Chapter 11 : Generasi Pemberontak

[ Iksan POV ]

3 hari setelah selesai pendaftaran baru untuk murid baru di Akademi Astrea, Komite Kedisiplinan mengadakan rapat dan mengumpulkan anggota-anggota nya. Aku duduk di kursi yang kosong mengamati siapa saja yang menjadi anggota. Jujur aku tidak kenal siapapun disini kecuali Ketua Maya dan juga senior Ambush.

"Ah! "

"Hmm? "

Aku memekik saat melihat ada senior Brost masuk ke dalam ruangan. "Senior, anda juga anggota komite? " tanyaku agak terkejut.

"Ya. Apa Ambush dan ketua tidak memberitahumu? " tanya senior Brost balik.

"Tidak.. " senior Brost duduk di seberangku. Tidak butuh waktu lama untuk semua anggota berkumpul untuk rapat, dikiriku untuk sudah ada senior Ambush dan ketua Maya yang cuma berdiri di dekat papan tulis.

"Tujuanku mengumpulkan kalian untuk membahas pemberontakan.. "

"Apa mereka berulah lagi? " senior Brost.

"Tidak. Ini soal mereka yang 'gagal'! " suasana tiba-tiba berubah serius ketika ketua mengatakan itu. Apa yang gagal?

"Untuk Iksan mungkin masih bingung dan juga mantan kelas 1 juga. Karena ini cuma kami kelas 2 dan 3 saja yang tahu. Aku tidak tahu tapi setiap tahun setelah kenaikan kelas pemberontak Astrea memperbanyak jumlah mereka.. "

Aku mengangkat tangan. "Mereka menambahkan anggota, ya? Tapi darimana? Kan mereka jahat seperti yang rumor katakan.. "

"Dari Astrea sendiri. Lebih tepat nya murid akademi! "

"!? " aku terkejut mendengar jawaban ketua.

"Bukan dari akademi saja, tapi bisa juga dalam bidang berbeda di Astrea. Kelas 1 pasti tidak tahu karena tidak banyak yang mengetahui hal ini. Saat waktu penilaian untuk kenaikan kelas, ada dua hasil yaitu berhasil dan juga gagal. Kebanyakan mereka bertahan di kelas satu, dan yang gagal... Mereka bergabung ke pemberontakan! "

"Kenapa? "

"Hati mereka.. "

"Hati??" heranku kepada senior Brost.

"Mungkin mereka yang gagal tidak terima jika mereka gagal saat ujian kenaikan kelas, dan juga kebanyakan dari bangsawan yang sering menyombongkan kekuatan mereka selama tahun pembelajaran lalu pada saat ujian mereka tidak dapat mengikutinya.. "

"Itu salah mereka sendiri karena tidak belajar dengan benar. Kenapa sampai harus bergabung dengan pemberontakan.. " aku tidak habis pikir.

"Seperti yang aku katakan tadi, masalahnya terletak pada hati seseorang. Jika lemah maka akan berakhir seperti yang dikatakan.. "

"Ada-ada saja.. "

Aku kesal. Mudah sekali mereka berpindah kubu hanya karena kemampuan mereka tidak diakui.

"A-aku tidak tahu kenapa kau marah tapi tenang dulu.. " bisik senior.

"Hmp.. "

Ketua Maya melanjutkan. "Aku akan membagikan data murid-murid yang tidak bisa dihubungi setelah ujian berakhir. Mencegah bertambahnya pasukan dari musuh juga tugas kita sebagai warga Astrea yang tinggal di sini untuk mempertahankan tempat kita.. "

Kertas yang berisi nama murid kini sudah ada ditanganku. Hmm. Tidak ada yang aku kenal.

"Aku ingin kalian menginterogasi mereka jika suatu saat ketemu di jalan.. " pinta Ketua Maya.

"Ketua, kenapa foto mereka beda-beda? " tanya senior.

"Itu lebih baik ketimbang tidak ada foto. Kau ini harusnya tahu karena kamera baru ditemukan beberapa minggu yang lalu. Mana mungkin Astrea bisa langsung memperluas nya sekarang.. "

"Hehe.. " senior cengegesan.

