여덟 (Eight)

Jangan lupa Votenya

*** 
Namjoon dan NamGil pergi kebandara dengan diantar Seojin dan Eun Ha mereka berpamitan dengan satu permintaan Seojin dari kemarin yang mendekati Namjoon dengan suatu niatan yang tersembunyi yaitu oleh-oleh dari Indonesia apapun yang penting banyak.

"Jangan lupakan pesananku..."teriak Seojin kepada Namjoon yang menutup telinganya karena pusing mendengar permintaan yang dari kemarin disebutkan oleh adiknya.

"Minta apa dia?" tanya Nam Gil yang berada di sampingnya.

"Biasa" jawabnya dengan mengangkat bahunya.

"Oleh-oleh?" Namjoon mengangguk. "Ia juga memintanya kepadaku, tapi eomma mu yang memintanya, karena ia sedang merayumu dari kemarin"Nam Gil tersenyum jika melihat Seojin seperti itu.

Mereka memasuki kabin pesawat dan mencari tempat duduk mereka, Namjoon mengambil tempat di jendela sedangkan Nam Gil berada di sebelahnya dan sekretaris Nam Gil dan Namjoon berada di belakangnya.

Namjoon yang sedang bermain ponselpun mendengar keributan dari arah depan dan saat ia melihat apa yang terjadi, ia terkejut melihat Jungkook, Jimin dan Seokjin yang sedang berjalan dengan keributan yang selalu mereka lakukan.

"Ya, Jungkook-ah" panggil Namjoon yang berdiri dari tempat duduknya.

"Woah, Namjoon hyung" Jimin yang menjawab karena ia yang pertama kali melihat Namjoon saat pria itu memanggil Jungkook dan mereka ternyata berada di depan Namjoon.

"Appa, kita tukar tempat ya"pintanya

"Tadi saat di luar kau ingin di ujung dan sekarang kau ingin ditempatku. Baiklah, awas saja jika kau memintaku berpindah lagi"

"Tidak akan terjadi" mereka pun bergantian tempat dan Nam Gil kembali memainkan tabletnya memantau pekerjaan setiap saat.

"Kalian pergi kemana?" Tanya Namjoon yang mencondongkan badannya kedepan.

"Kau tak ingat, hyung. Kita di kabin yang sama dengan jurusan yang sama" jawab Jimin.

"Aku tahu kalian akan ke indonesia, tapi kemana tempat tujuan kalian?"

"Bali" jawab ketiganya dengan kompak.

Dan Namjoon pun mengatakan jika kelompoknya juga akan pergi ke Bali untuk memantau hotel disana, Jungkook pun sama memiliki urusan yang sama untuk meeting dan menyetujui kerja sama dengan hotel yang berada di Bali.

"Lalu kenapa Jimin dan Jin hyung ikut denganmu?"

"Jimin, aku yang mengajaknya karena adik mu menolak tiket pemberianku, sedangkan Jin hyung memang sudah mempunyai rencana ke indonesia untuk bertemu dengan kekasihnya di sana, hanya saja ia belum memiliki waktu pas untuk pergi, saat ia mendengar aku dan Jimin akan ke Bali ia langsung semangat. Jadilah kita pergi bertiga" jelas Jungkook

Jimin dan Jin sedang sibuk dengan kegiatan mereka sendiri dan tidak mendengar percakapan Jungkook dan Namjoon.

"Tentu aja dia menolaknya, bahkan aku yang mengajak nya saja ia tetap menolak apalagi denganmu"

"Dia menolak dengan alasan untuk menemani bibi Eun Ha" Namjoon tertawa kecil dan ia tak sengaja melihat dua orang yang baru datang, Yoongi beserta adiknya Taehyung yang sangat aneh bisa di bawa untuk acara perusahaan yang sama berada di Bali.

Apakah ini takdir?

Bukan, ini adalah sebuah kebetulan yang memang mereka tak pernah mempermasalahkan nya. Karena ke tidak sengajaan mereka bisa berkumpul bersama untuk melakukan kegiatan mereka yang berbeda di sana.

***

Sesampainya di Bali mereka di ajak untuk memesan di hotel milik keluarga Namjoon saja dan tidak menolaknya, karena mereka tak dipungut biaya apapun.

