Chapter 18 : Ingatan Leon yang tidak bagus
[ Author POV ]
Tombak emas raksasa melubangi langit-langit gereja tua hingga berdampak sangat besar.
"Hahaha... Hampir saja." seru Grek yang selamat.
"Aku kira kena ternyata meleset.."
Setengah tubuh Grek yang hancur perlahan bergenerasi lewat benda hitam menjijikan. "Aku benar-benar terluka parah tadi lo, Leon. Beruntung regenerasiku masih sanggup mengimbangi dampak dari serangan tadi.."
"Hmp.."
"Sekarang... Serahkan tubuhmu padaku!"
Dash!
Leon menarik pedangnya ke belakang kanan lalu membuat tebasan dinding cahaya ke depan, tebasan berputar elemen api Grek memusnahkan antisipasi Leon.
Teknik Berpedang Aliran Api :
Tebasan Lidah Api
Burn..!
Leon terdorong mundur ke belakang akibat dampak serangan lawannya. Grek menerjang seraya menebaskan pedangnya beberapa kali namun dapat ditahan oleh Leon.
Magic Knight Slash :
CALIBURN II
Cahaya yang sangat terang menusuk ke depan di posisi tengah udara, tusukannya merusak kursi tak terpakai lagi. Grek muncul setelahnya tidak terluka sama sekali.
Magic Knight Slash :
SAMUS A
Slash..slash!
Ayunan pedang sekali ke atas dan bawah dari Grek ditahan Leon langsung bersamaan dengan itu tempat mereka hancur.
"Harus kuakui, walau tidak bisa sihir fisik tubuh ini lumayan hebat.." Grek turun ke bawah dan sedikit melangkah mundur sembari masih memasang kuda-kudanya.
Saver Secret Art
"!?"
"Lochdash!"
Grek memunculkan ujung ganggangnya mementalkan pegangan Leon ke atas. Dalam diam Grek menebas cepat Leon yang tidak dapat bergerak, Leon terkena tebasan gelombang yang merusak seluruh gereja bagian depan.
"Urgh.!"
"Ada apa ini? Kenapa kau tetap selemah tadi. Jangan bilang perlu kondisi tertentu agar bisa menggunakan kekuatan aslimu.?"
"......."
"Tidak masalah. Selama aku ada di dalam tubuh itu aku bisa melakukan apapun yang kumau. Karena aku ini adalah orang yang hebat.."
"Kau terlalu..banyak bicara."
"Kau benar..!"
Grek melompat ke tempat sembari menghantamkan pedangnya, tempat itu hancur sesaat Leon berhasil kabur ia langsung bangkit dan menusuk Grek yang memiliki celah.
Pedang Leon menembus badan Grek dan mengeluarkan benda hitam menjijikannya.
"Urhargh! H-hehe, kau tidak lupa jika aku ini abadi'kan?"
"Tentu.." jawabnya lalu pedang yang menusuk menyala terang. "Cahaya ini!?"
"Akan kuhancurkan tubuh Jacke bersamamu, aku yakin dia tidak akan marah mungkin.."
"Sial!"
Teknik Berpedang Aliran Kehidupan
"Tangga Surga Berbentuk--"
CRUAK?!
"Ehehhe.."
"??"
Jarum-jarum hitam menusuk Leon dari bawah, mereka tiba-tiba saja muncul.
"Grek, k-kau.."
"Siapa bilang aku hanya dapat satu aliran berpedang.?"
Buak.!
Grek menendang wajah Leon dan lepas dari pedang. Dirinya dengan cepat mengayunkan pedang sembari bergesekan dengan tanah.
Teknik Berpedang Aliran Bayang :
Gelombang Tajam Duri-duri Hitam
Vreek!
Sentakan duri-duri hitam menusuk kasar Leon dari depannya. Grek tertawa seraya terus menyerang tanpa peduli keadaan Leon.
Hahahaha.!
Suara tawa Grek menyudutkan Leon sampai hilang kesadaran.
Dasar monster!
Tidak ada yang mau menerimamu! Mati saja sana.
Kenangan itu muncul kembali, padahal hanya di mimpi buruk saja biasanya Leon melihat ingatan tidak bagus ini.
Ayah, ibu..
Jangan panggil kami dengan sebutan itu, monster
Tidak. Ini aku Leon--
Berhenti. Tidak!
Ibu.
Berhenti menyebut kami. Leon sudah mati!
Tidak, ibu. Ini aku.
Sudah cukup. Pergi sana monster atau aku bunuh. Aku mohon. Aku tidak ingin membunuh monster yang mirip dengan anakku.
Ayah juga.?
Pergilah kau, dasar monster!
Ingatan itu membawa Leon hingga berhenti ke sebuah pohon tak berdaun membuat sinar matahari yang panas mengenainya.
"Aku tidak membenci kedua orangtuaku.."
"Kenapa kau tidak membenci mereka?"
"Itu karena aku juga salah.."
Diri Leon hanya diam. "Benar. Kita pergi tanpa memberitahukannya kepada ayah... Lalu kita dimakan oleh monster itu."
"Tetapi aku selamat.."
"Entah bagaimana kekuatan monster itu berasa di dalam tubuh ini.." Leon mencengkeram tangannya kuat. "Tapi mereka tidak harus memanggil kita sampai segitunya!
