13| The Anxiety

Warning!

-Welcome to Sirius Aequum Sapientes-

High Class Mahawira

BAGIAN 2
13| The Anxiety

Enjoy For Reading

"Takdir bisa menentukan seorang musuh menjadi teman, seorang teman menjadi musuh."

🎬

SIRIUS (13)

Lucky
Gema masuk sekolah.

Yena
Aku juga lihat.

Garuda
F**k! Gema tidak ada rasa takut sama sekali.

Pesan singkat dari Lukman membuat semua anggota Sirius sedikit resah. Hal ini sudah biasa karena Gema selalu menjadi siswa terajin di Bimasakti, pemuda itu selalu datang pagi dan tidak pernah terlambat atau membolos. Semua anak-anak Halley menjadi gempar karena Gema datang dengan keadaan kacau. Gema adalah pemuda penyendiri sehingga tidak ada yang bersimpati dengannya saat ini.

Ivy tidak bisa menutup mata kalau suasana hati Liam sangat buruk. Walau terlihat ramah kepada kedua adiknya tetapi pikiran pemuda itu mengembara pada sesuatu yang lain, wajah datar yang biasa mati kini terlihat berapi-api siap untuk menantang siapa orang yang telah mengganggu jadwal tidur. Keterlibatan Garuda pasti membuat Liam terkejut.

Ketika mereka berada di halaman Bimasakti, Ivy tidak lagi heran kalau Aldebaran memperketat penjagaan mereka untuk seluruh murid, mencatat apa saja yang kegiatan mereka lakukan kemarin, hari ini, serta esok hari, semua dirangkum dalam buku besar berwarna emas dengan desain mencolok. Veano berada di antara mereka sebagai pengamat, pemuda itu berdiri dengan wajah serius tanpa senyum ramah yang selalu diperlihatkan.

Ivy menjadi gelisah ketika Liam dan Veano saling memberi isyarat. Jika mereka berdua bergerak bersama, maka masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan mudah.

Perundungan di sekolah adalah aib. Jika tersebar ke media kota, Ivy tidak bisa membayangkan masalah-masalah lain yang menimpa Bimasakti. Liam dan Veano berencana untuk mengatasi masalah ini terlebih dahulu sebelum sekolah mengambil alih.

"Ivy," panggil Liam begitu mereka berada di depan Gedung Utama B. Suaranya setenang angin tetapi matanya bertekad. "Katakan kepada guru kalau kami tidak masuk kelas."

"Kami?" mata Ivy melirik Veano yang sudah berdiri tegak di belakang Liam. "Apa yang kalian lakukan?"

"Mengurus tikus yang mengacau," jawab Veano dengan nada dingin. Ketika Liam melotot dibalik bahunya, Veano hanya mengangkat kedua tangan dengan cuek.

Ivy menghela napasnya lelah kemudian mengangguk, mencoba untuk melonggarkan kewaspadaannya kepada kedua pemuda yang sama-sama sedang panas. "Jangan membuat poin kelas kita jatuh!"

Peringatan Ivy berarti 'jangan melakukan tindakan yang sembrono', Liam dan Veano mengangguk patuh kemudian pergi dengan langkah cepat.

Otak Ivy berputar ketika dia berjalan menuju kelasnya. Kejadian kemarin sudah membuat Garuda dan Dika dirugikan, hal itu berdampak pada poin kelas, Sirius, dan Aldebaran. Poin mereka akan jatuh dan otomatis pemenang Perang Konstelasi diambil oleh pihak lain.

"Apa ini jebakan?" gumam Ivy. "Kenapa harus melalui Gema Januar?"

Sementara Liam sibuk dengan urusannya, Ivy berniat untuk membuka rapat Sirius.

SIRIUS (13)

Ivy
Kita harus rapat.

Cherish
Sekarang?

Ivy
Sekarang.

Oka
Meluncur!

Hyuga
Kenapa kau membuka rapat ketika aku masih di sini?

Ivy
Maaf, Hyuga. Ada sesuatu yang harus kita bicarakan.

Hyuga
Aku akan mengawasimu sebagai wakil Sirius.

🎬

Bai Changmin mendengkus keras seraya memasukkan ponselnya ke dalam kantong celana. Baru beberapa hari menjadi anggota Sirius, dia sudah mendapat tugas sulit yang sedikit merepotkan. Hyuga menyuruhnya secara pribadi untuk mengawasi Danu Adinata, untung saja kelas mereka hanya dibatasi oleh dinding. Changmin yang dibesarkan bagai tuan muda kaya raya merasa kurang cocok untuk mengawasi seseorang.

