ROOM 6

Capek

Ngantuk

Butuh tidur!!

Iya, Bhima sudah 24 jam terakhir tidak memejamkan matanya akibat banyaknya pekerjaan di rumah sakit sejak kemarin, bahkan dua jam yang lalu baru saja ia ikut dalam operasi kolitis pseudamembran alias inflamasi pada usus besar.

Hasilnya sekarang Bhima jatuh tertidur di meja kerja ruangan dokter intern, masih lengkap dengan seragam ruang operasinya, karena terlalu mengantuk Bhima urung mengganti pakaiannya yang jujur..., sudah bau darah bercampur antiseptik, euwh.

Ganti napa, Bhim...

Bhima sudah pulas sejak 15 menit lalu, dan menit ini juga waktu kerjanya berkahir.

Makanya Bhima santai saja tidur di sana dengan posisi kepala teleng di meja dan duduk di kursi dengan suara dengkuran halus yang menandakan bahwa ia lelah luar biasa, untung setelah ini ia off day.

Kath yang tak sengaja lewat ruangan intern tiba-tiba berhenti begitu melihat sesosok tubuh tinggi yang tertidur di sana.

Kath mendekat dan dengan sadar ia tersenyum  melihat lelaki pujaannya ini ada di sini dan sedang kelelahan. Ia mengulurkan tangannya lalu mengguncang tubuh Bhima pelan.

"Hey, wake up sleepy head"

"Enngghh" Bhima menghempaskan tangan Kath di pundaknya lalu perlahan ia membuka matanya.

"What are you doing here?" tanyanya masih setengah mengantuk.

"Mengganggu saja" gerutunya.

Kath malah senyam-senyum tidak bersalah karena sudah mengganggu tidur Bhima. "Hehehe, memang itu tujuanku" akunya.

Bhima hanya bisa mendengus saja mendengar jawaban Kath yang seperti itu. "Huh!" ia lalu keluar dari ruangan dan memilih untuk ganti baju dan PULANG. Tidur  di apartement lebih tenang sepertinya.

Bhima berjalan menuju ruang ganti, ia cepat-cepat mencuci wajahnya dengan sabun cuci muka agar segar dan tidak kusut lalu bergegas ganti baju dengan kaos dan celana jeans saja yang lebih santai, kalau bisa juga Bhima mau cuma pakai celana pendek dan kaos tanpa lengan saja tapi ia tak segila itu pemirsa, hhhh.

Saat sudah keluar dari ruang ganti, Bhima melihat seseorang yang tak asing, seseorang yang sudah memporak porandakan perasaannya seperti badai beberapa bulan belakangan ini.

Seseorang itu adalah Jasmine. Aruna Jasmine Kusuma, ya, dia, Bhima baru tahu nama lengkapnya ternyata secantik wajah sang empunya nama.

Senyum langsung mengembang di wajah Bhima, ia seperti melihat oase di tengah gurun, but, wait, apa yang dia lakukan di sini? Pikirnya.

Bhima lalu menghampiri perempuan canti berkerudung baby purple dan masih ber-snelli yang tengah berdiri menunduk menatap layar lima inchi di tangannya.

"Assalamualaikum?" sapa Bhima.

"Wa-alaikumsalam..., Bhima?" jawabnya semringah dan langsung mengenali Bhima.

"Hai. Kamu ngapain di sini?" tanya Bhima penasaran.

"Ah ya, tadi ada pasien dari rumah sakit tempat kerjaku yang minta di pindah ke sini sama keluarganya. So, here i am" jawabnya tersenyum lagi.
Aduh Tuhan, Bhima bisa diabetes tipe 2 kalau terus seperti ini. "Kamu mau kemana, Bhim?"

"Mau pulang sih" rasa kantuk Bhima tiba-tiba menghilang.  "Terus sekalian cari makan juga..., kamu udah makan, Jas?"

Jasmine menggeleng. "Mungkin setelah ini saya makan" jawabnya pelan.

"Ya udah yuk sekalian sama aku, kita dinner. Eh tapi kamu bukannya balik rs lagi?"

