일곱 (Seven)

Seojin terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, ia kebingungan dengan tempat yang ia tempati saat ini, setelah berpikir dengan kejadian yang kemarin ia baru tersadar ia berakhir di kamar ini karena si Taehyung.

Ah, apa pria itu sudah pergi ? ia mengedikkan bahu tak memperdulikan Taehyung, untuk apa memikirkannya, tidak ada untung sama sekali baginya, memikirkannya pun tidak akan membuatnya dihujani emas batang murni yang langsung turun dari atas kepalanya.

Ia pun keluar kamar setelah mencuci muka dan bersikat gigi, dan ia berpapasan dengan Taehyung yang baru saja keluar kamarnya dengan wajah yang baru bangun dari tidurnya. Seojin menatap penampilan Taehyung saat bangun tidur, penampilannya seperti orang gila, katanya orang kaya kok bangun tidur mirip gembel sih. Ucap Seojin dalam hati.

"Aku tahu aku tampan, apalagi saat baru bangun seperti ini, jadi aku sengaja tidak mencuci mukaku terlebih dahulu"

Besar kepala sekali dia. Apa dia tidak ngaca terlebih dahulu, padahal di kamarnya sudah terdapat kaca yang besar sebelah ranjangnya.

Seojin tak ingin berdebat di pagi hari dan ia pergi ke arah dapur untuk mengambil minumnya di lemari pendingin, saat ia ingin meminumnya, air miliknya di ambil alih oleh Taehyung dan menghabiskannya dengan cepat. Seojin menahan nafasnya untuk tidak marah saat ini, yang ia butuhkan hanyalah minum.

Ya hanya minum.

Ia mengambil lagi botol air mineral yang berada di lemari dan saat ia akan meminumnya Taehyung malah menyuruhnya untuk membuatkannya kopi dan ia dengan bodohnya mengikuti perintah Tahyung dan ia semakin menjadi menyuruh Seojin ini dan itu hingga ia lupa tujuannya untuk minum.

Ia tersadar saat melihat Taehyung yang sedari tadi menyuruhnya dan ia hanya diam di depan televisi yang menyala dengan tangan nya yang sibuk memainkan ponsel. "Buatkan aku sarapan!!" perintahnya lagi.

"Ya, aku bukan pembantumu. Dan ini rumahku, kenapa kau seenaknya menyuruhku ini dan itu, kalau kau lapar masak saja sendiri atau pergi sana untuk sarapan di luar" Seojin pergi membawa minumnya ke kamar dan mengunci kamarnya. Ia memasuki kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke hotel untuk bertemu dengan Namjoon sang kakak.

Tidak membuang waktu terlalu lama ia sudah berpenampilan rapih untuk sekedar pergi bertemu dengan kakaknya. Saat ia keluar, ia sudah melihat Taehyung yang berdiri didekat meja makan ia sudah berpenampilan lebih rapih dari yang terakhir ia lihat. Seojin berjalan melewati Taehyung yang asik dengan ponselnya.

Taehyung mencekal lengan Seojin dan membuatnya berhenti. "APA?" kesal Seojin.

"Kita pergi bersama"ajak Taehyung.

Seojin melepaskan cekalan Taehyung, "Kita? Aku tak ingin pergi bersamamu"

Taehyung diam bukankah Seojin yang mengajaknya untuk mencari sarapan tadi?.

Taehyung diam dengan begitu lama. "Ah, kau pikir aku mengusulkan mu untuk mencari sarapan di luar bersama, begitu? Ckck, aku tidak sudi pergi dengan mu hari ini, karena aku memiliki acara sendiri" ia melangkah kembali dan ia di tarik kebelakang oleh Taehyung dan ia mencium Seojin dengan kasar dan tergesa-gesa. Seojin hanya bisa pasrah ia tidak bisa melawannya karena melawan sama saja membuatnya tidak bisa pergi dari pria ini, ia hanya menitikkan air mata nya karena baru kali ini ia di permainkan oleh seorang pria dan selama ini ia selalu di sayangi oleh orang di sekitar bukan di permainkan seperti ini.

Setelah mendapatkan yang di inginkan nya Taehyung melepaskan ciuman nya dan menghapus air mata yang mengalir di pipi Seojin dengan ibu jarinya. "Ayo kita sarapan di luar" ajaknya lagi.

"Aku tidak ingin pergi dengan mu, aku bukan boneka mu dan aku memiliki urusan sendiri!"

"Mengurusi para lelaki mu itu?"

