Chapter 7 : Pendaftaran calon murid akademi

[ Iksan POV ]

"Mmm. Aku ucapkan selamat datang kepada calon siswa-siswi baru yang mendaftar disini. Aku Maya Losfeather yang bertanggung jawab dalam kesempatan kali ini yang mana aku sendiri bakal menyeleksi kalian secara langsung untuk lulus-tidaknya kalian dalam ujian masuk sekolah.. "

Ketua Maya berdiri di atas panggung dalam tenda yang sudah disiapkan oleh kami sembari tangannya memegang mikrofon dan menyambut calon murid baru akademi disini. Sekedar informasi Ed dan Jeane berjaga diluar sementara aku di dalam.

Kenapa Jeane ikut juga? Katanya jaga-jaga andai ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi seperti serangan pemberontakan.

Aku kagum dengan calon adik kelasku ini. Mereka mau mendaftar ke tempat yang sangat berbahaya seperti ini. Mungkin mereka percaya diri dengan kemampuan mereka atau mereka bodoh dan tak tahu.

"....... "

Aku juga termasuk sih.

"Baiklah, adik-adikku. Kalian lihat seragam yang aku kenakan saat ini'kan? Ini adalah seragam yang bakal kalian terima andai berhasil lulus di ujian masuk. Perlengkapannya cuma kemeja dan blazer warna yang mana menunjukkan kekuatan dan aura yang kalian punya. Aku sudah kelas 2 jadi sengaja aku mmengenakannya untuk memperlihatkan seragam kalian nanti.. "

"Tunggu sebentar. Berarti itu seragam Ketua saat masih kelas satu!? Hebat, masih muat ternyata.. " pikirku tanpa sadar.

".....! "

Urgh! Aku baru saja menerima tatapan yang tidak mengenakkan.

"Contoh lainnya bisa kalian lihat sekarang juga. Lena.."

Seorang gadis muda berambut ungu kebiruan dengan seragam Akademi Astrea dengan blazer ungu menaiki anak tangga. Dia... Siapa ya? Aku tidak ingat.

"Dia adalah Lena. Siswi rekomendasi dari Spain.. "

"Sama sepertiku dong.. "

Rekomendasi?

Berarti dia kuat?

Padahal kita seumuran lo.

"...... " oke.? Aku tidak pernah mendapatkan reaksi seperti itu saat masuk ke sini padahal sama-sama rekomendasi beasiswa.

Apa gara-gara masuk ditengah semester?

"Lena memang memiliki tubuh yang kecil tapi jangan pernah kalian remehkan dia, karena begini-begini dia cepat dan lumayan kuat. Orang-orang yang mendapatkan beasiswa gratis adalah mereka yang terpilih karena kemampuan yang mereka miliki. DAN! " ketua berseru meninggikan suaranya. "Disini kekuatan adalah segalanya. Kalian dilarang menggunakan hak istimewa yang kalian miliki. Cobalah gunakan maka aku akan menghukum kalian secepat itu juga. Akademi adalah tempat belajar dan menuntut ilmu, bukan ajang pamer kekuasaan. Petinggi-petinggi yang ada di akademi ini semuanya adalah yang terkuat. Mereka berlatih keras setiap hari dan memberikan hasil yang memuaskan agar mereka tidak ditindas karena akademi ini mengkhususkan bagi orang-orang yang kuat saja, "

"Kalian juga seharusnya tahu jika tempat ini tidak akan karena ada seseorang yang ingin merebut tempat ini. Lalu kenapa kalian memilih tempat ini untuk mengejar ilmu? Untuk jadi kuat? Populer? Atau terkenal? Semuanya terserah pada kalian tapi biar aku katakan satu hal. Setelah kalian lulus dari tempat ini maka dunia akan memandang kalian sebagai yang 'terkuat' . Banyak alumni akademi ini menjadi orang-orang terkenal berkat didikan yang mereka terima. Ada yang jadi Top Adventures, pengusaha besar, pemimpin suatu negara dan terakhir jadi anggota Dewan Sihir Dunia."

"Di dunia yang penuh kejahatan dan ketidakadilan ini Astrea mengajarkan apa pentingnya kekuatan untuk mengikuti perubahan zaman, bertahan dari kehidupan. Dan kata terakhir dariku, belajarlah untuk diri kalian sendiri dan untuk masa depan kalian sendiri.." tutup ketua.

Lalu seorang siswi dengan seragam penyihir sekolah menggantikan ketua. "Selanjutnya aku akan menjelaskan ujian apa saja yang harus kalian ikuti.. "

"Iksan, waktunya gantian.. " panggil siswa sesama pengawas.

"Baiklah, aku serahkan disini padamu. Panggil jika ada apa-apa.. " sahutku.

