8. Need It
Rumah sudah sepi, satu persatu pulang dengan sendirinya tanpa usiran Yoongi yang memang ingin mengusir mereka dengan cepat. Mereka juga meninggalkan rumah yang sangat berantakan, ia menyimpan Yeon Jae di sofa, ia tertidur karena terlalu lelah menangis.
Ia akan merapihkan semua kekacauan ini, andai Mi Rae berada di sini pasti semuanya sudah dilakukan oleh istrinya yang baik hati itu. Yoongi jarang mengeluarkan keringat jika bukan dengan istrinya.hm
Baru satu hari saja keringatnya sangat banyak, waktu tidurnya berkurang, hanya tinggal enam hari lagi istrinya pulang, sabar, enam hari lagi penderitaanmu akan selesai Min Yoongi.
"Sayang, bisakah kau pulang cepat?" ucap Yoongi dari sambungan telephone.
"Seminggu lagi aku akan pulang, itu yang paling cepat."
Yoongi mengela nafas lelah. "Kenapa? Mereka menyusahkanmu?"
"Aku tidak keberatan mereka menyusahkanku, mereka anakku. Tapi kali ini aku mengakui bahwa mereka memang sangat-sangat menyusahkan dan menyebalkan, aku mengakui itu." celoteh Yoongi
Mi Rae hanya tertawa tenang diujung sana. "Kau tahu sayang, rumah sudah seperti kandang. Anak-anak yang lain main dan mengacak semuanya yang lebih parahnya Yeon Joo terus mencium pipi Jin Yeong." ceritanya dengan cepat, maklum ia seorang rapper pada masanya.
Mi Rae tertawa lembut, "kau cemburu dengan anakmu sendiri?"
Yoongi diam, memang ia cemburu? Ah, ini bukan sebuah kecemburuan, ini hanya ketidak relaannya seseorang mengambil sesuatu darinya, musuh bubuyutannya hanya satu Lee Jongsuk jangan ada yang lain, ia tidak rela harus membaginya lagi.
"Aku tidak cemburu, hanya tidak suka saja."
"Baiklah terserahmu, sekarang rapihkan rumah dan jangan lupa Yeon Joo besok sekolah dan kalian harus bangun pagi terutama kau, sayang."
"Heemmm"
"Yoon dimana anak-anak?" tanya Mi Rae yang penasaran, ini masih jam delapan waktu korea selatan, tapi suara anak-anaknya tidak terdengar seperti biasanya.
"Yeon Joo sedang belajar dikamarnya, Yeon Jae...," ia menghentikan ucapannya dan menatap kearah Yeon Jae yang sedang asik tertidur di sisinya. "sedang tidur." Lanjutnya dengan tetap menatap puteranya yang sangat cantik itu. Iya, anaknya yang paling kecil terlalu terlihat cantik bukan tampan, bahkan orang yang pertama kali melihat Yeon Jae pasti mengira perempuan.
"Aku ingin melihat Yeon Jae tidur." pinta Mi Rae yang membuat Yoongi menegakkan tubuhnya reflek.
"Aku akan melakukan video call ya."
"Jangan!" cegah Yoongi cepat bahkan ia menggeleng dan juga menggerakkan tangannya, Mi Rae tidak akan melihat reaksi mencurigakan Yoongi.
"Kenapa?"
"Mmm... hanya––"
"Kau kenapa? Kau menyembunyikan sesuatu dariku? Kau menyimpan wanita lain dirumah?!"
"Ya, aku tidak memiliki niat sepertimu yang akan menggantikan posisiku dengan si kunyuk." Kunyuk yang dimaksud Yoongi itu Lee Jongsuk.
"Memangnya aku seperti itu?!" ujar Mi Rae yang tak terima.
Yoongi menjauhkan ponselnya dari telinga, ia bergumam, "apa perlu aku beri dia kaca? Ckck, tidak pernah menyadarinya."
"Mworagu? Aku tahu kau sedang mengejekku!!"
Dengan cepat Yoongi kembali menempelkan ponselnya ditelinga, "aku tidak seperti itu."
"Benarkah?"
Yoongi mengangguk, "coba kau pindahkan ponselmu di depan wajahmu."
Yoongi mengernyit, "untuk apa?"
"Lakukan saja." Yoongi menurutinya, ia bukanlah tipe suami takut istri, namun ia menghindari dari amukan istri yang tidak akan memberinya jatah. Jatah makan maksudnya.
Ia memindahkan ponselnya kedepan wajah, ia terkejut saat melihat wajah Mi Rae yang sedang tersenyum dilayar ponselnya, "omo!!"
Ia hampir saja membanting istri keduanya itu, "kenapa kau terkejut?"
"Sejak kapan kau mengubah jadi videocall?" tanyanya dengan heran.
"Mana anak-anakku?"
Mereka tidak saling menjawab tapi malah saling melempar pertanyaan. Ia berdiri dan memperlihatkan isi rumahnya yang sangat berantakan, tentu saja Yoongi mendapat omelan panjang dari Mi Rae untuk segera membereskannya.