Apa mulut nya tidak pernah di sekolahkan? Kenapa ia selalu berkata menyakitkan kepada orang lain, apa dia tidak tahu pepatah bahwa mulutmu adalah harimau mu. Mulut nya juga yang akan membawa nya kepada penyesalan, entah kapan ia akan mendapatkan dan merasakan apa itu kata 'penyasalan'.

Seojin hanya diam menatap Taehyung dangan beribu kekesalan yang tertahan.

"Sadarlah Seojin, kau tidak usah mengurusi mereka di luar, aku akan membayar mu berkali-kali lipat jika kau terus bersama ku, dan kau adalah milik ku"

"Apa peduli mu, terserah diri ku yang mengurusi mereka. Karena itu kemauan ku, dan aku akan tegaskan. Bahwa aku bukanlah milik mu atau boneka mu"

Masih pagi emosi Seojin sudah terkuras banyak akibat Taehyung, Aura disekitar semakin memanas akibat perkataan Seojin.

"Aku belum mengakhiri nya, dan kau tetap menjadi milik ku dan boneka ku, kau mengerti!!!" ucap nya yang penuh dengan penegasan.

Ia juga menangkup pipi Seojin dengan dua jari telunjuk dan ibu jarinya lalu membuang muka Seojin dengan kasar setelah mengucapkan bahwa ia adalah milik dan boneka nya.

Seojin pergi dari apartemen nya setelah menampar pria itu yang se enaknya menganggap nya sebagai boneka, dan ia menampar nya dengan keras, ia juga mengatakan sesuatu sebelum ia pergi dari hadapan Taehyung.

"Brengsek kau Taehyung, Kau harus tahu bahwa aku tak pernah menyukaimu dan aku membencimu!!"

Seojin menjalankan mobilnya dengan kencang keluar dari basement apartemennya, dan menuju ke arah hotel untuk bertemu Namjoon yang ia rencanakan akan mendengarkan celotehan Namjoon dengan sabar namun karena Taehyung ia pasti tidak akan bisa tenang mendengarkan setiap kata yang di lontarkan oleh Namjoon dan ia akan menjadikan Namjoon sebagai sasaran luapan semua kekesalan nya.

Ia berjalan menuju resepsionis dan setiap orang yang mengenalkan pasti akan menunduk kan kepala nya ke arah Seojin dan ia juga hanya menunduk sedikit untuk menghargai orang lain, ia tersenyum kepada setiap orang yang melewati nya dan tersenyum kepada resepsionis yang berada di hadapannya, karena ia sedang memasang topengnya kembali.

"Nae bin-ssi, apa Namjoon sudah datang?" Tanya nya pada resepsionis yang nyata nya adalah temannya saat sedang berkuliah.

"Direktur baru saja datang"ucap nya dengan datar, ia tidak menyukai Seojin karena sudah merebut orang yang ia sukai yaitu Park Jimin yang pergi demi seorang Kim Seojin dan perlu di tegas kan bahwa Jung Nae Bin tidak berpacaran dengan Jimin dan ia hanya menjadi gadis yang mengejar-ngejar pria yang tidak akan pernah diliriknya

"Gomawo Nae Bin-na. Aku hanya ingin menasihati mu sebagai teman, kau harus lebih sering tersenyum kepada tamu" Seojin pergi dan tersenyum sangat manis di hadapan Nae Bin.

Ia memasuki ruangan Namjoon dan melihat kakaknya yang sedang melepaskan jas dan duduk dikursi kebangsaan nya saat ia memutarkan kursi kearah pintu ia terkejut melihat Seojin yang sedang berdiri di depan pintu dan ia menutup nya lalu duduk di sana satu sofa siap dengan berbagai pertanyaan yang di lontarkan oleh Namjoon.

"Sejak kapan kau disana?"

"Sejak kau memasuki ruanganmu"

Setelah minuman datang yang dipinta Seojin sebelum masuk. Namjoon sudah memperhatikan nya dengan tajam.

"Kemana saja kau kemarin?" sesi tanya Jawab pun di mulai.

"Ketempat yang aku hindari, Daegu"

"Kau sendiri disana?"

"Tidak, aku bersama dengan si brengsek"

Ternyata benar yang di ucapkan Jungkook jika Seojin sedang di kejar oleh pria tapi jika ia ikut turun tangan Seojin akan mengetahui nya kerena Seojin yang ia kenal sekarang bukan Seojin yang polos yang tidak mengatahui jika ia selalu mencari tahu tentang Seojin dengan Yoongi.

Dia hanya bisa diam hingga Seojin dengan suka rela menceritakan semua.

