Prolog
Hai Reader, Apa kabar? Maaf ya ... kalau aku munculnya lama banget bertahun-tahun hiatus hehe. Masih ingat aku nggak? Aku balik kesini bawa cerita baru. Tapi ... bukan dari universe Jefri Ayana. Aku bawa cerita baru dan universe baru. (Azka ada disini. Tapi gatau muncul di part mana. Tunggu aja.)
Kisah ini bukan kisah nyata. Hanya terinspirasi aja sama kisah nyata beberapa orang (yang ada di dekatku). Tapi untuk alur tetep fiksi. Sama sekali tidak menyinggung pihak manapun karena ini alurnya fiksi semata.
Aku sangat berterima kasih atas support dan apresiasi dari orang-orang yang terlibat dalam pembuatan cerita ini. Semoga mereka selalu dalam kabar baik di luar sana hehe Aamiin. Mungkin karena mereka, aku bisa kembali menulis lagi setelah sekian lamanya aku hiatus.
Aku dulu pernah bilang ya kalau aku nggak bisa nulis teenfiction. Sekarang ucapan itu aku tarik dan aku akan mulai belajar menulis genre yang dulu aku anggap nggak bisa aku tulis. So .... Selamat membaca!!!
Rendra, Ara, dan Elang akan menemani kalian sampai ending. Selamat berkenalan ..... Mumpung masih belum dipindah ke karyakarsa, ikuti terus cerita ini sebelum ending .....
***
Erlangga, laki-laki yang kerap disapa dengan sebutan Elang adalah salah satu siswa dengan ciri khas rambutnya yang keriting dengan headband yang selalu menancap di kepalanya, terkenal 3 tahun lamanya terobsesi dengan gadis cantik primadona sekolah. Ralat, bukan primadona sekolah. tapi lebih tepatnya primadona angkatan. Karena di SMA Bhumi Ganesha adalah gudangnya para perempuan cantik. Jadi bukan hanya gadis idaman Elang saja yang cantik. Hanya saja, mata Elang telah dibutakan oleh gadis itu, sehingga Elang tak melirik gadis manapun selain gadis itu.
Gadis itu tak lain adalah Aurora Bianca Melody. Orang-orang biasanya memanggil gadis itu dengan sebutan Ara. Ara terbilang bukan satu-satunya wanita cantik di sekolah. Jika dihitung, ada belasan wanita yang lebih cantik dari Ara. Tapi mata Elang tetap tertuju pada Ara. Entah apa keistimewaan gadis itu, sehingga mata Erlangga terbutakan oleh pesona Ara.
"Kursi lo mana, Ra? Perasaan sebelum istirahat ada disini," seru gadis yang ada di samping Ara, Tata.
Ara tiba-tiba terkejut saat melihat kursi miliknya tak ada di tempat. Sebelum istirahat, kursi itu masih berada di tempatnya. Namun mengapa saat ini kursinya tiba-tiba tak ada?
Pasti ada yang tidak beres ....
"Nggak tau. Orang tadi masih ada disini," sahut Ara dengan bola mata yang masih mengabsen seluruh sudut kelas seakan-akan matanya tak lepas mencari kursinya yang hilang.
Tak mungkin hilang. Kursi sebesar itu siapa yang mencuri?
"Elang!!!" ucapan itu serentak mencuat dari bibir ketiga gadis itu, Ara, Tata, dan Vania. Otak mereka dipenuhi nama Elang sebagai tersangkanya. Siapa lagi kalau bukan Elang? Tak ada nama lain yang terbesit di otak mereka, hanya Elang.
Vania berjalan cepat ke arah salah satu teman kelasnya yang baru saja masuk ke dalam kelas, "Lo tau Elang dimana?"
"Ya tau lah. Orang dia di Lapangan sendirian jadi bahan tontonan orang-orang. Dari tadi ngipas-ngipasin kursi di bawah terik matahari," jawab siswa itu.
Ngipas-ngipasin kursi?
Vania, Tata, dan Ara saling pandang satu sama lain. Gebrakan apalagi yang diperbuat Elang, Tuhan!
"Ngipas-ngipasin kursi? Maksudnya apaan? Emangnya kenapa awalnya? Tadi di kelas ada siapa aja waktu Elang di kelas?" Tata melontarkan pertanyaannya secara beruntun ke arah siswa itu.
"Ada gue doang, yang lain udah di kantin," jawab siswa itu.
"Dia habis ngapain?" tanya Ara.
"Kursi milik lo katanya habis kejatuhan tai cicak. Makanya langsung dicuci sama dia. Terus dikeringin di lapangan," jelasnya.
Tata sontak menepuk jidatnya usai mendengar penjelasan dari temannya itu. Bisa-bisanya sahabatnya dipermalukan Elang, "Nggak jelas!" gerutu Tata.
Tata tak bisa menahan tawanya, tapi di sisi lain ia juga kesal dengan apa yang telah diperbuat Elang. Jika ada nominasi laki-laki paling effort dan cinta mati. Pasti Elang yang akan memborong trophy-nya. Karena terhitung 3 tahun lamanya sejak menginjak jenjang SMP sampai saat ini menginjak kelas 11 SMA, Elang masih terus tergila-gila dengan Ara.
"Udah dibilangin nggak ada laki-laki paling effort melebihi Elang. Sono susul dia! Kasihan udah hitam makin hitam kena matahari. Nanti jidatnya belang soalnya ketutup headband-nya" seru siswa itu lagi.
