10: Kekasih baru.

"Sayang, ditampar Suripto enak enggak?"

Iqbaal memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan yang terhitung sudah empat kali ia dengar dalam panggilan video itu.

"Mukanya ngapain nekuk gitu? Kesel? Aku kan cuma nanya, takutnya kamu sakit," ujarnya lagi.

Membuat segaris senyum menghiasi wajah Iqbaal.

"Kalo sakit? Emang gimana? Mau cium kayak adegan Dilan nembak Milea?" Tanya Iqbaal dengan senyum menggodanya.

Kini giliran gadisnya yang mendengus, "halah mau-an!"

Iqbaal terkekeh, "udah makan?"

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum manis.

"Udah berapa kali nonton Dilan?"

Senyum gadis itu berubah menjadi wajah serius, alisnya menekuk, kesepuluh jarinya dibuka lebar.

"Berapa ya? Belum sempet kayaknya," ujarnya disusul kekehan jahil.

"Idih! Orang kata Gusti ada yang nontonnya samp-"

"Iya! Iya! Udah lima kali!" Sahut gadis itu cepat membuat Iqbaal kembali menerbitkan senyumnya.

"Ketagihan ya?"

Gadis itu mengangguk.

"Aku mau jujur," ujarnya.

Iqbaal mengernyitkan keningnya, seolah menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.

"Waktu ini, jam sepuluh malem aku bilang mau tidur habis buat tugas, kamu inget?"

Iqbaal nampak mengingat-ingat, kemudian mengangguk, "inget."

"Aku bohong."

"Bohong?"

Gadis itu mengangguk, "iya. Aku enggak tidur, aku nonton kamu," gadis itu menunduk. Karena ia paham, Iqbaal pasti akan memarahinya.

"Nonton aku? Nonton Dilan? Semalem itu?" Iqbaal berucap dengan raut wajah tak percayanya.

Iqbaal dapat melihat (Namakamu) mengangguk kecil.

"Kenapa semalem itu?" Tanya Iqbaal tak sabaran. Dan ya, pemuda itu marah.

"Kebagiannya jam segitu."

"Besoknya kan bisa!"

(Namakamu) menghela nafas, "aku terlanjur pesen jam segitu, Iqbaal. Tapi serius, udah, udah lewat juga, lupain."

Iqbaal menggeleng, "aku enggak bakalan bisa lupain kalo ada sesuatu yang menyangkut kamu. Kamu nonton sama siapa?"

Mampus, batin (Namakamu).

"Jangan bilang sendiri. Kamu nonton sendiri ya?"

(Namakamu) memejamkan matanya, kemudian mengangguk kecil. "Tapi dianter supir! Bukan go-car!"

Iqbaal menghela nafas, "tetep aja bahaya!"

"Lagian aku kan cuma mau liat kamu... lagi!"

Wajah Iqbaal yang semula menekuk serius mendadak berubah menjadi lebih tenang disertai senyum. "Lain kali, kalo nonton jangan semalem itu, sayang. Oke kamu terserah mau nonton sendiri, asal jangan malem, ya?"

"Iya sayang."

Ia mengingat satu kalimat yang sempat diucapkan Debo beberapa waktu lalu.

"Kamu beneran enggak mau pulang sebelum film-nya beneran selesai?" Tanya Iqbaal.

"Ya iya lah! Masa nonton cuma setengah doang sih," (Namakamu) terkekeh kecil.

"Bukan gitu, Yang. Maksudnya kamu sengaja nunggu sampe bener-bener rampung," Iqbaal berusaha memberikan (Namakamu) pengertian.

(Namakamu) berpikir. "Oh! Iya! Emang, sampe lagu kamu habis dulu, baru aku pulang," ucapnya setelah mengerti maksud Iqbaal.

Iqbaal tersenyum, "kenapa?"

"Lagu kamu bagus, apalagi diputernya keras. Aku suka dengernya."

Iqbaal tersenyum. "Apalagi kalo sengaja aku nyanyi  buat kamu. Ya enggak?"

Gadis itu tersenyum sipu, membuat senyum lebar mengembang diwajah Iqbaal.

"Jujur nih ya, gak usah gr tapi! Aku suka lihat kamu disana, pas nonton bawaanya pengen senyum terus. Pokoknya, mata aku maunya lihat kamu terus."

Iqbaal tersenyum mendengar ucapan manis gadisnya, Semesta-nya.

