Chapter 1 : Akhir semester

[ Iksan POV ]

Pelajaran Astrea semester kedua telah memasuki akhir bulan yang ke-11. Setiap hari pelajaran yang aku terima semakin tambah sulit, apalagi dibagian sejarah dan matematika. Kenapa mata pelajaran itu ada di dunia ini!?

Aku bisa memaklumi sejarah tapi tidak dengan satunya. Walau nilaiku rata-rata tapi aku membenci matematika. Siapapun tolong ajari aku sebuah sihir untuk dapat melenyapkan mata pelajaran itu.

"Kau nampak sangat menyangkalnya.." cetus Ed disampingku.

"Tentu!" balasku sambil memukul meja. "Aku tidak menyukainya,"

"Hm. Kalau aku lumayan suka.."

Aku tidak percaya apa yang aku dengar. Ed menyukai mata pelajaran itu. Apa matematika bisa mengutukmu? Membayangkan aku dapat nilai sempurna dari mata pelajaran itu membuatku merinding.

Ngomong-ngomong di depanku ada senior yang menunjukkan nilai 100 soal matematika. Dia pikir aku perduli? TIDAK SAMA SEKALI!

"Ada apa? Kelihatannya menarik.."

"Ugh.!"

Ini dia. Perempuan yang tidak aku suka sikapnya.

"Yuliana, kau cantik seperti biasa.." puji senior.

Kenapa kau memujinya??

"Terimakasih, Ambush.."

Saat Ed dan senior berbicara dengan teman sekelas kami, Yuliana memberi isyarat kepadaku.

"Malam ini datang ke apartemen kak Scar.."

"......." ia berjalan pergi setelah membisikkan itu.

Oke..? Hari ini ada masalah apa lagi??

.B.L.U.E.

Sekolah telah memulangkan muridnya. Otomatis aku berpisah dengan Ed dan senior. Karena tidak ada alasan lain di tempat ini aku memustuskan untuk pergi.

Kenapa ada anak kecil disini?

Aku bukan anak kecil!

Aku terhenti karena penasaran. "Arahnya dari depan gerbang.."

Aku menuju ke sana dan melihat tiga siswa kelas 1-D tengah mengeroyok seorang gadis muda berambut ungu kebiruan.

"Anak kecil sepertimu tidak pantas masuk ke akademi ini. Ini untuk orang-orang hebat saja.."

Itu terdengar seperti kalian hebat saja.

"Kau tidak ada hak untuk memutuskan itu. Aku akan mendapatkan beasiswa disini dan masuk ke sekolah ini.!" yang membuatku kagum adalah balasan dari gadis muda ini.

Ya, karena semester sebentar lagi berakhir dan aku akan jadi kelas 2. Kurasa bakal ada wajah baru dari (calon)adik kelasku dan juga tidak menutup kemungkinan aku bakal sekelas dengan orang berbeda nanti.

"Jangan berani kau disini..!"

"Ayo beri dia pelajaran.!"

"Umm!" dia memasang kuda-kuda, walau tanpa senjata aku tahu kalau ia adalah pengguna pedang sama sepertiku. Entah kenapa aku mulai rindu dengan Thurk, sobatku satu itu tengah dalam tahap perbaikan.

"Bukankah aku sudah terlalu lama mengamati.? Aku harus cepat-cepat ke apartemen kak Scar atau Yuliana merubah sifatnya lagi dan itu sangat menyebalkan sekali!"

Saat salah satu siswa mulai merapalkan mantera sihir disaat bersamaan aku melempar dua sambaran petir.

Blue Thunder Sword

Bzt!!?

"Ap-a??!"

Dua orang yang bersama satu siswa itu tertusuk oleh pedang petir yang menusuk mereka dari belakang. Aku kendalikan jadi partikel kecil agar tidak membahayakan dan mengangkat bentuk sambaran ke siswa terakhir. Siswa ketiga itu disambar petir biruku.

Mereka hangus tersambar.

"Lain kali bawa sesuatu untuk menjaga dirimu.."

"Eh?"

Aku segera pergi dari lorong dekat bagian depan pintu masuk ke selatan akademi dimana ada dinding yang tinggi tapi bukan masalah bagiku. Setelah melewatinya aku melesat pergi ke apartemen kak Scar.

.B.L.U.E.

[ Author POV ]

"Masalah kali ini adalah pihak ketiga yang melakukan adu domba antar dua perusahan terkenal di distrik timur. Alat masak dan bahan makan adalah dua bagian yang sangat penting.."

"Aku juga tahu itu. Kau pikir aku adalah anak yang baru sekolah?" sahutku kesal.

