19| The Oort Ultimatum
Warning!
-Welcome to Sirius Aequum Sapientes-
High Class Mahawira
BAGIAN 2
19| The Oort Ultimatum
"Kau tidak bisa bersembunyi."
🎬
🚫 Bab ini penuh dengan kekerasan dan kalimat kasar. 🚫
"Apa kau tidak ingin menyelamatkan Illios van Halen?" tanya seorang pemuda berambut berantakan. Saat ini dia berada di rooftop umum sekolah Bimasakti bersama seorang gadis anggun yang berekspresi datar. Berkat orang dalam, mereka mendapat izin mengunjungi sekolah walau sebentar saja.
"Kenapa?"
Sudut bibir sang pemuda melengkung, menampilkan senyuman yang nakal. Matanya yang terkadang berubah-ubah karena sudut bias cahaya matahari sedikit meredup ketika menatap sang gadis yang jauh lebih pendek darinya. "Bukankah hantu gentayangan tidak layak untuk berkeliaran?"
Alis sang gadis sedikit terangkat, setelah hening beberapa saat dia perlahan berkata, "Aku tidak berpikiran sempit sepertimu."
"Aku dengar banyak yang kesurupan di sekolah ini."
"Memang banyak, tetapi dia tidak akan melakukan hal-hal yang merepotkan seperti itu," bantah sang gadis cepat. "Aku merasa bahwa manusia bukanlah makhluk mutlak yang bisa menguasai tempat ini. Mereka berhak untuk berada di sini asal tidak mengganggu."
"Sekarang kau terlihat seperti manusia."
Tidak ada jejak ejekan dari kalimat itu, mereka berdua tahu bagaimana cara menjadi manusia yang baik kepada makhluk lain.
"Terima kasih."
"Tidak masalah."
"Revano, jangan lupa kalau orang yang pantas angkat kaki dari sini adalah Huda Wiradiga. Gara-gara dia, murid-murid yang aku latih terancam bahaya."
Sang pemuda yang bernama Revano Sanjaya itu mengangguk setuju. Ucapan rekannya memang benar, keterlibatan Huda sudah tidak dapat dimaafkan. Mengetahui rahasia Bimasakti sama dengan membongkar semua misteri-misteri yang ada di dunia, orang yang berpikiran buruk akan melakukan tindakan kriminal yang tentu saja tidak dapat diatasi hanya dengan perkataan saja. Sebagai pahlawan negara yang telah memburu teroris, Revano berpikiran untuk menjaga rahasia Bimasakti atas keinginan dirinya sendiri. Illios sang hantu sudah mengawasi sejak mereka berdua memasuki Bimasakti, sang penjaga melakukan tugasnya dengan baik.
Hati Revano sedikit resah.
"Aku juga terancam bahaya," kata Revano pelan. "Jika Sirius atau Aldebaran tidak bisa mengatasi Huda, kita harus bergerak cepat, Ilona."
Ilona Charemon atau yang lebih dikenal sebagai kekasih Hyuga Ajisaka adalah gadis cantik yang mempunyai kepribadian aneh. Dia bisa dianggap dukun paling terkenal di Kota Malang dan sekitarnya, sekaligus orang yang membuat Revano mati kutu. Bersama Revano, Ilona menyempatkan sedikit waktunya hanya untuk melihat aksi kekasihnya.
Namun, Illona merasa kecewa karena Hyuga bekerja dibalik layar.
Jika rahasia Bimasakti terbongkar, rahasianya dan Ilona juga ikut terbongkar karena mereka berdua ikut dalam misteri yang manusia biasa tidak tahu.
"Aku penasaran pertunjukan apa yang akan kita lihat," kata Ilona.
"Aku tidak berpikiran Liam melepaskan Huda dengan mudah," kata Revano seraya memakai topi hitam untuk menyembunyikan rambutnya yang semakin berantakan karena angin.
🎬
Lukman Permana mengacak rambutnya dengan kesal, tangannya bergerak cepat ketika menuliskan jawaban pada lembar untuk ulangan harian mata pelajaran sejarah. Teman-temannya yang lain seperti Aceville, Fiona, Bagas, Clara dan Silla juga bernasib sama, tetapi mereka menjawab soal itu dengan tenang.
