ROOM 13

Kegiatan rutin Bhima sejak pulang ke Indonesia adalah memantau Jasmine lewat telepon. Posesif? Yap! That's Bhima. Kelewatan? No! That's how Bhima show his love to Jasmine.

Karena keadaan mereka sedang jauh saat ini, kini terbentang jauhnya jarak sekitar 7.056,97 atau 11.356,79 kilometer jauhnya. Serta jarak tempuh 14-15 jam dengan pesawat dan -+6 jam perbedaan waktunya membuat Bhima sedikit tambah posesif pada Jasmine.

Jauh? Jauhhhh bangett dan LDR tuh gak enak. Apapun alasannya. 😢

Seperti saat ini, Bhima menelepon Jasmine dan memastikan sang ratu hati sudah kembali ke apartementnya setelah jaga semalam suntuk.

"Mas, gimana? Udah ketemu Ayah Ibuk?"

"Alhamdulillah. Udah, mereka baik banget. Kaget sih tapi setelah di jelaskan mereka mengizinkan mas untuk menikahi kamu. Ibu mu nangis peluk mas" Bhima menjelaskan pertemuannya dengan Ibu Annisa dan Bapak Farhan. "Tapi..., maaf mas belum punya rumah sendiri buat kita tinggali nanti setelah pulang dari belanda. Kamu nggak apa kan kalau kita tinggal di rumah mama dulu sementara sambil nabung beli rumah...?"

"Mas" Jasmine menjeda kalimatnya. "Aku nggak ngerti kudu ngomong apa"

"Tapi nggak apa-apa kan, kita numpang di rumah mama dulu?" Bhima kembali mengulang pertanyaannya.

"Masss..., aku nggak mikir itu. Di manapun kita nanti tinggal. Kamu adalah rumahku tempat dan alasanku pulang. InshaAllah" jawab Jasmine tegas.

Tanpa Jasmine tahu, kini Bhima tengah tersenyum puas mendengar jawaban Jasmine barusan. "Oh iya. Ada titipan dari mama buat kamu. Kemarin, mama sama mbak ke toko perhiasan. Beli cincin dan kalung buat kamu"

"Ya Allah mas.., aku nggak ngerti lagi mas. Padahal aku belum pernah ketemu keluargamu tapi mereka baik banget"

"Hadiah buat calon mantu katanya. Karena mereka tahu, calon anggota keluarga baru mereka adalah perempuan baik-baik. Nanti, liburan akhir tahun mama papa sama yang lainnya ikut aku ke Belanda sekalian liburan dan ketemu kamu, semoga rencana nggak berubah ya"

"Terimakasih mas, makasih banget, aku seneng. Bilang ke mama ya, nanti aku juga telepon mama deh. Aku seneng banget mas"

"Apalagi mas. Oh iya mas baru tahu
ternyata kamu anak berprestasi banget ya. Aku lihat di dinding kemarin banyak banget foto kamu waktu ikut lomba, piala & medali berjejer. Aiiih bangganya"

"Tuh..., Jadi kepo kan. Ngeliatin foto-foto aku, Jangan di lihatin ih" protes Jasmine.

"Di tembok lho banyaak. Berbingkai-bingkai. Lucu, pipinya gembul. Gemaaassss"

Jasmine hanya terkekeh saja mendengar Bhima yang gemas dengan foto dirinya waktu kecil.

"Aku capek yang, baru pulang rs"

"Istirahat, jangan lupa makan, sama vitaminnya"

"Iyaa, nggak lupa kok pak dokter Bhima. Lagian aku habis ini mau belajar, buat ujian nanti. Doain aku ya mas"

"Iyaa..., doa mas selalu menyertai yang. Nggak usah khawatir"

"Thank you my before anything else"

"My plesure honey. Udah dulu ya yang, mas mau keluar dulu"

"Yaudah hati-hati ya"

"Yaa"

Klik.

***

Setelah menutup telepon dari Bhima tadi, Jasmine semakin percaya bahwa Bhima benar-benar serius dengan hubungan ini. Di lihat dari sambutan keluarganya bahkan sangat baik, bahkan di saat Jasmine belum bertemu dengan Mama Lanny dan Papa Hardi tapi mereka menyambut Jasmine dengan senang hati.

Lain keluarga, lain cerita. Tiba-tiba beberapa potongan cerita masa lalu Jasmine lewat di kepalanya. Penyebab dirinya ada di sini saat ini.

