열 두 (Twelve)
"Saranghae....."
Seojin tidak tahan mendengar Yoongi yang terus menyatakan cintanya dan ia pergi meninggalkan Yoongi tanpa sepatah katapun, ia bagaikan angin lalu yang datang tanpa dipinta dan pergi tanpa memberitahunya.
Ia pergi dari sana dengan membawa Taehyung yang secara paksa ia tarik dari dunia kemonyetannya. Ia membopong Taehyung sendirian hingga memasuki mobilnya yang tak jauh ia parkirkan. Seojin memarahi Taehyung yang dengan asiknya tertidur dan sesekali meracau tak jelas.
Dasar anak monyet. Seharusnya ia tak menarik si monyet ini dari ibunya, seharusnya ia membiarkannya dan ia pergi pulang sendiri, tapi ia membutuhkan pelampiasan emosinya dan ia benar-benar beruntung sekarang karena monyet yang berada di sebelahnya ia jadikan pelampiasan.
"Kenapa kau lama sekali.."racau Taehyung.
"APANYA YANG LAMA?" Seojin masih dalam mode pelampiasannya.
"Menjemputku bodoh.."
Heol.... sedang mabuk saja masih mengatainya bodoh, dasar bodoh.
"Dengar Tuan, kau mabuk di Daegu dan aku sedang berada di Seoul, kenpa tidak sekalian saja kau mabuk di afrika dan memintaku untuk menjemputmu" Nada Seojin masih belum berubah ia masih kesal dan berteriak kepada Taehyung yang seperti sedang tuli itu.
"Kau menyesuahkanku !!!!" Seojin masih berteriak.
"Aku sedang tidur, aku butuh istirahat !!!" Lanjut Seojin
"Dan aku lelah..."Suaranya memelan dan ia menangis di hadapan Taehyung yang sedang tertidur. Taehyung sedikit tersadar akibat tangisan Seojin yang menggelegar itu.
"Menganggu tidur saja."
Cih, dalam keadaan mabuk saja ia selalu mengumpat.
Kendaraan yang dibawa Seojin terus melaju dengan keadaan Seojin yang tetap menangis, lalu ia menepikan mobilnya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan menangis kembali dengan kencang dari sebelumnya.
"Kenapa kau terus menangis, aku tidak mati!!" Racau Taehyung yang merasa terganggu.
Seojin melirik sebentar ke arah Taehyung lalu ia memukul lengan Taehyung dengan kencang. "Kau mati pun aku tidak peduli, jika perlu aku akan mengadakan syukuran tujuh hari tujuh malam jika perlu"
"Jangan mengatakan hal seperti itu, bukankah kau mencintaiku...."
Seojin tertawa meremehkan. "Kau sedang mabuk tuan, dan harus kau ingat. Aku tidak mencintamu, aku hanya mencintai dia, tidak ada yang lain !" jelasnya dengan tegas.
"Lupakan dia. Cintailah aku, aku akan mencintaimu dengan baik"
Sialan, dengan suara beratnya dan suara mabuknya membuat Seojin merasa mual mendengar celotehan tak bermutu itu. "Aku tidak akan pernah mencintaimu, kau itu pecandu wanita dan minum. Bisa saja kau pecandu narkoba atau kau penjual senjata ilegal"
"Aku memang brengsek, tapi jika aku sudah mencintai seseorang aku akan mencintanya dengan sepenuh hatiku, dan sampai mati"
Seojin tertawa dengan kencang. "Kalau kau mabuk seperti ini kau lucu sekali bicaranya, hingga aku ingin manampar bibir mu itu" Ucap Seojin dingin.
Taehyung sedikit mendekatkan wajahnya kearah wajah Seojin. "Tampar saja, tapi dengan bibirmu..."
Seojin langsung menoyor kepala Taehyung dengan kencang dan ia menurunkan kursi kebelakang supaya Taehyung si anak monyet tidak bergerak mendekatinya jika mabuknya kembali bereaksi.
Semakin mesum saja saat mabuk, pikir Seojin.
Ia pun melanjutkan perjalanan menuju Seoul dan mereka sampai sudah menunjukkan pukul lima pagi.
Ia hanya membiarkan Taehyung yang tertidur di mobilnya tanpa ingin membangunkannya sama sekali, bukan karena kasihan untuk mengganggunya, ia hanya sedang malas membopongnya.