Hari ini adalah hari penentuan dimana hukuman Ezra dan Garuda akan diputuskan oleh Pak Noah sang hakim di Sidang Supernova. Tiga hari sudah berlalu dan Sirius sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk pertarungan terakhir.
Setidaknya mereka berhasil mendesak Ezra dan Raihan dengan rumor-rumor yang secara kebetulan ditemukan oleh tiga anggota baru Sirius. Cara ini dilakukan untuk menurunkan hukuman Garuda dan meningkat hukuman Ezra. Untuk Raihan, mereka membuat pemuda itu seolah-olah melakukan kejahatan yang keji, hukuman yang pantas yaitu dibicarakan oleh seluruh warga Bimasakti.
Bel sekolah berbunyi menandakan jam istirahat. Seluruh siswa menyerahkan lembar jawabannya kepada Aceville Orlando sang ketua kelas, selanjutnya mereka berkerumun di samping meja Lukman untuk mendengarkan sesuatu yang menarik.
"Apa itu benar?" tanya Silla seraya memutar tubuhnya untuk melihat Lukman karena posisinya sekarang berada di depan pemuda itu. "Serius?"
"Apa?" tanya Lukman dengan raut wajah jengkel. Tidak seperti biasanya gadis galak seperti Silla menyukai sesuatu seperti gosip.
"Apa benar Raihan menjual Gema? Bukankah terlalu aneh untuk pelajar SMA?" tanya Silla lagi seraya tersenyum geli.
Lukman mendesah pelan, dia memikirkan Yena yang selalu mempunyai cara untuk melarikan diri dari orang-orang haus gosip seperti Silla. Sudut Lukman menangkap Aceville yang berjalan mendekat ke arahnya, tetapi pemuda itu hanya diam seperti patung seolah-olah menunggu Lukman berkhotbah.
Apa dia juga penasaran?
Ada apa dengan hari ini?
"Jika usia kita sudah legal ... Raihan pasti akan menagih terus uang yang dipinjam Gema," jawab Lukman dengan suara pelan. "Mungkin."
"Lo bohong sama kita 'kan?" Bagas menggeleng seraya menyipitkan matanya, dia tidak terlalu percaya dengan berita yang ditulis Lukman. "Garuda anggota Sirius juga. Kalian pasti memanipulasi bukti Raihan."
Lukman hanya memutar bola matanya malas kemudian mengambil ponselnya diam-diam karena sedari tadi benda pipih itu terus bergetar disaku celananya. "Bagas, aku serius tentang masalah hutang Gema. Apa menurutmu hal ini lelucon?"
Bagas mengatupkan bibirnya ketika mendengar nada serius Lukman. Bagi pemuda itu, Lukman tidak bisa marah karena dia selalu memancarkan aura kebahagiaan ke sekitarnya. Ketika dia hendak meminta maaf, Lukman dengan gesit keluar dari kelas itu seraya melihat layar ponselnya.
"Sudah waktunya ya?"
🎬
Hutan Cosmos adalah hutan yang dikelola oleh sekolah Bimasakti, luasnya sekitar 12 hektar dan memiliki banyak sekali flora termasuk Pinus yang mendominasi seluruh area hutan. Hutan ini menjadi salah satu tujuh misteri yang ada di Bimasakti selain misteri pohon tabebuya yang diketahui sebagai tempat keramat sang hantu penjaga Illios van Halen. Biasanya acara orientasi siswa hari keempat diadakan di hutan ini sebagai salah satu syarat untuk memasuki Bimasakti.
Liam sengaja memilih hutan ini sebagai tempat untuk Ultimatum Oort karena tidak memiliki kamera pengawas atau pengawas.
Hutan Cosmos memiliki danau besar yang luas, biasanya tempat ini dijadikan perkemahan oleh eskul Pollux atau Pramuka. Titik danau ini adalah titik dimana Liam dan Huda Wiradiga memutuskan untuk bertemu.