"Kenapa kau tak membalas semua pesanku dan juga mengangkat panggilan ku, huh?" tanya nya mulai berkobar untuk menanyakan semua yang bersarang di kepalanya dari kemarin.

"Aku membalasnya"jawab Seojin dengan tenang, ia harus membalasnya dengan tenang jika ia membalasnya dengan emosi juga ia akan tahu apa yang akan terjadi kedepan.

Namjoon pindah dan duduk di hadapan Seojin. "iya, kau membalasnya di tengah malam setelah Jungkook memberikan dompet dan ponsel milik mu kepadaku,"

Nada suara Namjoon mulai berbeda ia mulai mengeluarkan kekesalannya, "Apa kau tidak mengerti, aku mencemaskanmu dan aku sangat menghawatirkanmu, aku takut terjadi hal aneh kepadamu, aku memikirkanmu yang tidak-tidak, aku begitu takut, aku takut kehilanganmu, aku takut kau pergi. Aku bahkan tak bisa bekerja dengan benar akibat memikirkan mu anak nakal."

Seojin menangis. "Apa kau tak peduli melihatku mencarimu seperti orang gila, Huh, APA KAU TAK PERNAH PEDULI DENGAN DIRIKU?" teriaknya yang sudah tak tertahankan lagi.

"AKU BUKAN ANAK KECIL LAGI YANG HARUS KAU KHAWATIRKAN!!!!"balas Seojin dengan teriak dan juga tangisan nya yang tidak bisa berhenti. Ia merasa bersalah dengan Namjoon yang terus menghawatirkan nya ia sudah seperti orang yang bodoh melakukan hal yang membuat kakaknya khawatir dengan dirinya, ia bukan tidak ingin di khawatirkan namun ia tidak ingin Namjoon melakukan hal tersebut untuk dirinya hingga ia tidak memiliki kekasih yang benar-benar seorang kekasih karena begitu mengkhawatirkan adiknya dan ia juga tidak akan bisa fokus untuk bekerja jika terjadi sesuatu dengan Seojin.

Namjoon mengatur nafasnya ia harus bisa tenang dan ia menghampiri Seojin dan memeluk adiknya dengan sayang. Ia mengelus rambut Seojin dengan sayang. "Kau memang bukan anak kecil lagi" ucapnya dengan lembut.

"Tapi kau tetap adikku yang harus aku perhatikan dan juga aku khawatirkan"

"Tapi oppa, aku selalu membebankanmu"

"Kau tidak membebankan ku, aku tak pernah merasakan itu, karena kau adikku, aku akan melakukan apapun yang aku bisa untuk menjagamu sebisa mungkin aku harus menjagamu, jadi katakan siapa pria yang membawamu pergi ke Daegu dengan meninggalkan ponsel dan dompet" Seojin langsung melepaskan pelukannya.

"Aku tidak ingin memberitahumu, karena dia berbahaya"

"Jika dia berbahaya untuk ku, dan pasti ia sangat berbahaya jika dengan mu, Seojin- na" Seojin tetap menggelengkan kepala nya.

"Aku akan memberitahu mu nanti, setelah aku menyelesaikan semuanya. Oppa jangan ikut campur, karena aku takut kau akan membunuh orang, kau saja hampir membunuh Yoongi dan aku tidak akan membiarkan mu membunuh orang lain lagi, karena aku takut untuk kehilangan oppa di sisiku"

Namjoon menghela nafasnya kasar. "baiklah, aku akan menunggu kau menceritakan semuanya"

"Apa kau akan ikut denganku besok, aku akan pergi ke indonesia untuk melihat hotel milikmu yang berada di sana, hotel mu sedang kacau"

Seojin hanya diam. "Kau pasti tahu, aku akan menghindari semua hal yang pernah terjadi denganku di masalalu"

"Kau masih terpaku dengan masalalu? Bahkan dia sudah sering berganti wanita dan kau masih mencintai pria itu, sadarlah Seojin, semakin kau menghindar maka semakin susah untuk kau hindari. Kau harus bisa berdiri dengan sendiri dan mengatakan padanya bahwa kau bisa hidup tanpa dia, bukan menghindar seperti ini"

"Kau tak ingin datang ke tempat yang berada di Daegu atau Busan, karena kau sering mengukir kisah di sana dan kau paling banyak mengukir kisahmu di Seoul apa kau akan menghindar nya juga? Dan luar negeri sudah kau jelajahi bersamanya, mau kemana kau untuk menghindar dan berdiam di tempat yang belum kau datangi bersamanya? Dimana? Katakan! jika ada aku akan membawa mu kesana"

Seojin diam mendengarkan ucapan Namjoon dan hanya ada satu tempat yang belum ia datangi. "Surga, aku belum pernah kesana bersama siapa pun" Jawab Seojin dengan senyum yang terlihat bahwa ia sedang mengalami depresinya lagi.