"Kau benci kepada orangtua kita?"
".... Aku juga... Tidak!"
Ingatan berlanjut dimana seorang lelaki berambut coklat memberikan keteduhan kepada Leon.
Hei, kau hebat bocah dapat mengalahkan monster aneh itu. Apa kau bisa mengayunkan pedang? Kau punya rumah? Jika tidak ikutlah bersamaku. Saat ini aku sedang membuat pasukanku sendiri.
"Paman siapa?"
Panggil aku Ardian. Tidak, komandan.
"Komandan... Ardian."
Hm. Kau mengingatkanku pada diriku masih kecil. Bagaimana?
"Aku...mau."
Bagus. Oh ya namamu siapa?
"Leon... Leon Zeroas!"
"Komandan memberiku pilihan!"
"?!"
"Aku.." ayunan pedang Leon melenyapkan semua duri hitam, pedang itu berubah jadi putih susu di tengah mata berwarna biru. "Pasti... Mengalahkanmu!"
"?!?"
Prang.?!
Pedang itu berhasil mendorong pedang Grek entah bagaimana.
Teknik Berpedang Aliran Kehidupan :
Tangga Surga Berbentuk Tombak
Ssss...... DHUAR!
Ledakan tombak cahaya biru meratakan gereja hingga hampir tak berbentuk lagi.
"Hah, hah... Menggunakan Pedang Langit Kehidupan menguras tenagaku, ah, hah."
"........."
Tep.?
"L-luarbiasa.."
"..?" mata Leon membulat melihat sosok Grek yang masih berdiri, setelah asap pergi terlihat jika cuma setengah badannya saja yang selamat dan ada benda bulat berwarna hitam ditengah dada yang rusak itu.
"Jadi itu inti keabadiannya? ?"
Pedang susu Leon mendadak kembali ke bentuk awal, biru-kuning karena cahaya pada pedang terhisap ke inti keabadian Grek.
"K-kekuatan suci t-tidak a-akan mempan padaku. S-seperti k-kata pepatah, l-lawanlah api dengan a-api.."
"Sial.!"
"......."
"Hmm~~jadi begitu?"
""??"" Grek maupun Leon refleks menatap ke asal suara, betapa mengejutkannya sepasang beda keluarga itu berdiri di dekat pohon.
"Iksan!?"
"Yo Leon! Sepertinya kau sedang kesulitan.?"
"Yaa..aku memang."
"Iksan Hacim?! Sial jika dia menggunakan kekuatan negatifnya--"
"--Rina.." seru Iksan memanggil.
Enchant Beauty : Lockess
Duuyt!!
Grek seketika tidak dapat menggerakkan seluruh badannya.
"I-Iksan, k-kenapa sepupumu melepaskan kaosnya?" tanya Leon bingung, ikutan tak bisa bergerak.
"Anggap saja kau tidak melihatnya.." jawab Iksan menjatuhkan keringat kecut.
"K-kekuatan sihir ini.? Jangan-jangan... Kutukan Hacim!?"
"B-bagaimana kekuatan sihir orisinilku.? Hebat, bukan?!" teriak Rina dengan muka memerah. "C-cepatlah sepupu," dia malu.
Iksan melompat dan mendarat tepat dihadapan Grek. Tanpa banyak bicara Iksan langsung menghancurkan inti keabadian Grek dengan 'Sambaran Biru'.
"A-a-a--"
"--Kau sudah banyak membunuh, aku bisa merasakan dari energi negatifmu.."
"Apa ini???" Grek bisa melihat akar-akar pohon yang berwarna ungu sangat gelap menyebar disetiap selnya dan berhenti ditiap organ(yang tersisa).
Menderitalah dalam mimpi!
"AAAAARGHHH!!" teriak Grek seperti kerasukan, organnya meledak satu persatu hingga tak tersisa dilanjutkan badannya yang meleleh jadi cairan hitam yang menjijikkan.
"A-apa yang kau lakukan pada Grek?" tatap Leon takut ke sisa-sisa Grek.
"Sihir Mimpi Buruk sebut saja Sihir Kutukan : Derita DalamMimpi. Ibuku mengajari ini until menghukum mereka yang sudah terlalu banyak mengambil nyawa orang tak bersalah.." beritahu Iksan.
"'Ugh?? A-aku mau muntah.." muka Rina membiru.
"Orang yang terkena sihir ini akan berakhir menjadi wujud yang mencerminkan dirinya. Menjijikan dan tak enak dipandang.." tatap kosong Iksan ke sisa-sisa Grek
Leon mendesah lemah. "Walaupun begitu ini terlalu kejam.."
"Kau orang yang baik, Leon. Tapi kau harus berhati-hati, kebaikan terkadang membawa bencana.."
"Ya... Aku tahu."
"Tujuan kita masih jauh. Aku duluan."
"Aku akan menunggu yang lainnya.."
"Hati-hati.." pesan Iksan lalu berlari ke arah Menara Presen. "Tunggu aku sepupu!" diikuti Rina.
"Haaah... Aku memang bilang begitu tapi saat ini aku tidak bisa menggerakan badanku. Aku ini ternyata lemah." senyum Leon. "Seleane dan lainnya, aku harap kalian baik-baik saja,"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top