Senpai: Mereka
Usai jam kelas, kadang Jisoo bersama teman sekelas, duduk leha-leha di halaman depan fakultas. Biasalah, anak-anak cewek kalau kumpul pasti menghibahkan sesuatu. Terkadang juga anak cowok sekelas ikut, lali obrolan mereka bercampur aduk layaknya makanan gado-gado.
Akan tetapi, hari ini mereka tumben sekali tidak nongkrong depan fakultas. Jisoo bersama dua temannya ada di gedung keuangan. Bayar uang KKN. Tiga bulan lagi mahasiswa semester enam akan mengabdi masyarakat, alias KKN (Kuliah Kerja Nyata) selama satu bulan lebih sepuluh hari.
Begitu sampai gedung keuangan, mereka melongok kaget. Ternyata bukan cuma mereka yang mau bayar, ada puluhan mahasiswa sedang mengantri panjang. Kalau antrian panjang begitu, pasti sampai sore.
“Ntaran ajalah, makan dulu. Lapar euy,” kata Bona.
Nayeon melihat Jisoo, bertanya lewat pandangan. Apakah mereka mengiyakan ajakan Bona atau enggak. Kalau mereka pergi, nanti antrian makin panjang, dan ini sudah jam setengah dua siang, keuangan akan tutup jam empat.
“Paling bentar. Tunggu dulu aja,” kata Jisoo mengajak dua temannya untuk menunggu. Dia duduk di tangga berundak dekat pot bunga besar menghalangi sosoknya yang mungil, sedang dua temannya berdiri. Belum ada tempat duduk kosong, selain tangga sebelah rombongan anak-anak cowok.
“Sini lho,” seru Jisoo menyisahkan tempat kosong di samping. Nayeon langsung mendaratkan pantat. Cengiran diberikan untuk Bona yang belum kebagian tempat.
“Nitip gak? Mau beli minum.”
“Lemon tea, Na.”
“Aku biasa original.” Lagi, Nayeon nyengir. Bona mengangguk dan mencatat di kepala pesanan dua temannya, lalu mengacir ke koperasi terdekat.
Bona pergi, Jisoo dan Nayeon sama-sama sibuk main ponsel. Hening. Belum ada obrolan. Dua-duanya asyik sama sosial media.
Begitupun Jisoo asyik melihat isi DM-nya penuh dengan pesan yang belum sempat dibaca. Setelah pulang MC kemarin, sampai rumah Jisoo belum main ponsel. Meninggalkan ponsel di kamar dan asyik mengobrol bersama keluarganya. Baru ini melihat isi instagram, ternyata sebanyak itu DM masuk.
“Jis!”
“Hm?”
“Kamu kenal Mas Sehun?”
Jisoo menoleh, lalu mengangguk. “Kenapa?”
“Kemarin ngelihat story dia, foto sama kamu gitu.”
“Masa?”
Nayeon mengangguk singkat. “Katanya kenal, kok gak tahu?” Gimana dia mau tahu, orang mereka belum saling follow. Boro-boro follow, tukeran nomer saja belum.
“Hehehe,” Jisoo cuma cengegesan. Iya kenal, tapi gitulah.
“Mas Chanyeol juga sih,” sambung Nayeon. Tahu banget dia soal dua katingnya itu. Apalah Jisoo yang belum lama ini tahu mereka. “Dibayar berapa sama mereka?”
“Hah?”
“Nge-MC”
“Oh,” gumamnya. “Mereka minta bantuan. Aku bisa ya, aku bantu.”
“Oh,” gantian Nayeon beroh sembari mengangguk paham. “Seru ya, kenal mereka berdua.”
“Hm, apanya?”
“Itu kenal Mas Chanyeol sama Mas Sehun. Mereka, kan, terkenal banget duo sefakultas teknik.” Kemudian Nayeon bercerita, “Dulu tuh, semester tiga kalau gak salah, Mas Sehun sempat dicalonin jadi Presiden kampus. Terus dia nggak jadi, soalnya ada orang dalem BEM gak suka sama dia. Ramai banget itu. Koe mesti rak ngerti, to?” tanyanya yang langsung diiyakan oleh Jisoo.
(Kamu pasti gak tahu, kan?)
Semester tiga Jisoo paling buta sama dunia kampus. Masih jamannya dia main sana-sini sama Jun. Belum lagi Jun paling demen ngajakin Jisoo bolos. Baru deh, pas semester empat Jisoo taubat gegara ibu-bapak marah. Gimana nggak marah, lah wong IPK dia turun drastis.
Ibu sama bapak tidak peduli soal ragam nilai Jisoo. Asal tidak mendapatkan nilai D dan tidak turun lebih dari 3,4 ke bawah, yang penting dia masih bisa ambil SKS sesuai ketentuan fakultas.
“Ket biyen aku pengen banget kenal mereka,” curhatnya.
(dari lama)
Jisoo pun berkata, “Kenalan to!”
“Isinlah!” (Malu lah!)
“Kenapa?”
“Beda fakultas, gak satu ukm—”
“Join ukmnya,” balasnya cepat.
“Moh ah, nanggung! Ndiluk kas yo lulus wong e,” kata Nayeon.
(Gak mau, nanggung! Bentar lagi juga lulus mereka)
Ada benarnya juga. Setahu Jisoo bentaran lagi mereka lulus. Mereka berdua angkatan atas, sudah waktunya buat di depak (tendang) dari kampus.
“Nah lho, nah lho, ketemu!” seru cowok di belakang mereka. Jisoo menoleh begitupun Nayeon.
Ternyata Mas Cayo.