"Nggak sih, ini saya sekalian pulang ke Leiden juga kebetulan besok libur saya mau beres-beres rumah..."

"Duh, istriable banget sih nih perempuan. Pengin culik bawa ke KUA nih!" batin Bhima.

"Nah, ya udah yuk sekalian. Udah lama kan kita nggak makan bareng" ajaknya lagi.

Jasmine terlihat berpikir sejenak sebelum mengiyakan ajakan makan malam Bhima kali ini. Tanpa Bhima sadari, dalam hati Jasmine juga senang bukan kepalang, mimpi apa Jasmine tiba-tiba bertemu Bhima di rs dan langsung ajak makan malam kayak gini? Nggak romantis sih tapi....

Ah namanya juga lagi jatuh cinta....
apa juga di rasa enak, yakan?

Bhima akhirnya menjatuhkan pilihan pada restoran Indonesia yang menjual mie ayam yang katanya paling enak se-antero jagad Belanda dan jadilan mereka di sini sekarang, tengah menikmati mie ayam khas indonesia yang jarang di jumpai di sini walaupun ada, rasanya tak seenak dan harganya juga tak semurah ini.

Jasmine senyum-senyum semringah melihat wajah Bhima yang serius makan dengan lahap semangkuk mie ayam di depannya ini. "Pelan-pelan Bhim...." katanya.

"Hem? Eeehhmm" namun Bhima terus saja mengunyah dan sesekali menyeruput mie nya dengan lahap.

Enak banget ya, Bhim?

Jasmine juga sama, ia menikmati makanan ini namun ia harus tetap tahu diri. Hey ini tempat umum, masak mau ikutan semangat makan kayak Bhima juga? Nggak lucu ahh..., jadilah Jasmine menikmatinya pelan-pelan dan akhirnya tandas, semangkuk mie ayam pindah ke perut Bhima dan Jasmine.

"Alhamdulillah kenyang..., enak banget" ujar Bhima sesaat setelah meneguk es tehnya.

Jasmine tersenyum lagi. "Saya baru tahu kalau di sini ada yang jual mie ayam seenak ini"

"Sesekali kamu jalan-jalan, Jas. Jangan libur terus di rumah aja..., banyak tempat di sini yang bagus dan makanan yang wajib hukumnya di cobain" ujar Bhima macam tour guide.

"Boleh nanti kalau ada luang antar saya keliling, tuan tour guide...." lalu setelahnya di susul derai tawa mereka berdua.

Lantunan lagu Perfect dari Ed Sheeran seakan melantun di kepala Bhima sejak tadi ia bertemu Jasmine lagi. Sesuai judul dan isi dari lagu itu seperti menggambarkan 'kesempurnaan' seseorang yang di gambarkan dalam perilakunya. Bhima ingin menit ini terhenti agar bisa menikmati suara tawanya lebih lama lagi.

Segera Bhima tersadar dari lamunannya. "Oh ya, cerita dong, di Jakarta kamu tinggal dimana?" tanya Bhima penasaran, saatnya mengorek informasi.

"Saya tinggal di Cilandak, kalau kamu?"

"Pejaten, dulu sih di Gandaria, semenjak mama punya klinik di Pejaten jadilah kami pindah ke sana biar nggak terlalu jauh dari klinik dan rumah yang di gandaria di tempati mbakku"

"Klinik? Mama kamu dokter juga?"

"Yups. She's my idol, one of my big influencer" jawab Bhima mantap.

"Waahh, keren banget ya mama kamu, Bhim. Dokter spesialis apa?"

"Mama spesialis anak, sama kayak mbak Aliya"

Jasmine makin kagum mendengarnya. "Jangan-jangan semua keluarga kamu dokter  ya, Bhim?"

"Nggak semua sih, ada Papa dan kembaranku, Bian yang arsitek. Tapi memang sisanya semua di bagian kesehatan"

"Wait, kembar? Kamu kembar?" Jasmine menegaskan, Bhima mengangguk pasti. "Waah, jadi ini udah kayak garis keturunan gitu ya?"  Bhima angguk-angguk mendengar pertanyaan Jasmine.

