🕊️PROLOG🕊️

Cerita ini murni hanya fiksi dan tidak menyinggung agama dan keyakinan apapun. Jadi, jangan dikaitkan dengan keyakinan apa saja.

Cerita ini murni milik author (saya yang saat ini bertugas sebagai kameramen sekaligus Presiden Bimasakti) dan hanya dipublikasi di wattpad. Kalau ada di platform lain berarti bajakan.

Beberapa karakter yang muncul di cerita ini juga pernah muncul di cerita buku sebelumnya--meski hanya beberapa sih.

Visual karakter yang aku pakai adalah idol atau aktor kpop atau lainnya (pinjam dulu cogan-cecan kalian). Jadi sifat karakter beda dengan visual karakter di dunia nyata. Jangan toxic ya.

Sekali lagi cerita ini minim romance, ada sih tapi sedikit :)

So, enjoy for reading

Sejatinya, baik malaikat ilahi atau iblis dunia bawah tidak memiliki bentuk yang pasti. Mereka hanya dijabarkan sebagai bentuk tampan atau cantik, serta kuat. Namun, sekuat apapun diantara mereka, hasil yang yang sudah pasti adalah keseimbangan.

Malaikat ilahi dan iblis dunia bawah sama-sama kuat dan berkuasa. Mereka tidak bisa menang ataupun kalah, sampai kapanpun juga.

Uriel, salah satu malaikat agung mengangkat pedang api tinggi-tinggi dan bersiap untuk menebas sosok gelap yang berada di depannya. Sayap Uriel yang seterang bara api yang mengobarkan hawa hangat dan berbahaya mengepak lembut, mengikuti gerakan diagonal berulangkali. Biasanya sayap itu berwarna emas keunguan, tetapi Uriel tidak berniat menahan diri untuk menghancurkan makhluk itu dengan pedang api yang menjadi simbol sebagai penjaga gerbang pintu Eden.

Kali ini, Uriel mengambil wujud sebagai bocah remaja laki-laki berambut emas yang bersinar terang diantara semua bintang-bintang di alam semesta. Iris mata merah yang seterang pedang api ditangannya tidak bergetar ketakutan meski sosok yang dilawan mengeluarkan aura yang sama kuatnya.

Uriel tidak ingin mundur dalam pertarungan ini.

Satan atau Demon of Warth, salah satu Pangeran Neraka dan iblis yang mewakili tujuh dosa manusia adalah lawan yang tangguh untuk Uriel. Seperti iblis dunia bawah lainnya, Satan dikenal kejam dan sangat pemarah, dia juga dapat memicu dosa-dosa besar lainnya dengan kemarahannya. Satan juga merepotkan sama halnya Lucifer yang melambangkan 'kebanggaan'.

Luka yang berasal dari pedang api cukup sulit disembuhkan bagi Satan. Akan tetapi, semangat kemarahannya juga sama membaranya seperti pedang itu. Satan tidak bisa mundur walau alam semesta hancur karena pertarungan mereka--dia diam-diam menikmati pertarungan dikarenakan manusia akan sengsara karenanya. Uriel cukup puas dengan kemampuannya, tetapi dia cukup naif untuk berhenti menyerang hanya karena Satan terluka, sedetik kemudian sang malaikat terpental jauh karena Satan mendorongnya dengan tangannya.

Sama seperti Uriel, Satan mengambil sosok sebagai bocah remaja laki-laki berambut hitam yang mempunyai senyuman licik yang menyebalkan. Dia tidak mempunyai tangan dengan kuku-kuku panjang seperti pisau di jari-jari kecilnya, tetapi Satan mempunyai dua pasang tanduk yang membuatnya terlihat seperti 'bocah gila yang tampan yang pemarah'. Sayapnya yang berwarna hitam legam menunjukkan kegagahan--meskipun dia menekan aura sayap Uriel dan tidak membiarkan sayap Uriel menjadi seputih dan seterang sayap Jophiel yang menyilaukan.

Kebanyakan malaikat menganggap putih adalah warna yang indah dan iblis membenci warna itu termasuk dirinya sendiri.

Mereka bertarung selama mungkin, saling menunjukkan kehebatan masing-masing. Semakin lama pertarungan itu, semakin cepat pula kerusakan yang diterima oleh manusia-manusia di bumi--dan semakin terkikis pula Eden dan Underworld.

Gabriel dan Lucifer bertindak sebelum kerusakan semakin parah.

