열세 (Thirteen)

*Pertahankan kapal kalian, jangan sampai goyah dan ganti kapal.. wkwkwk :')

*Happy Reading!!!! 

"Masih ingat rumah ternyata" Sindir Seo Joon yang baru saja keluar kamar dan melihat putra bungsunya pulang.

"Tentu saja, karena dirumah aku bisa melihat wajah aboeji sepuasku" balas Taehyung yang merebahkan dirinya di sofa.

"Kapan kau akan bekerja dengan benar? Bentar lagi aku akan lengser" Seo Joon berjalan menuju sofa dan duduk di hadapan putranya yang paling susah di atur ini.

"Bukankah hyung yang akan menggantikan posisi mu? Kenapa kau mengatakannya padaku !" Taehyung sudah malas untuk berkata-kata dengan ayahnya sendiri, karena ayah mereka Min Seo Joon adalah orang yang keras yang membuat kedua anaknya merasa tertekan dan menjadi pribadi yang pemberontak seperti Taehyung dan Yoongi.

Namun Yoongi masih di bawah kuasa ketat Seo Joon, sebab perusahaan akan di turunkan kepada Yoongi dan Yoongi tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah Seo Joon sang ayah yang keras kepala itu.

"Dia akan menggantikan tahtaku dan kau menempati tahta Yoongi selama ini"

"Menjadi direktur, maksud mu?" Balas Taehyung dingin

"Eumm... Direktur utama, kau akan ku tempatkan disana. Aku sudah menyusun semuanya dan kau hanya menurut dan mengikuti rencana ku saja"

"Sudah ku katakan! Aku tidak akan mengikuti rencanamu itu, karena aku bukanlah Yoongi yang dengan enaknya kau perlakukan seperti budak!!" Ucap Taehyung tajam.

Brak....

Seo Joon menggebrak meja dengan keras. "Jaga ucapanmu! Aku tidak memperlakukannya seperti budak, kalian anakku dan aku harus mengarahkan kalian untuk menjadi penerusku!!"

"Penerus dengan sikap seperti seorang majikan?"

"Jaga ucapanmu..." Seo Joon menunjuk anaknya sendiri dengan mata yang berkilat amarah.

Ia mengatur nafasnya dan menatap tajam Taehyung. "Jangan melakukan kesalahan seperti kakakmu!!" peringatnya.

"Memangnya apa yang di lakukannya? Apa hanya karena ia ingin menikah dan kau memberikannya pilihan. Apa itu yang kau maksud kesalahan??" Suara Taehyung yang naik satu oktaf.

"Jika aku ingin menikah, apa kau juga akan melakukan hal yang sama?" Taehyung masih dengan nada suara yang meninggi. Ia terus saja beragumen dengan Seo Joon.

"Jika seperti itu mau mu, kau sama saja seperti tidak menginginkan semua anakmu bebas, kau menekan kami dan membuat kami engan untuk memiliki hanya satu wanita dan kami mempermainkan wanita, itu berkat kau, aboeji !!

".....Apa kau tidak melihat dampak yang kau perbuat, Yoongi menjadi lebih tertekan dan sampai kapanpun kami mungkin saja tidak akan menikah dan memiliki keturunan untuk meneruskan perusahaan mu itu setelah aku dan Yoongi tua! Usaha mu itu akan hancur hanya sampai di tanganku saja tidak ada penerus yang lain, APA ITU YANG KAU INGIN KAN???" Taehyung berteriak di akhir kalimatnya dan pergi dari hadapan Seo Joon karena sudah muak untuk melihat wajah yang membuatnya tidak tenang itu.

"Bajingan kau Taehyung!!" Seo Joon tak mau kalah.

Taehyung berhenti di tengah tangga menuju kamarnya, lalu ia menatap Seo Joon kembali. "Kau tak jauh berbeda denganku!!" sindirnya dengan tajam.

Taehyung memasuki kamarnya dan menekan pelipisnya yang berdenyut kencang, setelah sedikit membaik ia melakukan hal seperti biasa, membuka dokumen yang berada di kamarnya.

***

Yoongi mendengar semuanya. Ya, dia mendengar percakapan yang mengundangnya untuk menguping lebih lama karena namanya disebut-sebut dalam argumen antara Taehyung dan Seo Joon.

Ia hanya duduk manis di tangga paling atas dan tempat yang ia duduki tidak di ketahui oleh keduanya. Ia memainkan ponselnya sambil mendengar setiap kata yang di ucapkan Taehyung tentang kehidupan mereka selama ini. Hingga perkataan mereka yang akan kembali membahas masalalunya terkuak kembali.