Siapa yang akan monolak jika mendapatkan fasilitas serba gratis seperti ini, bahkan orang kaya pun akan senang hati menerimanya seperti Yoongi dan Taehyung.

Di hari mereka tiba di hotel, mereka tak melakukan kegiatan apapun hanya beristirahat akibat jetlang. Di hari kedua mereka melakukan kegiatan mereka yaitu meeting di tempat yang berbeda dengan tujuan mereka sendiri. Dan berakhirlah mereka di ballroom dengan sebuah kolam renang khusus untuk VVIP dan itu hanya untuk keluarga Namjoon, teman-temannya pun ikut berenang di sana. Tidak semua hanya Hoseok, Jimin dan Taehyung.

Mengapa ada Hoseok di sini, itu karena Taehyung yang memanggilnya untuk terbang ke indonesia saat mengetahui jika yang lainnya berada di indonesia.

Yoongi hanya mendengarkan musik dari earphone hitam yang ia bawa dan Namjoon hanya diam memainkan laptopnya yang ia bawa. Jungkook, ia sedang tertawa sendiri dengan ponsel yang berada di tanganya, Seokjin jangan tanyakan lagi jika ia sedang bertelepon dengan kekasihnya dari tadi dan menjauh dari pandangan yang lain. tiga orang yang sedang berenang pun mengakhirinya dan mereka berkumpul bersama di bawah bulan dan langit yang sama.

Jungkook tetap pada aktivitasnya yaitu memainkan ponselnya.

To: Jinie

Sedang apa?

20:10 PM

Tak membutuhkan waktu yang lama Seojin sudah membalasnya dan mereka memang selalu berkomunikasi dan yang sedari tadi membuat Jungkook tertawa sendiri itu akibat Seojin, dan waktu di KST sudah menunjukan pukul 21:10 malam sedangkan di Indonesia masih belum terlalu malam.

From: Jinie

Sedang membuka majalah lama..

20:12 PM

Kau tahu kook, aku akan menunjukkan sesuatu padamu

20:12 PM

20:13 PM

ㅋㅋㅋ

20:13 PM

To: Jinie

Ya! apakah itu aku? tampan sekali diriku ini.

Dan Seojin terus mengirim pesan yang sama dengan gambar yang berbeda hingga mereka berakhir dengan berteleponan yang sangat lama.

Jimin yang akan mengubungi Seojin hanya di buat kesal bagaimana tidak kesal jika ia ingin menelpone Seojin dan di jawab oleh operator yang mengatakan no yang anda tuju tidak bisa di ganggu dan Taehyung pun sama seperti itu.

"Jaringan disini jelek? Kenapa hanya Jungkook dan Jin hyung saja yang bisa berteleponan sedang kan aku menghubungi seseorang di korea tidak bisa"gerutu Jimin yang berulang kali mencoba untuk memanggil kontak yang sama.

Jungkook selalu tertawa dengan apa yang ia ucapkan nya bersama Seojin dan orang sekitar hanya melihat Jungkook yang aneh, Namjoon sudah mengira jika yang membuat Jungkook seperti itu pasti adiknya.

Taehyung menghampiri Jungkook dan memegang keningnya yang ia rasa sedikit demam itu. "Kau demam kook-ie, istirahatlah"

Jungkook menepis telapak tangan Taehyung yang berada di keningnya. "Aku tidak sedang sakit"

Jungkook pun tertawa kembali. "Apa kau tidak ingin tahu bagaimaana wajahmu saat kau baru bangun tidur di sekolah, dulu"

"Aku tidak ingin tahu, karena saat bangun tidur pesonaku berkali-kali lipat"

"Kau terlalu percaya diri,Noona"

Seketika Seojin tidak menjawab apa yang diucapkan Jungkook ia hanya diam dan kemudian Seojin menangis histeris dengan menyebutkan Yoon oppa dalam tangisannya membuat Jungkook khawatir.

"Ya! Kau kenapa? Apa yang terjadi?" teriak Jungkook dan sekitar memperhatikan raut wajah Jungkook yang mengeras dan khawatir menjadi satu.

Dan ia mendengar dari seberang yang sedang mengetuk-ngetuk pintu dengan keras dan memanggil nama Seojin.

