👻 Gₕₒₛₜ ₂₀ 👻
—Welcome to Bimasakti Primus Inter Pares—
"ₖₐₘᵤ ₘᵤₙgₖᵢₙ bₑᵣbₑdₐ ₛₑₚₑᵣₜᵢ ₘₐₜₐₕₐᵣᵢ dₐₙ bᵤₗₐₙ, ₜₑₜₐₚᵢ dₐᵣₐₕ yₐₙg ₛₐₘₐ ₘₑₙgₐₗᵢᵣ ₘₑₗₐₗᵤᵢ ₖₑdᵤₐ ₕₐₜᵢₘᵤ. ₖₐₘᵤ ₘₑₘbᵤₜᵤₕₖₐₙₙyₐ, ₛₑbₐgₐᵢₘₐₙₐ dᵢₐ ₘₑₘbᵤₜᵤₕₖₐₙₘᵤ."
—George RR Martin—
🎃🎃🎃
Zalfan menghela napas pelan, meski eskpresi wajahnya setenang air dalam cawan, tapi pikirannya semakin keruh. Zalfan mendapati kalau dia sangat tidak nyaman dalam situasi seperti ini. Terjebak dalam keputusan yang harus dia lakukan. Dia terpojok.
Hal ini dikarenakan percakapannya dengan Tiara Esterin. Gadis berbahaya itu akan melakukan apapun yang membuatnya tunduk. Zalfan yang tidak pernah membungkuk dan patuh, tidak bisa menerima penghinaan dari Tiara.
Pisau tajam yang mengarah pada Zalfan tidak bisa dihindari, satu-satunya jalan untuknya bertahan adalah melepaskan kenetralan yang selama ini dia pegang. Perang Konstelasi dan ancaman Tiara membuat Zalfan tidak bisa melarikan diri dan dia harus membuat keputusan.
Crown secara terbuka menyerang Diamond dengan kartu as andalan yaitu saudara kembarnya, Ricky. Diamond sendiri cenderung bertahan meskipun menempatkan Eldin sebagai pusat. Zalfan tahu suatu hari nanti akan ada persaingan antar siswa di Antares, tapi dia tidak menyangka kalau watunya secepat ini.
Pihak netral seperti dirinya sudah pasti mendapatkan tekanan.
Sejujurnya, Zalfan tidak membantu banyak sebagai pendukung Diamond yang lain, seperti teman-temannya yang sedang mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya untuk melawan tekanan dari Crown. Akan tetapi, Tiara Esterin berhasil menyentil hati kecilnya yang selama ini membeku. Dia memang gadis yang licik.
Zalfan menghela napas lagi, tampak merana dengan nasibnya.
Apalagi gadis itu menyebutkan sesuatu yang sangat menyeramkan.
"Baru kali ini aku melihatmu gugup. Aku tidak melihat Zalfan yang berapi-api." Faisal berkata tepat di sampingnya, pemuda itu sedang melakukan pemanasan untuk meminimalisir cedera dalam pertandingan nanti, meskipun dia tahu kalau Aceville turun langsung jika ada seseorang yang terluka. Itulah tugas Altair atau PMR.
"Jika aku mengatakan sesuatu, apa kau akan mengamuk seperti banteng?" Zalfan bertanya dengan nada sarkas sampai membuat Faisal mengerutkan kening.
"Tergantung apa yang akan kau katakan." Faisal mengangkat bahunya pelan, tidak menganggap serius sarkasme Zalfan. Efek menjadi teman sekelas hampir setahun lebih membuat Faisal mengenal semua karakter temannya. Pemuda itu tidak tersinggung.
Zalfan kemudian mengikuti Faisal yang sedang melakukan pemanasan, tapi beberapa kali dia menatap ke arah tribun, tempat dimana Tiara Esterin duduk bersama Chaya Adityagraha. Perutnya langsung terasa mulas karena eksistensi mereka berdua yang begitu besar.
Orang-orang ini tidak menyembunyikan taringnya.
"Duel ini akan dimenangkan oleh Crown."
Gerakan Faisal langsung terhenti, dia kemudian menatap Zalfan dengan sorot mata serius.
"Aku pikir mereka sudah menjebak kita. Meski kita tahu rencana mereka, kita tetap terperangkap. Kau pasti sudah sadar berusaha mengurangi dampak rugi dari duel ini," kata Zalfan dengan tenang, jauh dari sikapnya yang seperti biasanya.
Zalfan selalu pasif, apatis, dan individualis, sering kali mengeluarkan kata-kata sarkasme yang menusuk hati siapapun yang mendengarnya.
Mata Faisal sedikit bergetar, dia awalnya tidak tahu kalau Zalfan memikirkan hal itu juga, jauh dari yang dia duga. Akan tetapi mendengar nadanya yang tenang dan terkendali membuat Faisal sadar kalau temannya itu mempunyai sisi lain yang misterius.