Ia semakin mengencangkan genggamannya pada ponselnya dan semakin menajamkan pendengarannya.

"...Memangnya apa yang dilakukannya? Apa hanya karena ia ingin menikah..... "

Cukup sudah ia mendengarnya, ia selalu ingin beragumen dengan ayahnya dan mengeluarkan semua yang ia rasakan selama ini seperti yang dilakukan Taehyung. Dan karena alasan ia ingin melupakan Seojin yang selalu menganggu pikirannya selama ini, dimana ia dengan teganya meninggalkan kekasihnya yang begitu ia cintai.

Dan ia menerima semua yang dilakukan Seo Joon seolah-olah ingin mencari ketenangan dan bukannya menjadi tertekan seperti ini, harus menjadi apa yang di inginkan oleh MIN SEO JOON.

"Aku akan selalu meminta maaf kepada mu, Baolggul....."gumamnya.

Ia bangkit dan kembali kekamarnya, ia duduk ditepi ranjang dengan memainkan selembar foto yang terdapat dirinya bersama Seojin saat mereka berada di pantai untuk liburan.

Ia mengingat dengan jelas semuanya....

Semua yang menjadi kenangan manis bersama Seojin....

Sekitar lima tahun yang lalu pada tahun 2018, saat mereka sudah menjalin kisah kasih selama lima tahun dan saat itu juga umurnya masih berusia dua puluh dua tahun sedangkan Seojin yang baru saja lulus kuliah dengan umur yang lebih muda darinya dua puluh dua tahun.

Ia sudaah berjanji pada dirinya sendiri saat anniversary yang ke lima sebulan yang lalu. Ia akan melamar Seojin untuk menjadi istrinya. Melakukan semua hal bersama dan hidup bersama hingga rambut mereka berdua memutih.

"Chukhae, ternyata calon istriku bisa selesai juga.." ucap Yoongi yang menyerahkan bucket bunga kepada Seojin dan mengecup pucuk kepalanya.

Setelahnya ia mengacak poni Seojin dengan gemas hingga membuat sang pemilik merengut kesal. "Aigoo... begitu manisnya calon istriku saat sedang kesal seperti ini" Yoongi mencium pipi Seojin dan membuat pemiliknya bersemu merah.

Mereka memang sering melakukannya tapi karena berada di dekat keluarga Seojin dan itu membuatnya menjadi malu. Apalagi neneknya yang terus menggodanya.

Seojin dan Yoongi mengambil meja yang lebih jauh dari keluarga Seojin, mereka sedang berada diresto salah satu proferti milik Kim Nam Gil dan akan mengumumkan bahwa resto ini akan di urus oleh Seojin mulai sekarang.

Karena itu memang permintaan Seojin kepada ayahnya untuk memberi salah satu resto yang memang sering ia kelola bersama ayahnya, walaupun tidak akan lama hotel-hotel baru akan di bangun dan menjadi atas nama Seojin.

Gadisku begitu cerdas..

"Chagiya...." panggil Yoongi dengan lembut.

"Hmmmm..." gumam Seojin dan tersenyum dengan menawan.

"Yeobo..."

"Waegeure Yoongi-ya....."

"Baolggul ...." panggilnya lagi

"Wae.... jangan menggodaku terus" Seojin menutup wajahnya karena ia sudah merasa pipinya sangat memanas.

"Aku hanya ingin mendengar suaramu" jelas Yoongi yang mencium kening Seojin.

"Kau dari tadi mendengarnya dan dari tadi aku tak henti-hentinya berbicara"

Yoongi mencium pipi Seojin cepat. "Bogosipo" ia mencium kembali pipi Seojin yang semakin memerah.

Seoji menangkup wajah Yoongi saat Yoongi ingin menciumnya kembali. "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?" Seojin mengenal dengan jelas gelagat Yoongi yang gugup dan ia hanya bisa menahannya.

Seojin yang masih menangkup wajah Yoongi pun mencium bibir Yoongi sekilas dan berkesan begitu lembut. "Katakan...."

Yoongi masih diam dan seperti sedang berpikir, suara lembut Seojin kembali terdengar di telinganya. "Apa ada pembicaraan yang penting sampai membuatmu seperti ini?"

