5. Gerimis
Jauzan adalah laki-laki sejati. Kalau kamu lihat bagaimana dia menjaga Naura selama ini, kamu akan tahu seberapa sayang Jauzan pada adik sepupunya itu.
Kalimat yang sering ditanyakan padaku, "Dit, Naura dimana?"
Padahal dia hanya perlu menelepon gadis itu, tapi malah bertanya padaku.
Aku jadi ingat pertemuan pertamaku dengan Jauzan dan bagaimana akhirnya aku terjebak lalu mengikat diri menjadi temannya.
Suasananya sama seperti saat ini. Aku memegang payung dan menatap Jauzan yang berdiri di seberang jalan.
Tubuhnya perlahan basah karena air hujan yang turun perlahan. Dari wajahnya dia tidak peduli dengan rambutnya yang mulai lepek, yang dia pedulikan adalah barang yang didekapnya.
"Beruntung banget ketemu disini. Barengan dong pakai payungnya," ucap Jauzan yang sudah berdiri di sampingku.
"Besok ada evaluasi tim inti malah hujan-hujanan," omelanku sudah mirip Naura.
Jauzan menepuk-nepuk jaketnya yang belum terlalu basah. "Cuma gerimis doang, Dit."
Aku melirik buku musik yang tadi didekapnya erat-erat lalu tersenyum. Bagaimana momen ini bisa terulang, sama persis. Senja, gerimis, dan Jauzan si pahlawan supernya Naura.
#agustusrawspunyacerita
#nulisteruspantangmundurbiareksisdiharikelima #rawscommunity #highfivemember #kelompoklimanana
05- 08- 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top