17.hari baru

Normal Prov.

Awal baru atau hari baru.
Yah sepertinya begitu orang-orang selalu bilang jika sudah menikah.

Seperti halnya pada 4 kembar ini.
Mereka mulai menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.

4 twins ini sudah berada di dapur, untuk memasak.

"Kenapa jalan mu seperti itu mil?" tanya May dengan nada godaan.

May sebenarnya tau, apa alasan Mila berjalan ngangkang seperti itu.

Karena dia pun melakukan hal yang sama.

Dia sengaja ingin menggoda kakaknya itu.

"Diem deh, dan jangan pura-pura gak tau" Ketus Mila.

"Yee sensi" cibir May.

"Udah buru masak! Ntar siang lagi" Ucap Zihan menasehati

"Iya" Ucap mereka.

Pukul 7 siang Barulah mereka selesai memasak ,makanan pun sudah dihidangkan dengan rapi di meja makan.

"Aku bangunin Arya dulu ya?" Ucap Gita.

May, Mila dan zihan mengagguk.

Mereka juga mau membangun kan para suami mereka.

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

"Mas,mas bangun" Ucap Mila.

Hampir 5 menit sudah dia membangunkan Rofiq yang tengah Tertidur pulas itu.

"Ini suami aku tidur atau mati ya? Susah banget di bangunin?" Gumam Mila.

Sebenarnya ,Rofiq itu sudah bangun sejak pertama kali Mila membangunkan nya ,ia sengaja berpura-pura masih tidur, untuk membuat Mila kesal.

Karena bagi rofiq, wajah kesal Mila itu sangatlah imut.
Dan Rofiq juga suka membuat Mila kesal.

Mila memilih menaiki tubuh Rofiq, Ia duduk di perut Rofiq.

"Aduh"  Ringisnya pelan saat ia merasakan sakit di daerah intinya.

Rofiq menahan tawanya ,dia tau bahwa istrinya itu tengah kesakitan.

"Ya ampun...udah di naikin juga gak bangun-bangun? Benar-benar mati nih kaya nya? Aduh Ummi.. Mila takut! Mila belum siap jadi janda, masa habis di perawanin udah jadi janda? Kan gak iya banget..." Ucap Mila membayangkan hal yang tidak-tidak.

Ia membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi pada dirinya jika benar adanya Rofiq meninggal.

Buru-buru Mila turun, dan pergi.

Rofiq bangun dan duduk ,saat ini ia tengah tertawa terpingkal-pingkal, sudah lama rasanya dia tidak pernah tertawa seperti ini.

"He..he..Lo kenapa lari-lari gitu?" Tanya Arya saat baru keluar dari kamarnya.

"duh..itu..itu"

"Itu apa sih? Ngomong belibet" Dengus Arya.

"Ish..itu kaya nya laki gue mati deh?" Ucap Mila pelan.

Arya membelalakan matanya kaget.

"Ha? Yang betul Lo?" Tanya Willy.

"Iya, solnya gue bangunin gak bangun-bangun"Ucap Mila,raut wajahnya khawatir.

"Wah-wah gawat..masa Lo udah harus jadi janda sih?" Ucap Arya.

Oke fix..
Ini adik ipar menyebalkan menurut Mila.

Bukannya ngebantu malah ngeledek.
Pengen di geplak ini lakik adiknya.

"Bukannya ngebantu malah ngeledekin gue lagi lu "ucap Mila sinis.

"Iya-iya, yaudah ayo kita liat" Ajak arya.

Mila mengagguk.

Saat Arya dan Mila mau masuk ke kamar, pintu kamar terbuka menampilkan Rofiq yang tengah berdiri memandangi mereka dengan tatapan bertanya.

"Kenapa?" Tanya Rofiq.

"Lo bilang laki Lo mati? Mana?" Tanya Arya pada Mila.

"Loh? Mas gak jadi mati?" Tanya Mila dengan wajah polosnya.

"PFFTT...HAHAHAHAHA" Rofiq tertawa terbahak-bahak.

Mila yang melihat hanya melongo ,tidak pernah sebelum nya ia melihat dosen yang berstatus jadi suaminya ini tertawa?. tersenyum saja tidak pernah.

"Kok ketawa sih?" Dengus mila.

"Ya habis nya kamu! Siapa juga yang mati? Saya masih hidup asal kamu tau! Dan tadi itu saya berpura-pura masih tidur" Ucap Rofiq tanpa merasa bersalah.

Memang kampret ini dosen.
Ingin rasanya Mila menjambak rambut suaminya itu.
Tapi ia urungkan, karena satu. Takut dosa!!

"Aahh gak enak ,kalo tadi laki lu beneran mati kan gue mau jadiin lu istri kedua gue, kan enak tuh punya istri kembar" Ucap Arya.

Rofiq sudah menatap Arya tajam, sementara Mila cengo.

Seperkian detik ia baru mudeng dengan apa yang dikatakan Arya.

"Ndasmu!!" desis Mila, lalu ia memijak kaki Arya ,dan segera berlalu.

"Aduh.."Ringis Arya.

Arya menoleh ke sampingnya, masih sama! Rofiq masih menatap Arya tajam.

"Awas kamu!" Desis Rofiq, setelah itu ia pergi.

"Aihh..memang cocok deh mereka! Sama-sama nyeremin"Gumam Arya.

