십 (Ten)

Happy Reading!!! dont forget to Vote yoo... yoyo #Hampirngerapkayasuga

***

Seojin sedang menonton dengan ditemani Yeontan yang berada di pangkuannya, ia sedang leyeh-leyeh di atas pangkuan Seojin dengan nyaman.

Taehyung datang dari arah kamar mandi dan menuju sofa tempat Seojin dan Yeontan yang sedang menikmati hari santainya.

Taehyung berada di samping Seojin dan Yeontan langsung meloncat kebawah, Taehyung langsung membaringkan kepalanya di atas paha Seojin yang sempat dipakai oleh anjingnya. Setelah mendapatkan posisinya, Yeontan meloncat kembali keatas perut Taehyung.

Ia seperti mengerti apa yang di butuhkan oleh Taehyung,

Mereka terlihat begitu mesra jika di lihat dari pandangan Taehyung. Namun nyatanya bagi Seojin ini adalah sebuah bencana.

Seojin terus menatap pria yang berada di bawahnya dengan tatapan yang menyala, mengisyaratkan kebencian yang mendalam. "Tatap saja wajah ku sepuas mu"celetuk Taehyung yang memang sedang memejamkan matanya.

Seojin melengos, dan menghindari tatapan Taehyung yang menatapnya. Ia terus menggerak'kan kaki nya seperti yang sedang gemetaran, supaya Taehyung ingkah dari pahanya, kepalanya ikut bergoyang keatas kebawah, ia mendecak kesal lalu menghindar dari paha Seojin.

Seojin dengan cepat mengangkat kakinya dan memeluknya dengan erat. Hingga Taehyung tidak bisa tidur di atas pahanya lagi.

Taehyung tak habis akal, ia langsung berdiri dan menarik kaki Seojin yang terus ia dekap.

"Andweeeeeeeeee......" Seojin berteriak dengan kencang.

Taehyung tetap menarik kaki Seojin, walaupun Seojin sudah memegang dengan erat bahu sofa, Taehyung tetap yang menjadi juara. Karena ia lelaki dan memiliki tenaga yang berbeda dengan wanita.

Seojin terus merosot akibat tarikan Taehyung, ia sudah berada di bawah sofa yang memang sudah terdapat karpet bulu, sehingga kepala Seojin tidak terlalu terasa sakit, ingat tidak terlalu. Bukan, tidak sakit.

Sakit memang ditarik seperti ini oleh Taehyung. Awas saja kau pria gila.

Seojin terus meronta saat Taehyung berada di atasnya, ia sudah menendang, mendorong dan memukul dengan memakai tangan dan kakinya yang bergerak aktif.

Kesabaran Taehyung terus diuji oleh wanita yang berada di kungkuhannya. Ia menangkap kedua tangan Seojin yang terus memukulnya dengan satu tangannya yang besar. Ia menyimpannya di atas kepala wanita yang sedang meronta di bawahnya. Posisi mereka begitu random, jika mereka sepasang kekasih atau sepasang suami-istri mungkin ini adalah posisi yang paling pas saat bercinta.

Bercinta? Bahkan selama berpacaran ia belum pernah melakukan itu, mungkin Taehyung sudah biasa, karena nafsu seorang lelaki itu berbeda. Bukankah seperti itu...

Dan, harus di tegaskan, bahwa Seojin bukanlah siapa-siapa bagi Taehyung, dan ia hanya sebagai budak dan Taehyung sebagai pemilik yang ilegal.

"Lepaskan!!" Seojin menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kencang dan kakinya terus saja menendang perut Taehyung, ia hanya menghimpit kaki Seojin dengan pahanya.

Seojin sudah tidak bisa menggerak'kan kaki dan tangannya yang sudah di borgol dengan tubuh Taehyung, ia hanya bisa menggerak'kan kepalanya saja.

Pusing, memang. Namun ia harus terus melakukan hal ini, karena Taehyung mulai mendekatkan kepalanya ke arah kepala Seojin.

