Senpai: Mas Jae

Sebelum baca, aku mau kasih tau penampakan PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan)

Atas kalau acara hiburan apa aja terserah, bawah itu setiap ada jateng fair 👌

Sebenarnya sebelah PRPP (satu kawasanlah) ada Puri Maerokoco atau sebutan dari taman mini Jawa Tengah. Ini penampakannya.

+ disitu ada juga Hutan Mangroove. Masih di kawasan PRPP keluarnya dari PRPP ambil jalur kanan kearah pantai marina huehehe.

Dah pokoknya semua itu ada di Ibukota Jawa Tengah.

Gih tebak dewek 😗

♨♨♨

Sampai di PRPP, Jisoo kontan mencari Uzin. Temannya itu lagi sibuk banget bantuin lainnya usung-usung (angkat) barang dari atas truk. Memindahkan satu per satu ke tanah, Sehun sendiri gerak cepat ikut membantu.

Peralatan yang baru datang malam ini sebenarnya baru dikirim sama sub-bagian rumah tangga pihak kampus. Padahal mereka sudah mewanti-wanti supaya dikirim sore tadi. Dikarenakan Pak Saipul sibuk, semua dikirim malam ini.

Jisoo cuma berdiri sambil melihat anak UKM Mapala sibuk mengurus segala tetek bengek. Dia sungkan hanya berdiri menonton. Mau bantu pun dia tak tahu apa-apa, sedangkan Sehun sebelum membantu temannya menyuruh Jisoo duduk di pendopo. Di situ ada Mbak Wendy sama adiknya.

Karena capek juga, akhirnya dia milih ke pendopo mengobrol sama Mbak Wendy dan Joy. Obrolan mereka saling nyambung, biasalah obrolan cewek pasti tidak jauh-jauh dari skincare, termasuk Joy gencar membahas soal jerawat.

Obrolan mereka sampai di situ saja. Mbak Wendy dipanggil mas pacar langsung nyusulin dan bantu Mas Chanyeol. Jisoo diam-diam memperhatikan mereka.

Melihat sepasang kekasih itu membuatnya gemes. Apalagi Chanyeol tipikal cowok yang hobi membuat ceweknya ketawa. Jisoo ikut tersenyum geli melihat mereka. Di sisi lain juga, dia melihat dari jauh sosok Sehun yang sibuk dengan pekerjaannya.

Lagi, dia terpikirkan oleh hubungan mereka bertiga; Sehun, Wendy, dan Chanyeol. Jujur, dia punya pikiran jelek soal Mas Chanyeol. Jisoo berpikir kalau Chanyeol itu tega menikung temannya sendiri.

Faktanya?

Di perjalanan lalu, dia sempat bertanya, Sehun pun menjelaskan bahwa tidak ada tikungan di antara mereka. Chanyeol tidak pernah menikung. Baik Sehun maupun Chanyeol, memang sama-sama mengenal Wendy, dan mereka bertiga berteman baik.

Kalau Wendy sukanya Chanyeol ya sudah, itu perasaan dia, terserah dia memilih pasangan. Sehun tidak ada hak marah, apalagi sampai menyalahkan Chanyeol. Toh, dari awal mereka berdua sama-sama tahu bahwa mereka suka Wendy, tapi diam dan membiarkan Wendy yang memilih, tak ada perlu ada persaingan.

“Cieeee, ngelihatin Mas Udin aja nih, ihiiiir,” goda Uzi sambil menduduki kursi bekas tempat Mbak Wendy. “Joy mana?”

Jisoo menoleh belakang mencari Joy. Perasaan tadi ada di belakangnya. Pas dicari, tak tahunya Joy lagi telponan, berdiri di dekat tiang listrik sambil ketawa.

“Aku pulangnya malam nih, tetep bareng? Atau dianterin Mas Udin aja? Cieeeeeeeee, asyik nih.”

Cie-in aja terus sampai besok.

“Mas Jae ke sini nyusulin. Dia lagi diluar,” katanya.

“Yah, gak asyik dong,” balas Uzin pura-pura kecewa. “Sama Mas Udin wae, Mas Jae suruh pulang. Ya, ya, ya?” Tanpa habis menggodai Jisoo.

Jisoo tak mau kalah. Pas banget dia lagi cari topik buat ledekin Uzin, muncullah si Badrul alias Dowoon, kebetulan lewat sambil angkat tali tambang ukuran besar sama Jongup.

“Ekhm!” dehemnya sengaja keras. “Terus Jinong kapan nih jadiannya sama Badrul?”

“Bangsat! Gak usah bawa-bawa Badrul, dong.”

“Kok marah?” ledeknya, “pasti ada something. Jangan-jangan kalian udah pacaran lagi?”

“Najis!”

“Awas suka Badrul”

Wedhus! Badrul bocah rak genah dipadake aku? Yo, wegah!” (Kambing! Badrul bocah gak tahu diri disamain aku? Males!”

Jisoo tertawa kencang. Uzin kalau marah lucu, tapi lebih lucuan lagi dia sama Dowoon berantem. Jodohin boleh, nih?

Wes kono koe balik wae daripada nang kene cia cie cia cie.” Kan ngambek jadinya.

(Udah sonoh balik aja daripada disini cia cie cia cie!)

Jisoo tetap lanjut mentertawakan Uzin. Meledek Uzin memang paling nikmat kalau sama Dowoon. Dua-duanya sama-sama kompor meleduk.

