Chapter 21 : Semuanya berkumpul untuk pertarungan terakhir

[ Author POV ]

"Sebelum kita memulainya ada yang ingin aku tanyakan padamu.."

Sebelum mereka menyerang satu sama lain Iksan menyela dengan pertanyaannya.

"Yuliana, ada di dalam sana'kan?" tunjuknya ke Menara Presen.

"Ya. Apa kau takut aku melakukan sesuatu terhadapnya? Aku tidak akan melakukan itu. Asal kau tahu saja Yuliana itu lebih penting dari yang kau tahu.." jawab Quema.

"Aku tidak mengkhawatirkan itu tapi terimakasih. Jadi begitu.."

"?" Quema menatap bingung kepada Iksan yang tersenyum.

Lalu. "Kita sudah memastikannya. Nazna, kau tahu maksudku'kan.?"

"Tentu, sobat.!" seringai Nazna mengerikan. "Artinya aku boleh menghancurkan apapun selain menara itu. Ya'kan?"

"" ?! "" Oroceano dan Quema terkejut merasakan kekuatan milik Nazna yang sangat besar.

"D-dia lebih kuat dari yang kami duga?!"

Dash!!

"Oroceano!?"

"Tcih. Aku akan melawan-- urkh!" Oroceano terseret ke belakang oleh Nazna yang melesat sangat cepat.

"Kemana kau melihat?"

"!"

Iksan melakukan tendangan petir di udara, ia memutar badannya seraya menebas Quema. Beruntung Quema sempat menangkisnya.

Trang?!

Tercipta jeda di antara keduanya.

Teknik Berpedang Aliran Petir :
Jaring Biru Perusak

Iksan menarik pedang ke samping, petir biru menjerit di mata pedangnya. Petir itu menyambar saat Iksan tusukan. Sambarannya mengenai telak Quema yang tersengat.

"He. Bukan kalian saja yang ahli beladiri.!" Quema mengayunkan Egos kuat ke atas membuat tebasan roda api yang mementalkan Iksan ke belakang.

Quema melangkah maju mengejar Iksan yang menjauh. Pertarungan mereka menciptakan badai kecil api serta petir yang merusak lingkungan diluar Kerajaan Leeno.

Iksan terhenyak ke belakang setelah Quema memukulnya dengan sangat kuat. Iksan terhuyung ke belakang namun sebelum jatuh ia menancapkan Thurk ke tanah dan melayangkan kedua kaki.

Blue Thunder :
Blue Circle

Petir biru meledak dari tangan ke kedua kaki Iksan yang memutar di atas Quema hingga berhenti ke kaki kanan yang jatuh deras seperti menyambar. Suara tendangan tertahan oleh senjata terdengar, Quema menahannya.

"Hee.!" mulut Quema mengeluarkan asap.

Fuego Aura :
Aliento de Demonio

Breath!!

Cahaya jingga keluar dari mulutnya diiringi semburan bara api yang sangat panas.

Iksan kembali terpental, badannya menghasilkan asap akibat terkena serangan langsung.

"Jika aku tidak membungkus tubuhku dengan petir, mungkin saja aku hangus tadi. Dan apa-apaan orang ini?! Dia menyemburkan api lewat mulut. Apa dia tidak kepanasan??!"

"Hahahaha. Aku suka melihat ekspresimu, Iksan!"

"Sekarang siapa yang tertawa. Baiklah.."

Manik Iksan jadi biru tua, bagian pupilnya menghitam membentuk tato hitam yang menusuk ke empat arah.

"Akhirnya kau menggunakannya. Kalau begitu aku juga... Almight!" manik Quema jadi merah dengan pupil seperti jeruk, ada tato roda api yang melingkari pupilnya.

"Haaaaah...!"

"!"

Destruction Blue Thunder : Omega Launcher

Chaos Fuego Aura : Fuego's Momento

Petir biru tua kebiruan muda meledak di sisi tajam pedang Thurk, membuat warna disana. Sedangkan Quema, badannya terbakar oleh tato merah jingga jeruk.

Dalam ssekejap mereka berdua saling menghantamkan senjata masing-masing. Ledakan dua elemen menguasai sekitar hingga menghancurkan.

Di pertarungan berbeda ada Oroceano yang terpojok oleh gaya bertarung Nazna yang tak masuk akal. Jangkauannya lebih luas dan bertambah kuat. Terlebih...

"Apa-apaan kekuatan ini? Semua seranganku lenyap?!" murkanya yang tertahan. Oroceano menekan bagian tersembunyi dari tombak membuat senjata itu jadi pedang dengan dua mata pedang beda arah.

Teknik Berpedang Aliran Air :
Lubang Biru Yang membunuh

Oroceano memutar pedang dua mata meninggalkan bekas jalur air sebagai efek serangan akan tetapi serangan itu seketika lenyap oleh aura hijau Nazna.