Jasmine langsung menggelengkan kepalanya untuk melupakan kejadian yang tiba-tiba lewat itu. Jasmine sudah move on, sudah move on! Tidak boleh lagi menengok ke belakang, biarlah itu menjadi kisah kelam yang pahit yang sudah tamat.

Jasmine sudah bahagia dengan Bhima saat ini. Akan ada saatnya Jasmine memberi tahu Bhima soal ini. Kapan? Entahlah, hanya Jasmine yang tahu kapan ia akan siap untuk menceritakan masa lalunya pada Bhima.

"Hhh..., ya Allah, bantu Jasmine buat lupain dia..., jangan biarkan dia kembali. Cukup sudah luka darinya...,  aku tahu Allah punya rencana terbaik setelah ini..., semoga Mas Bhima tidak akan menimbulkan luka itu lagi ke permukaan" lirihnya sambil memandang langit Den Haag pagi itu yang kelihatan sedikit berawan, tanda musim segera berganti.

Jasmine rindu Bhima. Tapi apalah dayanya, ia masih harus di sini sampai Bhima kembali dari Jakarta.

😍😘😚😍😘😚😍

Pagi itu, masih di kediaman Prayuda.

Semenjak krucils ngungsi ke rumah Oma nya karena Om kembar mereka pulang ke Jakarta, rumah ini jadi kembali ramai dan tidak sepi seperti sebelumnya, namun adalah saat-saat mereka harus pulang sejenak dan kembali lagi ke rumah Oma.

Emang ya, rumah nenek tuh bikin betah 😂😳😳

"Kavin ayo sarapan dulu, jagoan" Aliya datang dengan sepiring sarapan untuk Kavin yang belum berangkat sekolah.

"Di suapin Om Bhima aja, mooommm" rajuknya.

"Om Bhimanya masih mandi. Sama mommy aja deh, ya?"

Kavin geleng kepala. Aliya menyerah tak ingin berdebat dengan Kavin. Masih pagi.

Akhirnya setelah Bhima selesai mandi, Kavin baru di suapi makan dan di antar ke sekolah karena daddy Adrian sudah berangkat pagi tadi jam 7 setelah si kembar berangkat dengan Opa atau Pak Win.

Begitu sampai di sekolah Kavin, seperti biasanya, Bhima selalu jadi pusat perhatian beberapa ibu-ibu yang mengantar dan menunggui anaknya sekolah.

Udah pada punya suami juga 😒😒

Bhima turun dari dalam mobil dan membuka pintu penumpang lalu menggendong Kavin hingga ke depan kelasnya tanpa peduli tatapan ibuk-ibuk yang sepertinya tersepona, eh terpesonaaaa.

"Oke, jagoan, udah sampai. Jangan bandel, belajar yang pinter, oke? Pulangnya kita beli es krim di Burger King, oke?" Ucap Bhima sambil mengacak rambut Kavin yang sedang cengar cengir.

"Hehehe, okee Om. Beneran yaa jangan bohong. Janji?" Kavin mengcungkan kelingkingnya lalu Bhima ikut menautkan, tanda perjanjian.

"Promise. Toezeggen" jawab Bhima. "Ya udah, masuk sana, Om pulang dulu" Kavin segera mencium punggung tangan Bhima lalu masuk ke kelas.

"Pak Bhima?"

"Eh, ya Ms.Anya?" Ms.Anya ini guru kelasnya Kavin.

Ia tersenyum penuh arti pada Bhima. "Ibu Aliya kemana pak, kok akhir-akhir ini sepertinya jarang antar Kavin sekolah?"

"Oh, mbak Aliya ada di rumah, yaa gantian aja Miss. Mumpung saya ada di sini" jawab Bhima, biasa saja.

"Lho emangnya pak Bhima tinggal di mana?"

"Saya di Belanda selama ini"

"Oohh gitu, sendirian di sana pak?"

"Untuk saat ini saya sendiri aja, mungkin tahun depan udah berdua" Bhima tahu kemana arah pembicaran Ms. Anya.

Ms. Anya tampak sedikit terkejut mendengar jawaban Bhima yang maksudnya entah mungkin tahun depan sudah tidak sendiri lagi. "Oh begitu..."

Yeee si ibuk mau modusin mas Bhima 😂😂😂😂

"Saya permisi dulu pak"

"Ya iya, silakan" Bhima tampak menahan tawanya saat melihat ekspresi Ms. Anya tadi. Bhima hanya bisa geleng kepala saja lalu ia berjalan ke arah terparkirnya mobil tapi tiba-tiba ponselnya berdering, ah pasti Jasmine.

