🕊️사투
"Kenapa kita tidak bisa bertahan lama?"
🕊️*🕊️
Menurut Uriel atau menjadi manusia itu sulit, apalagi dia dilarang untuk menggunakan kekuatan malaikatnya, tatapi dia cukup senang membaur bersama manusia-manusia ini. Dia jadi lebih tahu bagaimana cara mereka melakukan kebaikan dan kejahatan sekaligus, dan bagaimana cara mereka untuk mengatasi keduanya.
Berbeda dengan Uriel yang masih canggung hidup diantara manusia (para malaikat hanya menampakkan diri terhadap manusia-manusia yang sangat istimewa) Satan dan Themistocles tidak kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari. Satan melakukan cara hidupnya dengan kelicikan dan kemarahan khas dari iblis dunia bawah, dan Themistocles hanya melakukan pekerjaan kecil dengan teliti dan telaten. Keduanya juga terkadang bekerjasama dalam kejahatan dan sangat sering bertengkar karena perbedaan pendapat.
Uriel sendiri hanya menonton, dia cenderung menarik diri dan tidak memasuki dunia yang membuat malaikat menjadi makhluk rendahan seperti iblis. Sudah cukup dia melakukan kesalahan di masa lalu, dia tidak ingin menjadi bulan-bulanan Rafael, Gabriel, bahkan Michael sekaligus.
"Mendapat bola kebaikan ternyata tidak semudah bayanganku," kata Themistocles seraya membuka semua kancing bajunya, menampilkan otot-otot perut yang membentuk secara sempurna.
Saat ini, Themistocles bukanlah pria paruh baya dengan jenggot keriting, dia mengambil wujud sebagai bocah laki-laki berwajah imut tetapi memiliki otot tubuh yang kekar dan terlihat sehat. Matanya berkilat-kilat seperti orang baik dan terkadang menjadi kosong seperti orang idiot yang kehilangan sesuatu. Berbeda dengan Themistocles yang tampak aneh dengan wujud manusianya, Uriel dan Satan masih sama-sama tampan seperti perwujudan yang sering mereka gunakan. Hanya saja, Uriel mengubah warna rambutnya dengan warna hitam seperti kebanyakan dari manusia-manusia yang ada di sini, dia enggan terlalu mencolok.
Dari mereka bertiga, Satan yang paling tidak bisa diajak berkerjasama.
"Mereka juga tidak akan memberi tugas yang terlalu mudah," timpal Uriel. "Kita harus menggunakan cara lain untuk bisa mendapatkan bola kebaikan."
Themistocles melirik ke arah Satan yang tampak tidak peduli dengan kerisauan Uriel, pemuda itu memijat sedikit kepalanya pelan karena keangkuhan iblis. Dia dahulu adalah seorang pahlawan Athena tetapi dia harus mengkhianati negara tercinta dan berpihak kepada Persia, dia tidak punya pilihan lain untuk melakukan hal itu. Apapun caranya, dia harus mendapatkan bola kebaikan itu, ada hal yang selalu dia inginkan selama hidupnya.
Themistocles harus mendapatkan kesempatan itu, Satan dan Uriel harus membantunya.
🕊️*🕊️
Themistocles mengajak kedua makhluk yang selalu bertengkar itu untuk berpindah-pindah tempat. Meskipun ketiganya masih menggunakan nama manusia yang diberikan oleh Lucifer dan Gabriel, Themistocles harus membuat rencana agar mereka selalu lolos dari masalah--Satan sering menipu dan mengacau dan dia tidak cukup pintar untuk melarikan diri dari masalah karena manusia menangkap mereka setiap kali Satan berulah.
Mereka pertama kali turun di Manhattan, Amerika serikat. Manhattan adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan ujung Sungai Hudson dan salah satu dari lima kota bagian yang membentuk kota New York. Satu hal yang pasti, Manhattan tidak seramah yang terlihat dan mereka mendapat masalah karena dianggap mafia oleh FBI. Kehidupan indah mereka hanya berselang selama lima tahun.
Untuk kedua kalinya mereka mendarat di Luxor, Mesir. Luxor adalah sebuah kota modern yang terletak di kedua tepi timur dan barat Sungai Nil di Mesir bagian utara. Kota ini sangat indah dan sangat bersejarah, mereka bertiga dapat hidup selama sepuluh tahun di Luxor karena kemegahan sederhana dari daerah pemerintahan Fir'aun. Semuanya hancur ketika Satan merasa bosan karena telah banyak melakukan kejahatan dan merengek untuk pindah ke tempat yang mempunyai tingkat kriminal yang tinggi.
"Aku menolak," ucap Themistocles dan Uriel secara bersamaan.
Themistocles sudah bersyukur dapat hidup untuk yang kedua kalinya, dia tidak ingin mati terlalu cepat di dunia yang sangat kejam--meskipum terkadang dia sama kejamnya dengan para penjahat. Disisi lain, Uriel sang malaikat sangat tidak menyukai kejahatan, hidungnya yang sering mengendus aroma dosa membuatnya sangat ingin mengeluarkan pedang api dan menghukum manusia yang berjalan di jalan yang salah.
Alasan seperti itu cukup membuat Satan berhenti merengek, dia cukup tahu jika Uriel bisa menghancurkan dunia dalam satu detik dengan pedang api itu.