"Jangan bicara sembarangan, aku tidak akan membiarkan mu pergi ke sana seorang diri." Namjoon melihat arlojinya dan sudah menunjukkan jam sebelas dan ia harus datang ke ruangan untuk meeting dan meninggalkan begitu saja Seojin dengan perasaan kesalnya.

Seojin berjalan dengan gontai dan melewati ruangan Nam Gil yang terbuka, ia melihat ayahnya yang sedang membaca laporan dari tabletnya dengan serius, Seojin mengetuk pintu tiga kali dan suara briton ayahnya mengitrupsi jika ia sudah di izinkan masuk.

"Appa, apa kau sedang sibuk?" Tanya Seojin yang masih berdiri dekat Nam Gil.

Nam Gil langsung melirik kearah suara dan melihat Seojin yang sedang tersenyum kepadanya. "Anakku, kau kemari untuk mendengar perkataan oppamu, bukan?" Tanya Nam Gil yang tahu jika kemarin Seojin pergi tanpa memberitahu kepada Namjoon dan membuatnya hampir memarahi semua pegawai di sini.

Seojin tersenyum. "Kau sudah bertemu dengannya? " Seojin mengangguk.

"Sudah, dia berkata terlalu panjang dan membuatku pusing untuk mendengarnya terlalu lama untung saja ia ada meeting jadi aku terselamat kan" canda Seojin.

Nam Gil tertawa. "Ini baru anakku"

"Aku memang anak mu, appa" Ucap Seojin dengan cemberut.

"Kau memang anak ku, tapi kau sudah mirip seperti anak Namjoon karena bagianku selalu di ambil alih olehnya hingga aku susah meyakini bahwa kau adalah anakku bukan anak Namjoon" mereka tertawa bersama.

"Appa besok akan pergi ke Indonesia, dan membawa eomma, takutnya ia tidak memiliki teman di sini"

"Kalian juga pergi?"

Nam Gil mengangguk."Memangnya kau tidak ikut? Padahal oppa mu sudah membilikan tiket untukmu"

"Aku malas pergi kemana-mana Appa" sebisa mungkin ia memberikan alasan yang masuk akal untuk menolaknya.

"Ya sudah jika begitu, appa akan membatalkan eomma untuk ikut dengan ku dan menjagamu saja"

"Kau membuang istrimu, Appa" tanya Seojin dengan tertawa.

"Aku merelakannya untuk mu dan akan menunda memberimu adik lagi"

"Appa aku tidak ingin adik, aku hanya ingin keponakan"

"Kau harus memintanya kepada oppamu"

"Mau dia memberiku keponakan?, mengenalkan pacarnya saja tidak pernah"

"Hahaha... karena dia tidak setampan dan seberani mantanmu itu,nae adeul " (*Anakku) 

Seojin hanya tersenyum. "Appa aku akan pulang kerumah malam ini dan jangan beritahu Eomma, appa buat alasan lain untuk membuat eomma tidak jadi berangkat dan marah"

"Aku yang akan kena marah eommamu, Seojin. Kau tahu sendiri jika Kim Eun Ha jika sudah marah seperti apa"

"Baiklah-baiklah jangan membuatnya marah tapi kesal saja"

"Kau benar-benar ingin melihatku menderita, nae adeul"

"Appa terlalu takut dengan Eomma sih"

"Appa bukan takut, apa hanya menghindari hal yang menakutkan"

Setelah bercanda dan mengobrol banyak hal. Seojin pulang ke rumah bukan keapartemen karena ia ingin menghindar dari Taehyung yang memang sudah mengetahui kode apartemennya itu. Entah dari mana ia mengetahui kode pintu itu.

Saat berjalan di lobi ia berpapasan dengan Yoongi bersama wanita dan bermesraan bahkan tidak menatap Seojin sama sekali, seperti jika mereka tidak pernah kenal.

Benar apa kata oppa, dia sudah bahagia mengapa aku tidak bisa. Aku juga bisa membuktikan bahwa aku akan lebih bahagia darinya.

***

"Eomma aku pulang" teriak Seojin dengan gembira dan ia disambut oleh para pekerja di rumah ini dan Eun Ha sang ibu yang baru saja turun dari kamarnya.

"Kemana saja kemarin kau sayang, kau tahu Namjoon pulang dengan mabuk berat"

"Mianhae eomma, aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku pergi ke Daegu bersama teman dan melupakan ponselku"

"Eomma memaafkanmu, kau sudah meminta maaf kepada oppamu?"