Sang pewaris Mahawira menutup matanya katika angin lembut membelai wajahnya yang halus. Dia juga mendengar beberapa kicauan burung yang seakan-akan menemaninya di dalam hutan yang sedikit sepi. Liam memikirkan perkataan Ivy sebelum dia pergi ke hutan, saudara sepupunya bilang kalau Huda bisa saja tidak datang sendirian dan membawa orang untuk menyakitinya.
Liam tersenyum karena Ivy mengatakan omong kosong.
"Kau terlambat sekitar sepuluh menit, Huda Wiradiga," ucap Liam ketika dia mendengar beberapa suara langkah kaki mendekat ke arahnya. "Veano perlu mendisplinkan ketua kelas yang tidak bisa menjalankan tugasnya ... itu kalau kau masih bisa bertahan di Bimasakti."
Seperti dugaan Ivy, Huda tidak datang sendirian. Pemuda itu muncul dibalik bayang-bayang pohon pinus bersama dua temannya yaitu Ezra dan Raihan. Sepertinya mereka berpikiran sama untuk mengakhiri masalah ini dengan cepat.
Liam membuka matanya dan langsung menatap ketiganya dengan wajah dingin. "Tiga lawan satu? Sangat menarik."
"Kali ini, aku akan mengalahkanmu!" ucap Huda dengan marah. Pemuda itu kemudian menepuk punggung Ezra dan menyuruhnya untuk menyerang Liam.
Liam menyeringai ketika Ezra melayangkan pukulan dengan tangan kanannya. Serangan itu sangat cepat dan kuat karena Ezra memiliki tubuh yang lebih besar daripada Liam. Jika saja Liam tidak menghindar, pukulan itu akan mengenai wajahnya dengan telak. Melihat celah yang terlihat dari pertarungan singkat itu, Liam menggunakan kesempatan untuk memukul perut Ezra berulangkali sampai pemuda itu jatuh seraya memegangi perutnya.
"Ternyata kau sangat lemah," ucap Liam dingin seraya menghantam kepala Ezra menggunakan kaki kanannya.
Ezra jatuh terlentang dan hidungnya mengeluarkan darah. Pemuda itu menampilkan wajah bingung ketika menatap Liam, tidak percaya kalau dia dikalahkan.
Ada beberapa rumor unik dari Mahawira yaitu semua anggota keluarga berlatih ilmu bela diri dan Liam menyembunyikan kemampuannya. Ezra tertawa.
Raihan memekik kaget karena Ezra yang lebih besar dengan mudah dikalahkan oleh Liam. Dulu dia berpikir kalau Liam hanya seorang pemuda yang hanya menggunakan otaknya saja, dia tidak menyangka kalau sang pewaris Mahawira itu bisa berkelahi. Raihan melirik Huda yang sudah menggigit bibirnya, matanya menatap adegan pertarungan itu dengan marah.
"Apa yang kau lakukan? Kalahkan Liam!"
"Oh ...."
Ezra tertawa seraya membersihkan darah yang menetes dari hidungnya. Baik pukulan atau tendangan dari Liam membuat tubuh Ezra berdenyut-denyut, sangat kuat dan terasa sakit. "Kau lumayan juga."
Liam sedikit melonggarkan ikatan dasinya yang sedikit mengganggu, kali ini dia akan menyerang Ezra dengan serius, serangan tadi hanya pemanasan karena Liam sudah lama tidak bertarung, terakhir kali dia bertarung dengan ayahnya tiga bulan lalu sebelum awal masuk sekolah. Kekuatan ayahnya dan Ezra sangat jauh, Liam yakin bisa memenangkan pertarungan ini.
Ezra kembali melayangkan pukulan dengan tangan kanannya, Liam menduga kalau gerakan itu selalu Ezra gunakan ketika menyiksa Gema dan menjadi salah satu serangan andalan yang bisa merobohkan lawannya dengan sekali serang.
Namun, Liam bukan Gema yang lemah. Dia sangat kuat.