"Kalau kamu, Jas?"

"Keluarga saya biasa aja, Bhim. Saya anak tunggal, ibu saya kepala sekolah SMP swasta di Jakarta dan Ayah dosen di fakultas teknik di UI" jelas Jasmine singkat. "Nggak ada yang spesial kayak keluarga kamu, Bhim"
Bhima hanya tersenyum mendengar kalimat terakhir yang di lontarkan Jasmine.

"Tapi di balik yang menurut kamu spesial itu banyak cerita terselip di belakangnya, setiap keluarga punya keistimewaan dan badai cobaannya masing-masing"

"Maksudnya, Bhim?"

"Yaa, mungkin bagi orang yang mendengar kalau keluarga ku itu terkesan 'keren' di mata mereka itu hanya karena mereka tak tahu apa yang terjadi sebenarnya, perjuangan apa yang di laluinya, cobaan apa yang di hadapinya...." jawab Bhima mendadak mellow.

"Kamu benar, Bhim. Pun keluarga saya seperti itu, banyak yang bilang jadi anak tunggal itu menyenangkan. Tapi pada kenyataannya tidak, justru saya merasa kesepian karena tak punya adik atau kakak sekalipun, juga polemik keluarge di belakangnya, makanya saya memilih untuk melipir dan kuliah di sini, sejenak melupakan itu semua" Jawab Jasmine membuat Bhima diam-diam makin mengagumi Jasmine. "Oh ya, kalau kamu berapa saudara, Bhim?"

"4, aku berempat. Anak pertama perempuan, namanya Mbak Aliya, sudah menikah, anaknya 3, sepasang kembar dan satu laki-laki, yang kedua Bian, lalu aku dan terakhir, Kanika, adikku"

"Wah, seru sekali, keluarga besar ya. Salah satu impian saya ya itu, punya keluarga besar dan banyak anak, seru dan menyenangkan ya sepertinya? Gimana rasanya, Bhim punya keponakan 3, pasti lucu-lucu deh"

"Seru, seru banget bahkan. Yang laki-laki namanya Bryan, dia kembarannya Bryna, mereka udah SMP, sifat mereka pasti beda karena bukan kembar identik, yang satu santai dan satu lagi manjanya super. Kalau yang bungsu namanya Kavin, masih TK sedang lucu dan aktif-aktifnya" Jelas Bhima dan membuat Jasmine kembali mengagumi keluarga Bhima.

Diam-diam Jasmine merapalkan doa agar bisa mendapat Suami dan keluarga yang seperti di ceritakan Bhima.

Setelah cukup lama mereka mengobrol, akhirnya mereka putuskan untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam dan besok Jasmine harus beres-beres apartementnya, Bhima pun harus istirahat juga dan tidur yang lama karena tubuhnya butuh recharge.

Bhima mengantarkan Jasmine sampai di depan apartementnya dan memastikan perempuan cantik itu masuk ke dalam lalu Bhima langsung pulang ke apartementnya.

Sepanjang perjalanan dua blok ke apartementnya, Bhima terus terpikir akan Jasmine, ia masuk dalam kriteria calon istri idaman versi Bhima.

"Aku akan perjuangkan untuk dapatkan kamu, Aruna Jasmine...."

tbc----

HOLLAAA
Momsye kembali, apa kabar? Masih pada nunggu Mas Bhima dan Jasmine kan? Hehehe
Maafkeun baru update, baru dapat pencerahan setelah bertapa selama seminggu ini di depan laptop dan gak dapet apa-apa, akhirnya sekarang bisa update, maafkeun juga kalau ada yang kurang, maklum, manusia tak ada yang sempurna kecuali Tuhan dan Andra And the Backbone. Hahahaha
Udah ah, selamat menikmati, nantikan kelanjutannya

Muaacchhhh😘😘😘
dengan mata lima watt

danke,
Ifa💕

Mulmed: Ed Sheeran- Perfect

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top