“Bayar KKN, ya?” tanyanya sambil nyengir. “Sama, eaaaaaa.” Padahal Jisoo belum jawab apa-apa.
Bentar, deh.
“Mas Cayo baru ikut KKN?”
“Hehehe, iya.” Masih dengan cengiran lebarnya. “Tega, kan, Udin ninggalin Mas,” adunya sama Jisoo.
Seketika Jisoo teringat Nayeon. Segera ia mengenal Chanyeol sama temannya ini. Begitu Nayeon dikenal dia sempat menyenggol lengan Jisoo dan berbisik senang.
Ya iyalah, akhirnya bisa kenalan sama salah satu duo teknik.
“Ikut gabung ya, daripada enyong dewekan kayak wong gendeng,” kata Chanyeol ditertawakan oleh Jisoo. Habisan logat Chanyeol lucu ngomong bahasa Jawa.
(Daripada aku sendirian kayak orang gila)
Chanyeol asal duduk di lantai belakang Jisoo. Bersamaan gabungnya Chanyeol, Bona baru tiba sambil menenteng dua minuman.
“Ih, kok dua doang? Aku mana?” seru Chanyeol mendadak minta. Bona bingung. Dia mikir sesaat, dan bertanya dalam hati cowok itu siapa.
“Punyaku mau, Mas?” Jisoo menawarkan punyanya yang belum disentuh. Namun, Chanyeol langsung menolak dan berkata disertai tawa, “Hehehe bercanda kali, Dek. Biar si Udin yang beliin. Tadi barengan, cuma dia belok ke fakultas ekonomi mau ketemu mantan—eaaaaa, biasa aja dong ekspresinya, nggak usah cemburu gitu, hahaha.”
Apa sih Mas Cayo ini asal nyeblak (nyeplos) padahal Jisoo biasa saja.
“Gua telponin dah!” katanya dengan sendiri mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Sehun. “Din, sini buruan dicariin Adik Cantik!”
Nayeon sama Bona saling melirik. Mereka belum tahu apa-apa, jadi tidak paham dengan omongan Chanyeol.
“Sumpaaah dah, gak percayaan amat sih, lu!” Suara Chanyeol itu keras banget. Tiap orang lewat selalu menoleh ke dia. Jisoo cuma meringis saling lempar pandang sama dua temannya. “Nih, ya, gue mode vidcall biar lu percaya.”
“Eh?”
Jisoo sempat kaget saat Chanyeol asal menyodorkan ponsel di depan wajahnya. Niatan mau menolak terurungan ketika wajah tampan Mas Sehun memenuhi layar ponsel Chanyeol.
“Eh, iya,” ujar Sehun kontan tersenyum canggung. Senyum itu pun menular kepada Jisoo.
Kemudian ponsel ditarik Chanyeol. Gantian mereka berdua yang saling vidcall.
“Makanya buruan kemari. Gak usah ngecengin mantan lo!”
“Bangsat!” Jisoo dapat mendengar umpatan Sehun dengan jelas karena Chanyeol sengaja mengaktifkan mode loudspeaker. “Gue cari Bu Risty, Goblok!”
“Halah dusta. Palingan juga cariin man ....”
“Anying!”
“Iya, sama-sama anjing,” selanya disusul cengiran khas Chanyeol. Membuat cowok yang sering dipanggil Udin itu mendesis dan menutup sepihak panggilan. Chanyeol tertawa riang, lantaran senang menjahili temannya itu.
“Santuy, Jis. Udin gak bakalan balikan sama mantan kok,” katanya disertai ledakan tawanya.
Jisoo cuma meringis bingung merespon. Dua temannya juga ikutan bingung. Akan tetapi, mereka sama-sama ingin tahu siapa si Mas Udin. Setahu mereka Jisoo belum ada pacar ataupun gebetan. Paling teman cowok yang suka ngalur ngidul sama dia cuma Jun. Itupun Jun sudah ada cewek. Jelas tidak mungkin Jisoo pacar keduanya.
“KANNNNN ... PANJANG UMUR!” seru Chanyeol menunjuk cowok jangkung yang sedang jalan sendirian menuju arah mereka. Jisoo bersama dua temannya ikut melihat. Nayeon seketika melongok tak menyangka cowok yang dimaksud Chanyeol itu Mas Sehun.
Sehun itu sudah tinggi, putih, ganteng lagi. Jadi, pas jalan sendirian bagaikan model lagi jalan di catwalk. Belum lagi banyak orang mengenalinya. Anak UKM sama ORMA pasti apal sama muka dia. Lah wong, selama kuliah rajin sekali ke sana-kemari, absen muka dari fakultas A-Z. Belum lagi setiap tahun sekali, dia sering ikut demo UKM, jadi dikalangan mahasiswa baru, muka Sehun mudah dikenal.
“Hilih, giliran dikasih tahu ada dedek cantik aja gercep nyusulin,” cibir Chanyeol.
“Bangsat!”
“Lu ngomong sopan kek. Gak malu di lihat adik-adik cantik, heh?” Barulah Sehun sadar ada dua orang asing di sini. Lantas ia tersenyum ramah, termasuk sama Jisoo juga. Giliran senyum sama Jisoo mulut ember Chanyeol bersorak ria memalukan.
“Sumpah, lo berisik!” komentar Sehun.
“Makanya gak usah bikin gue teruwuu uwuu sama kalian berdua. Jadinya tambah gemes pengen gue ijab kabulin kalin berdua, tuh!” Sumpah omongan Chanyeol makin ngawur. Bukannya nambah mereka makin deket malah bikin Sehun sama Jisoo canggung.
Dasarnya teman bentukan Chanyeol itu paling enak dibangsatin!
Akhirnya update euy 👀
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top