25th day : Thx, Hacker!

Author Pov

Pagi itu, Hangyul dan Yohan tengah sarapan di kedai, tak jauh dari asrama.

"Idih, Dongji kenapa, Han?" tanya Hangyul.

"Kenapa?" tanya Yohan bingung.

"Nih!" Hangyul menunjukkan halaman Facebook di HP-nya.

- - - - -

Dongji Pov

Aku bangun dan mengambil ponsel. Memang kebiasaanku setelah bangun tidur langsung mengecek sosmed, takut ada message atau info penting. Aku hendak log in Facebook. Dahiku mengernyit.

Facebook siapa ini?

Ini bukan u-name aku.

Perasaan nggak ada orang yang numpang log in juga.

Aku membulatkan mata.

Jangan-jangan?

Aku klik u-name tersebut, dan mengetikkan password Facebook-ku.

Salah.

Aku klik ganti password, sehingga Facebook dapat mengirim pesan melalui e-mail untuk mengizinkaku mengganti password. Segera setelah e-mail masuk, aku mengganti password Facebook-ku. Lalu log in dengan password baru.

Aku membuka notifikasi.

Hangyul commented on your status just now.

Segera aku ganti cek timeline, message, dan lainnya.

Gila! Seseorang benar-benar telah meretas akunku.

Dia mengganti u-name dan Photo profile. Dia juga membuat status-status dan membagikan hal-hal aneh. Juga chatting  dengan orang-orang aneh.

Aku panik. Dia benar-benar telah merusak image-ku.

Bagaimana ini? Jika yang melihat ini bukanlah orang yang mengenalku di Real life, mungkin aku tidak akan sepanik ini. Tapi, banyak teman Facebook-ku yang mereka adalah keluargaku, teman sekolahku, bahkan guru-guruku.

Segera aku buat status untuk mengkonfirmasi bahwa itu bukan aku, dan akunku telah diretas seseorang.

"Kenapa, Ji?" tanya Yuqi.

"Facebook aku ada yang hacking,Qi. Mana bikin image aku jelek lagi."

"Waduh!"

"Gimana dong, Ji?"

"Gak tau nih, aku lagi sibuk bikin konfirmasi dan balesin komentar." balasku.

"Yohan nelpon!" ucapku spontan saat muncul sebuah panggilan dari Yohan. Segera kujawab telponnya.

"Han!"

". . ."

"Oke. Aku keluar sekarang." ucapku segera setelah Yohan bilang dia telah berada di luar Asrama Putri.

Tak kupedulikan penampilanku yang acak-acakan karena baru bangun. Aku hanya mengikat rambut, kaca mata, dan kupakai upluk(?) hoodie-ku.

"Keluar dulu ya, Qi." Pamitku.


Yohan Pov

"

Han!" Dongji keluar dengan tampang mau menangis.

"Gimana ini?" tanya Dongji sambil menunjukkan ponselnya.

"Sini!"

- - - - -

Dan di sinilah gue, Dongji, juga Hangyul. Di taman Asrama.

"Gimana jadinya?" tanya Dongji. Jelas terlihat dia sedang panik sekali.

"Sementara gak ada cara lain, Ji. Lo harus tutup akun dulu!" ucap gue.

"Mmm, gak mau." balas Dongji hendak mengambil kembali ponselnya dari tanganku.

"Banyak kenalan deket gue, Han."

"Nanti kan lo bisa bikin akun baru, Ji." saran gue.

Hangyul ngangguk.

"Mmmm." Dongji mikir lama.

"Tutup akun aja cepetan, Ji! Hacker-nya makin jadi noh!" Hangyul menunjukkan laman Facebook dia yang menampilkan postingan hal aneh akun Dongji.

"Oke. Tutup aja, Han!" ucap Dongji.

"Beneran, nih?" tanya gue.

Dongji ngangguk yakin.

Kemudian gue mengotak-ngatik akun Facebook Dongji untuk menutupnya.

"Tutup aku! Done!"

"Nih!" ucap gue ngasih balik HP Dongji.

Dongji nerima HP-nya dengan sumringah. Gue nggak ngerti dengan ekspresi dia kali ini.

"Ngapain lo?" tanya gue ke Dongji.

"Widih! Langsung bikin akun baru nih." ucap Hangyul.

"Hehee." Dongji cuma nyengir.

"Mana gue lihat?" pinta gue ke Hangyul.

RealEastG

Dongji cuma menambahkan kara 'Real' dari akun sebelumnya.

"Biar temen-temen gue yang di Facebook langsung tau itu gue." jelas Dongji padahal nggak ada yang nanya.

"Ada yang aneh, Gyul." ucap gue.

"Tadi gue lihat ada yang mau nangis, sekarang kok cengar-cengir."

"Oh, iya. Ada apa nich?" Hangyul alay.

"Setelah gue pikir tadi, ada untungnya juga gue tutup akun. Makanya gue mau dan seneng juga." jelas Dongji.

"Kenapa?" tanya gue.

Hangyul cuma nanya lewat matanya.

"Gue bisa pilih ulang temen yang mau gue jadiin temen, dan nggak harus unfriend atau block mereka yang gak mau gue jadiin temen di Facebook." jawab Dongji.

Gue langsung paham. Dia seneng karena bisa jadiin ini alasan buat nggak berhubungan lagi sama bokapnya dan nggak harus unfriend atau block 'dia', temen SD gue.

"Jadi, lo nggak akan add DIA di akun baru lo?" tanya gue.

Sengaja gue goda dengan menekan kata 'Dia'.

Dongji langsung ngelirik gue tajam.

"Iya deh, iya." ucap gue kemudian.

"Dia siapa?" tanya Hangyul.

"Kepo lo, Gyul!" ucap gue.

"Thanks, Hacker!" Dongji menatap ponselnya senang.

"Thanks, Yohan dong!" ucap gue.

Dongji langsung pouting her lips.

"Thanks, Hangyul." ucap Dongji lalu berdiri hendak pergi.

"Gue?" Gue nunjuk diri gue.

"Nanti kita makan rapokki, ya, Han." ucap Dongji tersenyum.

Gue cuma ngacungin jempol dan tersenyum excited sebagai balasan. Dongji pergi kemudian.

"Kok lo enak diajak makan, Han?" ucap Hangyul iri.

"Ini lah caranya lo bedain Dongji nganggap lo apa. Sahabat? atau cuma temen kampus, Gyul, kkk." balas gue puas.

"Jadi gue cuma temen kampus, Ji?"
~Lee Hangyul, 2020~


Notes :

*Rapokki = Ramyeon + Tteokpokki

* DIA mungkin bisa jadi spoiler buat prompt ke 28. Masih jauh, ㅠㅠ.

021-499-200-331












Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top