2nd day: Hutan kecil


Hutan Kecil

*

*

*

Jeno harus berjalan kaki untuk pulang sekolah hari ini. Donghae, sang Ayah tidak bisa menjemputnya karena tadi malam berangkat untuk tour di Jepang bersama Om-om SuJu. Begitu pun dengan Ten, kakaknya tengah sibuk bersama group barunya, Super M. Renjun yang biasanya ia tebengi, tidak sekolah karena neneknya yang datang dari China tengah berkunjung.

Jeno yang tengah kesal, menendang semua hal yang ia temui sepanjang jalan. Mulai dari kerikil hingga kaleng bekas minuman ringan.

Jeno yang sejak tadi berjalan tanpa memerhatikan jalan merasa aneh, "Wait. Di mana aku?"

Ia melihat sekitarnya. Tampak seperti dunianya, namun ia tidak mengenali tempat itu.

"Ini bukan jalan ke rumahku."

"Oh, iya. Om Donghwa. Kenapa aku tidak memintanya menjemputku?"

Jeno mengeluarkan Ponsel dari saku celananya.

Jeno terus mengetuk-ngetukan telunjuk pada ponselnya.

"Sabar, Lee Jeno. Mungkin ponselmu ini lagi manja aja."

Ia kembali mengetuk-ngetuknya.

Jeno panik.

"Kenapa ini?"

"Perasaan tadi baterainya masih ada 30%. Kenapa gak bisa?"

Ponselnya mati.

"Aish!"

"Ayah, Bang Ten , tolong aku."

Jeno terdiam tatkala netranya menatap sepasang mata indah di depannya. Ia berada sekitar 5 meter di depan Jeno. Ia tersenyum pada Jeno. Kedua lesung di bawah bibir membuatnya semakin manis.

"Woah, yeppeuda!" Jeno bergumam, tak melepaskan pandangannya pada gadis itu.

Gadis itu berlari. Jeno mengikutinya.

"Yaa, siapa namamu? bisakah kita berkenalan?" teriak Jeno.

Gadis itu masuk ke semak-semak.

Jeno terdiam. Ia berpikir sejenak. Namun sepertinya rasa penasaran pada gadis itu lebih besar sehingga ia memutuskan untuk lanjut mengikutinya.

"Akh, akh."

Ranting-ranting kecil sedikit menusuk badan Jeno saat ia melewatinya.

Jeno berhasil melewatinya.

Seolah itu adalah sebuah pintu menuju dunia lain, Jeno takjub mendapati apa yang di hadapannya sekarang. Sebuah hutan kecil yang diselimuti salju. Padahal yang Jeno ingat, sekarang masih musim semi.

Snowflake terlihat begitu cantik turun di waktu malam, di hutan itu.

Matanya melebar tatkala mendapati gadis yang membuatnya berada di sini, kin berdiri di sampingnya. Sama sama menikmati Snowflake.

"Yaa, tunggu aku."

Gadis itu berlari.

Jeno mengejarnya.

Gadis itu berhenti di depan sebuah pintu rumah kayu. Jeno menghampirinya.

Gadis itu menatapnya.

"Ini rumahmu?" tanya Jeno.

Gadis itu tidak berkata apa pun kecuali menggerakkan tangannya yang mengepal seolah meminta Jeno untuk mengetuk pintu itu.

Jeno membalasnya dengan gestur juga, seolah bertanya, "Kamu ingin aku mengetuk pintunya?"

Gadis itu mengangguk.

Ttuk ttuk ttuk

Jeno mengetuknya.

Pintu kayu itu terbuka, menampilkan seorang wanita dengan mantel putih, rok putih, serta kaus kaki yang juga berwarna putih. Kulit wanita itu pun begitu putih bagaikan salju.

"Bunda?"

Jeno tak percaya.

Wanita itu menarik tangan Jeno memasuki rumah itu.

"Aku rindu meneguk Green tea seduh buatan Bunda."

Jeno menatap segelas Green tea yang masih mengepul di depannya. Wanita yang ia panggil Bunda itu hanya tersenyum, begitu pun dengan gadis itu.

* * *

Wush

"Akh, panas! panas!"

"Jeno! Lee Jeno!"

"Ayah?" Jeno mendapati Donghae di depannya.

Jeno melihat sekitarnya.

"Kapan Ayah pulang?"

"Kok aku bisa ada di kamar?" tanya Jeno.

"Memangnya seharusnya kamu di mana?" tanya sang Ayah.

"Mmm. ."

"Di taman belakang sekolah?"

Jeno kaget.

"Oh iya, jalan sebelum semak-semak itu mirip taman belakang sekolah." Batin Jeno.

"Kamu kemarin kenapa nggak langsung pulang dan malah tidur di sana?"

"Siapa, Yah?" tanya Jeno bingung.

"Kamu, Jen."

"Om Heechul bilang dia yang bawa kamu ke rumah."

"Jadi tadi itu cuma mimpi?" Batin Jeno.

"Kamu kenapa? Kok sedih gitu?" tanya Donghae yang menyadari ekspresi Jeno.

"Aku mimpi ketemu Bunda, Yah."

"Oh, ya?" Donghae terdengar excited.

"Apa kabar Bunda sekarang?" tanya Donghae.

"Bunda baik-baik aja, Yah."

"Terus kamu ngobrol apa sama Bunda?"

"Bunda cuma senyum aja, Yah. Nggak ngomong sama sekali."

"Ohh, gitu."

"Di mimpi itu Bunda bikinin aku Green tea, Yah."

"Eh, pas aku mau minum tiba-tiba gelasnya melayang sendiri dan tehnya tumpah ke aku, Yah."

"Kamu nggak jadi minum dong?"

Donghae suka sekali meladeni anak bungsunya ini.

"Nggak lah, Yah." Jeno kecewa.

"Tuh mending kamu minum Green tea buatan Ayah."

"Woah, makasih, Ayah." Jeno memeluk Donghae.

***

"Halo! Namaku Jung Lami. Senang bertemu dengan kalian."

"Itu kan gadis itu." Batin Jeno.

***

"Lami-ya, ayo bawa aku ke hutan kecil itu lagi."

"Apa?" Lami bingung.

-

-

-


021-499-200-303

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top