십구 (Nineteen)
Jika ada typo. Kalian bisa kasih tau aku.. Nanti aku revisi lagi.
***
"Kau sudah tidur?" tanya Taehyung dengan menyembulkan kepala kedalam kamar Seojin.
Seojin dengan cepat menutup wajahnya dengan selimut. "Jangan ganggu aku!!" ujar Seojin dengan suara khas bangun tidur.
Taehyung mendekati ranjang Seojin, lalu membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Seojin, "Bangun, kau harus makan malam.."
Seojin merengut dan kembali menarik selimut untuk menutup wajahnya lagi. Taehyung lagi-lagi membukanya, tanpa permisi ia mengangkat Seojin, dengan cepat ia mengalungkan tangannya di leher Taehyung karena takut terjatuh.
Wajahnya terlalu dekat dengan wajah Taehyung yang sedang menatap kearah depan, ia terpana melihat dan memperhatikan pahatan wajah Taehyung yang mirip seperti manekin itu, dengan bentuk mata yang indah, hidung yang tajam, rahang lancip dan bibir tipis yang seksi.
Taehyung tersenyum tanpa melirik Seojin yang memang sedang menilai wajah Taehyung. karena ia tahu, wajahnya sedang di puji-puji oleh Seojin.
Seojin menggeleng cepat, untuk apa ia memperhatikan wajah manusia gila ini. Tubuhnya dengan cepat bergidik merinding karena otaknya yang menilai Taehyung seperti manusia paling tampan sedunia.
Sialan pria ini pasti ge'er karena di perhatikan oleh wanita cantik seperti Seojin. "Turunkan aku!!" ujar Seojin dengan kesal.
Perbuatan dan perkataannya berbanding terbalik, ia memang mengatakan dengan nada kesal, tapi tangannya semakin erat memeluk leher Taehyung. Taehyung menahan tawanya ia harus stay cool. Setelah sampai di meja makan ia mendudukkan Seojin di salah satu kursi dengan perlahan, tangan Seojin masih bersarang dileher Taehyung.
"Kita tidak akan makan jika kau terus memelukku" ucap Taehyung dengan senyum manisnya
Dengan cepat Seojin melepaskan tangannya dan menghindari kontak mata dengan Taehyung, ia malu sangat malu. Ingin rasanya menguburkan diri sendiri jika sudah seperti ini, pipinya bersemu merah, matanya bergerak tak menentu arah, lawannya seorang pria gila yang berada di hadapannya sekarang.
Dasar Min Taehyung sialan.
Seojin menatap hidangan yang sudah tersedia di meja makan, dari bentuk, penampilan telihat begitu menggiurkan. "Kau yang memasak?" tanya Seojin dengan takjub.
Taehyung mengangguk bangga, ia hanya memperhatikan raut wajah Seojin yang terbilang sangat manis dan juga sangat cantik. Ia hanya diam bersender dikursi dan melipat tangannya di depan dada, menatap Seojin dengan senyum manisnya.
Ia sedang berperan sebagai orang lain, kenapa? Karena ia ingin membuat Seojin melupakan masa lalunya yang membuatnya menderita, dan itu membuat Taehyung merasa iba kepada wanita dihadapannya ini. Entah kenapa ia bisa merasakan rasa iba kepada orang yang terlihat begitu sederhana dan juga seperti tanpa beban. Namun dari semua itu, ia hanya sebagai manusia yang rapuh dan hidup hanya beralasan karena tidak ingin merepotkan orang yang menyayanginya.
"Tentu saja, aku memasaknya khusus untukmu, Nyonya Kim"
"Cobalah masakanku" perintah Taehyung.
Sudah tampan, kaya, pintar masak, suamiable banget sih Taehyung itu. Seojin-pun menyuapnya dan saat kunyahan kedua, ia meralat semua perkataannya bahwa Taehyung itu suamiable. Ia langsung berlari ke arah wastafel dan mengeluarkan isi perutnya yang baru di isi sedikit.
"Ya!!! Apa kau ingin membunuhku!!! huwekk..." teriak Seojin yang terus berusaha mengeluarkan isi perutnya yang mual. Karena rasa makanan yang dimasak Taehyung masih membekas di tenggorokannya.
Ia kembali ketempat semula. "Apa yang kau masak? Ini bukan seperti makanan untuk manusia"
"Seburuk itu?"
Seojin menatap Taehyung dengan serius, lalu ia menyendokkan makanan buatannya dan memakannya dengan slow motion. "Ini sempurna." ujarnya yang masih menggunyah makanannya.
Seojin mengernyit aneh. Sempurna? Dengan rasa asin yang sangat asin mengalahkan asinnya air laut, bahkan ia mengira jika Taehyung memasukkan satu toples garam kedalam makanan. Tapi bagi Taehyung ini memang makanan yang paling sempurna diantara masakannya sebelumnya.