🕊️*🕊️

"Apa kalian sadar kerusakan dari pertarungan itu?" Lucifer bertanya dengan suara rendah, tetapi siapapun tahu bahwa dia membutuhkan jawaban segera dari pertanyaan yang mengancam itu.

Seluruh malaikat dari Eden dan iblis dari Underworld bertemu dalam suatu ruangan yang dipercaya sebagai tempat perbatasan antara surga dan neraka. Tempat itu tidak seindah surga atau menyeramkan seperti neraka, tempat itu hanya menggambarkan ketenangan dan kedamaian. Malaikat dan iblis tidak punya kuasa untuk tempat ini, tetapi mereka hanya diperkenankan bertemu jika masalah serius muncul, hanya bertemu bukan bertarung.

"Saya sadar apa yang telah saya lakukan." Uriel menjawab seraya menunduk penuh rasa bersalah dihadapan seluruh malaikat--terutama Gabriel yang masih diam dan dia juga enggan menunduk kepada Lucifer.

"Kalian berdua menghentikan kami hanya karena bumi hancur bukan? Itu konyol sekali," tanya Satan dengan percaya diri menatap langsung ke arah Lucifer dan Gabriel yang mempunyai kekuatan lebih besar darinya.

Tetapi iblis manapun tidak ada yang mempunyai rasa takut.

"Hampir," ralat Belphegor dengan wajah mengantuk. Iblis terakhir dari Pangeran Neraka itu melayang-layang diatas bantalan empuk--dan hampir saja tertidur pulas.

Satan mengangguk mengerti dan sedikit mengernyitkan alisnya ketika Belphegor hampir saja menabrak tiang-tiang sebelum Asmodeus mengikat bantalan itu agar tidak melayang jauh di kawasan para malaikat.

"Lalu apa masalahnya? Lebih baik mereka hancur saja. Manusia jauh lebih rendah daripada kami yang lebih hebat."

"Apa kau pikir masalah ini sederhana?" seru Rafael, salah satu Archangel yang hadir.

Uriel menatap saudaranya dengan rasa bersalah. Dia sangat tahu bahwa Rafael bertugas untuk menyembuhkan bumi dan beberapa tugas khusus yang mulia. Kehancuran bumi pasti membuatnya bersedih karena gagal menjalankan tugasnya.

"Ada banyak manusia yang mati sia-sia hanya karena pertarungan kalian berdua."

"Oh, Rafael yang sangat baik hati," gumam Asmodeus bersimpati. Sang iblis yang penuh hawa nafsu itu tersenyum menggoda ke arah Rafael yang bersinar secerah musim semi. "Beberapa jiwa yang mau maksud adalah orang-orang jahat dan kami dengan senang hati menampungnya di neraka."

"Oh, kami tidak bisa membiarkan para iblis melakukan itu. Beberapa jiwa murni yang tidak bersalah juga dirugikan dan kami akan memurnikan seluruh manusia dan membawa mereka semua ke surga," ucap Michael dengan dingin. Mendengar Asmodeus dan para iblis ingin membawa manusia membuatnya terganggu.

Setelah ucapan Michael yang menentang Asmodeus, ada sedikit ketegangan yang menguat antara malaikat dan iblis. Ketegangan itu jika dibiarkan akan memicu perang besar antara malaikat dan iblis--dan merusak bumi dan manusia lebih parah atau musnah seketika.

Sayap Uriel mengepak cukup keras hanya untuk menghapus ketegangan. "Uriel siap untuk menjalankan hukuman!"

Satan mendelik kepada malaikat yang selalu membawa pedang berapi-api itu--dan sebenarnya dia cukup kaget karena Uriel tidak membantah ataupun menolak jika hukuman diberikan. Secara tidak langsung Uriel juga menginginkan hukuman itu juga diterima oleh Satan.

"Kalian memang akan dihukum," ujar Gabriel setelah sekian lama terdiam. "Apa kau tidak keberatan salah satu adikmu akan dilempar ke bumi sebagai bentuk hukuman?"

Lucifer menatap Gabriel dengan wajah angkuh kemudian beralih kepada saudaranya yang lain--sebenarnya dia lebih suka menendang Satan begitu saja dan menjadikan sang iblis pemarah sebagai hewan herbivora yang lucu di bumi. Begitu mata Lucifer memindai semua saudaranya (yang semuanya sama sekali tidak peduli kepada Satan) dia segera mengangguk kepada Gabriel tanpa berkata-kata lebih.

"Karena itu, kami sepakat menghukum kalian berdua. Kalian akan turun ke bumi, membaur, dan menyelesaikan sepuluh tugas kebaikan. Kalian tidak akan kembali jika tugas itu gagal."

