita mengenai traumanya.
Karena sejujurnya Song Kang mengerti, bagaimana sulitnya untuk bercerita tentang trauma yang kau punya kepada orang lain. Song Kang menghargai Dahyun yang mau bercerita padanya meski ia tidak memintanya.
Lagi pula Song Kang merasa jika dirinya lah yang memicu Dahyun untuk bercerita. Karena ia sudah mengingatkan Dahyun pada Traumanya, meski tanpa disengaja.
Kini mata Song Kang menatap lekat pada Dahyun yang terdiam. Genggaman tangannya pada selimut itu dapat Song Kang lihat.
Song Kang tahu jika Dahyun memaksakan dirinya, namun mengapa gadis itu masih mencoba untuk bercerita?
"Kau tidak perlu-"
"Aku melihat ibu ku tergeletak di lantai dengan banyak darah. "
Song Kang lagi-lagi terdiam. Lelaki itu kaget dengan apa yang baru saja ia dengar.
Dahyun menatap kearah Song Kang. Mata mereka bertemu. Namun Song Kang tak bisa berucap apapun. Pikirannya masih mencoba untuk mencerna kata-kata yang Dahyun ucapkan.
"Ibu ku di bunuh para perampok yang merampok rumah kami."
Apa-apaan ini.
"Ayah terlambat menyelamatkan ibu ku, tapi aku bersyukur karena ayah tidak terluka. Jadi sejak saat itu aku takut gelap, aku takut jika akan ada orang lain yang aku sayang pergi, " lanjut Dahyun.
"Kenapa kau menceritakannya kepada ku? " tanya Song Kang setelah cukup lama terdiam.
Dahyun kembali menatap Song Kang.
"Eum entah lah, aku hanya merasa kau sepertinya tipe orang yang perhatian, aku merasa aman saat bersama mu, " ucap Dahyun.
"Kau sepertinya bisa menjaga ku," lanjut Dahyun dengan senyum kecilnya.
Song Kang mengalihkan pandangannya.
"Omong kosong. "
"Waeyo? Aku serius, " ucap Dahyun.
"Aku bahkan tidak bisa menjaga orang yang ku sayang, " lirih lelaki itu yang tentu saja tidak bisa Dahyun dengar.
"Kau tidak boleh mempercayai orang begitu saja, " ucap Song Kang.
"Tapi aku percaya pada mu, " ucap Dahyun cepat.
Lelaki itu terdiam sejenak sebelum akhirnya Membalikkan tubuhnya membelakangi pembatasnya.
"Terserah. " ucapnya.
Tak ada yang berbicara lagi. Song Kang dengan pikirannya, begitupun dengan Dahyun.
"Song Kang-ssi, " panggil Dahyun dalam keheningan.
Namun tak ada jawaban. Dahyun melirik keatas, yang ia lihat hanyalah punggung Song Kang sekarang.
Gadis itu tersenyum kecil.
"Terimakasih, aku benar-benar beruntung bertemu dengan mu, " ucap Dahyun.
Dahyun menarik selimutnya kemudian mulai menutup matanya. Sementara itu sang lelaki masih terjaga, hanyut dalam pikirannya di tengah heningnya malam.
........................
"Song Kang-ssi. "
Dahyun membangunkan Song Kang yang masih tertidur pulas.
"Song Kang-ssi ayo bangun, " bisik Dahyun.
Gadis ini berjongkok di hadapan Song Kang yang masih memejamkan matanya. Gadis itu melipat tangannya di tempat tidur dan terus memperhatikan wajah tidur lelaki itu.
"Aigoo bagaimana bisa seseorang masih terlihat sangat tampan saat ia tidur? " gumam Dahyun.
Dahyun tersenyum kecil. Jarinya kini mulai menyentuh pipi Song Kang, menekannya pelan. Dahyun tertawa kecil saat Song Kang tampaknya mulai terganggu. Lelaki itu menggeliat pelan.
"Ireona Song Kang-ssi, " ucap Dahyun lagi masih menyentuh pipi Song Kang.
Mata lelaki itu mulai mengerjap. Song Kang menggeram pelan, kemudian menarik selimutnya menutupi tubuhnya hingga kepala.
Dahyun melihat itu pun tertawa kecil.
Bagaimana bisa lelaki ini terlihat sangat menggemaskan saat ia sedang tidur?
"Jangan ganggu aku. "
Suara serak dari balik selimut itu menghentikan tawa Dahyun.
"Eoh? Kau tidak ingin bangun? Ini sudah pagi, kau bilang akan berlibur bukan, " ucap Dahyun.
Song Kang menurunkan selimutnya. Lelaki itu cukup kaget karena Dahyun yang berada dalam jarak dekat dengannya.
"Apa yang kau lakukan disini? " tanya Song Kang.
Tampaknya sudah sadar sepenuhnya.
Dahyun tersenyum padanya.
"Membangunkan mu, ayo sarapan bersama! " ucap Dahyun semangat.
Song Kang mengernyit bingung.
"Kau kan tidak bisa memasak, " ledeknya.
Dahyun mengerutkan bibirnya, cukup tersinggung dengan ledekan itu meski sebenarnya itu adalah faktanya. Namun Dahyun sebagai seorang gadis tetap saja tersinggung.
