ROOM 3

Schiphol international airport

Hari ini semua anggota keluarga Prayuda pulang kembali ke Jakarta kecuali Bian, ia harus kembali ke Munich karena maket proyek yang di kerjakan harus segera di selesaikan.

Sekarang mereka sudah ada di bandara, siap-siap akan check in sebentar lagi namun mereka harus menenangkan Kavin terlebih dahulu karena menangis meraung tak ingin pulang. Ia masih mau di sini, tapi apalah daya, Mom dan Daddynya tidak bisa cuty lama-lama karena bukan akhir tahun, si kembar kakanya pun harus sekolah, Oma dan Opa pun harus kembali kerja.

"Huaaaaa..., Kav nggak mau pulang mommy, mau di sini sama Om Bhima, nggak mau, nggak mauuuuuuuuu" teriaknya hingga jadi perhatian orang sekitar lalu membanting tubuhnya ke lantai.

Kebiasaan Kavin jika keinginannya tidak di turuti, tantrum begitu Aliya menyebutnya.

"Kavin kan harus sekolah sayang, mbak sama mamas juga, mom dad juga kerja, oma opa juga..., yuk masuk yuk, nanti di tinggalin pesawatnya" bujuk Aliya pelan-pelan.

"Semuanya pulang aja, Kav mau di syini sama Om Bhimaaaa. Kav nggak mau sekolaahhh pokoknya Kav mau di sini!" rajuknya lagi sambil berontak di gendongan Daddynya.

Aliya menarik nafasnya berat. "Nggak, kita pulang. Nanti Om Bhima juga pulang ke rumah Oma. Tapi nggak sekarang, sekarang kita pulang duluan. Om Bhima masih ada pekerjaan di sini" Aliya mencoba sekali lagi untuk menenagkan Kavin yang meronta minta di gendong Bhima.

"NOOOOOOO!!!!' pekiknya sekali lagi membuat Aliya tak tahan.

"Udah! Mom tinggal adek ya. Ayok daddy, biar aja kita tinggal Kav" ujarnya memasang wajah sok serius saat Kavin sudah di gendongan Bhima.

Lantas Kavin meronta turun saat melihat mommy dan yang lainnya menjauh, ia menangkap kaki mommynya dan membuat langkahnya terhenti, Aliya tersenyum.
"Mommy maaaaafffffff" tangis Kavin kembali pecah saat pelukan di kaki mommynya menguat.

Adrian mengangkat tubuh Kavin dan menghadapkan wajahnya pada sang Mommy. "Say sorry to mom" ujar Adrian.

Sambil mencebikkan bibirnya menahan isakan, Kavin meminta maaf. "Sorry mom, iya Kav ikut pulang, hiks" lalu tangannya merentang dan melingkari leher mommynya.

Aliya tersenyum lagi, ternyata usahanya berhasil mengerjai Kavin, Aliya tidak pernah bisa marah terlalu marah pada Kavin, semua marahnya hanya untuk efek jera Kavin saja, tidak lebih.

"Iya, ya udah, pamit sama Om Bhima" perintah Aliya saat meraih Kavin dalam gendongannya.

"Babay Om Bhima, cepet pulang ya" ujar Kav sambil mencium tangan Bhima.

"Iya, nanti Om pulang jagoan. Jangan ngamuk lagi ya, kasian mom" Bhima mengecup puncak kepala Kavin lalu bergantian dengan Mama Papa. "Take care ya mam, pap. Kabarin Bhima kalau udah sampai rumah. Gonna missed you so" ujarnya lalu memeluk Mama.

"I'm gonna miss you too, son" Mama mengecup kening Bhima dengan sayang dan menit berikutnya mereka sudah check in dan siap-siap naik ke dalam pesawat.

✈✈✈

Jam di pergelangan tangan Bhima sudah menunjukkan pukul 7.45 pagi, ia sudah berada di kampus bersama dengan temannya yang lain untuk mengikuti seminar hari ini dan setelahnya ia kembali ke Amsterdam untuk mengikuti acara PPI tahunan di sana.

"Bro, kemarin yang cewek itu adik lo?" tanya Genta, mahasiswa dari Indonesia juga, teman Bhima di sini.

"Yang mana nih? Yang kecil apa yang udah gede pakai kerudung?" tanya Bhima lagi, takut-takut Genta naksir Bryna kan bahaya. Pedofil kah? Eh?

"Yang pakai kerudung lah, gila kali gue, yang kecil mah itu ponakan lo kan? Nempel banget kek perangko, pantes lo, punya anak sanaa, banyak tuh yang antre mau jadi nyonya Satrio" goda Genta. "Atau nggak ONS aja, bhim" godanya lagi sambil menaik turunkan alisnya.