Liam menghentikan serangan Ezra dengan tangan kirinya sebagai umpan dan mengirim pukulan dengan tangan kanannya, tetapi Ezra bisa menghindari serangan cepat itu. Liam memutar tubuh ke depan Ezra, lututnya sedikit menekuk ketika dan dengan cepat melempar Ezra dengan kekuatan sedang. Ezra berputar sebesar 360 derajat sebelum menghantam tanah, pemuda itu mengerang karena Liam langsung menekan dada dengan lutut.
Dengan gerakan santai, Liam menjambak rambut Ezra yang sedikit berwarna kecoklatan. Bimasakti memang memperbolehkan siswanya untuk mewarnai rambut tetapi ketika melihat rambut Ezra, Liam semakin sebal.
"Apa ini cukup? Apa aku harus melakukan apa yang kau lakukan kepada Gema?" bisik Liam dengan nada rendah. Ezra berteriak dan hendak melepaskan diri tetapi cengkraman Liam yang kuat membuatnya semakin kesakitan. "Aku tidak keberatan menjadi orang jahat."
"Lep--"
"Lepas?" Tidak hanya menjambak rambut Ezra, Liam mengirim pukulan bertubi-tubi ke arah wajah pemuda itu. "Kau perlu belajar lagi untuk memohon."
"Tolong aku!"
Liam melepaskan cengkeramannya ketika sebuah kaki bergerak cepat untuk memisahkan dia dan Ezra. Raihan yang sedikit gemetaran kemudian membawa Ezra menjauh dari Liam yang tampak berbahaya. Darah Ezra yang keluar dari hidungnya terus mengalir dan pemuda itu jatuh pingsan.
"Kau ...."
Kuda-kuda Raihan sangat rapi, dia pasti sudah mendapatkan pelajaran beladiri dari sejak kecil. Raihan adalah salah satu anak orang kaya, tetapi dia selalu menggunakan kekuatan orang lain untuk penindasan kepada orang-orang lemah seperti Gema. Sudah dipastikan kemampuan orang ini sama tumpulnya dengan Ezra.
Tidak membutuhkan waktu lama Liam melumpuhkan Raihan dengan sekali tendang. Pemuda itu bahkan terlempar sejauh satu meter seraya berteriak nyaring seperti perempuan. Tidak seperti Ezra yang berjuang untuk melawan Liam, Raihan menyerah begitu mudah.
Apa dia tahu kalau Liam sendiri yang menebus hutang Gema?
Kini tinggal Huda seorang.
"Sangat mengecewakan, aku pikir mereka kuat. Apa kau last boss yang harus aku kalahkan hari ini?" tanya Liam seraya membuang almamater kebanggaan sekolah yang berwarna merah.
Huda menggeram marah, tangannya mengepal hingga mengeluarkan terdapat jejak-jejak kuku, dia tidak terima jika Liam terus memperlakukannya seperti sampah. Ezra dan Raihan ternyata tidak sekuat yang dia kira dan terkejut karena Liam sangat kuat.
Huda tidak akan menerima kekalahan.
"Aku punya rahasia yang bisa membuat sekolah ini hancur. Apa kau ingin terus melawanku?" tanya Huda seraya menyisir rambutnya ke belakang.
"Apa aku harus percaya apa yang kau katakan?" Liam tertawa keras ketika Huda mencoba untuk memprovokasi.
"Aku tahu salah satu rahasia itu," jawab Huda dengan berani. Pemuda itu kemudian menunjuk Liam. "Kau punya indera keenam."
Liam masih mempertahankan raut wajahnya yang tenang. "Itu bukan informasi yang bisa membuat Bimasakti hancur. Seseorang pasti membuatmu terlihat gila."
Liam sengaja membocorkan rencana cadangan Sirius dengan menyuruh Lukman dan Yena untuk membuat rumor aneh tentang Huda untuk menekan mentalnya.
"Illios van Halen menjebakku!" teriak Huda dengan kencang seperti orang kesetanan. "Kau pasti mengirim Illios untuk menghantui hidupku!"
Fakta ini sangat menarik. Liam tidak tahu kalau Illios bisa berbuat nekat hanya untuk memunculkan sosoknya di depan Huda. Sang hantu pasti mengancam Huda untuk melenyapkan bukti-bukti yang memberatkan Bimasakti. Setelah Ultimatum Oort ini berakhir, Liam akan mengucapkan terima kasih kepadanya.
