Mengasingkan Diri

Tema ke 13 kali ini adalah setting ke pulau terpencil.

Dunia Bawah Tanah heboh! Bukan diskon baju besar-besaran, flash sale atau gempa. Bukan!

Sang Dewa Kematian menghilang!

Beren sibuk mencari nya kemana-mana. Nihil. Beren tidak merasakan keberadaan pria bertopeng anjing itu di kamar.

"Sial," desisnya. Satu tangan meninju dinding berlapis emas.

Ini semua gara-gara Hathor!

Kalau saja perempuan itu tidak memancing kemarahan tuannya, pasti tidak akan begini. Seluruh pasukan neraka ikut mencari.

Kemana sang Tuan Kuburan?

Beren menepuk keningnya. Bodoh, kenapa enggak ke sana? Sapa tahu majikannya pergi ke seseorang.

Gerbang portal biru keemasan terbuka. Dia dihadapi gadis manis yang sudah remaja jatuh terduduk.

"Maaf, Anda tidak apa-apa?" Beren membantu Kephri berdiri. Rasa bersalah memyeruak di dalam diri sang pengawal.

"Oh tidak. Aku tidak apa-apa," ujar Kephri. "Oya ada apa Tuan datang kemari? Dan ... Mana Tuan Anubis?"

Manik Beren membulat. Jadi, gadis ini tidak tahu?

Makanya saya kemari mencari Tuan Anubis. Saya kira ke sini," jawab Beren sopan. Biar bagaimanapun dia harus jaga tata krama karena gadis ini kesayangan majikannya.

"Maaf, ada apa ya? Kenapa Tuan Anubis jarang menemuiku?" tanya Kephri takut-takut.

Beren tersenyum. "Jangan khawatir, nona. Aku akan mencarinya sampai dapat."

Kephri mengangguk.

"Saya permisi."

Sekarang, Beren duduk di atas pucuk piramid giza. Biasanya, tuannya duduk menyendiri di sini. Atau di pulau terpencil favoritnya.

Pulau terpencil ....

Beren teringat sesuatu. "Ah, bodoh nya aku."

AN: gosah ngambek napa, AnUwUbis?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top