Namun Bhima mengerutkan dahinya saat melihat caller id di ponselnya. "Nancy?" Gumamnya, ia segera menjawab telepon itu.

"Ya, holla?"

"Ab..." Suara isakan Nancy jelas terdengar di ponsel Bhima.

"Hey, Nan, what's wrong?"

"Cesca..., Ab..., Cesca"

Mata Bhima membulat mendengar nama Cesca yang belakangan ini jarang menghubunginya. Bhima tahu kemana maksud Nancy.

"No..."

"She couldn't make it, Ab..., she's missed you. She call your name when she's dying..."

"I'm sorry i can't be there for Cesca, Nancy. I'm sorry for your lost, maybe this is what God's want for Cesca. He want Cesca back"

Hanya isakan yang terdengar di ujung telepon Nancy pada Bhima saat ini. Mata Bhima berkabut, ia segera masuk ke dalam mobilnya agar tak ada yang melihat matanya mulai bengkak.

Cesca, pergi. Si periang yang tak menyerah melawan penyakitnya kini sudah mencapai garis finishnya. Ia sudah tak berteriak kesakitan lagi, ia sudah pergi, untuk selamanya.

Nancy bercerita kalau semenjak keberangkatan Bhima ke Indonesia hampir dua minggu lalu, kondisi Cesca menurun, padahal sebelum Bhima berangkat Cesca baik-baik saja, namun beberapa hari setelah Bhima ada di Jakarta kondisinya menurun namun Cesca meminta pada Mommy nya untuk tidak memberi tahu Bhima terkait kondisinya.

Bhima menghela nafasnya dengan berat sesaat setelah menutup telepon dari Nancy. Ia seperti kehilangan arah untuk saat ini, semua ingatannya tentang Cesca lewat di kepalanya, Cesca hanya ingin bermain dan sejenak keluar dari rumah sakit namun Bhima belum bisa mewujudkannya namun Cesca sudah di panggil pulang.

"Cesca..., i'm sorry" lirih Bhima saat melihat fotonya bersama Cesca di dalam ponsel.

Bhima segera mencari nomor telepon Jasmine. Ia akan meminta Jasmine untuk datang mewakilkan dirinya melayat ke rumah duka.

"Yang..." suara Bhima bergetar

"Lho, mas? Kenapa kamu?"

"Kamu di mana yang?"

"Aku di rs, jaga malam. Mas, ada apa?"

"Aku boleh minta tolong?"

"Ya boleh aja, tapi ada apa, Mas?" Jasmine makin penasaran. Bhima akhirnya menjelaskan apa yang membawanya untuk menelepon tengah malam saat Jasmine masih jaga.

"Kamu tolong wakilin aku ya yang?"

"Iya mas, nanti pagi aku ke Leiden"

"Video call aku, makasi ya yang"

"Iya mas, nanti aku telepon kamu. Yang sabar ya mas, ini pasti yang terbaik untuk Cesca, mungkin saatnya nggak tepat, di saat kamu nggak ada sisinya di saat-saat terakhirnya tapi ini udah takdirnya, mas"

"I know, ya udah kamu nanti hati-hati ya. Hubungi mas setelah sampai di sana"

"I will"

"Danke schatje. Gotta go, bye"

"Jaa. Bye"

Klik.

Bhima melepas kacamatanya, membersihan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Apa ini yang di rasakan ketika kita kehilangan seseorang? Apa ini yang di rasakan Mbak Aliya ketika kehilangan Ibu Anneke?

Perih

Hanya perih yang Bhima rasa saat ini. Kenapa saat Bhima tidak ada di sana? Kenapa Cesca pergi?
Kenapa Cesca tak pernah memberitahu kondisinya sebelum ini?

Ah. Terlalu banyak kenapa di kepala Bhima kini. Yang jelas, Bhima harus siap nanti ketika Jasmine meneleponnya untuk melihat Cesca untuk terakhir kalinya. Ia juga harus siap begitu nanti pulang ke Belanda, hanya makam Cesca yang bisa ia jumpai di pemakaman.

Ikhlas. Bhima harus ikhlas.

💕💕💕

Haaaayyyyyy i'm back 😍😍😳😳😳

Kangen ya? Sama Mas Bhima dan Jasmine pasti, bukan sama aku 😒😒 hahah apasih.

Nih aku udah update, jangan pada nangis ya 😚😚

#dahgituaja

#AwasTypo

Danke,

Ifa 💕

Ps: ada yang rindu Aliya-Adrian? 😳😳 kalo iya, mau bahas apa nih di lapak Line Chat? Komen ya 😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top