"Sudah, bahkan telingaku berdengung hanya untuk menunggunya mengatakan kata 'aku memaafkanmu' "

"Hahaha... seperti itulah kakakmu jika sudah bersangkut paut dengan namamu"

Mereka pun duduk di sofa depan televisi yang sedang menayangkan drama dislot kamis-jum'at.

"Kenapa kau kemari? Masih ingat rumah ternyata"

"Aku ingin menemui ibuku yang paling cantik, tentunya" ucapnya yang memeluk Eun Ha dari samping dan Eun Ha mengelus punggung anaknya dengan sayang.

Putri kecilnya sekarang sudah dewasa.

"Eomma akan membatalkan kepergian eomma  besok"

"Wae?"Seojin menanggah menatap Eun Ha yang sedang menatap televisi.

"Karena eomma ingin menemani putri eomma yang paling cantik"

Perasan seorang ibu tak pernah salah, jika putrinya ini memang sedang membutuhkan sosok seseorang yang bisa mendengarkannya dan menjadikannya sebagai teman, teman yang bisa menyelesaikan permasalahan putrinya.

Punggung Seojin bergetar akibat tertawa yang tertahan, "Appa memang sudah membatalkan kepergian eomma saat aku bertemu dengannya"

"Mwo?"

"Appa memang merencanakannya saat tahu aku tidak jadi ikut"

Eun Ha hanya menggelengkan kepalanya saat tahu kepribadian suaminya dari dulu yang selalu membatalkan dengan sukarela tanpa berkompromi terlebih dahulu, selalu mengambil langkah sendiri saat sudah kesulitan meminta istrinya ikut membereskan kekacauan yang dilakukan suaminya.

Mereka saling terdiam memerhatikan televisi yang sedang menunjukkan sang aktor yang sedang berciuman di bawah salju yang turun pertama kali.

"Eomma....." panggil Seojin yang masih memperhatikan ciuman si aktor yang membuatnya sesak.

"eemmmm..." Eun Ha hanya bergumam.

"Ceritakan kembali masa kecil ku, aku ingin selalu mengingat masa-masa yang paling menyenangkan"

Eun Ha melirik putrinya yang sedang memejamkan matanya. Ia berpikir sejenak.

"Hidupmu selalu menyenangkan dan bahagia dari kecil, eomma tidak akan pernah melupakan masa-masa anak eomma saat mereka kecil" Eun Ha menjedanya sebentar.

"Kau itu anak penurut dan ceria, kau itu cerdas dan Namjoon anak yang genius tapi anehnya dia selalu terkalahkan olehmu" Eun Ha tekekeh.

"Apa kau ingat, jika kau selalu menuruti apa yang di katakan Namjoon?"

Seojin mengangguk. "Aku selalu mengingat jika oppa selalu memerintah dan aku selalu menurutinya"

"Kau benar, bahkan ia memerintahkan mu untuk sombong terhadap orang lain, karena Namjoon sering mendengar jika kau bukan anakku, karena kau selalu melakukan hal yang sederhana yang membuatmu bahagia sedangkan Namjoon keterbalik kan dari dirimu, ia menyuruh appa membelikkan barang-barang mahal dan mengatakan pada teman-temannya bahwa kau anak seorang pengusaha besar."

Mereka pun larut dalam masa lalu Seojin dan Namjoon yang selalu membuat orangtua nya bahagia memiliki keturunan seperti Namjoon yang selalu bisa menjaga adiknya dan Seojin yang selalu menjaga nama baik keluarganya.

Ponsel Seojin berbunyi dan ia tidak mengangkatnya saat tahu yang menelpon itu Taehyung.

"Angkat saja siapa tahu penting"

Seojin pun mengangkat akibat suruhan Eun Ha. "Yeoboseyo" sapanya terlebih dahulu.

"Kau harus ikut bersamaku besok"

Seojin melepaskan pelukkan nya dari Eun Ha. "Aku tidak akan ikut bersamamu, aku akan bersama ibuku!!" Seojin langsung memutuskan panggilan sepihaknya.

"Nugu?"(*Siapa) 

"geunyang chingu" Eun Ha mengangguk. (*hanya teman)

"Eomma...naneun baegopa. " rengeknya. (*ibu, aku lapar) 

**** 

jreng-jreng kemarin kemarin aku baru update sekarang update lagi.. 

jangan lupakan vote dan comentnya chingu.. 

Oppa Seojin ini yang ngajarin Seojin kecil untuk sombong wkwkwk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top