Ia berjalan memasuki apartemennya, ingin melanjutkan tidur, tanggung. Tidak tidur, ia begitu lelah. Posisinya sekarang serba salah.
Salahkan kau Min Taehyung....
"Aaaaaaaaaa......." teriak Seojin dan membuat Yeontan menghampirinya karena terkejut dan juga memang sedang menunggu Seojin pulang.
Gukk..
"Aku tidak apa-apa, aku hanya kesal dengan majikanmu.."Seojin mengusap bulu lembut Yeontan yang sering ia urus ini.
****
Seojin sedang berada dirumahnya, ia pergi dengan menggunakan busway karena di mobilnya masih terdapat manusia yang sedang tertidur dengan tenang seperti orang mati di sana bahkan hingga siang ini ia masih tertidur.
"Rasakan kau Taehyung, aku menguncimu di mobil" ia tertawa evil.
"Eomma...."Panggil Seojin saat memasuki pintu utama.
Pelayan datang menghampiri Nona muda yaitu Kim Seojin. "Ahjuma, kemana eomma?" Tanya Seojin langsung.
Seojin pun menghampiri meja makan dan duduk disana lalu meminum air yang berada di meja makan. "Tuan dan Nyonya besar sedang pergi ke China bersama Tuan muda"
Seojin tersedak, pasalnya keluarganya pergi tanpa memberitahunya sama sekali. "Sejak kapan?"
"Semalam" jawab Ahjuma dengan tidak enak.
"Eum baiklah. Aku akan disini bersama ahjuma, bolehkah?"
"Tentu saja, aku senang Nona berada dimari" balas Ahjuma dengan senang hati.
"Bagaimana kabar putrimu, ahjuma?" Tanya Seojin yang sedang melahap brownis yang dibuat ahjuma.
"Jjang...." ia mengangkat dua jempolnya. "Brownis ini favoritku sejak aku kecil" Ahjuma hanya tersenyum.
"Shi Kyung sudah menikah setahun yang lalu, dan aku sudah memiliki cucu" ahjuma bercerita dengan wajah yang berbinar
"Apa kau bahagia memiliki cucu, ahjuma?"
"Tentu saja aku bahagia, semua ibu mendambakan dirinya di panggil dengan sebutan halmeonie oleh cucu mereka, mendengar suara panggilannya membuatku tersenyum setiap saat"
"Apa eomma sama seperti ahjuma?" tanya dengan lesu.
"Mungkin saja, tapi Nyonya hanya menginginkan putra-putrinya bahagia dengan cara mereka masing-masing, ahjuma bahagia dengan cara menjadi seorang nenek, mungkin Nyonya bahagia melihat Nona sembuh, tersenyum dan bahagia"
Seojin menitik'an airmatanya terharu mendengar tutur kata ahjuma yang menyentuh hatinya. "Boleh aku memelukmu, ahjuma?"
Ahjuma tersenyum, Seojin menghampiri ahjuma dan memeluknya dengan erat.
"Aku merindukannya, ahjuma...."
"Lupakan orang itu, jika kau mengingat luka mu maka akan semakin sulit untuk kau kendalikan" Ahjuma membalas pelukan dan mengusap rambut Seojin dengan sayang seperti kepada putrinya sendiri.
****
Seojin sedang menunggu jemputan di depan gerbang sekolahnya dan mobil yang ia tunggu pun datang di hadapannya, Seojin langsung menaikinya tanpa disuruh terlebih dahulu. Saat ia duduk di sebelahnya ia terkejut melihat penampilan Yoongi yang memakai seragam yang sama sepertinya.
"Oppa, kenapa kau memakai seragam?"
Yoongi tersenyum menampilkan giginya yang kecil. "Karena kekasihku masih bersekolah dan aku akan mengajaknya kencan ala anak sekolahan" ia terkekeh mengucapkannya.
Menurutnya memang menggelikan tapi ia akan melakukan apapun jika berkaitan dengan kekasihnya ini, ia kan melaksanakan apa yang di inginkannya, memberinya kenyamanan yang begitu nyata bahwa ia sangat mencintai dan menyayanginya sepenuh hati.
"Jangan berlebihan.."
"Aku tidak berlebihan, aku ingin merasakan sensasi baru seperti ini" Aku Yoongi yang memang belum pernah berkencan memakai seragam sekolah.
"Memang kau tidak memiliki kekasih saat sekolah?"
"Apa kau lupa, aku bersekolah khusus pria dan pacarku hanya Noona-noona saja tidak ada yang seumuran denganku" ia melirik Seojin sebentar dan menatap ke depan kembali karena ia sedang mengemudi.
