Part 11 | Homestay
tiati
“Pilih, mau kamar mana?” Minkyu segera mengambil kunci di tangan kiri sang ibu. Tersisa satu kunci kamar untuk Jisoo. Lagian milih buat apa kalau hanya ada dua pilihan.
Letak kamar Minkyu dan Jisoo sebelahan, yang membedakan ialah, kamar Minkyu berukuran sedang dengan kasur tipe standar cukup di huni satu orang saja, sedangkan kamar Jisoo luas dengan dua kasur atas bawah. Kedua kamar tampak sederhana, tapi mewah.
“Hehehe,” cengiran Minkyu membuat alis Jisoo terangkat heran. “Hati-hati, Kak,” katanya membingungkan Jisoo sebelum dia menyahut, saudara laki-lakinya itu langsung masuk kamar.
“Kalian gak apa-apa satu kamar?” tanya Minah memandang bergantian antara Jisoo dan Jaehyun.
Jaehyun di belakang sambil membawa kopernya dan milik Jisoo hanya tersenyum lalu mengiyakan, “Nggak apa-apa, Tante.”
“Jisoo bisa kasur bawah, Jaehyun kasur atas.”
“Aku yang atas!” seru Jisoo menunjuk bagian atas. Sejak tadi pandangannya sudah jatuh pada kasur bagian atas. Jisoo tak sabaran merebahkan punggungnya di sana.
“Terserah kamu, Nak,” balas Minah tersenyum penuh pengertian. “Mama balik kamar, kalian istirahat aja dulu. Kita perginya nanti malam.”
Kepala mereka mengangguk kompak. Setelah sang ibu pergi, Jisoo segera lari semangat menaiki tangga kemudian merebahkan tubuh di kasur. Berbeda dengan Jaehyun yang repot sendiri mengurus dua koper sekaligus.
Ia sempat mendongak melihat keseruan Jisoo di atas sana, setelahnya merapikan koper di tempatnya, lantas menggeledah isi koper dan mengambil beberapa potong pakaian ganti. Tubuhnya gerah setelah perjalanan panjang, belum lagi dia harus gantian menyetir mobil sama Om Woobin.
“Kamu mau mandi?” tanya Jisoo duduk di atas sambil memandang Jaehyun tertarik.
Pria Jung itu hanya berdehem mengiyakan tanpa menoleh padanya.
“Yaudah,” sambung Jisoo kembali rebahan di kasur. Tak lupa ia berceletuk, “Pintunya tutup aku mau tidur!” perintahnya diiyakan oleh Jaehyun.
Di sini hanya ada satu kamar mandi, itu pun di luar. Jaehyun yang hendak mandi terpaksa duduk menunggu, karena di dalam masih ada Minkyu tengah asyik mandi dan berkaraoke. Remaja laki-laki itu mandinya sungguh lama. Hampir satu jam Jaehyun menunggu, Jisoo sendiri di kamar sudah terlelap tidur.
“Eh, kak Jaehyun,” sapa Minkyu pamer deretan gigi putih wangi sehabis gosok gigi. “Kak Jisoo mana?”
“Tidur.”
“Oh,” gumamnya panjang. “Silahkan Kak mandi, hehe, maaf aku mandinya emang lama.”
Jaehyun memaklumi. Toh, dia sama Minkyu tak jauh beda jam mandinya. Iya, Jaehyun mandi sama lamanya seperti Minkyu.
...
Selesai mandi dia balik kamar Jisoo masih tidur. Jaehyun tak ada niatan membangunkan gadis tersebut, dia membiarkannya tidur. Sekarang pukul enam sore, karena tak ada kegiatan apa pun dia milih untuk tidur juga.
Giliran Jaehyun tidur, setengah jam kemudian Jisoo bangun. Gadis itu segera mengikuti jejak Jaehyun sebelumnya, yaitu mandi.
Setengah jam di kamar mandi, dia balik kamar dan masih mendapati Jaehyun tidur nyenyak. Sama seperti Jaehyun sebelumnya, Jisoo tak mau menganggu Jaehyun. Ia pun memilih jalan-jalan di luar homestay sendirian sambil membalas chat dari Suzu.
“Kamu ngapain, Kyu?” tanya Jisoo menoleh bingung saat samar-samar indra pendengarnya menangkap gerutuan di belakang.
“Mama Papa,” jawabnya sambil berjalan mendekat. “Masih tidur. Padahal mereka bilang jam segini pergi.”
Jisoo terkekeh. “Nereka kecapekan tahu. Biarin aja, kan, masih ada banyak hitungan hari buat pergi.”
“Gak seru Kak di PHP-in.”
