28. Surat Tanpa Nama
Kadang aku merasa bingung. Kenapa aku bisa cocok berteman dengan Jauzan dan Naura. Menurutku, kami bertiga benar-benar berbeda. Beda, kan?
"Kok bengong?" Jauzan menepuk bahuku. "Bantuin, nih."
Jauzan memberikan sebagian surat-surat tanpa nama. Katanya diam- diam dia mengambilnya setiap hari dari loker Naura. Siapa sih yang berani deketin Naura pakai surat?
"Jangan bilang-bilang sama Naura ya, Dit. Kita harus lindungi Naura dari pacar-pacaran yang enggak sehat," ucap Jauzan udah kayak pidato ketua OSIS.
Aku tidak menjawab apapun. Aku jadi ingat perbincanganku dengan Naura kemarin. Oh, apa ini namanya Dejavu? Kemarin kata-kata itu juga kudengar dari Naura. Iya, Naura.
"Kita harus lindungi Jauzan dari pacar-pacaran ya, Dit. Soalnya Ami enggak setuju Jauzan pacaran. Kalau Ami tau nanti Jauzan di nikahin," kata Naura kemarin saat aku membantunya merendam semua surat dari penggemar Jauzan.
Jauzan menyenggolku, membuat lamunanku buyar.
"Bakar yang bener, Dit. Semuanya dibakar," ucap Jauzan penuh semangat.
Aku menghela napas dan kembali membantu. Kemarin direndam, sekarang dibakar. Unik sekali cara mereka.
#agustusrawspunyacerita
#rawsbatch3bukankalengkaleng #highfivemember #kelompoklimanana #rawscommunity
28- 08- 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top