"Pacarku?" Seojin menaikan sebelah alisnya.
"Akh, maksudku mantan.. mantanku.." ralat Yoongi dengan pekanya membenarkan kalimat yang salah saat ia mengatakannya kepada Seojin. Karena Seojin adalah kekasih yang paling pencemburu dari para mantan-mantannya.
Seojin tertawa."Ingat mereka mantanmu bukan pacarmu, pacarmu hanya aku...."
Yoongi tersenyum mengagumkan. "Kekasih ku ini sangat pencemburu..."
Seojin hanya tertawa ringan. "Oppa, seharusnya kau berkencan saja dengan temanmu"
"Aku normal, aku menyukai seorang gadis. Apalagi gadis sepertimu.."
Bluss.....
Pipi Seojin sangat merah ia hanya menutupnya dengan kedua telapak tangannya. "Ada apa dengan pipi mu?" Tanya Yoongi yang sedang mengemudi, ia tahu jika Seojin sedang tersipu malu kepadanya.
"Ini karena ulahmu!!"
"Aku tidak melakukan apapun padamu" elak Yoong
"Berhenti berpura-pura bodoh"
Yoongi tertawa lepas. "Aku genius dan tidak pernah berpura-pura bodoh, untuk apa aku seperti itu"
"Oppa, kau menyebalkan !"
"Nado saranghae....."
"Oppa...." rengeknya.
"Saranghae..."Ucapnya dengan menggoda Seojin.
"Hentikan..."
"I Love you..." Yoongi tidak menuruti rengekan Seojin sama sekali.
"Oppa berhenti melakukan itu, aku bisa mati dengan serangan jantung"
"Aku akan mendonorkan jantungku supaya kau tidak pergi...." Yoongi melirik Seojin yang sedang menatapnya kesal.
"Dan kau akan meninggalkan ku, begitu..."
"Aku tidak akan meninggalkan mu barang sedetik pun, aku akan selalu berada di hatimu dan jantungmu yang berdetak itu milikku yang menetap di tubuhmu" Suasana pun berubah.
Seojin menangis mendengarnya. "Jangan menangis, aku tidak akan pergi. Aku akan meminta jantung kepada orang lain..." hibur Yoongi dengan mengelus pucuk kepala Seojin memakai satu tangannya dan yang satunya ia pakai untuk menyetir.
"Berarti kau selingkuh.." Yoongi diam.
"Dengan jantung orang lain di tubuhmu berarti itu adalah sebuah perselingkuhan karena yang berdetak di jantungmu milik orang lain, sedangkan aku milikmu"
Yoongi tersenyum, ia terlalu sering tersenyum jika bersama dengan Seojin hingga ia lupa dengan wajah yang datar itu jika di hadapan kekasih yang begitu ia cintai ini. "Aigoo.... gadisku cemburu ternyata...." Yoongi mengacak poni Seojin dengan gemas.
"Sudah jangan menangis, aku akan terluka melihat airmata mu yang berharga itu terjatuh"
Seojin menitikkan airmatanya mengingat kenangan masalalu yang terus melintas di benaknya, ia dengan cepat mengambil obatnya yang berada di laci nakasnya karena tubuhnya sudah bereaksi dengan terlintasnya kenangan masalalu. Tubuhnya akan bergetar hebat, jantungnya tidak bekerja dengan normal dan berpacu lebih cepat dari biasanya, kepalanya pun akan merasakan pening yang begitu menyakitkan.
Oppa bantu aku
Rintihnya pelan. Ia memegang dadanya dengan erat dan terus menerus memanggil nama Yoongi. Ia telat meminum obatnya dan mengambil beberapa butir lagi dari dosis biasa ia konsumsi, ia bukan berniat bunuh diri tapi ia ingin menghilangkan rasa sakitnya yang begitu menyakitkan.
Tolong siapapun bantu aku
Dengan susah payah ia bangkit dan berjalan dengan menelusuri dinding untuk menuju kamar kakaknya, ia berpapasan dengan ahjuma yang sedang membersihkan lantai di ujung sana. Ahjuma begitu cemas dan menghampiri Seojin dengan cepat.
"Nona, ada apa denganmu?" tanyanya dengan cemas.
Seojin menggeleng, ahjuma dengan cepat menghampiri telepon rumah yang berada di depan kamar Seojin. Ia berniat menelpon majikannya namun dengan cepat Seojin menahannya.