Ia berjalan menuju kamar Yeon Joo dan membuka pintu dengan perlahan tak lupa juga ia mengubah mode menjadi kamera belakang. Sang pemilik kamar tak menyadari kehadiran ayahnya, ia hanya fokus kepada buku-buku dihadapannya. Yoongi masih diam memperhatikan Yeon Joo yang pada dasarnya gadis itu kurang peka bahkan hampir tidak peka akibat turunan dari Min Yoongi yang sudah mendarah daging dikedua anaknya. Sebenarnya mereka itu sangat peka hanya tidak ingin memperlihatkan kepekaannya terhadap sekitar dan hanya hidup sesuka mereka.
Kata mama; hidup dengan terlalu memakai hati itu sangat menyiksa, apalagi ketika membuat doi peka akan kode-kode.hm
Yeon Joo memutar pinggangnya karena merasa pegal terlalu lama duduk apalagi sebelum belajar ia tertidur dimeja belajarnya.
Ia terkejut melihat penampakan pria yang sangat mirip dengannya. "Ah, papa sedang apa?"
"Melihatmu, papa takut kau tidur bukan belajar." Yeon Joo hanya nyengir, pada dasarnya ia memang tertidur tadi.
"Papa kenapa ponsel papa di kode? Bahkan wallpaper papa ganti," tanya Yeon Joo yang menatap ayahnya dengan senyum penuh arti.
Yoongi hanya menatap horor ke arah Mi Rae yang memasang wajah datarnya. "Tidak. Jangan mengada-ngada, sayang"
"Yeon Joo akan melaporkannya ke mama, kalau papa hari ini...," Yoongi memberi isyarat melewati wajahnya untuk tidak memberitahukannya, dan kembali lagi pada Yeon Joo yang memang tidak mengerti dengan isyarat sang ayah. "Jjang man bong bong."
Yeon Joo mengangkat kedua jempolnya membuat Yoongi merasa lega, Mi Rae tersenyum.
"Papa" panggil Yeon Joo saat Yoongi akan berbalik.
Yoongi menatap puterinya mengambil sesuatu dari saku celana yang ia pakai, ia mengeluarkan finger heart sambil tersenyum manis membuat Yoongi tersipu malu diperlakukan seperti itu oleh puterinya sendiri.
Yoongi membalasnya, "ya sudah, sekarang papa keluar dari sini." usir Yeon Joo.
Ia pergi dan tak lupa mengubah kembali mode menjadi kamera depan, takut jika istrinya melihat Yeon Jae yang ia simpan disofa apalagi ia tinggal tadi.
Ia kembali duduk di tempat semula, "habis Paris, kau akan kemana?"
"Belanda."
"Lalu?"
"Amerika."
"Terus?"
"Jepang."
"Dan?"
"Terakhir Ko ... Ya! Min Yoongi, kau menyimpan puteramu di sofa?" ucap Mi Rae yang tak sengaja melihat puteranya menggerakan badannya di sofa.
Yoongi kalang kabut, "bukan begitu, aku kan akan merapihkan ruangan. Jadi aku takut jika Yeon Jae akan menangis."
"Alasan!!"
"Itu...,"
"Cepat pindahkan, tidak baik untuk kesehatannya." Yoongi mengangguk dan mengangkat Yeon Jae untuk memindahkannya ke kamar.
Namun saat ia meletakkannya di box, ia menangis kembali dan berakhir dengan Yoongi yang menggendong puteranya yang sudah terbangun dari tidurnya. Jam tidur Yoongi akan berkurang, puteraya sudah terbangun dan akan sulit untuk tidur kembali. Awas saja kau Mi Rae, aku tidak akan membuatmu tertidur tiga hari berturut-turut.
"Annyeong Jae-ah, ini mama." ucap Mi Rae dari layar, Yeon Jae menggapai wajah ibunya yang terlihat dari layar.
"Ma...Ma." itulah yang diucapkan Yeon Jae untuk pertama kalinya.
Mi Rae menangis haru karena Yeon Jae memanggilnya untuk pertama kali, saat Yeon Joo kecil yang pertama kali disebut itu, papa.
"Iya, ini mama sayang" Yeon Jae yang berada dipangkuan Yoongi-pun menoleh kearah papanya.
"Pa, ma...ma" ucapnya lagi dengan menunjuk-nunjuk Mi Rae, Yoongi tersenyum anaknya bisa memanggilnya juga. Ia semakin melebarkan senyumannya saat Yeon Jae yang mencoba menghapus air mata mamanya.
"Mama uljima, Yeon Jae sedih melihat mama." ucap Yoongi menirukan suara anak kecil.
Dengan cepat Mi Rae menghapus air mata harunya, "Oppa, aku harus berangkat lagi hari ini." ucapnya pada Yoongi yang dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi sedih karena harus mengakhiri panggilan mereka.
"Yeon Jae jangan nakal, mama titip papa dan noona, ya. Mama sayang kalian." pamitnya dengan memberi kecupan diponsel dan berakhirlah panggilan pelepas rindu mereka.
Yeon Jae mencium ponsel Yoongi seperti yang dilakukan mamanya. Yoongi membuang nafasnya lalu mengembangkan senyum lebarnya untuk kedua anaknya yang sudah berada dikamarnya untuk tidur bersama, Yoongi menidurkan keduanya dan mengecup kening keduanya dengan sayang.
"Papa mencintai kalian" bisiknya.
Cup.
Bandung, 15 Oktober 2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top