"Apa kau percaya bahwa Illios benar-benar ada? Aku tidak membutuhkan siapapun untuk hal ini, sendiri sudah cukup untuk membuatmu terkencing dicelana," ucap Liam seraya terkekeh geli karena melihat wajah Huda semakin memerah karena marah.
Liam kemudian melempar sebuah surat berwarna hitam. Huda mengenalnya sebagai SUB atau Orbit yang biasa dipamerkan oleh anak-anak yang mendapat hak istimewa, tapi Huda tidak tahu alasan Liam memberinya surat ini.
"Itu bukan Orbit seperti pikiranmu," ucap Liam seperti bisa mengetahui isi pikiran Huda. "Itu surat pengunduran diri."
"Apa kau ingin aku keluar dari Bimasakti? Kau tidak bisa memperlakukan aku seperti ini!" Huda merobek-robek surat itu menjadi potongan-potongan kecil dan melemparkan kembali ke arah Liam. "Jangan main-main!"
Liam kemudian berjalan mendekat, Huda yang merasa terancam refleks menjauh. "Aku tahu rahasiamu!"
Huda berteriak seraya menyerang Liam secara membabi-buta tetapi sang ketua Sirius bisa menghindari serangan acak itu dengan mudah. Melihat tidak ada satu serangan yang berhasil melukai Liam, Huda segera beralih menggunakan cara kotor yaitu mengeluarkan sebuah pisau kecil yang cukup yg tajam.
"Kau tidak tahu apa-apa!"
Liam mengangkat alisnya, merasa takjub dengan Huda yang mempunyai sumbu pendek. Pemuda itu sudah pasti akan membunuh Liam jika dia tidak bisa mengambil alih situasi yang membuatnya terdesak. Ivy sudah memperkirakan hal ini juga, gadis itu bilang kalau semua data yang didapatkan Huda adalah data yang memuat seluruh murid, guru, dan staf Bimasakti.
Secara otomatis Huda juga membaca informasi dirinya sendiri, termasuk seluruh rahasianya.
Liam dan Ivy sendiri mendapatkan data ini dua hari setelah berakhirnya Sidang Supernova dari Pasha Mahawira dan menyuruh Elang untuk mencari informasi-informasi tambahan yang bisa memberatkan Huda.
Semuanya berjalan sempurna sesuai rencana.
"Kau adalah orang yang membunuh Gema dan ibunya dalam kecelakaan itu."
"B******k!"
Huda lebih pintar daripada Ezra dan Raihan. Dia tidak mengulangi kesalahannya lagi untuk menyerang Liam secara membabi-buta. Seperti Raihan yang mempelajari beladiri dari kecil, Huda juga mempelajari hal itu juga dan terus melatihnya hingga saat ini. Hal itu bisa dilihat dari bentuk badan Huda yang atletis dan kuat.
"Kau tidak ingin dihukum, itu jelas sekali." Liam dengan sengaja memprovokasi Huda untuk menurunkan fokus. "Kau menggunakan Ezra dan Raihan untuk menutupi kejahatanmu."
"Cukup!"
Serangan Huda mengenai lengan kiri Liam. Tidak terlalu dalam tapi cukup untuk membuat pemuda itu kehilangan kesempatan untuk menyerang Huda kembali. Kemeja biru Liam menjadi merah karena darah.
"Dua orang bodoh itu juga tidak tahu apa yang kau lakukan."
"Aku bilang cukup!"
Liam menyeringai ketika dia melayangkan tendangan ke arah perut Huda sampai membuatnya sedikit terhuyung-huyung. "Ayahmu ternyata mendukung rencana bodohmu!"
"Aku bukan--"
"Pembunuh!"
"Kau juga menyuap saksi mata dan melemparkan kesalahan kepada Gema karena membawa ibunya pergi pada saat petang. Sangat menjijikan!"
Huda berhasil dilumpuhkan oleh Liam. Pisau yang digunakan untuk membunuh orang terlempar ke arah Raihan yang menatap keduanya dengan wajah bodoh. Huda mengisyaratkan pemuda itu untuk segera menikam Liam tetapi Raihan justru berteriak seraya menangis ketakutan.