"Mengoleskan selai pada roti saja aku bisa, kau ini meremehkan sekali, " dengus Dahyun.
Song Kang tertawa kecil, Dahyun yang melihatnya tertegun untuk beberapa saat. Song Kang tertawa padanya. Itu bukanlah tawa mengejek atau pun tawa meremehkan.
"Ahh boleh kah aku selingkuh? " tanya Dahyun polos.
"Hah? "
Song Kang menautkan alisnya.
Bicara apa gadis ini.
Dahyun tertawa kecil begitu menyadari ekspresi Song Kang.
"Soalnya Kau curang. Jangan tertawa seperti itu atau aku akan jatuh Cinta pada mu, " ucap Dahyun.
Setelah mengatakan hal itu Dahyun turun kebawah untuk sarapan.
......................
Dahyun melihat penampilannya di cermin, ia tersenyum kecil akan penampilannya.
"Perfect! " ucapnya sebelum akhirnya turun kebawah untuk mengambil tas jinjing kecilnya.
Dengan senyuman yang tak pernah luntur, Dahyun mengambil tasnya di atas meja makan.
Ia menoleh ke sisi lain ruangan, ada Song Kang disana yang tengah membaca bukunya. Dahyun pun berjalan menghampiri lelaki itu dan memanggil namanya.
"Song Kang-ssi! "
Song Kang yang merasa terpanggil pun menolehkan kepalanya.
"Wae? "
"Bisa pinjam handphone mu? " tanya Dahyun.
Song Kang menatap Dahyun, Dahyun yang mengerti pun mulai menjelaskan.
"Aku akan menelepon kekasih ku, aku tidak punya handpone ingat, " ucap Dahyun.
Song Kang menganggukkan kepalanya pelan, kemudian mulai memberikan handponenya kepada Dahyun.
"Gomawoyo! "
Dahyun dengan senang hati mulai memakai handphone milik Song Kang, mengetikkan beberapa nomor yang ia ingat lalu mulai melakukan panggilan.
Semua yang Dahyun lakukan tadi tak luput dari pengelihatan Song Kang. Sekarang sepertinya buku tidak lagi menarik untuk lelaki ini.
"Eh? "
Dahyun mengerutkan keningnya.
"Kenapa? " tanya Song Kang.
Dahyun menunjukkan handponenya pada Song Kang.
"Di matikan, " ucap Dahyun.
"Panggilan mu di tolak? "
Dahyun mengangguk pelan. Dahyun mengembalikan handphone Song Kang. Bibirnya mengerucut dengan ekspresi wajahnya yang terlihat kesal.
"Jadi.. "
"Tidak tahu. Aish kenapa dia menolak panggilan ku," ucap Dahyun murung.
Song Kang hanya diam. Ia tak bisa berbuat apa-apa untuk gadis itu. Dia bahkan tak mengenal lelaki yang menjadi kekasihnya.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan, kau pasti akan mengusir ku kan, " ucap Dahyun dengan nada memelas.
"Kenapa juga aku harus menerima mu, " ucap Song Kang.
"Ish kejam! " dengus Dahyun.
Dahyun mendudukan dirinya di sofa yang tak jauh dari Song Kang. Gadis itu menghela nafasnya sembari memainkan rambutnya.
Song Kang melirik Dahyun, kemudian menghela nafasnya.
"Kau punya alamatnya? Tempatnya menginap? Atau apapun itu, " tanya Song Kang.
Dahyun berpikir sebentar sebelum akhirnya menuju kopernya dan mengacak-acaknya. Song Kang yang melihat itu mengelus dadanya sabar.
Gadis ini benar-benar.
Tak lama Dahyun berteriak senang sembari menghampiri Song Kang dan menunjukkan secarik kertas berisikan alamat.
"Ini tempat penginapannya, " ucap Dahyun senang.
Song Kang menganggukkan kepala.
"Nah sekarang kau bisa pergi menemuinya, " ucap Song Kang.
Dahyun menatap Song Kang, Song Kang yang merasa ditatap pun menaikkan alisnya.
"Apa? "
"Kau tidak akan menemani ku? " tanya Dahyun.
"Kenapa aku harus? "
"Aku kan pendatang, aku tidak tahu jalanan, aku juga tidak punya uang, aku tidak punya handpone, aku juga-"
Perkataan Dahyun terhenti begitu Song Kang menaruh bukunya dengan sedikit hentakan. Lelaki itu menatap Dahyun dengan tatapan kesal, namun Dahyun hanya tersenyum tak bersalah menanggapinya.
"Sebaiknya kau membayar ini semua Dahyun-ssi, " ucap Song Kang.
Dahyun menganggukkan kepalanya antusias.
"Kajja! kajja! " ucap Dahyun semangat.
Dahyun merangkul lengan Song Kang, mengiring lelaki itu menuju pintu apartemen.
Song Kang hanya bisa pasrah dengan setiap tindakan yang di lakukan gadis ini. Ia melirik Dahyun.
'Kenapa aku tidak pernah bisa menolaknya? '
.
.
.
-TBC-
AKU SUKA KALIAN NGEGAS HEHE
Yang penasaran siapa pacarnya Dahyun, tahan dulu ya. Bakalan lama keluarnya wkwk
Spill : dia aktor juga🙈
Klik ✨
⇩
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top