Yoongi tidak menjawabnya dan hanya diam, Seojin pun kembali mencium bibir Yoongi "Masih gugup...." Yoongi hanya menatap manik Seojin dalam, Seojin tersenyum dan seperti saluran air hingga Yoongi pun ikut tersenyum melihat senyuman Seojin yang tidak akan pernah membuatnya bosan.

Seojin mendekat kembali bibirnya dan ia menciumnya bukan hanya sekedar kecupan atau ciuman singkat seperti tadi, namun ia adalah sebuah ciuman yang selama sejarah berkencan selalu saja Yoongi yang memulai bukan Seojin yang pertama kali melakukan permulaan ciumannya ini.

Seojin melepaskan pautannya setelah ia merasa jika Yoongi sudah bisa mengendalikan dirinya lagi.

"Nakal ya sekarang..." goda Yoongi.

"karena aku mencintai pria nakal yang berada di hadapanku ini" lagi-lagi Seojin memperlihatkan senyuman mautnya.

Yoongi tersenyum manis dan menampilkan giginya kecilnya. "Kiyopta" yoongi mengacak pelan poni Seojin.

"Seojin-ah..."

"Emmm..."

"Aku tau ini sangat mendadak...."Yoongi mengambil nafasnya dalam dan mengehembuskannya melalui mulutnya.

"Aku ingin hidup bersamamu, aku tidak hanya ingin menjadi kekasihmu saja, aku ingin kau menjadi istriku, ibu dari anak-anakku dan mewujudkan mimpi kami selama ini. Hidup bahagia bersama, mau itu duka atau suka, aku hanya ingin tetap bersamamu, selamanya hanya ingin bersamamu. Sampai kapanpun, aku akan selalu mencintaimu"

"Seojin-ah... nawa gyeolhon hae jullae ?" (*Maukah kau menikah denganku?"

Yoongi terus saja tersenyum dan menatap Seojin yang mulai berkaca-kaca. Ia mengangguk dan tersenyum tak lupa juga dengan tangisan bahagianya yang menggalir dengan deras.

Yoongi memeluk Seojin erat dan ia juga memasangkan kalung berlian di leher Seojin. "Ini bukan barang untuk lamaran..."bisik Yoongi dengan casual.

Ia melepaskan pelukannya dan menggeluarkan kotak hitam buludru yang berada di dalam saku jasnya. Ia membukan kotak tersebut dan menunjukkan cincin yang begitu cantik dan elegan seperti gadis yang akan menjadi istrinya dan mimpinya untuk merubah marga Seojin akan terwujud sebentar lagi.

Yoongi menyematkan cicin tersebut di jari manis dan lentik Seojin dibandingkan dengan jari Park Jimin yang kecil dan buntet itu.

Ia mengecup punggung tangan Seojin. "Aku ingin memiliki dua anak"bisik Yoongi.

Seojin memerah kembali, ia juga memukul dada Yoongi. "Byeontae!" (*Mesum)

"Tidak apa-apa, aku melakukannya kepada calon istriku kok.."

"Tetap saja kau itu mesum.."

"Apa kita mecoba menabung terlebih dahulu untuk pernikahan kita?" usul Yoongi.

"Menabung?"

"Iya...... menabung anak. Jika kau hamil, aku akan menikahimu dua minggu kedepan, bagaimana?"

"Ya! Kakek-kakek ini kembali mesum...."

Yoongi tertawa puas dan memeluk Seojin. "Aku hanya bercanda"

"Kita akan menikah dua bulan lagi..." Lanjutnya.

Seojin melepaskan pelukan mereka, Seojin menatap Yoongi protes.

"Kau mau sebulan lagi?" tawar Yoongi dengan mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum miring.

Seojin menggeleng dan kembali memeluk Yoongi. "Dua bulan saja..."putus Seojin dengan cepat.

"Baiklah, Min eomma...." Goda Yoongi kembali.

Sebulan berlalu dari pasca lamaran Yoongi yang terbilang begitu mendadak bagi Seojin, dan sebulan ini juga mereka mengurus semua perlengkapan pernikahan mereka. Yoongi juga sudah mendapatkan Izin dari kedua orangtua Seojin namun tetap hanya ada satu penghambat yaitu sang kakak Kim NamJoon yang tidak merestui pernikahan adiknya dan di ambil oleh orang lain apalagi itu adalah Min Yoongi musuhnya sendiri.