Apakah aku harus menyewa mata-mata?

Danu mempunyai tubuh menjulang yang ideal, berkat itu tugas Changmin sangat dipermudah untuk menemukan sosoknya. Sepasang mata persik memancarkan aura lembut, senyuman yang sedikit nakal membuat siapa saja datang menyembah Danu bagai dewa yang turun ke bumi. Sangat menyebalkan karena Danu benar-benar seperti berlian tersembunyi di dalam kemegahan Bimasakti.

Kenapa Sirius menjaga orang ini?

Changmin mengingat kembali data pribadi Danu yang dikirim oleh Hyuga. Senyuman sinis sontak tercetak pada wajahnya yang tampan. "Ternyata mantan aktor, pantas saja dia tidak terlihat seperti rakyat jelata."

Danu tiba-tiba keluar dari kelas, kemudian berjalan ke arah koridor IPS yang tidak jauh dari koridor MIPA. Pemuda bagai tiang itu berdiri di depan dua orang Hoba yang Changmin ketahui sebagai anggota baru Sirius lain. Identitas anggota baru Sirius memang disembunyikan, tetapi mereka tetap tahu kalau berada pada kubu yang sama.

Apa Sirius baru digerakkan untuk Danu?

"Sepertinya Kak Hyuga mendapat bantuan lebih dari Elang," kata Changmin pelan. Data pribadi Danu sangat kompleks membuat Changmin sedikit curiga. Fakta yang tidak banyak diketahui orang adalah Changmin sudah tahu bakat Elang dari dulu, jadi jika Elang berbohong Changmin akan tahu.

Melihat gerak-gerik Elang dan Lila yang sangat memperhatikan kegelisahan Danu, Changmin sudah bisa menebak tugas apa yang mereka dapatkan. "Aku tidak suka tugas ini. Kenapa mereka berdua malah membuat segalanya menjadi rumit?"

Mata Changmin kembali mengedar ke arah luar gedung dan menemukan orang asing yang sepertinya bertanya tentang sesuatu kepada salah satu anak Hoba. Changmin yang sedikit curiga kembali melihat ponselnya untuk melihat data yang dikirim oleh Hyuga.

Orang itu adalah Raihan Iskandar Syah, sang pelaku selain Ezra Permadi.

Changmin tersenyum masam dan segera mengirim pesan singkat kepada Elang untuk segera waspada.

NEW SIRIUS (3)

Changmin
Kak Raihan ada di sini.

Lila
Kenapa cepat sekali?

Elang
Situasi?

Changmin
Dia akan menemukannya jika kita tidak melakukan apa-apa.

Lila
Apa kau punya rencana?

Changmin
Biar aku yang mengurus Danu.

Elang
Siap. Aku akan mengurus orang aneh ini.

Changmin mengernyitkan alisnya, merasa heran karena Elang terlalu cepat untuk setuju dengan usulnya. Pemuda itu pasti punya rencana bersama Lila seperti mengalihkan perhatian Raihan atau semacamnya. Elang pasti tahu kalau Changmin tidak bisa sembarang untuk berurusan dengan orang lain.

"Kak Ivy sedang membuka rapat dan Elang sedang memainkan peran penting. Kenapa Aldebaran tidak melakukan apa-apa?"

🎬

Eclipse dibuka lagi oleh Liam, kali ini pemuda itu mengundang Veano dan Illios secara khusus. Liam tidak peduli Veano memiliki dendam kepada Illios, kali ini dia akan membuat mereka berada dalam satu kubu.

"Matamu tajam seperti biasa, Veano," puji Illios seraya menatap Veano yang terang-terangan menatapnya dengan tajam. Kali ini sang hantu hanya memakai kemeja dan celana berwarna hitam yang membuatnya tampak seperti malaikat pencabut nyawa.

"Dank je."

Mengabaikan sikap Veano yang sensitif, Liam mengalihkan pandangannya kepada Illios yang sedang duduk manis di atas atap greenhouse. "Seperti apa orang ini?"

"Liam, apa kau serius meminta bantuan kepada hantu?" tanya Veano dengan raut wajah tidak suka.