Aku pergi menuju ke belakang tenda untuk menemui ketua Maya.

"K-kak Maya, ini botol airnya.. "

"Ah, terimakasih, Lena.. "

Ketua meminumnya sampai habis. Sepertinya pidato tadi benar-benar membuatnya haus, haha. Itu salahnya sendiri karena menambahkan bagian yang tidak ada , di kertas sendiri.

"Anda tampak lelah, Ketua.. " sapaku sembari menahan tawa.

"Iksan, ya? Apa waktumu untuk istirahat juga? "

"Begitulah.. "

"U-umm... "

" ........ "

"Oke, aku lumayan terganggu, Lena.."

"Ada yang bisa aku bantu? "

"Eh? E-eh? Tidak a-ada.. "

"Iksan, kau menakutinya. Sudah aku bilang jangan buat masalah.. "

"Hebat. Sekarang menatap pun dapat membuatku dalam masalah.. "

"I-itu tidak benar, kak."

"Panggil aku 'senior' karena kau sudah menjadi bagian akademi ini.. "

"Baik... S-senior Maya. "

"Jadi, ada yang ingin kau katakan kepada anggotaku Iksan? "

"Eh?? "

"Ketua, saya ingin istirahat sekarang.. "

"Kebetulan sekali... "

"Heh?? "

Dalam sekejap aku disatukan bersama Lena.

"Ajak dia berkeliling sementara aku istirahat... "

"Bukannya ini tugas anda!?"

"Kau juga anggota komite. Ini juga tugasmu, Iksan. Sudah ya, aku titip Lena dan... Jauhi masalah dan jangan buat masalah. " Ketua Maya pergi begitu saja, dan kami berdua mematung.

"Kak Iksan, haus? "

.B.L.U.E.

[ Ed POV ]

"Uhaargh!? "

"Ugh! Mundur! Kita cari kesempatan yang lain saja.. "

Kumpulan orang bertopeng itu pergi begitu saja. Dibelakangku ada seorang gadis putih bermanik merah setengah telanjang.

"Kau baik? "

"T-terimakasih--?! "

"" Aa argh!! "" suara teriakan banyak orang terdengar dari arah kumpulan orang bertopeng tadi.

"Siapa sangka aku menemukannya disini.? " langkah kaki dan suara seorang pria hadir tepat dibelakang kami berdua.

Gadis tadi mencengkram seragamku kuat. "J-jangan tinggalkan aku.. "

"Siswa Astrea, serahkan gadis itu kepadaku.. " titah pria berpedang biru muda itu.

"Kenapa aku harus melakukannya? Dilihat manapun kau sangat mencurigakan, tuan.. "

"Bertindak sok pahlawan akan membunuhmu, bocah.. "

He. Itu membuatku ingin tertawa keras sekarang.

"Jawabanku cuma satu, pergi saja sana! "

"Pilihan yang buruk, bocah. Jangan salahkan aku jika kau mati... "

Dia tidak menggertak. Aku dapat merasakan tekanan aura yang sangat besar darinya. Apa dia Longwell?? Berarti gadis ini bukan orang biasa.

"Hei, siapa namamu? "

"S-s... Samantha Risesa!.

" R-Risesa!?"

Ini mengejutkan. "Tetap dibelakangku. Akan kupastikan dia tidak akan membawamu, Sam.. " ucapku.

"Cukup percaya diri sekali ternyata, bocah. Atau cuma bodoh saja? Aku suka orang sepertimu yang tidak menyerah dengan cepat. Akan ku beritahu posisiku di pemberontak biar kita dapat bertarung tanpa kendala. Aku salah satu Longwell.. "

Ternyata benar. "He.. "

"Kau tertawa? "

"Sial. Sifat buruk Ik tertular. Yah, aku juga cukup untuk dikatakan sebagai penggila pertarungan.. " aku lirik Sam yang masih nampak cemas. Aku tidak akan membiarkannya diambil. Terlebih... Keluarga Risesa ada hubungannya dengan tujuanku.

.B.L.U.E.

[ Author POV ]

"Eeeh!? Kak Iksan juga mendapatkan beasiswa? Terlebih ditengah semester!? "

"Apa itu aneh? " tanya Iksan sudah siap memasang wajah malas.

"Itu hebat, kak! "

"Heh? "

"Hm! Dalam cerita yang pernah ayah saya kisahkan tidak ada satu orang yang dapat melakukan itu. Tapi kakak bisa. Itu hebat ?! " seru Lena riang ceria.

"B-benarkah? " Iksan nampak tak yakin.

"Oh ya, kakak anggota komite sama seperti senior Maya'kan? Tugasnya apa saja? " tanyanya antusias.

