Hello Stranger : 02


Suasana Jejudo begitu terasa saat mereka keluar dari bandara. Song Kang berjalan menuju taksi yang sudah ia pesan tadi. Sementara itu di belakangnya Dahyun Setia mengikuti dalam diam.

Song Kang menghentikan langkahnya, ia membuka pintu taksinya. Menoleh pada Dahyun, mengisyaratkan gadis itu untuk masuk. Dahyun menurut tanpa protes.

Song Kang menaruh koper Dahyun di bagasi Mobil, lalu kembali. Ia menundukkan kepalanya untuk melihat Dahyun yang sudah duduk di dalam.

"Dimana hotel mu? " tanya Song Kang.

Dahyun mengerjapkan matanya.

"Kau tidak ikut? "

"Kenapa aku harus ikut? "

"Kau bilang kau akan membantu ku, " ucap Dahyun.

"Aku membantu mu, lihat, kau tidak perlu membayar taksi. " ucap Song Kang.

"Tapi-"

"Dimana hotel mu, tidak usah membantah, " potong lelaki itu.

Dahyun menundukkan kepalanya. Song Kang yang melihat gelagat aneh itu menatap tak percaya pada Dahyun.

"Jangan bilang kau tidak memesannya, " ucap Song Kang.

"Aku lupa, aku memutuskan untuk memesannya ketika aku sudah sampai, " cicit Dahyun.

Song Kang tak bisa berkata-kata lagi. Baru kali ini dia bertemu dengan orang sebodoh Dahyun.

Dahyun tak bisa menatap Song Kang karena lelaki itu tampak sangat kesal.

Song Kang menghela nafasnya kasar, kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang 10.000 won dan memberikannya kepada Dahyun.

"Terserah kau mau kemana, aku tidak peduli, " ucapnya.

Setelah mengatakan itu Song Kang menutup pintunya.

Dahyun menatap uang yang di berikan Song Kang padanya. Sekarang ia ingin menangis.

"Tega sekali, " gumam Dahyun.

Dahyun tak tahu harus bagaimana lagi sekarang, meski Song Kang memberinya uang untuk naik taksi, Dahyun bahkan tak tahu harus pergi kemana.

"Agasshi kemana tujuan anda? " tanya Supir itu hati-hati.

Dahyun mulai menangis dan tak menjawab pertanyaan supir itu.

"Sudah lah agasshi, kekasih anda mungkin tak bermaksud-"

"Dia bukan kekasih ku ahjushi! " ucap Dahyun dalam tangisnya.

Supir itu terdiam. Ia kembali menghadap kedepan. Terdiam dalam situasi aneh ini.

"J-jadi kemana tujuan kita? "

"Aku tidak tahu huwaaaa! "

Dahyun sesegukan dan itu membuat sang supir taksi terdiam.

"Hiks ahjussi tidak akan menculik ku kan? " tanya Dahyun tiba-tiba.

"Saya tidak punya keberanian untuk itu agasshi, " jawabnya.

Tangisan Dahyun mulai reda. Dahyun melirik supir taksi itu.

"Ahjussi bisa antarkan aku ketempat penitipan anak? "

"Kenapa kesana? " tanya supir itu bingung.

"Karena aku tidak punya tujuan! "

"Ah.. b-baik lah. "

Sang supir tak bisa berkutik karena penumpang anehnya ini. Ia pun mulai menyalakan mesin mobilnya sebelum ketukan di kaca menghentikannya untuk melaju.

Supir itu membuka kuncinya karena paham bahwa lelaki yang tadi bersama gadis ini ingin masuk.

Pintu mobil terbuka, Song Kang masuk kedalam mobil. Dahyun kaget bukan main karena Song Kang yang kini duduk disisinya.

"Bisa masukkan koper ku kedalam bagasi ahjussi? Lalu antarkan kami ke alamat ini," ucap Song Kang kepada supirnya sembari memberikan note kecil berisi alamat yang ingin ia tuju.

Sang supir mengangguk paham. Ia menerima note itu lalu keluar untuk memasukkan koper milik Song Kang.

"Apa yang kau lakukan disini? " tanya Dahyun di tengah keheningan.

Song Kang menatap Dahyun.

"Dan kenapa kau menangis disini? " Song Kang balik bertanya.

"Aku menangis karena kau meninggalkan aku! " ucap Dahyun masih sesegukan.

"Cih memangnya kau anak kecil, " dengus Song Kang.

Dahyun mengusap kecil sudut matanya.

"Kenapa kau kembali? " tanya Dahyun.

"Tidak tahu, " ucap Song Kang cuek.

Dahyun menatap lelaki di sampingnya ini dengan pandangan bingung. Jawabannya tadi tidak lah masuk akal.

Dahyun ingin bertanya namun di hentikan, Song Kang menyelanya lebih dahulu.

"Jangan banyak bertanya, Bangun kan aku saat kita sudah sampai, " ucap Song Kang.