Aku duduk tenang memeriksa nama murid dan foto mereka. Alat bernama kamera ini benar-benar hebat bisa menunjukkan muka dan juga penampilan penuh kita. Aku biasanya menggunakan cermin untuk melihat penampilanku. Mungkin aku mesti membeli kamera bila diperlukan.

Aku berhenti di halaman terakhir dari kertas yang dibagikan. Ada nama seseorang yang pertama kali bertarung denganku di Astrea.

"Luka.. "


.B.L.U.E.


Rapat berakhir siang hari jam 2 . Aku bisa melihatnya ke benda bernama jam dinding, bentuknya bulat, ada angka dari 1-12, dua jarum pendek dan panjang, mereka bergerak bergantian. Siapa yang buat benda seperti ini. Ya itu membantuku untuk melihat waktu jadi seperti ini waktu itu bergerak.

"...... "

Agak lambat.

"Iksan... "

"Suara ini? Kelinci gemuk!? "

Master yang sangat aku tidak suka mata pelajaran yaitu matematika, menghampiriku. Entah kenapa aku merasakan hak buruk sebentar lagi terjadi.

"Iksan, kenapa nilaimu rata-rata terus? Kau mau remedial ya? "

"Jangan bercanda! Pembagian kelas 2 saja belum?! " marahku.

"Ho? Kau menyadarinya? "

"Jangan master kira jika nilaiku rata-rata, otakku juga rata. Otakku sebesar kepala ini?! "

"Aku cuma bercanda, bodoh.. "

"Ugh.. "

"Yang lebih penting ada yang ingin bertemu denganmu. Beliau menunggu di ruang khusus tamu.. " beritahu nya.

"Ada yang mau bertemu denganku? Siapa? "

"Tunggu sebentar. Beliau?? "


.B.L.U.E.


".......... "

"Ada apa, Iksan? Duduklah.. "

"Hmhm~~"

Ada 2 orang saat ini duduk dengan sangat santai nya di dalam ruang khusus tamu, satu seorang gadis bersurai emas dengan poni dan gaya bor serta 1 pria yang sangat aku kenal di Akademi ini.

"Papa, jangan minum terus nanti kapan bahas masalah nya.. "

"Papa dia bilang. H-hahaha... "

Aku duduk dengan perasaan sangat hancur dan tak percaya saat ini. Seorang kepala akademi dan tuan puteri menunggu ku di ruangan ini.

"Iksan, apa kau tahu kenapa kau dipanggil ke sini? " tanya kepala akademi atau biasa dipanggil Headmaster. Dia adalah seorang pria tua awet muda berambut pirang cerah dengan pakaian rapi, mengkilap seperti emas.

Dan di sisinya ada tuan puteri Lisaisme yang mana dipanggil 'papa' oleh gadis itu tadi. Ini menandakan bila ayah Lisaisme adalah Headmaster sekaligus Raja Astrea.

"T-idak... "

"Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih banyak karena saat penyerangan 3 bulan lalu kau menyelamatkan nyawa anakku.. "

"Ya. Tidak masalah, Headmaster.. "

"...... Itu saja. "

"?? "

"Papa, masih ada yang lain..! "

"Tapi Lisa aku lumayan sibuk.. "

"Ini masalah Astrea, papa?! "

"Oh... Benar juga ya. " Headmaster duduk setelah diingatkan puterinya.

Jika ini adalah lelucon untuk membuatku terkejut. Kalian hebat.

"Iksan... "

"Ya..? "

"Apa yang kau suka dari puteriku? "

"Ha?? "

"Papa! "

"Oh... Bukan itu juga ya. Tapi waktu itu k---"

"---Papa diam saja. Biar aku yang menjelaskan nya! " tuan puteri menyumbat mulut Headmaster dengan biskuit.

