Chapter 8 : Tugas melindungi korban
[ Author POV ]
"Kalian juga bisa mengambil quest yang tersedia di guild yang ada tersebar di Astrea. Tapi tentu harus meminta izin kepada wali master akademi agar nantinya tidak melanggar aturan yang ada. Cuma itu saja yang dapat aku jelaskan pada kalian, calon murid baru. Setelah ini kalian bisa beristirahat melihat sekitar lalu kembali jam 2 lagi untuk mengikuti ujian.. " kata siswi kelas 2 berpakaian penyihir versi sekolah itu.
Sementara itu dibalik tenda..
"Baru ditinggal sebentar kau sudah terseret masalah. Memangnya kau magnet segala masalah, Iksan!? " ceramah Maya.
"Saya juga heran dengan diri ini sendiri, ketua.. " pikir Iksan kecut.
"T-tapi andai kak Iksan tidak ada disana senior' Edwars dan temannya pasti dalam bahaya, senior.. "
"Aku tidak bisa mengacuhkan yang satu itu, dilain sisi kerja yang bagus, Iksan. Tidak seperti si Ambush itu. "
"Ketua memuji sekaligus mengejek di waktu bersamaan.. " batin Iksan terkagum(?).
"Ed sekarang berada di pos darurat bersama perempuan yang saya kira adalah target penyerangan satu ini.." beritahu Iksan. "Samantha Risesa, ya.? " lanjut Maya bergumam.
"Ketua? "
"Aku mau melihatnya sendiri.. "
"Tapi anda masih istirahat, senior Maya? "
"Kalian berdua juga sama. Iksan, aku tugaskan kepadamu untuk istirahat dan bawa Lena berkeliling.. "
"Ketua sendiri?? "
"Aku mau ke pos darurat bertemu korban. Walau istirahat tapi aku tetap Ketua komite.. "
Maya pergi ke dekat gerbang akademi dimana ada pos darurat didirikan.
"Senior Maya sangat rajin, ya.. "
"Atau terlalu disiplin.. " dengus Iksan.
"Kak Iksan, selanjutnya kita mau kemana? "
"Hmmm. Karena kau sudah dapat dipastikan menjadi salah satu bagian disini kurasa tidak ada salahnya menunjukkanmu beberapa tempat yang ada di akademi ini seperti kolam renang dan gedung olahraga terbaru... "
"K-kita punya kolam renang!? "
"Haha. Aku sama terkejutnya denganmu.. "
"Sebelumnya tidak ada?? "
"Yap. Akademi diperbaiki setelah serangan pemberontak 3 bulan yang lalu.. "
"Aku pernah dengar beritanya.! Apa kakak melawan salah satu dari mereka??! " tanya Lena antusias seperti ingin mendengarkan semacam cerita.
"Ya aku me--!? " kata-kata Iksan terhenti saat ingatannya bertarung dengan Lan Sen muncul.
"Kakak?? "
"Benar. Orang itu bertarung dengan pemberontak yang sangat kuat.. " seru Jeane lalu datang bersama Yuliana.
"Eh? Kakak juga bersekolah disini?? "
"Aku tidak tapi dia iya.. " jawab Jeane menunjuk Yuliana.
"Ada urusan apa kalian datang ke sini?"
"Jangan dingin seperti itu. Aku dan Yuliana datang karena ada yang ingin kami bicarakan denganmu, Iksan.. "
"Kalau tugas dari kak Scar aku menolaknya. Aku sudah mempuyai tugas saat ini.. "
"Kau jadi menyebalkan semenjak jadi anggota komite, Iki.. "
"Hentikan wajah datar itu selama mengejekku, Yuliana.! "
"Kakak akrab, ya? "
"Tentu~~"
"Tidak mungkin.." Iksan mendesah pasrah. "Kalau ini darurat mungkin akan kupikirkan lagi, " bisik Iksan.
"Itu baru Iksan yang aku suka. Sebenarnya bukan dari kak Scar dan juga ini tidak darurat, dan juga tidak mudah.. "
"Apa maksudmu?? "
Jeane sedikit ke samping agar wanita berambut hitam dengan pakaian putih, rok merah dan pita merah di leher bisa menampakkan dirinya ikut dalam perbincangan.
"Siapa? "
"Perkenalkan, nama saya adalah Mimosa. Saya bekerja di guild bernama Post Power..sebagai resepsionis. Saya mewakili atasan saya untuk menghadap anda, tuan Hacim."
"Tujuan saya datang untuk meminta kepada anda untuk membantu kami mengungkapkan masalah penculikan yang saat ini masih di rahasiakan oleh kerajaan. Dan hari ini saya mendapat informasi jika salah satu teman anda bertemu dengan korban.. "
"Jangan bilang..? "
"Hm. Penculikan akan berakhir andai mereka berhasil mendapatkan korban itu tapi beruntungnya digagalkan oleh teman anda itu. Sekarang salah satu rekan guild saya tengah berada di pos darurat untuk menanyakan sesuatu. Keinginan saya, kami ingin anda memberikan sedikitnya bantuan dari fraksi anda.. "
""!? ""
"Saya dengar anda pemimpin baru fraksi...? Hm?? Apa saya salah bicara, tuan Hacim? " tanya Mimosa melihat Iksan dan lainnya pusing, lalu ia melirik ke Lena. "Dia anggota anda juga... Kan? "
"Anggota apa?" tanya Lena polos.
