Part 13 | Jealous
Jisoo duduk cemberut dengan pandangan super jengkel teruntuk sang adik di sebrang. Minkyu dengan lancar obral sama Jaehyun soal curhatan Jisoo semalam. Emang kurang ajar sialan bocah satu itu.
“Ada makanan itu gak baik dianggurin sayang,” tegur sang mama mengingatkan Jisoo supaya memakan makanannya.
Percuma makan, nafsu makan Jisoo hilang gara-gara mulut ember Minkyu.
“Mama sama Ayah tau gak pacarnya Minkyu?”
Hehehehe.
Dua orangtua yang duduk saling berhadapan kompak menatap Jisoo sementara Minkyu yang mulanya asyik “ha-ha-hi-hi” sama Jaehyun seketika melotot horor penuh was-was.
“Pacar Minkyu?”
“Iya,” Jisoo mengangguk semangat diikuti smirk balas dendamnya. “Mama sama Ayah gak tahu?” serunya pura-pura bodoh, “Adik gak cerita? Jahat bener.”
Napas Minkyu tercekat hebat, terlebih ketika ujung mata sang ayah melirik tajam bagai ujung silet membuatnya menelan saliva dalam-dalam.
“Jadi, gini Ma, Yah, sebenarnya Adik—”
“Jisoo, Ayah kamu telpon,” seru Jaehyun mempotong ucapan gadis tersebut. Dia berdiri cepat memutari tempat menemui Jisoo, kemudian memaksa gadis tersebut berdiri. Jisoo sempat bingung, tapi karena Jaehyun memaksa dia berdiri supaya ikut dengannya, dia pun terpaksa menurut.
Diam-diam Minkyu membuang napas lega.
“Kamu pacaran?” tanya sang mama bersamaan dengan tatapan introgasi sang ayah.
“H-huh?” balasnya kaget. “E-enggak kok Ma, Pa. I-itu Kak Jisoo bohong. Dia bales dendam sama Minkyu.” Tah gak sih, Minkyu sekarang panas dingin menjawab, dan beruntungnya Minah sama Woobin percaya.
“Kamu jangan pacaran dulu sebelum lulus sekolah.”
“Berarti lulus sekolah boleh dong?” tanyanya terlanjur polos.
Delikan tajam sang mama langsung membungkam mulut Minkyu.
“Iya, Ma, iya. Minkyu gak bakalan pacaran sampai dewasa,” lirihnya.
Woobin tertawa prihatin. “Gimana kamu mau punya pacar kalau naik motor aja gak bisa?”
“YAAAH, PAPA GAK USAH UNGKIT-UNGKIT ITU DOOOONG!” rengeknya melirik kanan kiri memastikan tak ada Jisoo dan Jaehyun. Bisa malu dia kalau sampai kedengaran mereka.
Huhu anak laki-laki seusianya tak bisa naik motor, lucu gak sih?
♨♨♨
Jaehyun mengajak Jisoo keluar restaurant, padahal tinggal kasih ponselnya supaya Jisoo langsung terima telpon sang ayah dan Jaehyun tak perlu repot-repot mengajaknya keluar.
Giliran ditagih Jaehyun malah mengangkat bahu tak acuh. Jisoo merenggut jengkel dikerjain. Dia menduga Jaehyun pasti sekongkol sama Minkyu.
“Di sini aja dulu,” katanya mencegah gadis itu balik ke tempat semula.
“Gak mau.”
“Kenapa?” lirikan Jaehyun tampak geli memandangi Jisoo, “takut makin suka saya gitu?”
“Ha ha ha,” tawanya berlagak bodoh.
Andai Jaehyun tak menggodanya dengan kalimat memalukan tadi, mungkin Jisoo akan mengiyakan ajakannya sementara berdiri diluaran restaurant. Well, menurut pandangan Jisoo, pemandangan di luar tak kalah bagusnya dengan di dalam.
Gak! Bahaya berduaan sama Jaehyun. Dia kan titisan setan.
“Kamu bandel banget dibilangin,” protes Jaehyun karena Jisoo tetap bersikukuh balik.
“Terserah akulah!” balas Jisoo berlagak tak acuh.
“Ya udah, sana balik sendiri.”
“Siapa juga ngajakin kamu?!” balasnya membuang muka.
Kakinya pun berjalan cepat sendirian, benar-benar sendirian, Jisoo tak merasa diikuti Jaehyun. Saat bertekad menengok belakang, pria Jung itu terlihat asyik melihat pemandangan sekitar lalu detik kemudian atensinya tertuju pada Jisoo.
Mata mereka saling bertemu, ada senyum di bibir Jaehyun sebelum Jisoo cepat-cepat masuk mengabaikan Jaehyun.
“Udah selesai ngomong sama ayah kamu?” tanya Minah sesampainya Jisoo di sana. “Sekarang kamu makan habis ini balik ke homestay,” sambungnya, menarikan kursi tempat semula putrinya duduki.
Jisoo tipikal perempuan makan cepat, jadi tak perlu membuat orang menunggu lama. Selesai dia makan pun Jaehyun tak balik-balik, sepertinya dia betah diluaran.
“Ayo pulang,” ajak sang Ayah Woobin sambil merangkul pundak anak laki-lakinya, lalu disusul Jisoo bersama Minah di belakang mereka.
“Jaehyun di mana?”
“Tadi sih, diluaran, Ma,” jawab Jisoo.
“Oalah itu dia,” seru Minah membuat Jisoo mengangkat wajah sekadar ingin melihat apa yang sedang dilakukan pria itu di lobby restaurant.
“Orang ganteng mah, enak. Xuduk sendiri disamperin cewek cantik,” ledek Minkyu sengaja mempanasi sang kakak di belakang. “Iya, gak Kak Jis?”
Jisoo melotot galak dan mendengus kesal pada Minkyu.
“Bukannya di sekolah kamu gitu juga?” balas Jisoo meledeknya.
“HAH? E-ENGGAK KOK MA, PA,” sahut Minkyu ketakutan sendiri, padahal mama papanya santuy.
Jaehyun yang mulanya asyik mengobrol bersama gadis asing langsung pamit setelah melihat gerombolan keluarga Woobin. Gadis itu mengajaknya bertukar nomer, Jaehyun dengan alus menolak.
“Pulangnya Om yang nyetir Jae,” kata Woobin.
“Iya, Om,” jawab Jaehyun sambil menyerahkan kunci mobil.
“Yuk, Papa udah gerah pengen mandi,” ucap Woobin semangat pulang ke homestay. Untung letak restaurant sama homestay tidak begitu jauh.
Mereka berlima kompakan jalan menuju parkir mobil. Jaehyun sempat menyapa Jisoo dengan senyum, tetapi hanya dibalas ekspresi tak peduli olehnya. Di dalam mobil pun Jisoo merengek supaya Minkyu di tengah biar dia di pinggir.
“Cieee, cemburu habis lihat Kak Jaehyun sama cewek cantik,” goda Minkyu.
“Minkyu, gak usah jahil gitu sama kakak kamu,” tegur sang mama.
Jisoo pura-pura tak peduli, sementara Jaehyun senyum-senyum melihatnya.
sebenarnya cerita ini tuh simpel gak muluk-muluk gak ribet, gak drama, gak plot twist huhuhu gimana ya, di aku muka-muka jaehyun tuh gak bisa dibodohi hiya hiya boyfriend material gitoooooh
emangnya lee enakan dinistakan 😌
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top