Mesum banget Genta 😂😂😂

"Hell!! Kampret lo!! Stress kali gue main hamilin anak orang, lo aja sana!!" protes Bhima lalu menjitak kepala Genta.

"Yeee, kali aja kan lo mau ONS gitu terus ceweknya hamil, anaknya lo bawa dah!" lalu Genta terbahak keras.

"Monyeettt!!! Gila kali gue!! Gue sih nggak se-desperatte itu kali, Gen" protes Bhima lagi menoyor kepala Genta ke depan.

"Anjir! Eh tapi serius itu adek lo? Namanya siapa? Buat gue deh"

"Apaan? Ogah gue iparan sama dugong!!"

"Yakss!!! Eh serius namanya siapa? Dokter juga?" Genta makin penasaran.

"Namanya Kanika, bukan, dia bidan, baru lulus. Kenapa? Lo mau di suntik KB sama adek gue? Jangan macem-macem lo. Apa lo mau di suntik mati sama nyokap gue?" ancam Bhima bercanda.

Genta malah terkekeh salah tingkah. "Demen gue sam adek lo" ungkapnya.

Bhima malah menatap ngeri Genta yang tengah mengaruk kepalanya yang tidak gatal itu dan terkekeh.

"Kagak ada!"

"Elah Bhim"

"Kagak adaaa!!!" teriak Bhima sekali lagi. Akhirnya Genta menyerah karena sepertinya Bhima tidak tega menyerahkan Kanika pada Genta yang di sebutnya dugong ini.

Tepat pukul 8 pagi semua peserta seminar masuk auditorium untuk mengikuti seminar yang sebentar lagi di mulai.

Jasmine tengah berlari menyusuri koridor untuk mencapai auditorium, ia terlambat bangun tadi dan jadilah terlambat pula ke kampus.

Saat sampai di auditorium ia memilih tempat duduk secara random, tak lihat-lihat lagi siapa yang duduk di sampingnya.

Jasmine menghembuskan nafasnya lega saat sudah mendaratkan tubuhnya di kursi, lelaki di sebelahnya menatap dengan datar saat Jasmine datang.

"Huh, Ya Allah haus" Jasmine langsung meneguk air dalam botol tupperwarenya yang masih dingin itu.

"Indonesia?" tanya lelaki itu.

Jasmine yang baru saja menutup botolnya lantas menoleh dan mencoba tersenyum. "Iya, Indonesia juga?" ia balik bertanya dan di sambut anggukan lelaki tadi.

"Bhima" ia mengulurkan tangannya dan di sambut baik oleh Jasmine.

"Jasmine" jawabnya. "Kedokteran?"

"Yap, as you see why i'm here. Tapi kemarin udah wisuda"  jelas Bhima. Ia masih terdistracted oleh senyum Jasmine, buru-buru ia menyadarkan dirinya. "Kamu?"

"Oh? Berarti kamu di atas ku ya? Saya masih ko-as kak, hehehe" Jasmine terkekeh.

"Please jangan panggil saya dengan sebutan itu, saya nggak suka"  jawab Bhima cepat.

Jasmine mengerjapkan matanya beberapa kali. "Tapi nggak sopan...." ucap Jasmine. Bhima menggelengkan kepalanya dan akhirnya Jasmine menyerah. "Baiklah..., Bhi..ma?" ujar Jasmine perlahan, Bhima lantas tersenyum dan mengangguk.

Seminar berjalan lancar dan berakhir tepat waktu Bhima juga Jasmine keluar dari ruangan auditorium bersama dan saling bertukar LINE id untuk memudahkan bila ada sesuatu yang akan mereka tanyakan.

"Gimana kalau habis ini kita makan? Aku yang traktir" ajak Bhima.

"Maaf, tapi saya harus ke Amsterdam hari ini kak, eh Bhima. Maaf belum biasa" Jasmine menautkan jarinya tanda ia gugup.

"Amsterdam? For what?"

"Pertemuan tahunan PPI" jawab Jasmine, Bhima tersenyum lebar.

"Aku pun kesana hari ini, kenapa tidak kesana bareng? Yuk?"

Jasmine terlihar berpikir sejenak saat Bhima menawarkan diri untuk pergi ke sana bersama sebelum akhirnya Jasmine menjawab, Bhima sudah menarik tangan Jasmine lebih dulu membuatnya tergugu dan dengan pasrah mengikuti langkah kaki Bhima.

🌷🌷🌷

YAKSS!! Nih yang kangen Kavin momsye keluarin 😂😂😂

#dahgituaja

Danke,

Ifa💕

Corrected

Monday, December 4  2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top