Namun, masalah utama yang diperdebatkan adalah dalam sepuluh tahun ini mereka bertiga tidak mendapat satu bola kebaikan meskipun kerjasama diantara ketiganya semakin membaik.
"Pasti ada alasan yang membuat kita mati," ucap Satan dengan perumpamaan yang aneh dan mengerikan. "Lucifer juga tidak menjawab panggilanku."
"Dia sengaja untuk membuat kita berlama-lama di bumi," kata Themistocles seraya tersenyum karema ucapannya sangat benar. "Cara apa yang harus kita gunakan untuk mendapatkan bola itu? Aku sudah kehabisan ide."
Uriel menguap lebar dan dia tampak lelah setelah seharian berjalan mengelilingi Kuil Karnak yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Uriel bergabung dalam tim arkeolog yang mendalami seluk beluk reruntuhan kuil yang dibangun pada pemerintahan Fir'aun Ramesses II.
"Ngomong-ngomong siapa namamu?" tanya Uriel.
Satan mengernyitkan alisnya. "Apa kau mendadak lupa? Tentu saja aku Satan, salah satu Pangeran Neraka yang penuh dengan kemarahan--"
"Themistocles," sela Themistocles sebelum Satan mulai menyombongkan diri.
"Kalian memang idiot sejati," hina Uriel dengan wajah tampannya yang terlihat saleh. "Kalian tidak cuku idiot untuk melupakan nama pemberian itu 'kan?"
"Devan Natha Diwangkara," jawab Themistocles percaya diri.
"Robin," jawab Satan dengan alis berkerut karena ragu-ragu.
Uriel berekspresi seperti seseorang yang melihat sesuatu yang menjijikan. "Bukankah nama kalian tertukar?"
Barulah Themistocles dan Satan tersadar bahwa mereka jauh lebih idiot daripada yang mereka pikirkan.
"Siapa yang berani mempermainkan aku? Apakah ini ulah Asmodeus atau Mammon?" Satan mengeluarkan aura iblisnya yang tidak main-main tetapi Themistocles langsung memukul belakang kepalanya agar berhenti. Satan bisa menyebabkan kerusuhan dengan mengeluarkan aura iblisnya.
"Maaf aku melupakannya," ucap Themistocles dengan wajah bersalah.
"Itu tidak seperti dirimu dan kalian memang tidak dikendalikan," kata Uriel. "Aku mempunyai teori gila, kemungkinan besar nama ini tidak cocok digunakan di Luxor atau Manhattan."
"Teori gila yang lumayan bagus," puji Satan setengah-setengah, dia tidak ingin malaikat itu besar kepala karena dipuji oleh iblis kuat dan hebat seperti dirinya.
"Kita harus mencari tempat yang lain yang cocok--"
"Aku pernah mengajak kalian pergi!" Satan menyela perkataan Uriel. "Kalian tidak setuju."
"Itu karena tempat tujuanmu bodoh!" ungkap Themistocles dengan garang karena otak Satan yang melambat. "Tempat apa yang cocok untuk nama-nama ini ...."
Pemuda tampan itu mengeluarkan sebuah peta dan merentangkan di atas meja kecil agar ketiganya dapat melihat. Themistocles lalu menyilang kota-kota yang pernah menjadi persinggahan mereka dengan menggunakan spidol berwarna merah. Selain Manhattan dan Luxor, sebenarnya mereka singgah ditempat-tempat lain, tetapi mereka tidak bisa tinggal beberapa lama. Ada sekitar dua puluh kota yang pernah mereka datangi dan masih ada banyak kota yang harus mereka selidiki.
"Aku sangat cocok untuk Amerika, tetapi kalian tidak," oceh Satan berbangga diri tetapi Themistocles dan Uriel mengabaikan begitu saja.
"Kita tidak pernah ke wilayah ini," kata Themistocles menunjukkan beberapa kota dengan jari telunjuknya. "Aku juga tidak pernah ke sini sebelumnya."
Themistocles menunjuk kehidupan pertamanya.
"Itu sangat banyak," kata Uriel. "Kita juga tidak bisa pergi ke semua tempat itu, kita juga tidak bisa berpencar."
Satan menggaruk rambut hitamnya dengan gerakan pelan dan malas. Sepertinya Belphegor menyebarkan aura kemalasannya di wilayah ini atas perintah Lucifer--kemudian mereka menjadi lengah dan bisa berlama-lama di Luxor.
"Kita bisa pergi ke wilayah yang paling besar dan luas," kata Satan. "Lebih bagus jika kita bisa mendapat beberapa infomasi unik di sana."
Themistocles menganga seperti orang idiot yang tersesat sedangkan Uriel berwajah manis karena ini pertama kalinya Satan memikirkan hal-hal yang bijak selain merusak segalanya dengan otak kecilnya yang lambat.
"Ada banyak wilayah yang sesuai dengan deskripsi mu," kata Uriel.
"Oh, aku suka dengan hal-hal yang mecolok." Satan tertawa kencang seraya menunjuk salah satu wilayah yang menurutnya layak untuk dikunjungi.
"Indonesia."
🕊️*🕊️
Love
Fiby Rinanda 🐝
30 Oktober 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top