"Terserah apa maumu, hilang sudah nafsu makanku malam ini."
"Tunggu! Aku akan membuangnya, makanan ini memang tidak layak untuk di makan"
Setelah membuang makanan sempurna Taehyung, mereka memesan makanan dan makan bersama tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Bukan karena terlalu khidmat namun Seojin memang menghindari percakapan dengan Taehyung. Taehyung pun sedang malas berbicara karena uangnya terbuang banyak hanya untuk membeli makanan saja.
Setelah selesai makan, mereka berdua diam di depan televisi dan menonton drama malam bersama. Seojin menatap serius kearah televisi namun tatapannya kosong atau bisa dikatakan jika dia sedang melamun.
Taehyung? Jangan ditanya, ia sedang memainkan ponselnya dan sedang merencanakan sesuatu. Akal mulusnya sedang bekerja keras, ia ingin melakukan hal yang belum pernah ia lakukan, namun ia takut, takut di tolak walaupun ia percaya tidak ada wanita yang bisa menolaknya. Termasuk kamu.
Ia dengan cepat menggeleng. Seojin tidak akan menolaknya. Ya, dia tidak akan menolak. Sesaat kemudian Taehyung menjadi melamun dengan wajah yang memperhatikan Seojin dengan sangat intens. Mata yang indah, pipi yang begitu menggemaskan, bibir tipis yang begitu menggoda dan dada yang kurang menampak. Sepertinya harus melakukan service, dan Taehyung siap untuk menservicenya.
Apa benar Seojin seorang wanita? Dia seorang jalang, tapi dada miliknya tidak besar seperti para jalang yang sering melayaninya.
Aha... ini kesempatannya untuk membuat dada wanita itu terlihat seperti wanita pada umumnya. Namun ia kembali tersadar, ia akan mati terlebih dahulu di tangan wanita kurus itu.
Cih, kenapa ia harus takut dengan wanita kurus tanpa dada itu? Ia tidak pernah di taklukkan oleh wanita manapun kecuali ibunya.
Taehyung tersenyum penuh arti, ia menyimpan tangannya di kepala sofa lalu menyentuh pundak Seojin dan memeluknya dari samping, tidak ada respons sama sekali dari Seojin yang biasanya akan mendorong Taehyung atau menghina Taehyung terlebih dahulu.
Ia pun seperti mendapatkan lampu hijau dari Seojin, ia menyenderkan kepala Seojin di dadanya, masih tidak merespons. Taehyung mengecup pucuk kepala Seojin dengan lama dan barulah Seojin tersadar, dengan cepat ia mendorong Taehyung menjauh dari duduknya.
Mereka duduk masing-masing di sisi sofa. Taehyung menggeserkan badannya sedikit demi sedikit untuk mendekat kearah Seojin. Ia bisa saja langsung menghampirinya dan membawa wanita itu langsung kekamar tapi ia sadar diri, jika ia sedang ingin membuat Seojin nyaman dengan seseorang. Itulah point yang ia lakukan di luar kendalinya.
Taehyung tersenyum manis dan terus mendekat. "Hentikan!!" teriak Seojin.
Taehyung menghentikan gerakannya. "kenapa?" tanyannya heran.
"SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA SEPERTI ITU!! Ada apa denganmu? Kemana perginya Taehyung yang arogan, yang seperti majikan? Kemana? Jangan seperti ini ... ini membuatku gila" ucapnya melemah.
"Aku tau, kau pasti tergila-gila denganku." balas Taehyung.
"Bukan itu maksudku, bodoh"
"Lalu?"
"Aku lelah berbicara dengan orang bodoh dan gila sepertimu!?"
"Terimakasih" Seojin termenung mendengar ucapan Taehyung yang tak nyambung sama sekali dengan yang ia ucapkan.
"Terimakasih telah mencintai diriku yang gila akan senyumanmu dan menjadi bodoh saat menatap dirimu yang begitu cantik."
"Berhenti berkata aneh"
"Kau harus menjadi dirimu sendiri Seojin, dan aku menyukai dirimu apa adanya" Seojin bergidik ngeri dan pergi meninggalkan Taehyung yang hanya menatap Seojin.
Seojin berhenti didepan pintu kamarnya. "Jadilah dirimu sendiri, Taehyung-ie" ucapnya dengan tegas. "Aku lebih menyukai Taehyung yang arogan" ia pun masuk kedalam kamar dan meninggalkan Taehyung.
"Heii... Min Taehyung, dimana kau?? Taehyung arogan kemana kau? Ya!! Min Taehyung" racaunya sendiri seperti orang gila.
**
Aku kembali..
Di sela-sela kesibukan yang sengaja di sibukkan, aku bisa sedikit update..
Mianhae..
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top