Chapter 10 : Longwell Kok

[ Author POV ]

"Sekali lagi?! "

Iksan melesat mengayunkan rapier cepat menusuk ke sela dimana mata axe tidak ada, namun Longwell berjubah serigala ini dapat merasakan niat Iksan, tangan besar itu mengayun cepat mementahkan serangan Iksan... Lagi.

"Ik, kau terlalu ceroboh.! " peringat Edwars. Ia maju menghentikan serangan counter yang ingin Longwell ini lakukan ke Iksan.

"Hehe! Maaf.. "

"K-kau tidak merasa bersalah sama sekali.. " terkekeh Edwars.

Yuliana hadir berkat sihir teleportasi ke belakang musuh, kodachi ia ayunkan ke belakang leher. Tangkisan dari perang bandit di tangan kanan dari Longwell ini mematahkan rencana Yuliana.

"Ugh..! "

Beruang menerkam Yuliana dari belakang tetapi gadis bersurai ungu pendek itu langsung berpindah tempat sebelum terkena terkaman.

"Menyingkirkan macan sialan.! " marah Iksan ke macan yang berusaha menyerangnya.

"Hahaha! Dia itu rekan ku, jangan remehkan dia! "

"Iksan, awas?! " peringat Jeane.

Iksan melihat ada percikan api yang membungkus tubuh si macan, sedetik kemudian hewan buas itu menerjang sambil berkobar oleh api. Iksan membungkus mata pedangnya jadi lebih tebal, merubah rapier jadi longsword. Black Stinger adalah pedang dengan dua tipe mata tajam, dapat digunakan menusuk dan juga menebas dalam dua mode berbeda. Pembuatan pedang ini tidak terlalu dibahas oleh Jeane dan kakaknya.

Thunder Sword Hacim :
Sparks Blue

Zlash!?!

Tebasan cepat lurus ke arah depan beradu dengan cakar milik macan api, kuku dan wajah Iksan tergores karena serangan keduanya. Si macan segera kembali ke tempat majikannya seteleh menerima serangan yang memotong kuku-kuku tajamnya.

Edwars serta Yuliana kembali di samping Iksan karena rencana mereka gagal.

"Aku tidak suka macan itu.!"

"Hahahah! " tawa Longwell yang diketahui bernama Kok. Jeane memberitahukan jika kekuatan dari Kok berasal dari fisik murni yang diperkuat mana alam.

"Sudah lama akun tidak melihat Kam takut kepada seseorang.. " elus nya ke beruang yang menyerang Yuliana tadi.

Nama beruang itu adalah Kam, sedangkan si macan bernama Thor. Mereka berdua adalah rekan yang dimaksud oleh Kok.

"Sayang sekali anak muda berbakat seperti kalian berada di kubu Astrea.. "

"Kau mau bicara soal masa lalu, paman jubah serigala? Aku lebih suka kita baku hantam sekarang! "

"Tenangkan dirimu, Iksan. Asal kau tahu saja Longwell ini belum serius menghadapimu.. " seru Jeane.

"Belum serius, ya? " entah kenapa Iksan tersenyum mendengar, Edwars jadi kecut dan Yuliana menutup kedua mata tidak ingin tahu.

"Apa tujuan kalian dengan Samantha? " tanya Edwars.

"Apa kalian bersama gadis itu? Bagus sekali aku jadi tidak sulit untuk mencarinya.. "

"Jawab aku.! "

"Dia memiliki kekuatan yang dapat membuat kami menang.. "

"Dan itu adalah? " Iksan bertanya.

"Peningkatan Kekuatan.. "

""!!? ""

"Dia memiliki keistimewaan itu dan kami ingin memilikinya untuk dapat mengalahkan Astrea karena saat ini kami 'belum' siap... Tidak sekarang! "

"Jeane.. " batin Iksan memanggil. Jeane menyambungkan pikiran mereka semua. "Yang Longwell ini katakan benar, informasi yang aku dapat jika keluarga Risesa mempunyai sihir untuk membangkitkan kekuatan tersembunyi dari tubuh seseorang. Bedanya sihir Risesa akan memaksa tubuh sehingga dapat menggunakan kekuatan tersembunyi mereka dengan baik.. "