Apakah ini sosok Zalfan yang yang sebenarnya? Faisal menjadi terkesan dengannya.
"Chaya Adityagraha mempunyai banyak pion yang bisa menekan kita dari berbagai sisi. Hm, meskipun aku tidak tahu pion mana yang akan dia gunakan," kata Faisal seraya tersenyum tipis meskipun sorot matanya tetap serius dan tegas.
Mendengar perkataan Faisal, hati Zalfan tercubit lagi. Berbeda dengan Faisal, dia tahu pion mana yang Cahaya gunakan saat ini. Zalfan kembali memikirkan pertemuannya dengan Tiara yang menyuruhnya untuk mengkhianati Diamond. "Pion Chaya sangat agresif dan licik seperti ular."
"Tapi aku tidak punya rencana untuk menyerah kepada Crown," kata Faisal seraya melirik ke arah Eldin dengan ekspresi serius. "Dia juga."
Intinya, Diamond akan berusaha mati-matian untuk bertahan.
"Kesempatan untuk kita menang hanya 50 persen," kata Faisal lagi seraya melanjutkan pemanasan dengan acuh tak acuh. "Selagi kita bisa menangkap ekor pion, kesempatan akan terbuka lebar."
Zalfan mengangguk pelan. Perkataan Faisal sangat logis dan hati-hati.
"Ekor siapa yang akan kita tangkap."
Secara teknis ada tiga target yang dekat dengan mereka saat ini. Zalfan melirik ke arah area lawan yang sama-sama berekspresi tegang dan serius.
"Apakah anak baru dari Andromeda? Atau pahlawan baru milik Aldebaran?" Zalfan kemudian melirik seseorang yang sangat dia benci seumur hidupnya. "Apakah orang itu?"
Sudut bibir Faisal membentuk senyuman tipis yang jelas. "Kita harus menangkap ekor saudara kembarmu. Seperti Eldin, dia juga bintang utama hari ini."
Zalfan saat ini sudah menyelesaikan pemanasan dan dia melihat Eldin berjalan mendekat.
"Aku mendengar namaku disebut-sebut," kata Eldin dengan kening mengkerut dan menatap keduanya dengan rasa keingintahuan yang besar.
Faisal lalu merangkul Eldin dengan lengan berototnya. "Aku dan Zalfan penasaran dengan taktikmu untuk melawan Ricky. Sebagai bintang Antares, kau tahu itu."
"Tentu saja kita akan melakukan 1 lawan 1," kata Eldin dengan cepat dan tegas. Matanya yang berapi-api menjelaskan semuanya, memang sejak awal ini adalah pertarungan antara Ricky dan Eldin. "Aku sendiri yang akan menghadapi Ricky, kalian berdua harus menjauhkan Dika dan Dava dari jangkauan Ricky."
"Oh, sangat ambisius. Sesuai dengan karakter Bimasakti," seru Faisal dengan kekehan halus. "Benar-benar pria sejati."
"Apa kalian punya rencana lain?" tanya Eldin dengan penasaran.
Zalfan mengangguk pelan dan tampak bertekad. Dia ingin membalas dendam karena Tiara yang mengguncang perasaannya sedemikian rupa. Dia akan membuktikan kalau dia tidak terpengaruh dengan ancamannya. Zalfan juga penasaran dengan ekspresi Tiara jika dia menghancurkan harapannya.
Hal itu memang pantas untuk ditunggu.
"Jika kita dalam situasi yang sulit, kita harus berganti target."
Eldin dan Faisal saling melirik sebentar kemudian mengangguk setuju. Itu bukan rencana yang buruk.
"Lalu, siapa yang akan kau hadapi?" tanya Eldin lagi ketika matanya menatap Zalfan.
"Tentu saja sang bintang utama. Ini akan menjadi jamuan yang membuatku lapar," kata Zalfan dengan seringai licik yang membuat Faisal tertawa terbahak-bahak. Antusiasme teman-temannya sepertinya sedikit membuatnya tenang.
Faisal kemudian menepuk bahu Zalfan dengan pelan. "Chaya pasti terguncang karena ekornya diinjak. Ini menarik sekali."
"Aku harap dia menikmati jamuan yang kita siapkan," kata Zalfan tenang.
Seperti yang dia duga, Faisal sepertinya menikmati mengolok-olok Chaya.
"Chaya? Kenapa kalian tiba-tiba membicarakan orang itu? Meskipun dia dari Crown, dia tidak ada hubungannya dengan kita."
Ekspresi Eldin yang polos membuat Zalfan merasa bersalah, tapi dia tidak bisa menjelaskan sesuatu kepadanya.
"Itu karena dia terlalu out campur," jelas Faisal sesingkat mungkin. "Yeah, memang menarik jika bisa membuat Chaya hancur, tapi kita harus menyelesaikan tugas berat ini segera."
Untuk menjatuhkan Crown, mereka harus menang.
Love
Fiby Rinanda 🐝
12 Maret 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top