Ia menggeleng dengan terus menitikkan airmatanya. "Jangan.... beritahu....me...reka..." Seojin sudah tak tahan untuk berdiri dan ia terjatuh lemas.
"Ah..juma... tolong..ambilkan..obat.. dilemari..oppa... ppalli..." Ahjuma dengan cepat mengambil obat yang di maksud Nona muda dan ahjuma hanya menemukan cairan yang ia tidak ketahui dan juga jarum suntik yang ia ketahui jika keduanya berpasangan dengan jarum suntik yang sedang ia pegang. Dengan tangan yang bergetar ia mengambil ponselnya dari dalam saku dan menelpon seseorang karena ia tidak sanggup untuk menyuntikkan nya di tubuh Nona muda.
"Tuan...."Sapa ahjuma saat panggilan dengan cepat di terima oleh seberang sana,
"Nona Seojin kembali dan orang rumah sedang tidak ada" panggilan terputus dari seberang dan ahjuma dengan cepat menghampiri Seojin, hanya menunggu kuang lebih delapan menit orang yang di telepon oleh ahjuma sudah datang dengan berlari tergesa-gesa dan menghampiri Seojin yang terus memegang dadanya.
Ahjuma memberikan cairan dan jarum suntik lalu orang tersebut langsung menunsukkan jarum di cairan tersebut dan menariknya. Dan ia menyuntikkan nya di lengan Seojin tempat yang sering menjadi sasaran jarum suntik setiap penyakitnya sangat parah seperti sekarang.
Seojin tenang dan tidak merasakan sakit seperti tadi, ia sudah sedikit kehilangan kesadarannya dan sebelum menutup matanya, ia menatap manik seseorang di hadapannya yang sedang menitikkan airmatanya karena Seojin.
"Jungkook-ah" gumamnya pelan, kesadarannya pun pergi dan hanya meninggalkan Seojin yang tergeletak dengan kepala yang berada pangkuan Jungkook.
Jungkook mengangkat Seojin kedalam kamarnya kembali dan merebahkannya dengan sangat berhati-hati. Ahjuma pergi dari sana untuk membuatkan minuman pada orang yang sudah ia panggil kemari.
Jungkook duduk di sebelah Seojin yang tertidur dengan tenang. Ia memandang Seojin dengan sendu, ia mengusap lembut rambut Seojin.
"Apa lagi yang melintas di benakmu, kali ini" monolognya.
"Apa kau tidak lelah atau merasa sakit, jika terus seperti ini"Jungkook terus mengusap rambut Seojin.
"Jangan mengingatnya, itu membuatku sakit" Jungkook menitikkan airmatanya kembali, ia dengan cepat menghapusnya.
"Aku mengingin kan Seojin yang dulu, Seojin saat masa bersekolah, Seojin yang sedang tersenyum dengan tulus dan tertawa bahagia. Aku menginginkan Seojin-ku kembali, Seojin yang tidak pernah menangis dan tak mengenal apa itu patah hati, aku merindukanmu" Jungkook tak bisa menahannya lagi dan membiarkannya mengalir begitu aja.
Bukan berarti ia lemah, ia hanya terluka melihat orang yang ia sayangi terluka seperti ini.
"Aku akan menunggumu.."Jungkook mendekatkan bibirnya kearah kening Seojin dan menciumnya lama. "Seojin-ah"
***
Huaaa.. overdosis uee.....
Jari ku meringkeul (?) orang sunda pasti tahu wkwkwk..
Aaa aku update malam idul adha, aku akan selalu berkurban, kurban yang terlalu menyakitkan, menunggu suamiku Min Yoongi yang tak pulang-pulang....
Huaaaa, langsung di kejar massa aku....
Aku mau tau kalian berlayar dikapal siapa :
- TaeJin ?
- YooJin ?
- Atau SeoKook?
Jangan lupa voteujuseyo chingu Eumm Chagiya, Emmm Yeobo, hihihihi... gini nih yang ditinggal suami dinas di negaranya apalagi bakal deket konsernya, Huaaaa mau nyoba nonton konser, jujur aku belum pernah. Karena aku jomblo (?)
Hehehe bukan lagi promosiin diri kok, hahaha... promosi Instagram aku aja (fyrda0206) nggak pake kurung kok :')
Tetap ingat jangan lupa Voteu and komeneu...
udah di ajak bobo sama suami wihiw :D
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top