Sekarang tuan puteri memandang ke arahku. Dia pasti malu melihat kelakuan orangtua apalagi ada orang lain yaitu aku. Lisaisme terlihat muka merahnya karena malu tadi.

"Jadi ada apa? "

"Iksan, kau bisa bicara mudah dengan puteriku tapi tidak denganku ya. Sejauh mana hubungan kalian kalau boleh tahu? "

"Papa, diam saja! "

"Adegan komedi macam apa saat ini aku saksikan? "

"Papa sedikit aneh jadi hiraukan saja.. "

"Mana bisa, woi! Dia Headmaster ku! " batinku berteriak.

"Langsung saja ke intinya. Iksan, aku ingin kau menjagaku selama berada diluar Astrea.. "

"........ "

Aku diam.

"Beberapa hari lagi aku ada urusan diluar sana untuk memeriksa keadaan-keadaan kota maupun desa diluar Astrea lalu memberi bantuan bagi mereka memerlukan.. "

"Apa itu lama? Karena saya tidak ingin terlambat di hari festival.. "

"Tidak tahu.. " jawab Lisaisme.

Jika dia menjawab begitu aku juga yang susah. Memang sih aku bisa izin tapi entah kenapa aku mau ikut festival. Dan juga sepertinya kemungkinan aku bisa menolak hampir 0% karena ini permintaan langsung dari tuan puteri Astrea. Tugasnya mudah cuma mengawal Lisaisme sampai ia kembali dengan selamat, masalah nya... Kota dan desa yang ada diluar Astrea tidaklah sedikit, pasti menghabiskan banyak waktu.

"Kenapa saya, tuan puteri? Padahal anda bisa memberikan tugas kepada orang yang lebih meyakinkan dari saya.." tanyaku.

"Tidak ada yang di percaya oleh Lisa selain kau, Iksan.. "

"He? Apa maksud nya itu, Headmaster?? " bingungku, sementara itu Lisaisme menyembunyikan muka nya.

"Lisa yang aku kenal adalah orang penuh harga diri tinggi dan banyak pilih. Itu dulu, sekarang dia berubah entah kenapa.. "

"Saya pikir dia cuma memilih saya hanya karena melihat kekuatan saya. Lisaisme pasti baru pertama kali melihat orang kuat selain Headmaster di sekitarnya.. "

"Ini sedikit tidak menyakinkan. Apa saya boleh menolaknya?"

"Tidak. Aku maunya kamu! "

"Kenapa!?! " balasku refleks.

Aku mendengar Headmaster sedikit tertawa. "Iksan, perjalanan yang Lisa tempuh nanti memerlukan seseorang yang dapat dia percaya. Dimataku kau sudah cukup.. "

"Orang yang dapat di percaya?? "

"Iksan, apa kau tahu rumor tentang Generasi Pemberontak? "

"!? "

"Para pemberontak memberikan syarat kepada calon anggota agar bisa bergabung, dan perjalanan Lisa mungkin bisa di jadikan kesempatan bagi mereka. Memang benar Lisa sudah cukup kuat untuk melindunginya tapi tugas nya bukan untuk bertarung. Lisa memilihmu sebagai pengawal nya karena dia mengakui kekuatan yang kamu miliki. Aku juga sudah membaca data tentangmu, Iksan. Dimana kau berhasil mengalahkan orang-orang terkuat di pemberontak menurutku itu sudah cukup untuk dijadikan keselamatan untuk puteriku tercinta.. "

"Jika bukan karena keamanan Astrea aku sendiri sudah cukup untuk keluar tapi siapa yang akan melindungi Astrea jika aku tidak ada di tempat? "

"Jadi aku minta darimu untuk menjaga puteriku selama dia melakukan tugasnya. Bagaimana? "

Aku diam menatap kesal mereka berdua.

"Dengar ya, Lisa. Jika situasi nya tidak memungkinkan aku akan langsung membawamu kembali ke Astrea! " ucapku tanpa kesopanan.

Anehnya Headmaster dan tuan puteri ini tersenyum.

"Dasar tidak sopan~~" balas Lisaisme sambil tersenyum.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top