"Tapi aku belum menyetujui hukuman itu!" Satan berseru marah karena Gabriel mengucapkan kalimat-kalimat yang akan membuatnya kerepotan. Dia mendelik ke arah Uriel yang justru tersenyum ke arahnya.

"Menjadi manusia tidak terlalu buruk untuk Satan," gumam Belphegor setengah mendengkur. "Kau bisa marah sesukamu."

"Sungguh menyebalkan!" Satan mengumpat ke arah Uriel yang berwajah yang masih tersenyum seolah-olah Satan melontarkan lelucon kepadanya tanpa rasa bersalah.

"Kalian akan turun bersama Themistocles dan berkerjasama."

Lucifer menambah hukuman yang merepotkan itu dengan santai, bahkan Gabriel setengah terkejut ketika mendengarnya.

"Apa maksudmu membawa jiwa orang mati ke bumi, Lucifer?" tanya Michael dengan aura malaikatnya yang dingin. Sayap berwarna biru terang itu menutupi hampir seluruh tubuhnya, tetapi Lucifer tahu kalau Michael menyembunyikan pedangnya.

Terlepas dari Michael adalah malaikat yang indah, dia juga yang memimpin bala tentara malaikat dan Lucifer juga tidak ingin terlibat lebih jauh dengan malaikat yang selalu sensitif menegakkan keadilan.

"Kami adalah iblis dan Satan akan terluka jika melakukan kebaikan. Akan lebih menyenangkan jika kebaikan itu harus didapatkan dengan kelicikan. Themistocles adalah makhluk yang cocok untuk menemani mereka di bumi."

"Kenapa kau memilih Themistocles dari sekian banyak manusia hebat lainnya?" tanya Michael lagi.

"Dia adalah orang yang menyelamatkan ribuan nyawa warga Athena saat Persia menyerang kota, tapi dia juga dikenal sebagai seorang pengkhianat karena mencoba melakukan kerja sama dengan pemerintah Persia," jawab Lucifer.

"Uriel dan Satan tampak menyedihkan jika berkeliaran di bumi ... maksudku, dua orang itu pasti sulit kembali karena pasti akan bertarung lagi." Beberapa iblis mengangguk setuju dengan Lucifer.

"Membiarkan seseorang seperti itu didekat Uriel ... sangat beresiko," kata Gabriel seraya melirik Michael. "Tapi kesalahan juga tidak bisa dimaafkan begitu saja."

"Lagipula Uriel akan menerima apapun hukumannya," timpal Rafael. "Dia pasti merasa bersalah."

"Baiklah. Seluruh malaikat setuju dengan keikutsertaan Themistocles," putus Michael.

Gerbang terbuka dan sesosok manusia berpakaian putih berjalan dengan percaya diri. Themistocles adalah seorang laki-laki paruh baya dengan rambut dan jenggot keriting berwarna pirang pucat dan iris mata hijau laut--dan dia cukup mudah dikenali daripada orang Yunani yang lain.

Manusia itu tersenyum ke arah Uriel dan Satan bergantian dan menatap keduanya seperti seekor harimau yang bermain-main dengan tikus mati--dan ketiganya memikirkan hal yang sama bahwa misi ini tidak akan berjalan mulus.

Hal itu dikarenakan mereka sama sekali tidak cocok berbeda dengan ucapan Lucifer.

"Lalu hadiahku?" tanya Themistocles. Jenggot kritingnya bergerak-gerak lucu mengikuti gerakan bibir sampai membuat Mammon hampir terjatuh karena tertawa. "Apa aku akan mendapat hadiah?"

"Satu permintaanmu bisa kami kabulkan jika semua malaikat dan iblis setuju," kata Michael. Lucifer mengangguk di tempat duduknya.

"Baiklah, aku setuju," ujar Themistocles.

"Mulai saat ini, kalian akan mendapat identitas baru sebagai manusia."

"Archangel Uriel, Robin Arachis"

"Demon of Warth Satan, Devan Natha Diwangkara"

"Themistocles sang pahlawan dan penghianat, Chaya Adityagraha"

Ketiganya diselimuti cahaya berwarna putih keemasan dan gerbang dimensi menuju dunia manusia terbuka. Misi akan dimulai dan ketiganya siap untuk membaur di dunia manusia tanpa identitas malaikat, iblis, atau pahlawan.

"Kalian harus mewaspadai manusia bernama Luna Putri Mahawira. Kita tidak tahu dia adalah kawan atau musuh."

🕊️*🕊️

Love

Fiby Rinanda 🐝

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top