10. The Truth Untold
Setelah Adora tak terlihat kembali, Yeon Joo memencet tombol yang berada didepan pintu ruangan papanya. Ia mendorong pintu tersebut dan melihat paman-pamannya yang sedang berkumpul diruangan minus Jungkook yang masih militer.
"Yeon Joo, kau sudah pulang? Aku telat menjemput Nam Hee." Namjoon berdiri hendak menjemput anaknya.
"Yeon Joo tidak datang kesekolah." ucapnya sarkas. Namjoon kembali terduduk.
"Kenapa?" tanya Jin.
"Papa tidak membangunkanku." mereka semua menatap kearah Yoongi yang sedang memasukkan makanan kedalam mulutnya dengan wajah songongnya.
"Kenapa menatapku seperti itu? Aku tahu aku yang paling tampan." semua memutar bola matanya bahkan Jimin mencaci Yoongi dihadapan anak kecil yang berada dipangkuannya.
"Yoon, kau sudah dewasa. Kau memiliki tanggung jawab sekarang, anakmu sudah dua, istrimu juga baru satu, hilangkan sifat malasmu itu." wejangan sang tetua.
"Aku sudah berusaha, tapi kali ini aku benar-benar tidak tidur dengan tenang karena si kecil ini, aku bisa tidur sepuasnya jika sudah selesai menulis lirik, tapi itu dulu. Aku tidak terlalu banyak tidur, aku menyadarinya. Istriku selalu mengerti keadaanku jika aku menulis lirik dimalam hari, aku tidak ingin membuat keluargaku menuruni sifat jelekku ini, aku sangat ingin mereka tidak menuruni gen-ku seluruhnya, aku ingin mereka menuruni Mi Rae, bukan aku."
Yeon Jae hanya diam dan bermain dengan Taehyung dan juga Jimin, "pergi dengan siapa tadi?" tanya Yoongi saat Yeon Joo ingin mengambil makanan yang berada di hadapannya.
"Bibi Adora, aku dibelikan es krim dan tak sengaja bertemu dengan Suran Ahjuma." cerita Yeon Joo dengan malas.
"Bibi Suran menanyakan papa," lanjutnya lagi.
"Apa yang ditanyakannya?" tanya Jin yang penasaran dengan Suran yang selalu berusaha mendekati puteri Yoongi bagaimanapun caranya.
"Tidak penting!!" jawab Yeon Joo.
Mereka menghela nafas bersamaan, Yeon Joo memang memiliki gen terkuat dari Yoongi. Namjoon pamit untuk menjemput puterinya dan tak lupa juga Jin yaang menitipkan kedua puteranya untuk ikut bersama Namjoon karena ia harus menyelesaikan rekaman sebelum jam dua siang.
Yeon Joo terdiam, ia bosan sangat bosan. Ayahnya sudah menulis lirik kembali, Yeon Jae dibawa kabur staf untuk pergi ketaman, paman-pamannya sudah pergi untuk pekerjaannya mereka, hanya Yeon Joo yang diam di sofa sambil memakan makanan yang masih tersisa dipiring. Dengan malas ia menyuapi makanan tersebut kedalam mulutnya.
Ingin rasanya ia mengatakan kepada papanya, jika ia bosan ingin pergi bermain bersama papa, tapi Yeon Joo tahu diri, jika papanya sudah serius dengan kertas dan pulpen, papanya tidak akan dengan mudahnya melepaskan begitu saja apa yang sudah ia rencanakan dari dalam otak geniusnya itu.
Jimin menyembulkan kepalanya kedalam ruangan Yoongi dan meminja izin untuk membawa Yeon Joo, "bawa saja, Yeon Joo sudah bosan sedari tadi." Ujar Yoongi tanpa mengalihkan perhatiannya.
Yeon Joo sedih, ia berharap jika papanya akan mengatakan, "tidak usah, aku akan mengajak puteriku bermain dan pulang." Tapi kenyataan bahwa papanya sudah sibuk dengan pekerjaannya.
"Papa, Yeon Joo tidak ingin diabaikan oleh papa."
Ia menatap punggung Yoongi dan pergi dari ruangan papanya dengan perasaan yang membuatnya ingin menangis. "Yeon Joo jangan bersedih, kau tahu sendiri bukan? Jika papa-mu itu orang penting di gedung ini?"
Yeon Joo mengangguk, "tapi Yeon Joo tidak menyukai papa yang sibuk seperti itu, aku menginginkan papa...." Yeon Joo meneteskan air matanya dan menangis didalam pelukan Jimin.
"Sudah yaa, sekarang kita latihan vokal, oke?" Yeon Joo mengangguk setuju.
Jimin mengajak Yeon Joo kedalam ruangan latihan, Jin dan Taehyung sudah berada disana menunggu Jimin dan Yeon Joo. Yeon Joo mengambil tempat di tengah antara Jin dan Jimin.
"Paman Jin kenapa Woo Jin berbeda dengan Yeong oppa?"
"Itu tandanya hasil panen Yeong sangat berkualitas." Jimin langsung menutup telinga Yeon Joo untuk tidak mendengar perkataan Jin yang akan semakin aneh.
"Paman Jimin, aku ingin bernyanyi bersama paman." Pinta Yeon Joo yang langsung disetujui oleh yang lain.
"Lagu apa yang kau inginkan?" tanya Jimin.
"Lagu paman Jungkook." Balasnya dengan semangat.
"Jungkook? Euphoria atau Epiphany?" tanya Taehyung.
"Epiphany laguku bukan Jungkook!" ralat Jin.
"Euphoria." Balas Yoen Joo.
"Kenapa bukan Give It To Me?" tanya Jin.
"Lagu siapa itu?" tanya Yeon Joo bingung.
"Itu lagu papa-mu, kau tidak tahu?" Yeon Joo mengangkat bahu tak peduli.
"Aku tahu, hanya aku kurang menyukai tempo cepat seperti papa." ujar Yeon Joo dengan jujur.
"Kalau begitu Serendipity saja, bagaimana?" Jimin mengajukan lagu miliknya.
Yeon Joo menggeleng, "kata papa lagu itu terlalu seksi,"
"Epiphany?" Yeon Joo kembali menggeleng.
"Singularity?" Yeon Joo tetap menggelang.
"Lalu kau ingin lagu apa?" tanya Jin yang mulai frustasi, biasa berhadapan dengan puteranya yang lebih menyukai hip hop menghadapi anak perempuan ternyata lebih sulit.
"Tear, tapi aku tidak bisa tempo terlalu cepat. Love Myself harus bertujuh." Ucap Yeon Joo yang masih bingung menentukan lagu apa yang akan dinyanyikan olehnya.
"The Truth Untold saja, kau gantikan bagian Paman Jungkook." ucap Jimin dengan sabar.
"Oke," jawab Yeon Joo.
Mereka bernyanyi bersama dengan Yoongi yang memperhatikannya dari luar, ia memang sedang sibuk tetapi ia juga ingin mengajak puterinya bermain bersamanya.
"Papa harap, Yeon Joo menjadi gadis yang selalu disayangi, Papa selalu menyayangimu."
Bandung, 19 Oktober 2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top