"Yakin gue, kalaupun kursi Ara ketiban tai kebo juga Si Elang tetep mau bersihin! Ada gila-gilanya Si Elang. Udah ditolak mentah-mentah masih aja diterusin," gerutu Tata.
Ara tanpa basa-basi lantas berjalan menuju ke arah lapangan belakang kelas. Tak mungkin jauh dari sini. Ia menebak Elang berada di lapangan basket yang tak jauh dari kelas. Langkahnya disusul Vania dan Tata dari belakang.
"Elang!" panggilnya.
"Cintaku ... Sayangku ... Manisku. Akhirnya datang juga kesini," seru Elang.
"Bisa-bisanya lo ya, Lang! Kursinya Ara lo ambil," sahut Tata.
"Gue cuma-"
"Lang ... Lang! Istigfar Lang! Gue aduin bapak lo, Lang! Lo ngapain nyuci kursinya Ara? Lagian cicak segede apa yang buang tainya di kursi, Ara?" ucap Tata.
"Sebagai pangeran yang baik, gue nggak mau Tuan Putri gue duduk di kursi yang udah ada najisnya. Iya kan, Sayang?" balas Elang.
Ara tak mempedulikan perdebatan antara Elang dan Tata, ia meminta Vania membantunya memindahkan kursi yang ada di depannya untuk dibawa ke kelas lagi, tak mempedulikan ucapan Elang, juga tak membalas apa yang Elang lakukan.
Ketika sampai di kelas, Ara tak banyak bicara. Kursinya ia letakkan lagi di tempat semula, dan tangannya lantas mengeluarkan tisu basah dan tisu keringnya untuk mengelap kursi sebelum ia duduki.
"Rendra lagi ngapain ya sekarang?" gumam Ara saat matanya menoleh ke arah bangku milik Rendra yang empat hari lamanya masih kosong tak ditempati pemiliknya.
Rendra Mahesa Pradipta. Laki-laki yang masih menjadi dambaannya sejak tahun lalu. Rendra masih menjadi alasan Ara tak melirik Elang sedikitpun. Tapi sayangnya, perasaan keduanya tak selaras. Karena Rendra tak menunjukkan ketertarikannya pada Ara.
"Rendra btw 4 hari nggak masuk. Apa besok dia nggak masuk lagi?" sahut Vania.
"Coba chat, Ra! Tanyain kapan dia masuk," pinta Tata.
"Nggak ... nggak ... nggak ...." sahut Ara.
"Kenapa? Takut diblokir lagi?" tanya Tata seraya terkekeh.
Ara hanya tersenyum miring tak membalas kalimat yang dilontarkan Tata.
"Sekali-kali cara deketin Rendra tuh lo minimal nyoba ikut ekskul basket. Ya nggak papa, walaupun beban member tapi yang penting deket—" kalimat Vania terpotong jawaban Ara.
"Basi cara itu!" jawab Ara.
"Ikut les masak aja ke Bundanya Elang," ucap Vania.
"Ya jangan! Elang yang malah kegeeran nantinya," sahut Tata.
"Sebenernya Rendra nggak masuk gara-gara sakit beneran ya? Soalnya selama 1 semester ini, dia jarang masuk. Dan surat izinnya ganjal," Ara sedikit bergumam menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang terbesit di otaknya.
"Dulu waktu kelas 10, bahkan apa aja diikuti Rendra. Kelas olimpiade Biologi, Ekstrakulikuler Basket. Tapi kenapa di periode kelas 11, dia mengundurkan diri dari Osis dan nggak mau ikut LDKS? Ekstrakulikuler Basket absen beberapa kejuaraan," tutur Ara.
Elang menyukai Ara. Cintanya yang berlabuh 3 tahun lamanya sejak jenjang SMP, terpatahkan oleh perasaan Ara kepada Rendra. Laki-laki seribu misteri, semakin banyak yang ditutupi Rendra, semakin membuat Ara ingin menguliknya.
Ara menyukai Rendra karena pandangan pertamanya ketika Rendra menjadi salah satu siswa yang mewakili sekolah di kejuaran basket tingkat provinsi (Kejurprov). Di satu sisi, waktu kelas 10 dulu semester 2, Rendra tak hanya aktif di ekskul basketnya saja, namun aktif di kegiatan osis pun ia terjang.
Tapi ketika perasaan Ara semakin membuncah di kenaikan kelas 11, Rendra menunjukkan sisi tertutupnya. Semua akses yang ada di hidupnya ia tutupi rapat-rapat. Bahkan Banu dan Dika sahabatnya, saat ini tak begitu dekat dengannya karena Rendra sendiri yang menjauh.
Satu hal yang membuat Ara ingin mengetahui kehidupan Rendra adalah akhir-akhir ini Rendra tidak seperti Rendra yang ia kenal. Jarang masuk sekolah. Dan mengundurkan diri dari pemilihan anggota osis periode tahun ini.
***
Hallo, aku kembali dengan cerita baru dan genre baru. Ini adalah teenfiction perdanaku setelah sekian lama hiatus yaaaa .....
Bukan kisah nyata, kalau misal ada kesamaan nama, tempat, waktu, dan alur mohon dimaklumi.
Jangan lupa vote, follow, dan komen yaa. Mau dilanjut kapan ini? Wkwkw.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top