29. Resepsi

Meskipun menghindar adalah cara cepat melupakan masalah, tapi pada akhirnya kita akan kembali pada masalah yang kita hindari.

"Diluar sudah ramai. Sepertinya akan segera dimulai. Siap, Dit?" tanya Jauzan yang sudah berpakaian rapi.

Radit tersenyum kecil. "Ini pertamakali sejak aku datang sebagai seorang Bendara Raden Mas. Aku gugup."

Radit memang berusaha terlihat baik-baik saja.
"Raden Mas, hari ini kita adalah pengawalmu," ucapku sengaja mencairkan suasana.

"Arion juga disini, tapi kayaknya masih malu-malu," ucap Jauzan sambil menahan senyum.

"Aku bahkan tidak pernah bermimpi untuk datang ke resepsi pernikahan seorang Raja dan memakai baju adat seperti ini," ucap Arion yang kini sudah berdiri di hadapanku.

"Itu cocok untukmu," ucap Radit sambil tersenyum.

"Aku berteman dengan keluarga kerajaan. Apa ini bisa jadi headline di majalah sekolah?" ucapan Arion malah seperti menyindirku.

"Aku bukan pangeran lagi kalau diluar," jawab Radit santai. "Sebelum resepsi dimulai kita temui pengantin prianya, Sang Putra Mahkota. Dia pasti sudah menunggu cincinnya."

Radit memang tidak punya pilihan sejak kecil. Semua sudah diatur oleh orang tuanya. Namun hari ini Radit menghadapi masalahnya. Ia kembali ketempat asalnya, mengambil namanya, berdiri diposisi awalnya, dan menghadapi sosok dirinya yang lain.

#agustusrawspunyacerita
#janganadakatamenyerahdiantarakita #rawscommunity #highfivemember #kelompoklimanana

29- 08- 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top