17. Agustus
"Berhenti!!" teriakku.
Jauzan diam.
"Ganti baju sana. Aku pusing liat baju merah putih kamu itu. Topi benderanya juga, jangan dipakai lagi!" ucapku sambil menunjuk kearahnya.
Jauzan melipat tangannya dan meninggikan dagunya seolah sedang menantangku. "Naura, ini fashion hari kemerdekaan. Fashion, okay?! Kamu enggak ada semangat kemerdekaan banget sih?"
Aku mendesah kesal. Andai Papa tidak menginap di rumah sakit, aku dengan yakin akan mengusir Jauzan sejak 4 jam yang lalu. Dan andai Jauzan jadi ikut lombanya, mungkin ia tidak akan seperti sekarang. Semua ini membuat kepalaku pening. Melihat Jauzan yang menggunakan kostumnya seharian sungguh melelahkan.
"Jangan ngomong lagi. Ganti baju sana!" Aku sudah mulai frustasi.
"Enggak mau! Aku mau tidur pake ini," ucap Jauzan tidak mau kalah. Aku mau mengomelinya lagi tapi Jauzan malah melanjutkan aksinya, melompat dengan karung yang menutupi setengah badannya.
"Jey!! Balap karungnya bisa besok lagi enggak sih? Ini udah jam 11 malam!!! Aku mau tidur dengan tenang."
#agustusrawspunyacerita #merdekahatikudenganmenulis #highfivemember #kelompoklimanana #rawscommunity
17- 08- 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top