Taehyung mengerang kesal, mendapati Seojin yang sangat keras kepala ini. Ia dengan cepat mencium Seojin dengan kasar, penuh tuntutan dan lumatan yang membuat Seojin hampir gila.

Satu tangan Taehyung yang terbebas pun hanya ia gunakan untuk mengelus-elus pinggang Seojin dengan lembut.

"Aku menyukai bibirmu ini" bisiknya.

Ia pun melanjutkan ciuman yang sempat ia lepas, tangannya pun semakin menjadi, bergerak kemana pun yang bisa ia gapai. Seojin bergerak dengan gelisah.

Taehyung terus mencium Seojin tanpa henti dan ia tidak memperdulikan Seojin yang sedang gemetar karena takut, Taehyung menggigit-gigit kecil bibir bawah Seojin, ia terus bergerak ke kanan dan ke kiri guna mencari apa yang belum ia temukan dari bibir manis milik Seojin.

Ia terus berusaha untuk bisa memasuki lidahnya kedalam mulut Seojin yang tertutup rapat, setelah merobohkan pertahanan yang dibuat Seojin, ia mengabsen semua gigi Seojin yang kecil dan berperang dengan lidah Seojin yang mulai menerimanya.

Seojin mengalah bukan karena ia terbuai, tapi karena ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengalahkan pria di hadapannya ini.

Ciuman Taehyung semakin menjadi-jadi setelah mendapatkan persetujuan dari Seojin, ciumannya berpindah kearah dagu, pipi kanan dan kiri lalu telinga dan kembali ke arah bibirnya lagi, terus saja melakukan hal yang sama seperti itu dengan tangannya yang masih memborgol kedua tangan Seojin.

Ia pun terus berjalan ke arah leher Seojin yang putih dan bersih, ia mengecupnya dan membuat satu tanda yang paling di benci oleh Seojin. Ia hanya bisa menangis di perlakukan seperti ini.

Taehyung semakin melakukan hal yang tidak ingin di rasakan oleh Seojin setelah kejadian masa lalunya. Seojin sudah tak tahan lagi diperlaku'kan semacam wanita murahan, ia mencoba melepaskan dirinya dan berhasil.

Ia langsung mendorong tubuh Taehyung dengan keras untuk menjauh dari atasnya. Ia terbebas dan langsung berlari ke kemar dan menangis sendiri.

Ia menangisi dirinya yang begitu lemah dan juga tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya akan menyalahkan masa lalunya yang telah membuatnya seperti ini.

Persetan kau masa lalu, persetan kau Min Yoongiiiiiiiiiiiiiiiii.

****

Seojin keluar dari kamarnya keesokan harinya saat sudah siang, karena ia memang sengaja tidak ingin keluar untuk bertemu dengan Taehyung. Lagi-lagi emosinya kembali memuncak.

Ia mengedarkan pandangan nya, dan ia merasakan tidak ada jiwa lain yang mengisi tempat tinggal nya, selain dirinya. Mungkin Taehyung pergi berkerja, dan ia memanggil Yeontan untuk mengetahui keberadaan nya setelah insiden yang kemarin membuat Yeontan menyembunyikan dirinya.

"Yeontan-ie......" panggil Seojin dan tidak ada tanggapan dari hewan yang ia panggil.

Ia pun bergegas ke dapur untuk membuat sarapan, mungkin bisa dibilang makan siang, karena sekarang sudah menunjuk'kan pukul satu siang. Ia pun menemukan sebuah note yang tertempel di pintu kulkas.

Aku pergi ke Jepang selama seminggu untuk perjalan bisnis, aku juga membawa Yeontan.

Min Taehyung.

Seojin mendengus dan tersenyum miring, ia seperti ini berkat bergaul dengan Min Yoongi yang selalu seperti itu jika sedang bersama bawahan nya, jika sedang bersama Seojin, pria dingin dan datar ini tidak pernah menampak'kan wajahnya seperti itu, ia hanya bisa tersenyum dan tertawa bersama Seojin setiap saat.