Illios menyeringai seperti penjahat. "Orang ini menangis karena aku anggota Sirius."

Mendengar hal itu Liam menatap Veano yang sudah memerah karena malu.

"Pembohong!"

"Terserah kalau kau mau percaya atau tidak, yang jelas aku sudah melihat air matanya."

Liam diam-diam bergidik ngeri ketika membayangkan Veano meraung-raung meminta Illios berhenti menjadi anggota Sirius. Sebagai bentuk keprihatinan, Liam tidak akan menyebarkan kelemahan Veano yang sangat menjijikan ini. Citra ketos Bimasakti akan jatuh jika seseorang tahu.

"Oke, aku akan menjawab pertanyaan Liam." Illios tertawa sebentar sebelum menghela napas pelan. "Orang ini jauh lebih licik daripada kalian tapi dia punya banyak sekali kelemahan."

"Aku tidak pernah licik," sangkal Liam dan Veano berbarengan.

Illios berdecih. "Lihatlah pembohong ini."

"Oke, aku mengakuinya," ucap Liam sebelum Illios berbicara yang aneh-aneh. Veano juga mengangguk.

"Orang ini juga berbahaya, dia akan melakukan apa saja dengan cara yang tidak sehat. Selain itu dia juga pintar bersandiwara."

"Aku tidak pernah berdekatan dengan orang ini," gumam Veano seraya menggosok dagunya. "Dia terlihat bertanggungjawab sebagai ketua kelas."

"Dia juga populer dan memikat banyak orang," tambah Liam. "Kenapa orang sepertinya tertarik kepada Gema?"

"Kita akan tahu sebentar lagi." Veano melihat jam tangannya yang berwarna hitam. "Ngomong-ngomong, berani sekali dia terlambat."

"Mungkin dia takut masuk Eclipse," kata Illios dengan ceria tapi ada darah segar mengalir dari hidungnya. "Dia takut kepadaku."

Liam dan Veano mengalihkan pandangannya dari sang hantu.

Pintu terbuka, menampilkan seorang pemuda bertubuh tinggi dan sedikit berotot. Dia tersenyum tipis ke arah Liam dan Veano ketika berjalan mendekat.

"Cepat sekali kalian datang. Aku harus mengurus tikus liar terlebih dahulu," katanya dengan riang seraya duduk disalah satu kursi tepat di bawah kaki Illios yang berlumuran darah.

Liam dan Veano berusaha untuk tidak menampilkan raut wajah jijik.

"Aku tidak tahu kalau kau sangat baik hati karena bersedia membuka Eclipse yang indah ini. Aku kira kau cuma orang yang berdarah dingin yang kejam." Pemuda itu tertawa seraya mengeluarkan sebuah permen lollipop berwarna kuning.

"Kau bilang, ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan," kata Liam tenang, tetapi matanya menyipit ketika pemuda itu menyerangnya dengan kalimat provokasi.

"Sesuatu yang penting sehingga kau perlu mengemis kepadaku."

Veano membuat suara batuk keras yang disengaja ketika Liam membalas sindiran itu. Dia merasa senang ketika ada seseorang mendapatkan perlakuan yang sama dari Liam.

"Aduh, apa kau marah?" tanyanya dengan wajah mengejek yang disengaja. "Kau harus berlatih lagi untuk menjadi baik, Liam."

"Huda Wiradiga." Veano memanggil pemuda itu dengan nada tegas karena merasa diabaikan. "Jangan bermain-main kepadaku."

Pemuda yang bernama Huda itu menatap Veano dengan tertarik, senyumannya kian melebar. Liam menduga kalau orang ini senang sekali bermain-main dengan seseorang.

"Apa yang salah, Veano?"

"Kau juga ingin bertemu denganku. Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?"

"Bisakah kita mengobrol dengan baik-baik?"

"Aku sibuk," ucap Liam dan Veano berbarengan. Illios tertawa ketika mereka kompak kesal dengan Huda yang terlalu berputar-putar.

"Raihan bilang kalau Gema ingin mengikuti lomba fisika bulan depan. Aku rasa orang itu tidak cocok untuk mewakili Bimasakti."

"Aku tidak berpikiran seperti itu," kata Veano seraya mengingat kembali prestasi Gema yang membuatnya sedikit iri. "Selain Cherish dan Aceville, dia cocok untuk menjadi wakil Bimasakti."