Namun dengan tiba-tiba Namjoon merestui mereka entah kesepakatan apa yang di lakukan Yoongi bersama Namjoon hingga dengan tiba-tiba Namjoon mengatakan "Aku akan menyerahkan adikku untukmu, adik iparku"  walaupun nadanya seperti tidak rela namun ia tetap melakukannya demi kebahagiaan adiknya yang paling ia sayangi.

Dan ia hanya satu langkah lagi yaitu meminta izin kepada kedua orangtua Yoongi. Dan mereka akan melakukannya seminggu lagi sebelum pernikahan mereka tiga minggu lagi.

"Hyung, kau didalam?" Panggil Taehyung dari luar dan membuat Yoongi tersadar dari alam lain yang membawanya menjadi lebih tertekan karena melihat senyuman wanitanya itu.

Taehyung sudah masuk terlebih dahulu tanpa ia suruh sebelumnya.

"Ada apa?" Tanya Yoongi datar.

"Kau mengurung diri di kamar...." Taehyung pun mendekati Yoongi dan merebahkan dirinya di kasur milik kakaknya ini.

"Aku malas keluar, aku ingin tidur seharian..."

"Kau ingin minum?" tawar Taehyung.

Yoongi menatap adiknya dengan tatapan anaeh. "Apa kau bodoh, ini masih pagi. Tidak ada bar yang buka di jam sembilan pagi" Yoongi mulai mengeluarkan letupan-letupan yang membara di kepalanya.

"Aku tahu kau sedang tertekan. Apalagi sebentar lagi kau akan menjadi CEO, jadi bersenang-senanglah sebelum kau bertambah tertekan"

"Aku sudah minum denganmu dua hari yang lalu dan kau pergi meninggalkan ku dengan si kuda!!!"

Taehyung tertawa menertawakan Yoongi yang memang sedang mabuk bersamanya dan juga Hoseok. Dan mereka memang sengaja mengambil tempat di Daegu tempat kelahiran mereka.

"Hahaha.....saat aku mabuk aku merindukan budakku..."

"Sehebat apa budakmu itu?"

"Aku belum mencobanya, tapi yang aku tahu, ia memiliki rasa manis di sekujur tubuhnya seperti yang kau ceritakan dulu, aku sudah menemukan apa yang kau rasakan..."

"Apa gadisku dan bonekamu, sama?" Tanya Yoongi memastikan, kaena ia tidak ingin gadisnya itu masuk kedalam kehidupan Taehyung.

Kau telat Yoongi, Taehyung sudah berjalan jauh dengan Seojin, gadis mu itu. Tanpa kau ketahui.

"Tentu saja berbeda, dari yang sering aku dengar, wanitamu itu bersikap manis. Tapi boneka ku selalu menantangku dan selalu membuatku merasa seperti pria yang brengsek dimatanya"

"Bukankah itu fakta?" ejek Yoongi

"Kau dan aku itu sama, jadi jangan mengejek dirimu sendiri?!"

"Itu dulu Tae, sekarang aku tidak melakukannya lagi.."

"Iya, kau memang sudah tidak melakukannya semenjak berpacaran dengan wanitamu itu bahkan hingga sekarang kau pun tidak bisa melupakannya" ucap Taehyung yang membuat Yoongi diam dan kembali merasakan ingin meluapkan semua amarahnya yang tertahan.

"Ayo kita minum...."Ajak Yoongi.

**** 

jreng-jreng update cepet yoyo....

gimana udah pada streaming mv baru bts yang idol??. 

Omoo, aku seperti dejavu waktu liat mereka serasa pernah bertemu tapi entah dimana :') 

Hayooo.... masih bertahan kan di kapal kalian, yang berada di kapal YooJin selamat kalian bisa ngerasain kebahagiaan mereka berdua, yeaaaa... tepuk tangan yang meriah... #sambilnimpukpakepanci

buat yang berada di kapal TaeJin mohon bersabar karena mereka nggak akan semanis kisah YooJin ataupun SeoKook tapi akan aku usahakan TaeJin ser-seran.. :') 

ups spoiler :') 

ya udah nggak akan bosen buat ngingetin voteu nya hihi.. 

sama jangan lupa juga follow igku hihi (fyrda0206) inget nggak pake kurung yaaa.... twitter juga boleh (fyrdaaynun) pake  @  jangan lupa..

hihi iya iyaaa tau kok promosi mulu.. 

babay mau bobo sama mas yoongi lagi :-D 

tatapannya membuatku luluh mas...

aku lupa ini kan lapak khusus Tae tapi spamnya banyak suami aku.. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top