"Hehe.!"

"Kau?!"

Oroceano yang emosi menyerang Nazna tanpa banyak pikir, ia melepas bagian tengah senjata menjadikannya dua pedang dikedua tangan. Oroceano menyerang Nazna berulang kali hanya menggunakan kemampuan fisiknya dan dampaknya ternyata berhasil menyudutkan Nazna.

"Kau boleh juga.."

"Kau akan merasakan akibatnya telah mempermainkanku!"

"Haha... Maaf?"

Trang!?

"Ap--?? Nazna menghantamkan clymorenya sampai-sampai mementahkan satu ayunan pedang Oroceano.

Elclymore Dragon Disspear Art :
Rondo zac luiD

BATS??!

"Heh??" pekik Oroceano melihat pedang yang ada disebelah tangannya hancur oleh tebasan clymore Nazna.

"Apa yang dia lakukan?"

"Haaaaa!"

Nazna kembali menghantamkan pedangnya dan mementalkan Oroceano jauh dan hampir menabrak menara.

"Nazna??!" panggil Iksan. "Maaf~maaf. Aku hilang kendali tadi." sahutnya sambil terkekeh.

"!?" Iksan refleks menangkis pukulan dari pedang Quema yang jatuh deras ke tempatnya. Efek kejutan tercipta saat kedua senjata saling terbentur.

"Kenapa kau sangat ingin membawa Yuliana? Katanya kau tidak perduli dengan yang beginian?!"

"Sudah aku bilang aku--"

"--Ingin memberiku pelajaran? Hah, itu cuma alasanmu!" potong Quema sembari tersenyum.

Disaat bersamaan Yuliana keluar lewat jendela yang ada di atap menara.

"I...ki."

"Cuma alasan... Kurasa kau benar. Sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini tapi ya, aku berhutang sesuatu kepada Yuliana."

"Akhirnya kau mengucapkannya.." senang Nazna.

"Iki berhutang padaku? Apa?" pikir Yuliana penasaran.

"Hutang ternyata.? Hahaha sungguh benar-benar mirip kau saja. Apa kau sudah mendapatkan ingatanmu kembali?"

"........"

"Sepertinya belum sepenuhnya. Tapi alasanmu itu adalah hal yang klise, bukan sesuatu yang kuat!"

"Iki.."

"Memang benar itu tidak kuat tapi tetap tidak merubah tujuanku untuk menyelamatkannya.."

"........"

"Aku ingin menyelamatkan Yuliana karena dia adalah Yuliana. Gadis kuat yang tidak bisa jujur pada perasaannya sendiri.."

"?!"

Ucapan Iksan membuat Quema tertawa keras terbahak-bahak sampai ia terdiam karena melihat Yuliana ada di atas atap.

"Kenapa dia ada disana? Bukankah kutukanku masih aktif??" pertanyaan Quema sontak membuat Iksan juga melihat ke tempat Yuliana.

Disana ia menggenggam erat telapak tangan yang menyentuh dadanya itu.

"Iki.."

Iksan entah kenapa tersenyum. "Yo! Bagaimana keadaanmu? Kau tahu, kau sudah membuatku benar-benar repot kali ini.." kata Iksan.

"Hmph... Maaf kalau begitu!" balas Yuliana sambil tersenyum.

"Maaf tuan saya gagal.!"

Pelayan, maid berambut putih yang membawa Yuliana ikut muncul di atas atap. Ia menyerang Yuliana terlebih dulu sebelum mengatakan hal tadi.

"Tidak apa. Aku marah sekarang. Bagaimana kau bisa keluar dari kutukanku, jawab aku Yuliana?!"

"........." Yuliana tidak menjawabnya.

"Kurgh! Ina, kau boleh melukai Yuliana. Sebagai hasilnya kau mesti menangkapnya!"

"Akan saya lakukan, tuan.."

"Dan Oroceano!"

"?"

Tap..

Oroceano kembali dengan pakaian kotor.

"Sudah waktunya untuk serius. Tidak ada ruang untuk adegan sok lembut disini!"

""?!"" Iksan dan Nazna seketika langsung siaga.

"Akhirnya kau memberiku izin. Aku akan membalas apa yang telah kau lakukan padaku, saint.."

"Kau juga saint. Ya apapun hasilnya aku juga menantikan pertarungan ini. Majulah dengan segenap kekuatanmu, Saint asal Leeno.!" kata Nazna.

"Dan untukmu Iksan... Aku akan membunuhmu!"

"?!"

"Aku serius. Apapun hukuman yang menungguku aku tidak bisa menahan amarah ini lebih lama lagi. Aku pasti akan melakukannya!"

"Aku pun, Quema. Aku lumayan kesal sekarang..!"

Dan pertarungan terakhir... Dimulai!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top