"Sayang, itu juga berkat kata-kata kamu yang minta aku buktiin ke orang-orang kalo aku berhasil."

(Namakamu) tersenyum kecil, "dan kamu berhasil, sayang. Biar mereka kemakan omongan mereka sendiri, satu hal yang kamu harus tau: aku bangga sama kamu."

Iqbaal tersenyum, mengangguk. Perasaan bahagia menyelimutinya, mimpi buruk tentang (Namakamu) yang mengakhiri hubungannya beberapa waktu lalu merupakan tamparan keras baginya. Lebih keras dari tamparan Suripto, atau lebih kencang dari balasan pukulan oleh Anhar.

Dari sana Iqbaal menyadari, (Namakamu) adalah gadis yang tidak boleh sakiti perasaannya. Gadis itu kuat, buktinya, walaupun banyak foto dirinya dengan Vanesha yang tersebar namun tetap saja, gadis itu ada untuknya.

"Sayang.."

Iqbaal mendengar panggilan (Namakamu), entah, belakangan ini gadisnya kerap memanggil Iqbaal dengan sebutan itu: sayang.

"Hm?"

(Namakamu) hendak berucap lagi, namun ia tahan. Iqbaal yang melihat gadisnya tersenyum kecil.

"Ngomong aja," ucapnya.

"Iqbaal, kalo ada yang nanya kamu pilih Vanesha atau Milea gimana?"

Iqbaal terkekeh kecil, "ya aku milih kamu lah."

(Namakamu) mengernyit, "kok aku?"

"Kamu nyebutnya aku Iqbaal kan? Jadi simple aja, kalo aku Iqbaal udah pasti milih kamu. Kan aku Iqbaal-nya (Namakamu)."

Gadis itu tersenyum manis.

"Kalo aku Dilan, ya aku milih Milea."

Gadis itu mengangguk mengerti lalu teringat sesuatu.

"Kalo tujuh juta penonton Vanesha mau ke USA, kamu seneng?"

Iqbaal mengangguk, "seneng. Tapi tambah seneng kalo yang dateng itu kamu."

(Namakamu) tersenyum, terbesit sebuah niat dibenaknya. "Tapi aku enggak bisa kesana pas kelulusan kamu," ucapnya.

Iqbaal tetap tersenyum, "enggak pa-pa. Aku emang berharap kamu kesini, tapi aku bakalan seneng juga kalo kamu enggak maksain."

Dan ini sisi yang (Namakamu) sukai dari Iqbaal, pemuda itu bukanlah sosok pemaksa.

"Baal, aku sayang."

Iqbaal tersenyum, "aku enggak."

(Namakamu) mengernyit.

"Tapi cinta."

***

namakamu.dr

❤ 💬 ↗
liked by iqbaal.e, aldymldni and 253.819 others
Namakamu.dr Dilanku.
View all 12738 comment
Dilanku1990 Kok lucu si😭
iqbaal.e tidur, sayang
Dilanmilea1990 yaampun kok lucu bgt si
Iqbaalle Inget kata dilan pas baca komen ale "percaya aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh."
Deboys lu bedua lucu
Brandonsalim debo iri
Grayhan10 brandon juga iri

***

(Namakamu) tersenyum menatap langit-langit kamarnya, bulan lalu Iqbaal meninggalkan Indonesia. Gadis itu ingat betul bagaimana lugunya Iqbaal bercerita bahwa pemuda itu bermimpi jika hubungannya berakhir.

Ia ingat, sehari sebelum pemuda itu pergi. Iqbaal yang datang kerumahnya, memeluknya, mencium kening dan pipinya, semuanya.

(Namakamu) tersenyum sipu mengingat Iqbaal adalah pencuri. Pencuri hati, perasaan dan...bibirnya.

Lupakan!

Kerinduan kini menyelimuti keduanya, Iqbaal kembali melanjutkan pendidikannya. Dan, hubungan jarak jauh kembali mereka lewati bersama.

"Aku rindu."

Dan dalam waktu yang bersamaan, Iqbaal juga mengucapkan kalimat yang sama.

***
a/n; rencananya ceritanya mau di next lagi sebagai tetralogi. Gimana ya hmm..

Dipart ini kalo ada typo maaf ya! Karena ngetiknya jam 2 pagi plis, jadi sorry! Dan sorry kalo partnya terkesan rata, engga ngefeel! Hehehehehe




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top