"Dan aku juga dengar jika sihir ini jarang digunakan karena berakibat fatal kepada pemiliknya, jika seseorang itu dipaksa mengeluarkan potensi tersembunyi maka Risesa akan merasakan hal yang sama jika sihirnya berhasil. Dilihat dari luka yang ada di dalam tubuhnya kurasa pemberontak menggunakan Risesa untuk membangkitkan kekuatan mereka terus tanpa henti berakibat sel-sel dalam tubuhnya rusak seiring waktu. Aku kagum dia masih bisa bertahan sampai sekarang.. "

"!?! " Yuliana merinding merasakan hawa dingin yang menusuk punggungnya, itu berasal dari Edwars yang mengeluarkan nafsu membunuh yang besar.

"Hei Ed.. "

"Apa? " sahut Edwars datar.

"Lepas kacamatamu jika ingin serius.. "

"He. Terimakasih.. " Edwars menyimpan kacamatanya.

"Jangan bertindak bodoh.. "

"Pernahkah aku melakukannya?"

DASH!!!

"!? "

Kok dikejutkan dengan kehadiran Edwars yang sudah ada di hadapannya.

"Bagaimana dia secepat itu??! "

Edwars melompat, memutar bagian bawahnya ringan tapi menghujamkan deras axe ke pundak Kok. Terlambat sedikit saja Kok untuk bergerak mungkin saja dia mati.

"Dia memang memiliki kekuatan sihir yang lebih besar dari kami semua, tapi itu tidak digunakannya langsung. Sementara itu kami bisa menggunakan kekuatan penuh kami untuk mengalahkannya langsung..! " pikir Iksan.

Kam dan Thor sontak saja menerjang musuh yang menyerang majikan mereka. Edwars menghembus nafas dingin lewat mulut menyebarkan pecahan es yang terlihat mengkilap. Beberapa detik kemudian pecahan itu meledak membekukan lawan.

Dua bola ungu hadir di dekat kedua hewan buas itu memunculkan Iksan yang menusuk macan dan Yuliana yang menebas beruang.

Strange Dimension : Aftermove

Slash!!

Iksan dan Yuliana bertukar tempat dalam sekejam setelah keduanya masing-masing mengayunkan pedang ke bola ungu yang Yuliana sediakan. Serangan kedua dari mereka mengalahkan kedua hewan buas yang tertukar lawan itu.

"Kam! Thor!? "

Kok bangkit dengan cepat setelah di pukul mundur Edwars. Mana terkumpul ke kapak besar yang digunakannya, ayunan kuat dan lebar itu beradu dengan axe sedang berbalut es milik Edwars. Gelombang kejut tercipta, itu mementalkan Edwars ke belakang dan Iksan serta Yuliana yang mengalahkan dua rekan Kok.

"Cukup sudah?! " marah Kok.

"Urgh..! "

"Yuliana.! " panggil Iksan.

"?? "

Kok maju menyerang Edwars yang kehilangan kendali berdirinya. Kapak besar itu jatuh keras ke Edwars... BATS!!!

.B.L.U.E.

[ Iksan POV ]

Aku meminta kepada Yuliana untuk memindahkanku ke dekat Longwell itu. Yuliana melempar bola ungu ke samping Kok sembari menyentuh pundakku.

"Kalahkan dia! "

"Ya..! "

Strange Dimension : Subject Transsion

Move!!?

Aku berpindah di arah jarum jam 2 Kok. Aku ledakan petir pada kaki dan menghalau sabetan kapak yang mau memotong leher Ed.

BANG!!!?

Rasa nyeri pada tangan saat menahan ayunan dengan kekuatan penuh itu membuat tanganku sangat sakit. Tapi aku berhasil.

Aku tendang muka Kok cepat dan bertumpu ke dadanya lalu aku tendang lagi, aku mendarat di pundak Ed serta menginjak disana.

"ED!"

"Ik... "

Ed mengerti maksud teriakanku tadi, itu pasti karena dia adalah seseorang yang aku akui kekuatannya. Maksudku adalah untuk mengalahkannya bersama-sama.

Sekarang Ed dapat mempertahankan cara berdirinya, aku yang berinjak di atas pundaknya melompat ke hadapan Kok dengan pedang sudah dalam mode longsword.