Gantian Jisoo mau bales Mas Jae nelpon. Dia sudah ada di luar gerbang PRPP. Jisoo disuruh menyusul sekarang. Masnya itu paling malas disuruh nunggu lama-lama. Semakin lama maka semakin panjang gerutuan Mas Jae. Biarpun menggerutu, Mas Jae tetap nungguin kok, mana tega juga ninggalin adiknya.

“MAS UDIN JISOO MAU PULANG!” teriak Uzin.

Jisoo yang masih telponan sama Mas Jae kontan menginjak kaki Uzin.

“Udin siapa, Dek?” Nah kan  Mas Jae kedengaran. Bisa dipastikan Mas Jae bakalan nyusul ke dalem. “Biar Mas ke sana aja.” KAAAAAN DIBILANGIN.

“Uzin, ih!” rengeknya mencubit paha Uzin jengkel. “Mas Jae masuk jadinya.”

“HEH, SUMPAH?” Lalu dia terbahak-bahak puas. “Mas Udin kabur Mas, kabur!” teriaknya disela tawa meledek.

Sehun bingung sendiri. Dia sibuk ngurus ini-itu, lalu tiba-tiba diteriakin sama Uzin. Belum lagi Chanyeol ikut nyahut, “Anterin Din, anterin. Gas pol lah, jangan lelet kek keong lu!”

Dia tetap tenang sambil lihat kondisi sekarang, terutama ke Jisoo yang terlihat jengkel dan mencubit badan Uzin. Kemudian datang sebua mobil masuk kawasan parkiran PRPP. Beberapa orang melihat mobil tersebut, termasuk Sehun. Cowok dengan celana pendek di atas lutut dan kaus oblong keluar dari mobil. Tubuhnya tinggi, kurus, memakai kacamata, dan tersenyum tipis ke siapa pun yang dilihat.

“Dek!”

Saat memanggil, banyak orang saling melihat dan bertanya, sebelum Jisoo berdiri untuk menghampiri cowok itu.

Chanyeol dengan kurang ajar berceletuk keras disengeja pula, “WADUH, UDIN TIKUNGAN TAJAM NIH, ADIK CANTIK SAMA MAMAS GANTENG.”

Brengsek si Cayo.

Hingga membuat cowok itu merespons cepat menoleh ke arahnya. “Udin yang mana?”

“WADUH!” reaksi Chanyeol. Wendy mau tak mau membungkam mulut pacarnya.

Sehun merasa dicari langsung jalan mendekati. Tak ada yang perlu ditakuti, dia sudah pernah bertemu Mas Jae di rumah Jisoo sebelumnya.

“Oalah, kamu,” ucap Mas Jae setelag tahu siapa si Udin. “Kirain siapa,” kata Mas Jae tersenyum ramah pada Sehun.

“Kalau kamu sama Sehun ngapain minta susulin Mas?” Jisoo speechles. Lah tumbenan Mas Jae tak banyak tanya kayak ibu sama apak.

Hmm, di luar dugaannya.

Memang benar kemarin Mas Jae sama Sehun ketemu di rumah. Itu saja sebatas berkenalan, soalnya Mas Jae waktu itu baru pulang dari fustal, dan ketika Mas Jae mandi, Sehun sudah pamit pulang jadi belum sempat mereka mengobrol.

“Ya, gak papa, kan Mas nawari juga,” balas Jisoo.

Jae menggeleng sambil mengacak rambut adiknya. “Yaudah, ayo, Bapak udah pulang, lho.”

“Bener?”

Jae mengiyakan, Jisoo menggulum senyum lebar. Sebagai anak bungsu, Jisoo memang paling bahagia ketika mendengar “Bapak pulang entahlah, mengapa begitu. Pokoknya kalau bapak pulang l, rasanya tuh dia pengen lari terus teriak di depan pintu rumah, “Bapak!” Habis itu lari kepelukan bapak.

Iya, dari kecil sampai sekarang Jisoo begitu.

Yowes, ayo muleh!” ajak Mas Jae merangkul pundak Jisoo. Tak lupa mereka pamitan sama Sehun. “Lain kali main di rumah pas aku libur ya,” kata Mas Jae untuk Sehun.

Sehun cuma bisa senyum dan mengiyakan. Setelah perginya adik-kakak itu, Uzin tahu-tahu sudah melesat di dekat Sehun.

Cewek yang dipanggil Jinong ini bertepuk tangan sambil berdecak kagum, “HEBAT, MAS UDIN BISA TAKLUKIN MAS JAE. LUARBIASA, MANTUL DAH, MANTUL!”

“... resep e opo to, Mas?” tanyanya penasaran. “Nih ya, seingatku Mas Jae sering galak sama teman cowoknya Jisoo. Kalau ada cowok main, kenalan sama dia pasti udah disinisin. Tapi ...,” kalimatnya menggantung, membuat Sehun ikut penasaran, “Mas Jae baik ke teman cowok Jisoo kalau Ibu ngehasut. Wah, yakin nih, pasti Mas Udin udah ngambil hatinya Ibu, makanya Mas Jae kalem gitu sama Mas Udin.”

Sehun? Dia senyum doang tanpa menanggapi keingin tahuan Uzin. Dia asal pergi tanpa menjelaskan, sampai membuat cewek itu berteriak, “Mas, cerita dong, kepo, nih!”

Uzin itu karakter terngeselin setelah Ari di ugly kim 😗

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top