Apa Illios melakukan sesuatu kepada anak ini juga?
Illios tidak punya energi lagi untuk mengancam Raihan dan membuatnya seperti lelaki pengecut. Tidak ada manfaatnya juga bagi Illios. Liam menduga kalau seseorang diantara anggota Sirius melakukan gerakan sembunyi-sembunyi untuk menekan pemuda itu sebelum Ultimatum Oort.
Apa itu Gema?
Liam mencengkeram rahang Huda untuk membuat pemuda itu segera melihat ke arahnya. "Kecelakaan itu terjadi karena kau mabuk. Apa jadinya jika seluruh orang tahu kalau penerus Keluarga Wiradiga mengemudi secara ilegal dan mabuk-mabukan?"
Sang Mahawira tidak mengizinkan Huda untuk berbicara dan semakin mengeratkan cengkeramannya.
"Untung saja aku sudah menemukan bukti kecelakaan hari itu. Jadi, apa yang kau lakukan?"
Liam kemudian melepaskan Huda.
"Apa yang kau mau?"
"Tentu saja kau tahu apa yang aku inginkan," jawab Liam dingin.
Huda menundukkan kepala seraya menatap tangannya yang berwarna merah karena darah Liam. Tangan itu akan membuat seseorang kehilangan nyawanya lagi dan Huda merasa ketakutan melebihi ketika dia bertemu dengan Illios.
Huda mengerti apa yang diinginkan Liam, sebenarnya dia juga mencari cara untuk lepas dari masalah ini. Dia juga tahu informasi data yang dikirim oleh orang itu sejak dia awal masuk sekolah. Huda sangat berterimakasih kepada orang itu karena dia sudah membantunya untuk mengindari kasus kecelakaan Gema dan orang itu ingin kehancuran Bimasakti.
Dimulai dari kehancuran dua eskul penompang Sirius dan Aldebaran. Huda juga beruntung bisa memanfaatkan Gema, Ezra, dan Raihan untuk melancarkan aksinya.
"Aku ... tidak tahu siapa dia," ucap Huda pelan. "Aku memanggilnya malaikat baik."
Huda tidak berbohong dan Liam kecewa karena tidak bisa mengetahui siapa yang membocorkan rahasia Bimasakti.
"Kau harus keluar dari Bimsakti. Kejadian hari ini aku serahkan kepada sekolah."
Huda mengangguk muram.
Liam menghela napasnya lelah. Kekalahan Huda adalah cara untuk mengakhiri Ultimatum Oort dan hal selanjutnya bisa diselesaikan oleh Gema sendiri. Dia bisa memilih untuk melanjutkan masalah ini ke jalur hukum atau memaafkan kesalahan Huda.
"Aku akan menangkap orang itu!" kata Liam ketika empat sosok muncul dari tempat persembunyiannya.
Mereka adalah Pak Noah yang bertugas sebagai hakim, Hiro dan Wildan yang bertugas sebagai wakil hakim, dan Veano sang ketua OSIS Aldebaran.
Dengan cara ini, Liam dan Veano bisa membuktikan kalau Garuda dan Dika tidak ada kaitannya dengan perundungan Gema. Mereka berdua pasti mendapat sanksi ringan.
Satu hal yang pasti dari Ultimatum Oort adalah Huda tidak tahu jenis kelamin sang malaikat baik.
Sang malaikat baik adalah mata-mata di Bimasakti.
Halo NASA!
Akhirnya bagian kedua sudah berakhir. Yeay 🥳
Chapter depan kita akan memasuki arc baru yaitu bagian ketiga yang gak kalah serunya dengan bagian satu dan dua.
Sedikit spoiler, anggota Sirius di bagian ketiga ada dalam formasi lengkap dan ada beberapa karakter-karakter baru yang buat kalian peres otak. Jangan lupa cek kembali daftar pemain ya.
Sampai ketemu lagi di bagian 3 ♥️
Meet and Greet
Love
Fiby Rinanda🐝
30 Mei 2020
Revisi : 14 Agustus 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top