Seojin menghela nafasnya lelah, kenapa ia harus mengingat pria itu terus, ia lelah, ia ingin melupakannya dan bahagia seperti yang di lakukannya dahulu.

"Taehyung, tidak masalah jika kau pergi seminggu, aku malah berharap kau tidak usah kembali lagi kemari dan menganggu hidupku lagi"

Ia pun bergegas mandi dan pergi bekerja, ia sudah merindukan tiga manusia yang sangat menyebalkan itu, terakhir mereka bertemu saat sehari sebelum mereka pergi ke Indonesia.

Ia sudah berada di hotel dan berjalan di lobi dengan anggunnya, namun langkahnya melambat saat ia melihat Yoongi dari kejauhan yang berjalan kearahnya.

"Kenapa, ia harus selalu meeting di hotel ini" gerutu Seojin dengan sangat pelan.

Ia menarik nafasnya lalu membuangnya melalui mulutnya secara perlahan, supaya ia bisa mengendalikan dirinya di depan Yoongi yang tidak mengetahui riwayat kejiwaan Seojin ini.

Ia menegak'kan badannya dan berhasil melewati Yoongi, namun saat ia sudah berjalan cukup jauh, seseorang yang tidak ingin ia dengar suaranya pun memanggilnya. Walaupun sebenarnya ia tidak menerima panggilan yang di ucapkan oleh Yoongi.

Yoongi pernah mengenalnya, bahkan sangat mengenalnya. Tapi kenapa ia memanggil Seojin dengan panggilan Noona. Hello..... kau yang lebih tua bukan aku, Min Yoongi brengsek.

"Noona... tunggu" panggil Yoongi dengan suara khasnya, datar.

Seojin diam dan berbalik dengan perlahan.

"Ne, ada yang bisa saya bantu" sebisa mungkin Seojin menahan dirinya yang mulai mengeluarkan keringat dingin.

Ia bisa gila, jika berlama-lama seperti ini. Padahal ini belum lebih dari lima menit.

"Huhhh...." Yoongi membuang nafasnya dengan kasar. "Kau menjatuh'kan barang mu"

Yoongi mengambil tangan kanan Seojin dan menyimpan nya di lepak tangan wanita yang pernah ia cintai bahkan masih begitu di cintainya. Ia pun menutup jari-jari Seojin yang telah menggenggam barang yang ia jatuhkan tanpa ia sadari.

"Jangan pernah menjatuhkan barang milik mu lagi, dihadapan orang lain!" ucapnya dengan tegas.

Karena Yoongi tahu, sangat tahu. Seojin memang selalu menjatuhkan barangnya tanpa sengaja jika ia sedang di landa gelisah atau gugup yang begitu dalam.

Seperti sekarang, Seojin sedang gelisah dan gugup secara bersamaan. Yoongi mengetahui itu, ia bisa melihatnya dari raut wajah Seojin dan juga keringat yang membanjiri pelipisnya.

Seojin diam, ia hanya menunduk'kan kepalanya sedikit lalu pergi dengan cepat dari hadapan Yoongi.

"Aku tahu, kau pasti akan menangis setelah ini. Mianhae, baolggul" gumam Yoongi yang melihat kepergian sang terkasih.

Sebenarnya ia tidak ingin mengambil barang Seojin yang terjatuh. Namun, karena barang yang di jatuh'kan Seojin adalah barang berharga, maka ia melakukan hal tersebut, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk sebisa mungkin menjauh dan tidak melakukan kontak seperti tadi, jika bisa ia tidak ingin melihat mata gadis nya yang begitu terluka dan terpuruk.

Ia pun pergi dengan wajah yang begitu lelah dan bersalah

***

Seojin berjalan dengan cepat dan memasuki toilet yang berada di ruang ganti para pekerja hotel.