Dahyun menutup mulutnya rapat, ia memperhatikan Song Kang yang kini bersiap menutup matanya. Lelaki ini bersidekap dada.

"Bagaimana bisa orang tampan punya kepribadian buruk sepertinya, " cibir Dahyun pelan.

"Dan bagaimana bisa seorang gadis bodoh berpergian sendirian, " ucap Song Kang masih dengan mata yang tertutup.

"B-berhenti menghina ku dan pergi tidur! " ucap Dahyun kaget karena Song Kang mendengarnya.

Dahyun mendelik pada Song Kang sebelum akhirnya ia mulai berbincang dengan supir taksi. Ya lebih baik seperti ini dari pada harus beradu argumen dengan lelaki di sampingnya ini.


..........................



"Kau punya apartemen di Jeju?! "

Dahyun mengarahkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan. Matanya tak berhenti bekerja mengagumi apartemen Song Kang, sementara mulutnya tak berhenti berbicara.

Dahyun berjalan menuju sofa yang berada di sisi ruangan. Kakinya bergerak kecil, ia menunggu Song Kang di belakangnya yang membawa koper mereka.

"Begitu kah cara seorang tamu? " tanya lelaki itu dengan nada kesal.

Dahyun terperanjat, ia tertawa kecil lalu menghampiri Song Kang dan mengambil kopernya.

"Mian, aku terlalu senang, " ucap Dahyun.

Song Kang memutar bola matanya malas. Lelaki ini mendudukkan dirinya di sofa.

"Aku pasti sudah gila, " keluhnya.

Dahyun tahu jika itu karena dirinya. Jadi Dahyun berinisiatif untuk memperbaiki mood Song Kang.

"Apa yang kau lakukan? "

"Memijat mu, lihat, kau harus tahu jika aku pandai memijat, " ucap Dahyun sembari memijat bahu Song Kang.

Song Kang menepis tangan Dahyun.

"Berhenti berbasa-basi. "

Dahyun menggigit bibir bawahnya.

"Dengar, berikan aku alasan mengapa aku harus menolong mu, " ucap Song Kang yang kini menatap Dahyun.

Dahyun mengerjapkan matanya.

"Ini interview? "

"Aku kesini untuk berlibur, tidak untuk membawa beban seperti mu, " ucap Song Kang tajam.

"Ishh Kenapa bicara mu ini kasar sekali, " keluh Dahyun.

Song Kang mendelik, Dahyun mengalihkan pandangannya lalu berdeham pelan.

"Eum baiklah, jadi karena aku tidak punya uang, ponsel dan juga tempat tinggal, kau bisa memberikan aku tumpangan, hanya untuk hari ini bagaimana? "

Dahyun dapat melihat Song Kang menautkan alisnya, Dahyun pun kembali melanjutkan.

"Sebenarnya aku kesini untuk menemui kekasih ku, kau hanya perlu memberikan aku tumpangan satu hari saja. Setelah aku menemui kekasih ku, aku akan pergi."

Dahyun gugup setengah mati saat melihat ekspresi Song Kang. Alisnya semakin bertaut, tanda bahwa ia tidak menyukai apapun yang Dahyun katakan.

"U-untuk membalasnya aku akan membantu mu memasak, membereskan peralatan mu, memijat bahkan mencuci pakaian mu! Aku bisa melakukan semuanya, kau tenang saja, " ucap Dahyun.

"Kau bisa memasak? " tanya Song Kang.

Senyum Dahyun merekah, ia menepuk-nepuk dadanya seakan membanggakan dirinya.

"Kau bisa mengandalkan aku, aku akan memasak makan malam," ucapnya sembari menyisingkan lengan kemejanya.

.
.
.

Song Kang mengalihkan pandangannya dari kroket kentang yang gosong.

Lelaki tampan itu kini menatap Dahyun yang tengah terbatuk-batuk akibat asap dari percobaan memasaknya yang mengerikan.

Dahyun tertawa kecil begitu ia di tatap oleh Song Kang. Dengan Canggung Dahyun pun mulai berucap.

"T-tada kroket kentang, " ucap Dahyun memaksakan dirinya agar tetap tersenyum.

"Bagaimana bisa ini kau sebut dengan memasak? semuanya berwarna hitam!"

"M-mungkin aku bisa melakukan hal lainnya, "ucap Dahyun.

Mata mereka beradu tatap. Song Kang tanpa kata mulai bangkit dari kursinya dan bergegas menuju ruang santainya untuk mengambil koper Dahyun.

Dahyun mengikuti Song Kang, gadis itu tahu betul apa yang akan Song Kang lakukan.

"Anniyo! Aku bisa membantu mu aku serius! Biarkan aku tinggal! "

Teriak Dahyun sembari memeluk kaki Song Kang erat. Gadis ini sudah terlihat seperti koala.