"Bagaimana dengan Ezra?" tanya Huda seraya menyisir rambutnya ke belakang. "Dia juga kandidat yang cocok, selain itu Ezra juga lebih banyak mengikuti lomba ini daripada Gema si anak penyakit mental itu."

"Aku dengar Ezra tidak memenuhi syarat untuk mengikuti lomba kali ini. Jadi, hanya Gema yang bisa ikut karena Cherish dan Ace sangat sibuk," kata Liam dengan tajam karena Huda menyerangnya dengan keras.

"Kalau kau menghina Gema lagi--"

"Apa sekarang kau membela Gema?" tanya Huda dengan nada kesal. Pemuda itu menatap Veano dengan pandangan mencela. "Kau juga sama saja cacat seperti Gema!"

"Tutup mulutmu, b******k!" teriak Veano jengkel, dia menarik kerah Huda sebelum ditepis dengan kasar.

Huda meludah tetapi Veano denga cepat menghindar. "Meskipun kau dari kalangan atas, kau sama cacatnya dengan Gema. Kau menjijikan, Veano!"

"DIAM!" teriak Veano menggelegar sampai membuat Illios tersentak kaget. Sang hantu kemudian menenangkannya dengan cara mengeluarkan hawa dingin yang tidak normal.

"Keputusan itu tidak dapat diubah meskipun kau merangkak dan menangis," kata Liam seraya mengamati Veano yang perlahan-lahan mulai sadar kembali. Pemuda itu kemudian menatap Huda dengan matanya yang tajam dan menakutkan. "Jadi, apa Ezra menyuruhmu untuk berlutut kepadaku?"

"Omong kosong!" bentak Huda tidak terima. "Aku menemukan fakta menarik kalau Garuda memukul Gema. Bagaimana menurutmu?"

Liam dan Veano terbelalak kaget mendengar omong kosong dari Huda. Faktanya Gema sedang mengalami perundungan oleh Raihan dan Ezra.

Hubungan apa antara mereka bertiga?

"Apa kalian mengira aku berbohong?" tanya Huda dengan senyuman licik.

Veano mendengkus keras dan wajahnya semakin merah karena marah. "Itu memang benar. Garuda memukul Gema sekali."

Huda tertawa keras seraya memukul bahu Liam dan Veano. "Akhirnya Gema terkena skandal. Aku ingin kalian berdua membuat Ezra mengikuti lomba fisika itu."

"Aku menolak," ucap Liam cepat, dia tidak mau menyerah dengan alasan tidak masuk akal seperti ini. "Jika Ezra ingin itu, dia harus memenuhi syarat terlebih dahulu."

Veano mengangguk setuju. "Aku juga punya fakta menarik kalau Ezra dan Raihan juga memukul Gema. Apa kau masih punya keyakinan kalau Ezra bisa memenuhi syarat?"

Huda menghela napas pelan sebelum angkat kaki dari Eclipse. "Kalau begitu, aku akan melakukan apa yang seharusnya menjadi milik Ezra."

"Coba saja kalau kau bisa!" tantang Veano dengan berani.

Huda membalikkan tubuhnya lalu menunjuk Liam dan Veano. "Aku mendengar sesuatu yang menarik tentang rahasia Bimasakti. Apa Illios van Halen juga ada di sini?"

Liam dan Veano tidak bisa menjawab pertanyaan blak-blakan Huda. Mereka terguncang karena ada seseorang yang mencoba untuk mencari tahu tentang Bimasakti. Ketika punggung Huda tidak terlihat lagi, Illios kemudian turun dari atap. Sang hantu tidak mengatakan apa-apa tapi penampilannya berubah mengerikan.

Illios menghilang saat itu juga.

Wajah Liam menjadi keruh dan dia mempunyai firasat kalau Huda akan membuat masalah yang besar dan membawa nama Bimasakti. Hal itu akan menjadi mimpi buruk Liam untuk yang kesekian.

"Veano, siapkan Sidang Supernova!"

"Apa kau yakin?" tanya Veano dengan ragu-ragu. "Sidang itu sangat berat untuk dilakukan. Jika kita gagal, semua akan berakhir."

"Sirius akan mencari akar masalah ini dan kau harus memimpin Aldebaran untuk menangkap mereka. Seperti perkataan Illios, Huda bukan orang yang mudah untuk diabaikan."

Love

Fiby Rinanda🐝
19 April 2020
Revisi : 10 Juni 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top