14: Keluh
(Namakamu) tengah menghadap cermin, menatap pantulan dirinya. Matanya sembab, berkantung. Gadis itu menarik nafasnya, kemarin, sudah cukup ia menangis semalaman. Beruntung ada Teh Ody yang mau menerima segala keluhannya. Tentang Iqbaal, tentang gadis itu, semuanya.
(Namakamu) lantas mengambil ponselnya, segera menghubungi Iqbaal untuk menyelesaikan semuanya.
(Namakamu) menemukan kontak Iqbaal yang sudah lama ia ubah namanya menjadi 'Iqbaal' bukan 'Itchy'.
Telepon tersambung, (Namakamu) menunjukkan wajah sembabnya. Membuat Iqbaal yang baru melihat dirinya terbelalak kaget.
"Astaghfirullah! Sayang kamu ke-"
"Mikaela, siapa?" Tanyanya mendadak.
Iqbaal kaget, tiba-tiba (Namakamu) menanyakan hal yang mungkin sudah Iqbaal tidak ingat lagi.
"Kamu nanya apa sih?"
"Mikaela siapa?" Suara gadis itu meninggi berbarengan dengan tatapannya yang semakin serius.
"Aku--dia itu-"
"Dia siapa?"
Iqbaal diam.
(Namakamu) tertawa remeh, "aku cuma nanya dia siapa, lho Baal. Dan kamu? Diem."
Gadis itu menggeleng tak percaya.
"Ini buat aku lebih percaya akun-akun penggemar kamu, yang buat aku tau hal apa aja yang enggak kamu ceritain ke aku. Ternyata lebih banyak dari apa yang aku tau, kalo kamu masih punya rahasia sama aku, kenapa kita pacaran?"
Pemuda itu masih setia dengan wajah bersalahnya. Jujur, Iqbaal takut (Namakamu) marah, ia takut gadisnya kecewa. Dan sekarang, apa yang ia takutkan ada didepan matanya.
"Aku gak minta apa-apa kok Baal, kalo kamu enggak mau terbuka banyak hal sama aku, seenggak jujur soal ini. Kalo emang dia temen kamu, ngomong. Gak usah buat aku mikir yang enggak-enggak karena diemnya kamu," suaranya mulai bergetar.
Iqbaal takut, sangat.
"Kita udah dua tahun, kalo kamu enggak terbuka sama aku, apa artinya? Kamu terbuka ke siapa? Ke Mikaela itu? Iya?"
Gadis itu mengusap air matanya, menghela nafasnya pelan ketika hendak melanjutkan ucapannya.
"Kadang aku bingung sama kamu, kamu bilang cinta ke aku, bilang sayang, tapi kamu sendiri buat aku gak percaya itu semua. Aku capek Baal, kalo kamu kayak gini terus. Sebenernya aku ini siapa kamu sih? Orang yang cuma kamu anggap buat ngelampiasin perasaan kamu aja? Kamu beneran cinta sama aku? Atau ucapan kamu itu, cuma penenang supaya aku enggak pergi dari kamu?"
(Namakamu) dapat melihat Iqbaal menghela nafas, kemudian menunjukkan senyum tipis. Gadis itu ingat betul senyum ini, dalam adegan film senyum ini Iqbaal tunjukkan kala Milea memintanya jalan-jalan sebelum menyerang sekolah lain.
"Dia cuma temen aku sayang, bener-bener temen."
(Namakamu) diam, menatap Iqbaal. Ia tak marah dengan gadis cantik bernama Mikaela itu. Ia hanya kecewa dengan Iqbaal yang sengaja menjawabnya lama dan tidak memberitahukan tentang gadis bernama Mika tersebut, membuat (Namakamu) berprasangka buruk.
Iqbaal menunjukkan senyumnya lagi, "jangan mikir yang aneh-aneh sayang. Jadi aku mohon, jangan pernah ragu sama ini, ya?"
(Namakamu) menarik nafasnya, "aku percaya sama kamu,"
Iqbaal tersenyum.
"Tapi tindakan kamu tadi buat aku enggak percaya, sama ucapan aku sendiri."
Pemuda itu menunduk, lagi.
"Aku capek Baal. Selalu, kamu selalu yakinin aku kalo kamu bener-bener sayang sama aku, tanpa aku tahu kamu gimana diluar sana. Hati aku juga sakit kalo kamu giniin terus."
Iqbaal tetap diam, ia ingin melepaskan (Namakamu) jika tindakannya selalu menyakiti gadis itu. Namun hatinya tidak, ia ingin tetap bersama gadis yang selalu ia sebut Semesta.
"Apa artinya hubungan kalo yang ngejalanin cuma aku aja?"
Iqbaal menggeleng, "kamu enggak sendiri. Ada aku-"
"Iya tapi dulu! Sekarang enggak lagi."
Iqbaal tak berani berucap.
"Baal,"
Panggilan itu membuyarkan lamunan Iqbaal, segera pemuda itu menatap (Namakamu).
"Hm?" Deheman itu terdengar pelan.
"Kamu tau, apa yang aku rasain sekarang?"
Pemuda itu menggeleng.
"Aku ngerasa kamu bukan punya aku lagi, beda."
Ucapan itu layaknya tamparan untuk Iqbaal, ia ingin meyakinkan gadis itu lagi. Namun ia takut, takut ucapannya hanya dianggap kalimat semu. Padahal nyatanya ia tengah berusaha, membuat gadisnya bangga memiliki dirinya.
"Cukup Vanesha yang buat aku pusing karena chemistry kalian, jangan ada yang lain lagi. Oke, aku enggak nyalahin temen kamu. Seenggaknya perbaiki sifat kamu, Baal, jangan buat aku ngerasa seolah-olah perhatian kamu ke temen kamu sama ke aku itu enggak ada bedanya. Perhatian kamu ke aku dan dia itu sama," gadis itu mengingatkan.
"Kalo emang kamu terlanjur punya sikap lembut ke setiap perempuan, seenggaknya jangan buat dia ngerasa istimewa kalo kamu masih nganggap aku Semesta."
***
a/n; aku enggak tau-menau soal cewek bule itu ya. Disini aku enggak mau ngejelekin siapa-siapa. So far, aku cantumin namanya cuma untuk cerita, enggak lebih.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top