"Ada apa?" tanya Namjoon.

"Adikmu kembali"jawab Jungkook dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Jin-ie dengarkan aku, jangan mengingat dia! Lupakan! Kau juga harus bahagia, buang semua kenanganmu, kau harus sembuh, kami menyayangimu" dan kemudian panggilan terputus oleh Seojin.

Jimin, Namjoon dan Seokjin tahu jika Seojin kembali depresi dan tanpa menunnggu lama Namjoon menghampiri Yoongi yang sedang diam dan langsung ia tinju dengan keras oleh Namjoon. Yoongi tak diam saja ia juga membalas apa yang dilakukan oleh Namjoon hingga mereka dilerai oleh teman- teman mereka.

"Apa yang terjadi denganmu?" teriak Yoongi dengan frustasi.

"Aku melakukannya untuk menggantikannya, kau harus ingat itu!!!" Ucap Namjoon dengan emosi.

Yoongi berusaha melepaskannya dan ia tertawa meremehkan. "Kita harus berbicara berdua" ucap Yoongi dengan tegas. Dan Namjoon di lepas oleh Jimin dan Jungkook yang sedang menjaganya.

Namjoon memimpin jalan dan ia memilih di kamar milik Yoongi dan ia tidak mempermasalahkannya, setelah mereka berada di dalam terjadilah adu hantam yang tertunda tadi, dan mereka sama-sama sudah babak belur dan berhenti dengan sendiri akibat sudah lelah untuk meninju satu sama lain.

"Apa kau tahu keadaan adikku setelah putus denganmu?" tanya Namjoon dengan suara yang tersenat-senat.

Mereka berdua terdampar di lantai hotel bahkan mereka tergeletak bersampingan. Yoongi menggeleng, ia masih mengatur nafasnya dengan benar.

"Aku tidak bisa melacaknya setelah dua bulan aku memata-matainya"

Namjoon tertawa. "Aku memang sengaja melakukan nya, tapi itu bukan kemauanku, itu permintaan Seojin saat ia tahu jika ia selalu di ikuti dengan orang membuatnya risih dan saat aku lacak, mereka bawahan mu"Namjoon tertawa setelahnya.

"Kau tahu hyung?" Namjoon menutup matanya dengan sebelah tangannya dan ia menangis, Yoongi mendengar tangisan kecil Namjoon dan ia hanya diam saja untuk tidak memperdulikan tangisan Namjoon yang tiba-tiba.

Yoongi menutup matanya dengan tenang menunggu kelanjutan yang akan di ucapankan oleh Namjoon.

"Dia depresi selama lima bulan dan itu akibatmu!" Yoongi membuka matanya lebar dan ia terkejut dengan fakta yang di berikan oleh Namjoon kakak dari mantan kekasihnya.

"Dia selalu mencoba membunuh dirinya sendiri, ia mencoba dengan memotong urat nadinya, mencoba melompat dari atap hotel dan yang lebih parah dia...."Namjoon membuang nafasnya dengan pelan "meminum racun, dan untung saja ia selau di jaga oleh banyak orang hingga kita tak kehilangan gadis yang malang itu"

"Aku tidak menginginkannya untuk tinggal di tempat yang aku tidak sukai, rumah sakit jiwa. Namun karena keadaannya yang semakin parah aku terpaksa membawanya, dia akan kembali depresi jika ia menemukan barang milik mu, ia sudah bisa mengatasi jika ia bertemu denganmu, dan ia juga tidak bisa pergi kemana-mana karena ia tidak ingin mengingatmu, dan yang lebih parah lagi dia pergi seminggu yang lalu ke Daegu dengan seorang pria, untung saja ia tidak membunuh dirinya di Daegu saat tahu jika ia sedang pergi kesana"

Namjoon berdiri dari tempatnya. "Kau harus tahu hyung, Seojin seorang gadis yang begitu berharga bagiku, dan kau pasti tahu jika Seojin yang kau lihat sekarang tidak sama lagi seperti saat kau pertama kali melihatnya" Namjoon pergi meninggalkan Yoongi yang diam meresapi semua perkataan yang diucapkan oleh Namjoon dan ia tidak melewatinya sedikitpun.