"Ada sulit dan juga mudah, dan juga di akademi ini banyak komite yang dibagi. Contohnya aku yang anggota Komite Kedisiplinan, tugas kami adalah menertibkan siswa maupun siswi yang mau bertengkar satu sama lain, kami juga sering ditunjuk sebagai pengawas suatu event... "

"Lumayan buat pusing kepala.. "

"Tapi saya rasa itu adalah tugas yang hebat. Menertibkan murid-murid bukanlah hal yang mudah, kakak tahu.?"

"Ya, aku setuju dengan bagian itu---??! "

DLUAR!!?

Tiba-tiba terdengar suatu ledakan yang keras, di iringi hawa dingin.

"K-kenapa mendadak jadi dingin?! "

"Suhu dingin ini milik Ed!? "

Iksan langsung saja berlari sangat cepat membuat Lena memanggilnya beberapa kali.

"Kak Iksan, tunggu aku!? "

Sesampainya disana ada seorang pria bertopeng dan mempunyai pedang biru tengah tergeletak bersama bekuan es.

"S-siapa sebenarnya kau, bocah!? "

"Memangnya akan aku jawab?"

"Kurg!! "

Es menjorok cepat membekukan kedua kaki pria itu.

"Itu untuk penderitaan Sam yang kalian kejar selama ini. Dan ini untuk kau yang merusak kacamataku..! "

"!? "

FREEZE!!

Ice Magic 'High' :
Ice Age's

Aura putih kebiruan tipis mengepung pria itu kemudian menusuk orangnya, seketika itu juga ia jadi patung es. Edwars menghembuskan nafas tanda itu menghentikan penggunaan sihir esnya.

"Aku terlalu banyak mengeluarkan kekuatan sepertinya.. " kata Edwars ke arah Samantha.

"K-kuat sekali.. "

"Terimakasih.. " balas Edwars dengan senyum, membuat Samantha merona malu.

"Heiii, Ed! Apa yang terjadi?? "

"Ik??! " pekik Edwars kaget. Iksan datang diikuti Lena dibelakang.

"Serangan pemberontak? "

"Ya. Dan entah kenapa dia mengincar Sam.. "

"Sam? Siapa, Sam? "

"I-itu.. " Edwars gelagapan saat ditanya Iksan. Ia memberi nama panggilan tanpa sadar karena kebiasaannya. Akibatnya Edwars jadi malu.

"Jawabnya nanti saja. Dia sepertinya memiliki luka di dalam tubuhnya.. " beritahu Iksan.

"Benarkah? Sam, kenapa kau tidak memberitahuku?? "

"Eh, maaf.. "

"Ugh?? " Edwars tiba-tiba jatuh berlutut dan melepaskan Samantha yang ia gendong. "Kepalaku pusing, " bisik orangnya.

Krk..!

"! "

"Ed..?! AWAS! " teriak Iksan.

Pemberontak tadi berhasil menghancurkan sihir es milik Edwars.

"Sial. Aku lupa dia mempunyai kecocokan dengan elemen es juga.. " batin Edwars terpojok.

Lena mencabut pedangnya.

Teknik Berpedang Aliran Petir :
Sentakan Petir

Dhuar!?

Lena melesat melewati Iksan dan menangkis tusukan pedang dari si pemberontak.

"Ternyata dia benaran cepat.. " batin Iksan terkejut.

Iksan mengaliri kakinya dengan petir sehingga warna biru menguasai disana, dalam sekali terjang Iksan sudah sampai dibelakang pemberontak dan menendang tepat ke leher, membenamkannya ke tanah.

"H-haha. Kau tidak segan-segan, ya.? " kecut Edwars. "Dia musuh'kan? Untuk apa aku segan, " balas Iksan terkesan ketus.

"Kak Iksan, tadi itu... Hebat sekali!?!?" jerit Lena tidak bisa menahan dirinya sendiri.

"He. Makasih banyak.. " sahut Iksan jadi sombong.

"Terlebih petir biru itu tadi.. "

Lena menatap Iksan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Kau bisa berjalan sendiri, Ed? Lena, cari kain untuk si Sam.. "

"Baik, kak Iksan.! "

"Sepertinya kau punya anak buah, Ik. Ugh, k-kepalaku sedikit pusing.. "

"K-kau baik saja? " cemas Samantha.

"Y-ya. Cuma butuh istirahat saja. Yang lebih penting Sam, kau ikutlah Ik. Bersamanya akan lebih aman.. "

"Tidak mau. A-a-aku maunya... Kau. "

"..... " Iksan tersentak. Ia merasa seperti baru saja ditolak.

"Kakak, aku membawa kainnya.! M-mungkin terlalu besar, hehe.. "

"...... "

"Kak Iksan?? "

"Aku ditolak.. "

"Eh? "













# WARNING 18+ #

+ Samantha Risesa +

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top