Teknik Berpedang Aliran Petir :
Sambaran Ular Petir Biru

Zap..!!

Pedangku melengkung 30• sepert seekor yang sedang menyambar, tebasan cepat berelemenkan petir ini menyabet leher Kok dan aku tabrak tangan sebelah kirinya.

Elemen Es Bersenjata Kapak :
Embun Putih Dingin

Disusul Axe menyabet perut samping kiri Kok cepat, bahkan mendahului ku yang duluan menyerang tadi. Tapi berkat itu aku bisa bertumpu pada pundak Ed lagi kemudian mendarat dengan gaya.

"A-KH!? "

"Ed, dia masih bisa bergerak?! "

"Kita selesaikan saat ini juga! "

"Aku setuju.. "

Aku dan Ed menebas menyilang bagian tengah Kok dari belakang sebagai serangan penghabisan. Aku bisa melihat ada daging yang terkoyak pada serangan Ed, itu menandakan betapa kesalnya temanku satu ini terhadap perbuatan pemberontak kepada Samantha.

Kok jatuh berlutut hampir tak sadarkan diri, kapak besarnya ia gunakan sebagai tumpuan untuknya dapat berdiri.

"A..rgh. A-aku tidak percaya a-aku kalah d-dari kalian. "

"Kau memiliki kekuatan sihir lebih besar dari kami bertiga kami kau tidak menggunakannya. Apa kau menahan diri karena kami hanyalah anak-anak dimatamu? "

Jika ya aku sangat marah. Aku harap aku cepat jadi dewasa.

"M- mungkin.. "

"Aku kesal mendengarnya. Aku harap aku bisa bertarung dengan kekuatan penuhmu, paman jubah serigala.. "

"D-dasar bocah, hehe..! "

Aku berbalik ke belakang kemudian pergi. "Aku serahkan dia padamu.. " kataku ke Ed yang diam di tempatnya.

Yuliana tiba-tiba saja mengomeliku atas perkataanku barusan, melawan musuh dengan kekuatan penuhnya? Apa salahnya bertarung dengan orang yang kuat?

Kami diam memperhatikan Ed yang sebentar lagi mengakhiri hidup Kok... Tapi ternyata tidak. Ed berbalik begitu saja meninggalkan Kok yang sekarat menuju ke arah kami.

"Dia bakal mati juga jika tidak dihabisi.. " kata Ed.

"Kurasa kau ada benarnya melihat dari bekas seranganmu yang merobek perutnya. Ed, kau lumayan sadis juga.. "

"He? "

"Aku tidak menyangka dari teman kakak.. " akting Yuliana.

"Heeeh? I-Ik bahkan lebih sadis dariku.. " Ed mencoba membela dirinya sendiri.

Heh. Aku cuma menghabisi musuh dalam sekali serang, Ed. Kita itu berbeda.

"Iksan, itu lebih mengerikan.. " Jeane berbisik.

" 😶 "

.B.L.U.E.

Setelah itu kami kembali ke Astrea. Soal laporan aku serahkan kepada Jeane yang memantau kami dari kejauhan(dia melihat dari mana sih? Dasar tukang baca pikiran).

Ed katanya mau membantu Samantha mencari perlindungan sementara dari pemberontak Astrea yang mau mengincarnya. Aku agak kasihan mendengar jika tidak ada yang mau membantunya, rata-rata bangsawan maupun orang yang tinggal di Astrea takut terhadap mereka para pemberontak yang menyamar jadi penduduk di tempat ini.

Lain kali jika bertemu Ed aku akan membantunya mencari tempat aman untuk Samantha. Aku melakukan ini bukan untuk pacarnya tapi untuk Ed. Aku tidak mau dia kesulitan---maksudku jika dia kesulitan aku ingin itu aku yang membuatnya sulit.

Itu arti dari seorang rival.

Apa aku baru saja merusak makna dari kata rival? Haha. Aku tidak perduli.

Tap, tap, tap...

Aku masuk ke ruang Komite Kedisiplinan dan dimarahi oleh ketua Maya karena menghilang selama pendaftaran calon murid baru.

Sial.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top