Yoongi menangis, betapa bodohnya dirinya yang meninggalkan Seojin dengan keserakahannya dan juga kebodohannya. Dan ia semakin menjadi pria brengsek saat mengetahui fakta bahwa seojin seperti itu akibatnya, ia ingin menyembuhkan penyakit Seojin namun jika ia mendekat itu sama saja jika Yoongi sedang mencoba membunuh Seojin dengan perlahan karena kedekatannya.

Ia terduduk dan mengacak rambutnya frustasi. "Mianhaeyo baolggul, jeongmal mianhae, aku bukan pria yang bisa menjagamu dari jauh dan aku adalah pria brengsek" Yoongi menangis dan berteriak histeris karena kesalahannya tidak akan bisa membuat Seojin kembali menjadi dirinya yang semula.

Ia sudah merasakan penyesalan yang begitu mendalam dan yang sering di ucapkan oleh Seojin saat mereka sering bersama. "Kau harus sering mengingat bahwa penyesalan itu akan hadir dengan begitu berat dan menyakitkan" ia merasakannya dan begitu menyakitkan dari yang ia bayangkan.

Suara ketukan membuat Yoongi mengerang ia mengatur nafasnya dan membuat dirinya menjadi seorang pria yang dingin, saat ia membuka pintu ia melihat beberapa medis dan mereka masuk untuk mengobati Yoongi dengan luka yang sudah membiru di wajahnya. Dan medis itu kiriman dari Namjoon walaupun ia membuat Yoongi terluka, dan ia tetap memperdulikan Yoongi yang sekarang menjadi temannya itu.

***

Setelah mengutarakan semuanya Namjoon pergi dan memanggil medis untuk Yoongi, ia masih memiliki sisi keperdulian terhadap seseorang walaupun ia telah merusak adiknya.

Ia berjalan menuju kamar ayahnya yang berada tak jauh dari kamarnya. Ia mengetuknya terlebih dahulu dan masuk kamar ayahnya.

"Appa, kau sudah mendengarnya?" tanyanya dan Nam Gil mengangguk, ia sedang minum wine yang disuguhkan.

"Jika kau khawatir, pulanglah besok. Aku sudah memesan tiket untukmu" ucapnya dengan lemas, bagaimana tidak jika ia mendapatkan kabar dari istrinya yang menangis karena begitu menghawatirkan putrinya yang tiba-tiba kambuh, dan itu juga membuatnya menjadi ayah yang tidak bisa menjaga anaknya dengan benar, ia gagal menjadi ayah untuk putrinya.

"Baiklah, aku kesini hanya untuk meminta izinmu, aku kembali ke kamar" pamitnya.

"Kau tidak boleh mabuk, dan itu akan membuatmu semakin tertekan" Nam Gil mengingatkan putranya walaupun sekarang dirinya sendiri sedang mabuk.

Namjoon kembali kemarnya dan ia memanggil kontak ibunya dan tak menunggu lama Eun Ha sudah mengangkatnya.

"Yeoboseyo eomma, kau tidak kenapa-napa?"

"Eomma tidak kenapa-napa, eomma hanya khawatir terhadap putri eomma, dan eomma merasa bersalah saat menyuntiknya, eomma seperti bukan seorang ibu yang baik" Eun Ha kembali menangis dan ia sedang berada di kamar Seojin sambil mengelus-elus kepala Seojin dengan penuh kasih sayang.

"Eomma tidak jahat, itu demi kebaikan Seojin. Aku akan pulang besok"

"Kau tidak boleh pulang, kau harus bersama appa mu, adik mu tidak akan menyukai kedatanganmu yang secara tiba-tiba..." jedanya sebentar untuk mengatur nafasnya.

"Kau habiskan saja waktumu di sana dan jangan melupakan pesanan adik mu yang banyak itu" Eun Ha mencoba mencairkan suasana.

"Aku melupakan sesuatu jika aku belum membeli barang sedikitpun" Namjoon tertawa dan mereka sejenak melupakan kejadian Seojin yang membuatnya khawatir dan Eun Ha dengan baik bisa mengubah suasana dan pikiran Namjoon menjadi tenang kembali.

Itu lah kemampuan seorang ibu untuk semua anaknya dan ibu yang akan bisa membuat semuanya menjadi tenang.

Gomawoyo eomma. 

*** 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top