☀☀☀☀☀☀

"Lama banget sih turunnya kak?" Ucap Abi .

"Iya Bi, maaf. Tadi Mila harus bangunin orang yang mati suri dulu" Ucap Mila.

Kini ia tengah duduk.

"Mati suri? Siapa yang mati mil?" Tanya Gita antusias.

Rofiq meringis mendengar pertanyaan adik iparnya itu.

"Ini disamping aku"  Ucap Mila sembari melirik Rofiq.

"Kakak tadi mati suri? Rasanya mati suri gimana? "Tanya Gita dengan wajah polosnya.

Rofiq yang di tanyain hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"Mm..git,ambilin aku dong"Ucap Arya.

Ia mencoba mengalihkan pembicaraan yang menyudutkan kakak iparnya itu.

Gita mengangguk lalu mengambil piring dan menyendokkan nasi,sayur serta lauk ,setelah itu ia menyerahkan kepada Arya.

"Makasih" Ucap Arya disertai senyum manis.

"Sama-sama "Balas Gita.

"Maksud Mila itu, tadi mas Rofiq di bangunin gak bangun-bangun mmi, Mila kira mas Rofiq udah meninggal" Adu Arya menjelaskan.

Arya, dan Mahardika memanggil Kakak ipar Laki-laki mereka dengan sebutan 'mas' karena mereka lebih tua.

Sedangkan para adik ipar Lailul dan Rofiq memanggil mereka dengan sebutan 'kakak'.

"HAHAHAHAHA."Tawa semuanya.

Tak terkecuali Gita,ia ikut tertawa padahal tidak tau tertawaa karena apa,dia hanya ikut saja.

"Mila..Mila ada-ada aja kamu" Ucap Zihan.

"Biasa..itu obat nya habis,mau di beli lupa" Celetuk May santai.

Mila memelototkan kedua matanya kepada May.

"Obat apa May?" Tanya Gita.

"Obat sakit jiwa" Ucap May, kemudian ia menyendokkan nasi kedalam mulutnya.

"Mila gila?" Tanya Gita.

"Eh? Enggak,May itu yang gila, aku waras" Bela Mila.

"Jadi yang  sebenarnya gila siapa sih?" Tanya Gita.

"Semua waras sayang ,gak ada yang gila" Ucap Ummi menengahi.

Gita menganggukkan kepalanya mengerti.

🌠🌠🌠🌠🌠

"Besok aja Napa pindahnya!" Sungut May.

"Iya! Kita masih mau sama ummi" Ucap Gita ,ia Masih memeluk umminya.

Ummi tersenyum lalu mengelus pucuk kepala anaknya sayang.

"GK boleh gitu dong,nurut apa kata suami, kalo gak dituruti itu namanya membangkang ucapan suami, lagian kan masih bisa ketemu ummi kapan aja" Ucap ummi.

"Iya..benar itu kata ummi" Timpal Abi mereka.

"Tapi bi..mmi?" Gita dan May memasang wajah melas mereka.

Mila dan Zihan hanya terdiam sambil memandang sendu ke orang tua mereka.

Sebenarnya Mila dan Zihan sama-sama merasakan hal yang berat, karena harus meninggalkan ummi dan Abi mereka.

Tapi mereka berusaha bersikap biasa aja, masa kedua adik mereka nangis, mereka juga ikut nangis?

Sementara kan mereka kakak-an, jadi mereka harus bisa memimpin adik-adik mereka.

Walau sebenarnya ,Mila masih bersikap anak-anak sih.

"Iya, Nanti kalo kamu mau ketemu Abi sama ummi ,aku temenin kok" Ucap Arya, ia berusaha menenangkan istrinya yang tengah menangis itu.

Mahardika baru tau, ternyata istrinya itu bisa menangis juga ,ia kira orang cuek dan acuh tidak bisa menangis.

Dasar bodoh! 
Bagaimana pun May itu manusia, manusia gimanapun pasti bakalan pernah merasa sedih dan menangis.

Umpat Mahardika pada dirinya sendiri.

"Kak, peluk aku ngapa! Kaya Arya meluk istrinya itu "Ucap Mila pada Rofiq.

Mila sebal sama suaminya itu, gak peka banget! Padahal kan Mila juga lagi sedih ini, Karena bakalan ninggalin ummi dan Abi.

"Gak mau" ucap Rofiq datar.

"Owh yaudah, aku minta peluk Arya aja, pasti Arya mau" Ucap Mila.

Baru saja Mila mau melangkah kan kakinya mendekat ke Arya, Rofiq sudah menarik Mila kedalam pelukannya.

Dan dibalas dengan erat oleh Mila.

Ia tersenyum dibalik dada suaminya itu.

⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Setelah acara tangis-tangisan dan bujukan, akhirnya mereka jadi pindah.

Mereka pindah ke perumahan mewah.

Rumah mereka juga samping-sampingan ,para suami sengaja membeli rumah yang berdampingan.

Karena mereka mendapat info dari Abi mertua mereka, bahwa para twins tidak bisa di pisahkan.

Jadilah mereka membeli rumah yang berdempetan.

Ada pintu yang saling menghubungkan rumah mereka, jadi jika istri mereka ingin bertemu atau berkumpul di salah satu rumah mereka ,jadi lebih gampang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top