Saat itu Mimosa menyadari kesalahannya.
Jeane menggunakan kekuatan pikirannya dan langsung membuat Lena tak sadarkan diri.
"M-maafkan saya! Saya mengira gadis itu adalah salah satu rekan anda. Saya benar-benar tak tahu.. "
"Aku akan membawa anak ini pergi.. "
"Tolong ya, Yuliana.. "
Yuliana menggendong Lena dan membawa pergi.
"Hidup di dunia bawah memang sulit, hm.. " gumam Iksan.
"Maafkan saya, tuan Hacim.. "
"Haaa... Katakan padaku, siapa korban ini sebenarnya? "
"Eh? " Mimosa membantu kaget. "A-anda m-mau membantu? "
"Setelah kau bicara asal-asalan seperti tadi? Ya. Mungkin aku bakal menuntun harga yang lebih besar nantinya.. "
"T-terimakasih banyak.! "
"Jadi, siapa dia? "
.B L.U.E.
"Ouch..!? "
"B-berhati-hatilah l-lain kali.. " kata siswi bersurai biru navy yang memiliki perban di kepala itu.
"Aku terkejut dengan sihirmu.. " kagum Edwars.
"Walau terlihat begitu dia tetaplah anggota komite, junior Edwars.. "
"Senior Maya!? " Edwars yang mendapat perawatan sontak saja dibuat terkejut, siswi yang mengobati Edwars juga ikutan.
"Langsung saja. Dimana Samantha Risesa? "
"Dia sedang tidur. Aku rasa dia kelelahan.. "
"B-benar. Saya dapat merasakan beberapa luka dalam tubuh, jika otopsi saya selesai dan ada kemungkinan j-jika dia pernah disiksa.. "
"Apa pemberontak yang melakukannya? "
"S-saya tidak tahu, senior.. " jawab siswi itu.
"Tentu saja kau tidak tahu. Junior Edwars, kau bisa istirahat dan serahkan dia pad--"
"--izinkan saya yang menjaganya! "
"!?? "
"Entah kenapa saya ingin melindunginya.. "
"Kata-katamu tidak masuk akal, junior. Apa ada hal yang ingin kau dapatkan dari Risesa? "
"...... "
"Baiklah, aku izinkan... Karena kau adalah temannya Iksan. Beritahu aku jika ada sesuatu yang tidak bisa kau lakukan. "
"T-terimakasih banyak, senior Maya.! "
Maya membalikkan badannya lalu menatap Edwars. "Mungkin cuma perasaanku saja. Dia mirip tapi beda. Apalagi keluarga itu sudah tidak ada lagi.. "
.B.L.U.E.
[ Maya POV ]
Aku berjalan pergi dari pos darurat yang menjadi tempat jaga Komite Kesahatan, sedangkan punyaku ada di tenda ujian. Sekarang aku buang-buang waktu tanpa tidak tahu apa yang telah aku lakukan.
Edwars Stampice, keponakan dari Pengendali Alam Es yang dulu jadi Guardian di Astrea. Dia mewarisi kemampuan es mereka tapi rupa dan penampakan remaja itu sangatlah berbeda dari mereka.
Kata ayah keluarga Stampice memiliki masalah dengan bangsawan Garuda, jika tidak salah... Keluarga Hacim.
Apa itu keluarganya Iksan?
Keluarga Stampice dihapus oleh Hacim dari sejarah karena berani melawan mereka. Aku tidak bisa membayangkan jika Edwars dan Iksan akan saling bunuh setelah melihat akrabnya mereka berdua.
Entah kenapa saya harus melindunginya.
Mengingat perkataan Edwars beberapa saat tadi, aku juga entah kenapa merasa perasaan burukku bertambah kuat. Kalian berdua... Jangan buat hal yang tidak-tidak.
.B.L.U.E.
[ Author POV ]
Edwars yang asik bercakap canda dengan Samantha diganggu oleh kedatangan Iksan yang ribut.
"Hei Ed, sepertinya kita terseret ke dalam masalah yang rumit, sobat.. " sapa Iksan sembari menggotong badan satu pemberontak yang ingin menyerang diluar pos darurat.
"Kau juga? Bagaimana dengan tugasmu??" terkejut Edwars. "Aku mendapat quest dari guild untuk melindungi perempuan yang kau selamatkan. Jika mau ikut aku bisa melakukannya untukmu, "
"Benarkah? Itu sangat membantu, haha. Kau benar-benar teman yang baik, Ik.. "
"Bukan teman, tapi rival?! "
"?! " Edwars tersenyum. "Ya, "
"Biarku beritahu apa tugas kita. Kau pasti menyukainya.. ! " Edwars terkaget melihat seringaian yang sangat menyeramkan dari muka Iksan, Samantha dibuat takut tapi Edwars cuma terkekeh geli.
"Hahahaha! Melihatmu seperti itu tidak dibantahkan lagi ini pasti menyenangkan. Jadi? Kemana kita pergi?"
"Dengarlah, kita akan keluar dari Astrea.. "
"!! " mendadak Edwars menyeringai.
"Tindakan kita ada yang menanggungnya. Jadi tidak usah khwatir, kau pasti menyukai.. ! "
"Kau tahu, Ik.? "
"Hmm?? "
"Aku tidak sabar menunggunya! "
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top