Ia menangis di salah satu bilik toilet, ia menangis sendirian dengan memegang barang yang berada di tangannya dengan erat hingga buku-buku jarinya memutih. Barang yang terjatuh itu, gelang pemberian Namjoon yang di beri khusus untuk dirinya saat ia berulang tahun beberapa bulan yang lalu.

Ia terus menangis tanpa menyadari jika seseorang yang berada diluar sedang mendengarkan suara tangisan Seojin yang begitu pilu.

Kehidupannya sekarang penuh dengan tangisan, selalu saja menangis, jika menyangkut dengan masa lalu dan membuatnya takut dan akan terus menjadi ketakutan yang sangat mendalam.

Setelah ia bisa mengendalikan tangisannya, ia terus berusaha tenang, supaya ia tidak melakukan hal yang sangat membuatnya merasa sangat bodoh, yaitu membunuh dirinya sendiri.

Ia tidak ingin seperti itu lagi, ia sudah sangat menyusahkan orang-orang sekitar dan juga banyak yang menyayanginya jika ia melakukan hal seperti itu. Ia tidak ingin orang lain merasa terbebani dengan dirinya. Ia ingin tertawa bebas, tidak masalah jika tertawa yang ia timbul'kan adalah tawa yang penuh kepalsuan, ia hanya ingin tertawa, itu saja tidak lebih. 

Ia mengambil obat yag berada di tas nya dan meminum nya, ia pun kembali tenang. Ia membenarkan rambut nya yang sedikit berantakan dan keluar dari sana.

Sepi.

Itu lah yang ia rasakan saat pertama kali keluar dari toilet, padahal ia sudah begitu lama berada di sini, seharusnya sudah banyak orang yang berdatangan karena waktu istirahat mereka.

Tanpa ia tahu, Jungkook melarang seorang pun memasuki ruang ganti, karena Jungkook mendapatkan perintah dari Namjoon, yang mendengar bahwa Seojin sedang menangis saat ia baru saja keluar dari ruang meeting yang dilakukan bersama Yoongi yang terlebih dahulu keluar untuk menghadiri acara lain.

"Oppa!!" Seojin terkejut melihat Namjoon yang sedang bersandar di samping pintu ruang ganti.

Namjoon melirik adik nya yang terlihat baik-baik saja dari luar, "Kenapa kau lama sekali berada di dalam? Apa kau tertidur?"

"Aku.... aku..." ucapnya terbata karena bingung mencari alasan. Tidak mungkin kan ia mengatakan ia bertemu Yoongi dan yang ada Yoongi yang tidak akan baik-baik saja jika ia berkata seperti itu kepada Namjoon.

Ia tetap melindungi Yoongi dari seorang Namjoon atau pun orang lain. Tanpa ia sadari, jika dirinya yang perlu perlindungan bukan orang lain yang di lindungi olehnya.

"Ambil'lah cuti, aku akan mengajak mu pergi kesuatu tempat" Namjoon tersenyum dan menampak'kan lensung pipitnya yang dalam.

"Aku harus bekerja"

"Kau tidak di gaji bekerja disini. Kau hanya melakukan pendewasaan diri mu di sini dan hanya belajar di hotel ini. Kau itu pekerja khusus. Jadi, ambil'lah cuti, seseorang  ingin bertemu anak yang nakal, ini"

Seojin menuruti Namjoon dan pergi bersama dengan memakai kendaran milik Namjoon, lagi-lagi mobilnya harus menginap di tempat lain.

**** 

HOHOHOoo...

aku tahu kok, aku telat pake baget updatenya, you know lah. hapeku eror dan otakku pun tak konek, jadi sama-sama buntu.

aku nggak janji, tapi bakal di usahakan update cepet kok.. 

nagih boleh asal nagihnya jangan kaya nagih kredit panci yaaa.... kikikiki

ini mantan Seojin yang sekarang jadi suami aku #langsungditimpukpakepancikredit

nggak akan banyak cincong, votenya jangan lupa dan satu lagi follow ig aku yaa...  (fyrda0206)

promot dikit rapopo kan,, hihihi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top