“Hahaha, bukan PHP ih!” tegurnya gemas sama adiknya ini. “Daripada kamu gerutu mending jalan-jalan sama Kakak. Kita keliling gitu.”
“Kak Jaehyun?”
“Tidur.”
“Dia pacar Kakak?”
“Bukan,” jawab Jisoo sempat kaget dengan pertanyaan sang adik. “Dia itu—”
“Bukan pacar, tapi perhatiannya dalem banget,” potong Minkyu memandang sang kakak penasaran. “Friendzone jangan-jangan?”
“Bukan. Kamu jangan sok tahu!”
“Apa dong?” tanyanya masih penasaran. “Kata Mama, Kak Jaehyun itu muridnya Ayah Choi, ya?”
Jisoo mengiyakan dan tersenyum. “Tuaan Kakak asal kamu tahu,” jelasnya.
“Masa, sih? Muka Kak Jaehyun kelihatan lebih dewasa dari Kakak, lho.”
“Sekolahmu gimana?” tanya Jisoo mengalihkan obrolannya bersama Minkyu. Tak enak juga membicarakan orang yang sedang tidur. Jikalau dia bangun dan muncul mendengarkan gimana, hayo? Kan tahu sendiri Jaehyun suka muncul tiba-tiba kayak setan.
“Ya, gitu deh,” jawabnya semula.
“Udah ada pacar belum?”
Ekspresi Minkyu sempat terlihat kaget, tetapi dia dengan pintar merubah ekspresi kagetnya dan Jisoo tak bisa dibodohi.
Jisoo pun dengan jahil menggoda adiknya. “Backstreet, ya? Cantik gak pacar kamu?”
“Dih, gak, gak ada,” elaknya menghindari tatapan sang kakak. “Aku gak punya pacar.”
“Bohong.”
Minkyu tetap bersikukuh menolak menjawab pertanyaan Jisoo. Nanti kalau dia cerita terus Jisoo balik cerita sama mama-papanya gimana? Ya Tuhan, Minkyu tak mau diceramahi, soalnya mama-papa melarang Minkyu pacaran.
Padahal Minkyu anak cowok masa enggak boleh pacaran.
♨♨♨
Dua jam mengobrol sama Minkyu di luar dan sekembalinya di kamar Jisoo masih mendapati Jaehyun tidur.
“Betah amat dia tidur,” gumamnya. Rasa penasaran tiba-tiba menggelitiki isi kepalanya. Jisoo pelan-pelan jalan mendekati ranjang, lalu menengok sekadar melihat ekspresi tenang Jaehyun saat tidur.
Ujung bibirnya tertarik ke atas, membuat lengkungan indah tatkala ia berdecak kagum dengan muka bayi Jaehyun. Jisoo seketika berjongkok di samping ranjang, menyangga dagu dan mengamati penuh intens seraut tenang lelaki tersebut. Senyum mengembang tanpa bosan memandanginya.
DEG
Refleks ia berdiri, tubuhnya bergemetar hebat kala Jaehyun menoleh dengan mata terbuka.
“Kaget?” tuturnya menatap geli ekspresi terkejut Jisoo.
Jisoo mendelik kecil tanpa membalas berniat pergi, tetapi tangannya segera ditarik oleh Jaehyun hingga tubuhnya menjatuhi pria Jung ini.
“Jae!” suaranya tercekat. Dengan posisi seperti ini jantung Jisoo tak mampu dikontrol.
Homina... Homina... Homina...
“Daripada kamu lihat diam-diam lebih enakan begini,” katanya seakan memberi akses gratis padanya untuk memandang wajah Jaehyun dari jarak dekat. “Lihat aja sepuasmu, Jis.” Senyumnya melihatkan dimple kurang ajarnya itu.
Jisoo mendelik, tapi ia tak bisa menolak. Atensinya pun tak bisa teralihkan ke manapun selain melihat sedetail-detailnya setruktur wajah tampan milik Jaehyun.
Orangtua dia ngidam apa coba, kok bisa punya anak bentukan begini.
Jisoo terlalu fokus memandangi Jaehyun sampai ia tak sadar bawah pria Jung ini juga melihat dengan detail bagian-bagian di wajahnya.
“U-udah,” kata Jisoo menurunkan pandangan sehingga bertemu mata coklat Jaehyun.
Jaehyun tersenyum tipis. “Tapi aku belum,” katanya mengunci pandangan mereka.
“Apanya?”
Dalam sekejap Jaehyun langsung menarik wajahnya hingga bibir mereka saling bertemu. Mencium bibir ranum Jisoo kemudian melumatnya pelan-pelan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top