"Mmm... Mungkin?"

"Polos ada batasnya, Jeane?!"

"Mungkin saja kau tidak tahu. Ehe~"

Jeane di depanku saat ini adalah seorang gadis bersurai pirang dengan manik hijau. Ini mungkin tidak dapat dipercayai tapi dia adalah orang yang melempar bumerang ke arahku pada saat pertama kali aku menginjakkan kaki di Akademi Astrea. Soal Jeane aku mengetahui sedikit rahasianya, Jeane yang ada disini adalah yang asli tapi juga bukan.

Bagaimana menjelaskannya ya? OH!

Anggap saja Jeane seperti hantu yang gentayangan yang dapat merasuki tubuh seseorang tanpa ada jeda waktu?

"........"

"Kenapa pernyataanku seperti pertanyaan?" (~_~)

Kami memasuki apartemen kak Scar namun pemiliknya sedang tidak ada rumah karena harus menghadiri rapat semua master.

"Dan orang yang memintaku datang ke sini juga tidak ada.."

"Kalau Yuliana ada di kamarnya.." beritahu Jeane tiba-tiba. Dia membaca pikiranku lagi (-_-).

"Haaah. Wanita itu buat susah saja.."

"Wanita?"

Aku sempat mendengar Jeane bersuara namun aku hiraukan. Aku berjalan malas ke lantai tiga dimana kamar Yuliana berada, aku ada dilantai dasar dan In di lantai yang sama dengan Yuliana(kenapa aku membawa nama gadis itu?).

Kreeek...!

"Yuliana, cepatlah. Kau tahu'kan aku bukan orang yang...suka... Menunggu?"

"......"

"......"
























Aku tutup kembali pintunya.

.B.L.U.E.

Dap, drap!!

"??"

Suara lari terdengar di lantai atas mengguncang langit-langit, tidak lama kemudian Iksan terlihat di anak tangga. Ia melompat tinggi dari sana dan menyambar Jeane dengan petir biru.

"Kyaa?! Apa kau anak-anak??" tanya Jeane kaget.

"Kurang ajar kau, Jeane. Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Yuliana baru selesai mandi!?"

"Oooooh!? Aku lupa. Ehe~"

"Kurgh. Kau membuatku kesal.."

Yang kesal itu aku!

Deg??!

Bersamaan dengan rasa marah itu, Iksan bisa merasakan amarah yang lebih kuat.dibelakangnya.

"Iki..."

Dibelakangnya ada sosok Yuliana yang diliputi aura gelap yang hebat.

"Tunggu sebentar. Aku tidak salah disini. Kau tahu sifat perempuan sialan ini, bagaimana?"

"Tetap saja fakta aku marah tidak berubah.."

"Kau pasti bercanda..?"

Iksan berhasil menyelesaikan masalah di atas entah bagaimana caranya. Kini ketiganya menuju ke distrik timur tempat semua bahan berkumpul atau sering disebut Kota Pasar.

"Hm. Jadi kau yang 'ini' bukan siswi akademi? Lalu nasib kau yang siswi itu, bagaimana?"

"Kata kak Ardian biar ia yang mengurusnya.."

"Owah!? Aku tidak menyangka bagian komunikasi kita lebih hebat dari yang aku duga. Apa kita menyogok pihak Astrea.?"

"Hm... Bisa dibilang begitu."

"Kita menyogok.." (#_#).

Iksan beralih fokus ke Yuliana yang nampak ngambek. Dia dalam mode 'anak remaja'. Keluarga Drais terkenal dengan sihir ilusi mereka, mereka dapat merubah warna mata, rambut dan juga sikap. Mirip hipnotis dengan berbagai macam kepribadian. Ayah Yuliana dulu terkenal sebagai Pembunuh Seribu Wajah.

"Yuliana?"

"Aku tidak mau berbicara dengan Iki.."

"Heh? Lalu tadi apa?"

"Sudahlah, Yuliana. Kau bisa jadi beban saat tugas nanti. Kau tidak mau buat repot kak Scar terlebih Iksan'kan.?"

"Ugh.."

"Hm? Apa??" bingung Iksan tak mengerti.

"Baiklah.!" kata Yuliana lumayan terdengar. "Iki,"

"Hhm?"

"Soal kau masuk ke kamarku tanpa permisi... Aku tidak marah kok."

"Tidak-tidak! Dilihat darimana pun kau sedang marah saat ini?!"

Iksan mendesah meratapi nasibnya. "T-terimakasih banyak mau memaafkanku.."

Ketiganya melanjutkan perjalanan mereka sampai ke distrik timur.












































(WARNING 18+)

# Yuliana Hacim #

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top