"Lepas, aku tidak bisa membiarkan gadis gila bersama ku, " geram Song Kang.

"Anniyo! Aku tidak gila, hanya tidak bisa memasak oke! Jadi biar kan aku tinggal! " pinta Dahyun.

"Kau-"

Suara dering handphone memotong ucapan Song Kang.

Song Kang menghela nafasnya berat sebelum akhirnya mengeluarkan handphonenya dari saku celananya.

Song Kang tampak membeku sesaat, ekspresinya sekarang menjadi semakin menyeramkan. Dahyun berkedip beberapa kali saat memperhatikannya. Saat Song Kang menatapnya, Dahyun segera mengalihkan tatapannya.

"Lepas. " ucap lelaki itu.

"Tapi kau akan mengusir ku jika aku-"

"Lepaskan saja aku! Aku tidak peduli kau mau menetap disini atau tidak! " ucapnya.

Dahyun tentu saja kaget saat Song Kang membentaknya. Gadis itu pun melepaskan pelukannya, Song Kang menatapnya sebentar sebelum akhirnya mulai pergi keluar.

.........................


Dahyun duduk dalam diam, ia menekuk lutut dan duduk dalam posisi tegap, persis seperti tengah di hukum, hanya saja tangannya tidak di angkat keatas.

Matanya terus melirik kearah pintu masuk dengan tatapan cemas.

"Aish jinjja.. Kim Dahyun kau sudah membangunkan monster, " rutuk Dahyun.

Dahyun memukuli kepalanya sembari merutuki kebodohannya.

Hingga suara pintu terbuka. Mata Dahyun langsung beradu dengan mata milik Song Kang.

Mereka terdiam untuk waktu yang cukup lama, sampai Song Kang mulai berjalan dan duduk di sofa yang tak jauh dari Dahyun.

"Apa yang kau lakukan disana? " tanya Song Kang.

"Aku menghukum diri ku sendiri! " jawab Dahyun cepat.

Song Kang mendengus kecil, sedikit tertawa. Namun Dahyun tahu itu bukan lah tawa aslinya. Entah kenapa Dahyun merasa jika ada banyak beban di baliknya.

Setelahnya hening, Dahyun hanya diam memperhatikan Song Kang yang tampak frustasi. Sejak keluar dan menerima panggilan telpon itu, ekspresi Song Kang berubah. Dan Dahyun menyadarinya.

"Kau... Ada masalah? "

Song Kang menoleh kepada Dahyun. Dahyun yang sadar jika perkataanya lancang pun kaget sendiri.

"Ah itu.. Aku tidak bermaksud untuk ikut campur, aku..."

Dahyun kehilangan kata-katanya sendiri. Ah bodoh.

"Hei.. "

Dahyun mengangkat kepalanya.

"Nde.. " ucapnya putus asa.

Sudah pasti ia akan di depak dari apartemen ini sekarang.

"Kau bisa tinggal. "

"Nde? "

"Kau bisa menginap disini, " ucap Song Kang.

Dahyun mengerjapkan matanya.

"Kau serius? "

"Kau tidak mau? "

"Tentu saja aku mau! "

Song Kang mendengus, Dahyun berdiri dan tertawa kecil.

"Yoshh! Aku akan memasak untuk mu lagi! " ucap Dahyun.

Gadis itu tersenyum cerah dan kembali menuju dapur. Song Kang tentu saja kaget, ia segera menyusul Dahyun sebelum gadis itu membakar dapurnya.

.
.
.

"Ramyeon? "

Dahyun menganggukkan kepalanya semangat. Gadis ini sudah siap dengan sumpit di tangannya.

"Eum, Ramyeon cocok dimakan saat kau sedang sedih, " ucap Dahyun masih dengan senyuman cerahnya.

Song Kang tertegun saat mendengarnya. Bagaimana bisa gadis ini menyadarinya.

"Kenapa kau diam, ayo makan sebelum dingin, " ucap Dahyun.

Song Kang menatap Dahyun lagi, sebelum akhirnya mulai mengambil sumpitnya. Tawa kecil keluar begitu saja.

"Setidaknya kau bisa memasak ramyeon, " ucap Song Kang.

"Terimakasih atas pujiannya, " ucap Dahyun yang kini sudah mulai memakan ramyeonnya.

"Itu bukan pujian. "

"Benarkah? " tanya Dahyun polos.

Song Kang menatap Dahyun, tak tahu lagi bagaimana menyikapi gadis ini.

Meski terdengar aneh. Tapi Song Kang saat ini membutuhkannya. Tanpa sadar Song Kang tersenyum.

"Gadis gila."

Kim Dahyun, orang asing yang bisa membuatnya merasa bahwa ia tidak sendirian di dunia ini.




.
.
.

-TBC-



Hehehe seneng deh ternyata banyak yang suka, aku kira bakalan sepi :')

Di tunggu next chap ya

Klik✨

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top